Pages

Sabtu, 25 Desember 2021

5 Olahraga Terbaik untuk Anak, Yang Mana Pilihan Si Kecil?

Sabtu, 25 Desember 2021 18:59:04

5 Olahraga Terbaik untuk Anak, Yang Mana Pilihan Si Kecil?

 

 

 

 

 

 

 

Gaya hidup sedentary yang tidak banyak bergerak dapat menghambat tumbuh kembang anak. Itu sebabnya, penting untuk memastikan anak Anda tetap aktif berolahraga meski di tengah kondisi pandemi. Tapi, olahraga apa yang terbaik untuk anak?

Jarang berolahraga tak hanya dapat meningkatkan risiko obesitas, tetapi juga penyakit gaya hidup lainnya seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan diabetes.

Beberapa tahun yang lalu, Anda mungkin tidak akan mendengar anak-anak menderita penyakit gaya hidup seperti di atas. Namun, belakangan, terjadi peningkatan kasus anak-anak yang menderita penyakit seperti itu pada usia yang sangat muda.

Yuk, sempatkan dri Anda untuk mengajak anak-anak berolahraga agar tumbuh kembang mereka optimal, serta terhindar dari penyakit. Dilansir dari Parenting Firstcry, inilah 5 jenis olahraga terbaik untuk anak.

1. Sepak bola

Salah satu olahraga yang paling populer di kalangan anak-anak adalag sepak bola. Olahraga ini sudah bisa diajarkan kepada anak-anak sejak usianya empat tahun.

Olahraga ini juga akan mengajarkan anak tentang kerja sama tim, sportivitas, dan disiplin. Sedangkan manfaat fisiknya antara lain meningkatkan kekuatan otot, fleksibilitas, koordinasi, pengendalian berat badan, dan daya tahan kardiovaskular.

2. Berenang

Olahraga ini bagus untuk mengatasi rasa takut anak pada ketinggian dan juga air. Tak hanya itu, berenang juga membantu meningkatkan kekuatan paru-paru dengan mengajarkan kontrol pernapasan saat berada di air. Berenang juga meningkatkan kekuatan otot berkat aneka gaya berenang yang berbeda.



3. Bersepeda

Semua anak pasti suka bersepeda. Anda berkesempatan untuk mengubahnya menjadi olahraga yang memberi manfaat. Hal pertama yang dipelajari anak dari bersepeda adalah keselamatan dan ketahanan di jalan. Secara sosial, mereka belajar kesabaran, disiplin, dan harga diri.

Namun, manfaat fisiknya lebih besar daripada manfaat sosialnya. Bersepeda meningkatkan kekuatan kaki, koordinasi refleks, meningkatkan keseimbangan, mengontrol berat badan, dan memperkuat fungsi kardiovaskular.

4. Berlari

Saat ini, tak sedikit lomba lari atau bahkan maraton yang bisa diikuti oleh anak-anak. Berlari membantu anak menjadi lebih fokus, konsentrasi, meningkatkan daya tahan, kekuatan otot, dan juga kebugaran kardiovaskular. Latihan secara teratur dapat membangun kekebalan tubuh dan mengembangkan kekuatan paru-paru pada anak-anak, sehingga mengurangi risiko pilek dan flu biasa.

5. Bola Basket

Hanya dengan sebuah bola dan ring basket, permainan ini adalah cara yang bagus untuk membuat anak-anak aktif secara fisik. Basket juga merupakan cara yang bagus untuk melibatkan anak-anak pemalu untuk bermain dengan tim.

Anak-anak belajar mengendalikan tubuh mereka melalui pertahanan dan serangan. Membuat umpan cepat meningkatkan pemikiran dan refleks dan menggiring bola mendorong koordinasi mata-kaki. Berlari dengan bola juga dapat meningkatkan kekuatan otot dan mengembangkan kelincahan.

Jadi, olahraga mana yang disukai anak Anda?

*Sumber: suara.com

Kamis, 23 Desember 2021

5 Cara Meningkatkan Sistem Kekebalan Anak, Salah Satunya Menjaga Tidur yang Cukup

Kamis, 23 Desember 2021 18:09:20

5 Cara Meningkatkan Sistem Kekebalan Anak, Salah Satunya Menjaga Tidur yang Cukup

 

 

 

 

 

 

 

Infeksi musiman, seperti flu, pada anak-anak terkadang dianggap sebagai hal yang normal. Seperti yang dikatakan banyak dokter bahwa antibodi anak terbentuk ketika tubuh mereka memerangi serangkaian kuman.

"Kita semua dilahirkan ke dunia ini dengan sistem kekebalan yang belum berpengalaman," kata profesor pediatri di University of Maryland, Charles Shubin.

Selain itu, beberapa kebiasaan sehat juga bisa berfungsi sebagai penambah kekebalan bagi anak, seperti makan sayuran, tidur yang cukup, dan menjaga kebersihan tangan sebelum makan.

Berdasarkan laman Parents, berikut cara untuk meningkatkan sistem kekebalan anak:

1. Konsumsi buah dan sayuran

Wortel, kacang hijau, jeruk, dan stroberi, mengandung fitonutrien karotenoid yang dapat menguatkan kekebalan dengan cara meningkatkan produksi sel darah putih yang melawan infeksi dan interferon, antibodi yang melapisi permukaan sel.

Studi menunjukkan asupan kaya fitonutrien juga dapat melindungi terhadap penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung di masa dewasa.

2. Menjaga waktu tidur yang cukup

Studi menunjukkan kurang tidur dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit dengan mengurangi sel pembunuh alami.

Anak-anak memiliki waktu tidur lebih banyak. Bayi mungkin memerlukan 16 jam waktu tidur setiap hari, balita harus memiliki 11 hingga 14 jam, dan anak-anak prasekolah membutuhkan 10 hingga 13 jam.

“Jika anak Anda tidak bisa atau tidak mau tidur siang, cobalah untuk menidurkannya lebih awal,” kata direktur Pusat Pendidikan dan Penelitian Anak Holistik di Rumah Sakit Anak, di Boston, Kathi Kemper.

3. Memberi ASI kepada bayi

ASI mengandung antibodi penambah kekebalan dan sel darah putih. Kandungan itu menjaga mereka dari infeksi telinga, alergi, diare, pneumonia, meningitis, infeksi saluran kemih, dan sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).

American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar ibu menyusui secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan.

4. Berolahraga bersama keluarga

Penelitian menunjukkan olahraga meningkatkan jumlah sel pembunuh alami dan aktivitas fisik teratur dapat bermanfaat bagi anak-anak.

Untuk membiasakan anak-anak dengan kebiasaan berolahraga seumur hidup, jadilah panutan yang baik.

"Berolahragalah bersama semreka, daripada hanya mendesak mereka untuk pergi keluar dan bermain," jelas psikolog klinis di Columbia, Missouri, Renee Stucky.

5. Hindari dari rokok

Ahli epidemiologi dari Office on Smoking and Health di Centers for Disease Control and Prevention, Atlanta, Beverly Kingsley, mengatakan asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia berbahaya, banyak di antaranya dapat mengiritasi atau membunuh sel-sel di dalam tubuh.

Anak-anak lebih rentan dibandingkan orang dewasa terhadap efek berbahaya dari asap rokok karena mereka bernapas lebih cepat, dan sistem detoksifikasi alami anak juga kurang berkembang.

Asap rokok meningkatkan risiko SIDS, bronkitis, infeksi telinga, dan asma, pada anak. Ini juga dapat mempengaruhi kecerdasan dan perkembangan neurologis.

*Sumber: suara.com

Sabtu, 13 November 2021

Bayi Terlalu Sering Digendong Bikin Manja, Benarkah?

Sabtu, 13 November 2021 19:06:37

Bayi Terlalu Sering Digendong Bikin Manja, Benarkah?

 

 

 

 

 

 

 

Banyak orang menganggap bayi yang sering digendong akan menyebabkan bau tangan, istilah untuk bayi manja dan sering menangis minta digendong. Benarkah?

Menjawab pertanyaan ini, Dokter Spesialis Anak dr. Nofianty Nicolas Sp. A, mengatakan bahwa itu adalah hoaks.

Menurut dr. Nofiyanty dalam acara webinar Parenting Canggih untuk Ibu Canggih: Bedah Hoax Kesehatan, beberapa waktu yang lalu, justru bayi seharusnya lebih banyak dipeluk dan digendong. Tujuannya, agar ikatan batin antara ibu dan anak semakin terjalin.

“Ternyata, sentuhan pada bayi yang baru lahir dan sudah beberapa bulan, itu akan menstimulasi dan merangsang perkembangan bayi,” ungkap dr. Nofiyanty.

“Jadi kalau bayi nangis, ya digendong. Kalau nggak nangis, ya jangan digendong,” tambahnya.

Jadi, tak perlu takut sering menggendong bayi. Selain manfaat yang diungkap dr. Nofiyanty di atas, ada pula manfaat lain menggendong bayi yang perlu Anda tahu, dikutip dari Klik Dokter.

1. Bisa mengurangi stres pada ibu

Sebuah penelitian yang terbit di American Academy of Pediatrics menyebutkan bahwa kontak kulit ke kulit dapat mengurangi stres bagi ibu. Sementara itu, para peneliti dari Children’s National Health System mengukur tingkat stres wanita sebelum dan sesudah mereka menggendong bayi selama satu jam. Dan hasilnya, tingkat stres turun signifikan.



2. Membantu bayi mengatur suhu tubuh

Menggendong bayi dengan sentuhan kulit ke kulit dapat membantu bayi mengatur dan menstabilkan suhu tubuh mereka dan membantu menjaga bayi tetap hangat.

3. Mampu melancarkan dalam menyusui

Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan kontak kulit langsung dengan tingkat inisiasi menyusui. Penelitian menunjukkan bahwa menggendong bayi sangat berpengaruh terhadap berapa lama wanita menyusui bayinya.

Tak hanya itu, kontak kulit ke kulit dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah laktasi pada wanita, setelah beberapa minggu atau beberapa bulan pasca melahirkan.

4. Mengurangi rasa sakit pada bayi

Sentuhan ibu berpotensi menjadi obat penghilang rasa sakit yang paling kuat. Bahkan, menurut penelitian yang terbit di Pediatrics pada tahun 2000, menemukan bahwa bayi yang lahir dan dipeluk erat oleh ibunya lebih sedikit menangis. Dan bayi yang dipeluk oleh ibunya memiliki detak jantung yang lebih santai.

*Sumber: suara.com


Kamis, 11 November 2021

Hati-hati, Kebiasaan Tidur Terlalu Lama Bisa Tingkatkan Risiko Stroke Lho

Kamis, 11 November 2021 18:50:30

Hati-hati, Kebiasaan Tidur Terlalu Lama Bisa Tingkatkan Risiko Stroke Lho

 

 

 

 

 

 

 

 

Jika Anda salah satu orang yang suka menghabiskan waktu untuk tidur atau kebiasaan tidur terlalu lama, maka berhati-hatilah.

Kurang tidur memang berpengaruh pada kesehatan, tapi tidur berlebihan juga tidak baik.

Umumnya, semua orang disarankan untuk tidur setidaknya 6 hingga 8 jam setiap harinya guna menjaga fungsi tubuh yang sehat. Tapi, ada baiknya Anda tidak tidur lebih lama dari itu.

Tidur terlalu lama atau tidur berlebihan bisa mengindikasikan masalah kesehatan. Kebiasaan tidur berlebihan ini bisa meningkatkan risiko stroke tanpa disadari.

Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang tidur lebih dari 8 jam setiap hari berisiko menderita stroke dibandingkan orang yang tidur tepat antara 6 hingga 8 jam setiap hari.

Sebab dilansir dari Times of India, gaya hidup yang tidak banyak bergerak ini bisa membuat orang-orang usia 25 tahun meninggal akibat serangan jantung yang biasanya disebabkan oleh stroke.

Para ilmuwan telah mengevaluasi risiko stroke di antara 32 ribu orang dengan rata-rata 62 dalam edisi online jurnal Neurology, jurnal medis American Academy of Neurology pada 11 Desember 2019.



Para ilmuwan menghubungkan tingkat stroke dengan pola tidur yang dilaporkan oleh setiap peserta studi. Secara umum, stroke bisa terjadi ketika aliran darah ke bagian otak terganggu atau berkurang, yang menyebabkan kerusakan pada jaringan otak.

Berdasarakan hasil penelitian ini, orang yang tidur lebih dari 9 jam per malam 23 persen berisiko mengalami stroke dibandingkan orang yang kurang tidur dari 8 jam per malam.

Selanjutnya, orang yang tidur siang setidaknya 90 menit memiliki risiko terserang stroke sebesar 25 persen dibandingkan mereka yang tidur siang kurang dari 30 menit.

Sedangkan, orang yang tidur lebih lama tetapi memiliki kualitas yang buruk berisiko 82 persen lebih tinggi terkena stroke. Selain itu, masalah tidur juga akan lebih sering terjadi setelah stroke.

Lebih dari setengah penyintas stroke mengalami kesulitan tidur pada bulan-bulan berikutnya.

Hal ini bisa mengganggu proses pemulihan, sehingga membuat mereka lebih melankolis dan mengalami masalah memori.

Di sisi lain, tidur berlebihan juga bisa meningkatkan kadar kolesterol yang menyebabkan penambahan berat badan dan meningkatkan risiko stroke.

*Sumber: suara.com


Jumat, 05 November 2021

Studi: Kesepian dan Kelaparan Hasilkan Respons Serupa di Otak

Jum'at, 05 November 2021 18:57:23

Studi: Kesepian dan Kelaparan Hasilkan Respons Serupa di Otak

 

 

 

 

 

 

 

Otak orang kesepian merespons gambar sosial seperti otak lapar menanggapi gambar makanan. Hal ini dinyatakan dalam studi yang terbit pada Nature Neuroscience yang menunjukkan bahwa interaksi sosial mungkin sama mendasarnya dengan makanan dalam kehidupan sehari-hari.  

Melansir dari Insider, para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Salk Institute memindai otak dari 40 orang dewasa muda yang sehat setelah 10 jam berpuasa atau dalam isolasi sosial.

Mereka menemukan bahwa setelah kesepian, respons neurologis peserta terhadap isyarat sosial mirip dengan orang lapar yang bereaksi terhadap makanan. Dalam hal ini area tertentu di otak yang terkait dengan mengidam diaktifkan.

Untuk orang yang terisolasi, gambar orang yang tertawa bersama menyebabkan reaksi area otak yang sama menyala seperti saat orang lapar melihat sepiring besar pasta.

"Hal ini menunjukkan bahwa otak menganggap interaksi sosial sebagai kebutuhan dasar, sama seperti tubuh membutuhkan makanan untuk bertahan hidup," kata Julianne Holt-Lunstad, seorang profesor psikologi dan ilmu saraf di Universitas Brigham Young yang tidak berafiliasi dengan penelitian tersebut.



"Sama seperti rasa lapar, sensasi tak menyenangkan ini memotivasi Anda untuk mencari makan dan rasa haus memotivasi untuk mencari air, sementara kesepian adalah kebutuhan biologis yang memotivasi kita untuk terhubung kembali dengan orang lain," kata Holt-Lunstad kepada Insider.

Namun di sisi lain, peneliti juga terkejut menemukan bahwa orang-orang yang kesepian menjadi lebih fokus pada kebutuhan bersosialiasai dan kurang reaktif terhadap kelaparan.

Saat kesepian mereka meningkat, mereka menjadi kurang responsif terhadap gambar makanan. Studi juga menunjukkan bahwa orang yang lapar kurang responsif terhadap gambar bersosialisasi.

Temuan terbaru ini menunjukkan bahwa hubungan antara makanan dan kesepian mungkin lebih rumit daripada yang kita duga. Oleh karena itu, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami cara-cara kompleks orang mengatasi kesepian.

*Sumber: suara.com


Kamis, 04 November 2021

Catat! 4 Hal Perlu Diketahui Orangtua Untuk Menghibur Anak

 Kamis, 04 November 2021 18:30:47

Catat! 4 Hal Perlu Diketahui Orangtua Untuk Menghibur Anak


 

 

 

 

 

 

 

Saat anak sedih, kesepian atau putus asa, banyak orangtua akan mencari cara yang tepat untuk meembuatnya senang. Terkadang, gerakan seperti menghangatkan adalah cara terbaik untuk membuatnya merasa dicintai dan dilindungi.

Orang-orang secara tidak sadar mengasosiasikan kehangatan fisik dengan kehangatan emosional. Kaitan ini mengingatkan kembali pada masa bayi, ketika seseorang belajar menghubungkan kehangatan dipeluk dan diberi makan oleh orangtuanya dengan perasaan aman dan diperhatikan.

Nah, jika masih bingung bagaimana caranya, ada baiknya perlu meyakinkan anak dengan salah satu cara menenangkan sederhana ini, antara lain:

1. Nyalakan thermostat

Suhu yang hangat membuat anak-anak merasa lebih dekat dengan orang-orang yang bersama dengannya. Hubungan tidak sadar antara suhu hangat dan kehangatan emosional terbentuk begitu awal dalam kehidupan.

2. Sajikan sup atau cokelat panas

Secara rasional, tidak masuk akal bahwa minum atau memegang sesuatu yang hangat dapat mempengaruhi perilaku kita, tetapi ada hubungan kuat antara tubuh dan pikiran yang berperan dalam semua cara yang berbeda ini.

3. Memberinya bantal hangat.

Ahli saraf telah menemukan bahwa bagian otak yang disebut insula aktif sebagai respon terhadap kedua jenis kehangatan, misalnya ketika seseorang menyentuh bantal hangat. Menurut Dr. Bargh dan rekannya juga menemukan bahwa bagian spesifik yang berbeda dari insula menjadi aktif baik ketika seseorang memegang sesuatu yang dingin atau ketika diperlakukan dengan dingin atau dikhianati oleh seseorang.

4. Simpan strategi kecil untuk diri sendiri

Pemanasan akan membuat anak merasa lebih baik setelah melewati hari buruk. Cukup dengan memberinya pelukan dan katakan bahwa kamu mencintainya dan merindukannya sepanjang hari.

Hal sederhana itulah yang dapat menenangkan anak saat sedang merasa dirinya tidak baik. Dengan kehangatan yang diberikan orang tua, tentu anak akan terasa nyaman dan terhibur.

*Sumber: suara.com

Minggu, 31 Oktober 2021

Studi: Menyusui Bisa Cegah Penurunan Kognitif pada Ibu dalam Jangka Panjang

Minggu, 29 October 2021 07:00

Studi: Menyusui Bisa Cegah Penurunan Kognitif pada Ibu dalam Jangka Panjang

 

 

 

 

 

 

 

Sebuah studi batu menemukan menyusui bisa memberikan manfaat kesehatan tidak hanya pada anak, tetapi juga manfaat kognitif bagi ibu dalam jangka panjang.

Para peneliti di University of California, Los Angeles, melakukan penelitian yang menemukan bahwa wanita di atas usia 50 tahun yang menyusui anaknya memiliki kinerja lebih baik dalam tes kognitif dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah menyusui.

Sebelumnya, banyak penelitian telah menemukan bahwa menyusui akan membantu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan jangka panjang anak. Tapi, penelitian ini hanya salah satu dari beberapa studi yang mencari efek jangka panjang bagi wanita menyusui.

"Temuan kami menunjukkan kinerja kognitif lebih jauh lebih baik di antara wanita usia 50 tahun yang menyusui. Hal ini menunjukkan bahwa menyusui mungkin berfungsi sebagai neuroprotektif di kemudian hari," kata Molly Fox, penulis studi dikutip dari Fox News.

Penelitian berjudul "Wanita Menyusui Memiliki Kemampuan Kognitif Luar Biasa Setelah Usia 50 Tahun" ini menegaskan bahwa efek biologis dari menyusui dan efek psikososial, seperti peningkatan regulasi stres bisa memberikan manfaat jangka panjang bagi otak ibu.

Karena, menyusui juga bisa membantu mengatur stres, meningkatkan ikatan bagi dan menurunkan risiko depresi pascamelahirkan yang menunjukkan adanya manfaat neurokognitif akut bagi ibu. Peneliti menduga hal ini itu juga bisa dikaitkan dengan risiko penurunan kognitif yang lebih rendah diantara pada ibu menyusui seiring bertambah usia.



Adapun peserta dalam penelitian ini adalah wanita di atas usia 50 tahun. Mereka melakukan serangkaian tes psikologis yang mengukur pembelajaran, ingatan yang tertunda, fungsi eksekutif dan kecepatan pemrosesan.

Hasilnya menunjukkan bahwa wanita yang pernah menyusui pada satu titik kehidupannya memiliki penampilan dan kondisi kognitif lebih baik dibandingkan wanita yang tidak menyusui.

Studi ini juga menemukan bahwa jumlah waktu yang dihabiskan untuk menyusui berkaitan dengan kinerja kognitif yang lebih baik pada wanita.

Studi lebih lanjut masih diperlukan untuk mengeksplorasi hubungan antara riwayat menyusui wanita dan kinerja kognitif dalam kelompok wanita yang lebih besar, serta lebih beragam secara geografis.

Jadi, penting untuk lebih memahami implikasi kesehatan menyusui bagi wanita karena mengingat wanita lebih jarang menyusui untuk periode waktu yang lebih pendek.

*Sumber: suara.com


Rabu, 27 Oktober 2021

4 Hal Sederhana Ini Dipercaya Bisa Meningkatkan Imunitas Tubuh

Rabu, 27 Oktober 2021 17:50:38

4 Hal Sederhana Ini Dipercaya Bisa Meningkatkan Imunitas Tubuh

 

 

 

 

 

 

 

Di tengah situasi pandemi Covid-19, menjaga imunitas atau sistem kekebalan tubuh menjadi hal penting. Dengan begitu seorang bisa meminimalkan risiko terkenca virus corona.

Tapi banyak yang tidak tahu bahwa ada sejumlah aktivitas yang bisa meningkatkan imunitas tubuh. Berikut 4 kebiasaan untuk menstabilkan sistem kekebalan tubuh:

1. Tambahkan suplemen rutin ke sarapan

Tambahan suplemen sangat penting untuk fungsi kekebalan tubuh yang sehat. Alangkah baiknya mengkonsumsi suplemen agar aktivitas seharian juga lancar dan badan terasa lebih bersemangat.

2. Mencari udara segar

Stress bisa saja menurunkan sistem kekebalan tubuh. Jadi jika kamu merasa stress karena bekerja seharian atau ada masalah lain, alangkah baiknya meluangkan waktu sebentar untuk mencari udara segar karena efek positif peningkatan kadar oksigen pada otak, serta pengurangan peradangan yang menyertai dosis vitamin D yang kuat.



3. Dengarkan lagu

Sama halnya dengan stress, tidur berhubungan langsung dengan kesehatan secara keseluruhan. Cara yang tepat untuk menstabilkan imun agar keadaan kita tenang juga bisa dengan bantuan sedikit ‘white noise’ seperti, suara hujan, deburan ombak, atau suara mesin tertentu untuk penyejuk pikiran dan membantu tidur lebih cepat.

4. Berolahraga

Melakukan olahraga di pagi hari sangat berguna untuk kebugaran sebelum menjalankan aktivitas. Selain itu sangat penting untuk hal-hal seperti meningkatkan aliran darah, mengurangi stress, peradangan bahkan memperkuat antibodi. Jika sulit mendapatkan motivasi berolahraga di pagi hari, pertimbangkan untuk bergabung dengan kelas yoga baik secara virtual ataupun langsung. Berkomitmen waktu kelas itu bisa sangat membantu dan jangan lupa untuk selalu minum air putih yang banyak.

Apakah kamu sudah melakukan salah satu kebiasaan di atas? Cobalah untuk melakukannya secara rutin, tentu kamu akan mendapatkan manfaatnya.

*Sumber: suara.com


Selasa, 26 Oktober 2021

Tanaman Obat, Ini 7 Manfaat Daun Ketumbar

Selasa, 26 Oktober 2021 07:50:01

Tanaman Obat, Ini 7 Manfaat Daun Ketumbar

 

 

 

 

 

 

 

Daun ketumbar sering dijadikan sebagai campuran dalam sayur sop dan berbagai masakan India. Tapi, daun ketumbar tidak hanya menjadi pelengkap atau bumbu, melainkan juga menawarkan manfaat kesehatan.

Pohon ketumbar kerap digolongkan ke dalam tanaman obat lantaran khasiat yang dimilikinya untuk kesehatan. Salah satunya adalah bagian daun. Biasa disebut sebagai Dhaniya, daun ketumbar memiliki kandungan mineral seperti fosfor, kalsium, magnesium, kalium, natrium, serta vitamin A, B, C dan K yang baik untuk kesehatan.

Berikut tujuh manfaat daun ketumbar, seperti yang dilansir dari Healthshots.

1. Membantu mengontrol gula darah

Jika Anda berisiko terkena diabetes, daun ketumbar bisa menjadi cara untuk mengontrol kadar gula darah. Diungkap oleh Ahli Nutrisi dari Rumah Sakit Apollo, Nehru Enclave New Delhi, dr. Divya Dhawan, “Berbagai penelitian telah mengkonfirmasi bahwa daun ketumbar mengandung enzim aktif yang dapat membantu mengelola kadar glukosa dalam darah."

2. Melancarkan proses pencernaan

Daun ketumbar kaya akan serat dan antioksidan, sehingga bermanfaat dalam meningkatkan pencernaan, metabolisme, dan membantu mengatasi kembung dan sembelit.

3. Membantu mengelola stres

Daun ini tidak hanya menawarkan manfaat untuk kesehatan tubuh saja, tetapi juga baik untuk mengelola stres Anda. Dikatakan dr. Divya, daun ketumbar dapat meningkatkan mood serta menjaga sistem pencernaan tetap bersih, sehat, dan mengurangi stres oksidatif.

4. Meningkatkan kesehatan jantung

Daun ketumbar, menurut dr. Divya, dianggap sebagai diuretik yang dapat mengeluarkan natrium ekstra dari dalam tubuh untuk menurunkan tekanan darah.

Selain itu, daun yang kaya antioksidan dan serat ini, mampu mengurangi risiko penyakit jantung, serta menjaga kadar kolesterol Anda.

5. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

Daun ketumbar merupakan sumber antioksidan seperti terpinene, quercetin, dan tokoferol yang dapat melawan kerusakan sel dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda.

Menurut penelitian, antioksidan ini dapat mengurangi peradangan, serta memiliki efek anti kanker dan neuroprotektif.

6. Baik untuk kesehatan mata

Tidak hanya wortel yang disebut dapat meningkatkan kesehatan mata, daun ketumbar juga punya manfaat yang sama. Kandungan vitamin A, vitamin C, vitamin E, dan karotenoidnya dapat menjaga penglihatan dan mencegah Anda dari gangguan penglihatan degeneratif.

7. Meningkatkan kesehatan tulang

Dr. Divya mengatakan bahwa daun ketumbar memiliki nutrisi penting untuk tulang, seperti kalsium, fosfor, dan magnesium yang dapat meningkatkan kepadatan tulang serta melindungi Anda dari nyeri sendi.

“Jadi jika Anda menginginkan tulang yang kuat, daun ketumbar bisa menjadi pilihan yang baik,” saran dr. Divya.

*Sumber: suara.com

Sabtu, 23 Oktober 2021

Cara Minimalisir Anak Kecanduan Gawai, Psikolog: Beri Anak Pilihan Kegiatan

Sabtu, 23 Oktober 2021 18:24:30

Cara Minimalisir Anak Kecanduan Gawai, Psikolog: Beri Anak Pilihan Kegiatan

 

 

 

 

 

 

 

Penggunaan gadget atau gawai yang berlebihan pada anak telah menjadi permasalahan umum bagi orangtua. Banyak diantaranya bahkan mengakui bahwa mereka merasa kewalahan menghadapi anak yang bermain gawai tak kenal waktu.

Meski begitu, Psikolog Klinis Anak, Remaja dan Keluarga Roslina Verauli, M.Psi., Psi mengingatkan pentingnya orangtua memberi tahu anak tanpa cara negatif untuk mengatasi masalah kecanduan gadget atau gawai.

Misalnya, jangan sekali-kali langsung memarahi dan membentak atau merebut gawai yang sedang digunakan oleh anak.

"Ketika anak dimarahi emosi akan negatif, lalu dia akan butuh kegiatan menyenangkan semakin banyak, nanti dia melihat gawainya secara diam-diam, cara itu akan gagal," ujar Verauli dalam acara peluncuran Cussons Kids Play, Senin (21/12/2020) kemarin.

Ia mengatakan kebanyakan anak memilih bermain gawai karena anak tidak memiliki pilihan melakukan kegiatan. Akhirnya, mereka merasa tidak punya kegiatan lain selain bermain game.



Maka, solusi dari psikolog lulusan Universitas Indonesia (UI) itu adalah orangtua harus memberikan pilihan kegiatan untuk anak. Di awal hari usahakan orangtua sudah memiliki jadwal mendetail untuk anak.

"Bikin monitoring, anak bangun jam berapa harus ngapain aja secara detail. Usahakan ketika anak bangun dia diajak oleh mamah papanya melakukan beragam kegiatan, sampai akhirnya bermain gadget tidak tersentuh," jelasnya.

Tidak hanya memberikan pilihan, usahakan orangtua ikut terlibat dalam kegiatan anak. Seperti mengajak anak memasak, menyiram tanaman, hingga mencuci kendaraan.

Ingat juga saat membantu anak lepas dari gadget orangtua harus mencontohkan. Misalnya orangtua memakai gawai hanya untuk bekerja, membaca buku dan sebagainya. Jangan sampai anak mendapati orangtua yang justru bermain game. Kata Verauli, anak adalah peniru yang ulung!

*Sumber: suara.com


Jumat, 22 Oktober 2021

Cegah Anak Kecanduan Internet, Orangtua Wajib Jalankan 5 Peran Ini di Rumah

Jum'at, 22 Oktober 2021 18:06:11

Cegah Anak Kecanduan Internet, Orangtua Wajib Jalankan 5 Peran Ini di Rumah

 

 

 

 

 

 

 

Mencegah anak kecanduan internet merupakan tugas orangtua. Di masa pandemi, risiko anak kecanduan internet meningkat seiring kebutuhan penggunaannya yang semakin banyak.

Internet kini tidak lagi hanya digunakan untuk menghabiskan waktu luang dan bermain game. Anak-anak pun menggunakan internet untuk sekolah hingga mengikuti kegiatan online lainnya.

Manfaat internet untuk anak pun diakui oleh Yazid Anwar, founder Meraki Agency dan pemerhati anak.

"Sebenarnya internet jika dimanfaatkan dengan baik bisa memberikan dampak positif. Misalnya, membantu anak cepat mendapatkan informasi. Juga membuat anak senang dan bahagia," tuturnya dalam siaran pers Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diterima Suara.com.

Meski begitu penggunaan internet tanpa pengawasan bisa membuat anak kurang berinteraksi dalam keluarga, kurang memiliki empati, dan kecanduan.

Untuk itu, dibutuhkan peran aktif orang tua untuk mencegah anak kecanduan internet, namun tetap bisa mendapatkan manfaat positifnya.

Yazid mengatakan setidaknya ada 5 peran yang bisa dilakukan orang tua, yakni:

1. Memberikan pendampingan

Orang tua wajib mendampingi anak apabila sedang bermain gadget. Bahkan, orang tua wajib memilihkan tontonan yang mendidik dan berikan penjelasan lengkap bila anak bertanya.

"Apalagi soal permainan. Orang tua harus mengerti apa yang sedang dimainkan anak. Lebih baik lagi jika permainan bisa dilakukan bersama-sama," paparnya.



2. Membuat aturan

Yazid mengatakan di dalam rumah, harus ada aturan tegas dan jelas mengenai penggunaan gadget dan internet.

"Berapa durasinya, kapan boleh main, dan aplikasi atau tontonan apa saja yang boleh digunakan anak, harus dijelaskan oleh orang tua," ungkapnya lagi.

3. Membangun komunikasi aktif

Orang tua perlu memiliki kemampuan komunikasi aktif yang membangun keinginan dan kebersamaan dalam keluarga. Yazid mengatakan semakin sering anak berkomunikasi dengan orang tua, semakin rendah risiko kecanduan gadget.

"Cara membangun komunikasi aktif terbaik adalah dengan melibatkan anak dalam kegiatan rumah tangga. Misalnya, makan bersama di meja makan, ibadah bersama, bahkan saat belajar," terang pria berkacamata ini.

4. Melakukan evaluasi dan monitoring

Evaluasi penggunaan gadget dan internet anak secara berkala. Jika produktivitas anak dirasa menurun atau jadi enggan belajar karena gadget, maka perlu dikurangi waktu penggunaannya.

5. Memberikan dukungan dan bantuan

Jika anak sudah terlanjur mengalami kecanduan, maka orang tua wajib memberikan dukungan. Hentikan sementara penggunaan gadget anak dan bantu mereka untuk bisa mengatasi kecanduannya.

*Sumber: suara.com


Jumat, 15 Oktober 2021

5 Sumber Nutrisi yang Baik untuk Kesehatan Tulang

 Jum'at, 15 Oktober 2021 19:18:01

5 Sumber Nutrisi yang Baik untuk Kesehatan Tulang

 

 

 

 

 

 

 

Memiliki kesehatan tulang adalah dambaan setiap orang. Dengan memiliki tulang yang sehat, melakukan aktivitas apapun tidak menjadi tidak mudah terganggu oleh penyakit lain, seperti cedera dan osteoporosis.

Mengutip dari Times of India, ada lima makanan bernutrisi yang disebut dapat membantu menyehatkan tulang Anda. Apa saja? Berikut paparannya!

Vitamin K

Vitamin K disebut ampuh mencegah penyakit jantung, diabetes, serta kanker. Terlepas dari penyakit, vitamin K juga dipercaya mampu menjaga kesehatan tulang Anda. Vitamin K bertanggung jawab untuk mengaktifkan protein yang memainkan peran penting, mulai dari pembekuan darah hingga metabolisme kalsium.

Adapun vitamin K ini bisa Anda temukan lewat sumber makan ini, antara lain sayur brokoli, bayam, kubis, dan selada.

Vitamin D

Vitamin D biasa dikenal lewat serapan sinar matahari, yang disebut dapat meningkatkan kesehatan dan kepadatan tulang. Dari vitamin ini, dikatakan dapat membantu menyerap kalsium serta mempertahankan jumlah nutrisi yang cukup dalam darah.

Selain dari sinar matahari, vitamin D juga bisa Anda temukan lewat daftar makanan mulai dari bayam, kacang kedelai, ikan sarden, dan ikan salmon.

Protein

Protein dikenal dapat membantu pertumbuhan sel sekaligus meregenerasi sel tubuh. Fungsi dari protein ini dikatakan juga mampu mempertahankan dan meningkatkan massa tulang, sehingga ini akan menjaga kesehatan tulang Anda.

Sebuah studi menunjukkan, diet dengan protein tinggi dapat meningkatkan kepadatan tulang, serta memperlambat laju pengeroposan tulang. Selain itu, protein membentuk sekitar 50 persen dari volume tulang serta massanya.

Adapun sumber protein ini bisa ditemukan lewat makanan lentil, kacang-kacangan, daging, hingga produk susu.

Magnesium

Sumber magnesium bertanggung jawab dalam mengaktifkan lebih dari 300 reaksi tubuh Anda. Selain itu, magnesium juga dapat membantu meningkatkan kesehatan tulang. Hal ini ada sekitar 60 persen mineral yang ditemukan di jaringan tulang.

Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan, orang yang mengonsumsi sumber magnesium dalam jumlah tinggi, disebut memiliki kepadatan massa tulang yang lebih baik, dibanding mereka yang kurang mengonsumsi magnesium dalam jumlah rendah.

Asupan magnesium tersebut bisa Anda temukan lewat makanan ini. Mulai dari kacang-kacangan, kacang polong, hingga biji-bijian.

Vitamin C

Sebuah studi yang terbit di Nutrients menunjukkan, selain baik untuk sistem kekebalan tubuh, vitamin C juga mampu meningkatkan serta menjaga kesehatan tulang Anda. Dikatakan, vitamin C dapat bermanfaat untuk pertumbuhan tulang, reabsorpsi, hingga pencegahan osteoporosis.

Asupan ini bisa Anda temukan lewat beberapa makanan sehat. Mulai dari buah jeruk, tomat, dan buah sitrat lainnya.

*Sumber: suara.com

Senin, 11 Oktober 2021

Anak Alami Gangguan Belajar Bukan Berarti Bodoh, Begini Penjelasan Medisnya

Senin, 11 Oktober 2021 17:41:30

Anak Alami Gangguan Belajar Bukan Berarti Bodoh, Begini Penjelasan Medisnya

 

 

 

 

 

 

 

 

Anak yang kesulitan memahami pelajaran belum tentu bodoh. Secara klinis, bisa saja anak sebenarnya alami gangguan belajar spesifik, terutama pada anak usia sekolah dasar.

Dokter spesialis kedokteran jiwa dr. Fransiska Kaligis, Sp. KJ(K), mengatakan bahwa gangguan belajar pada anak terbagi menjadi tiga yang spesifik pada kemampuam membaca, berhitung, dan menulis.

"Gangguan ini akan sangat mempengaruhi performa dari anak tersebut," kata dokter Fransiska saat IG Live RSCM Kencana, Rabu (6/10/2021).

Menurutnya, gangguan kemampuan belajar itu bisa disebabkan banyak faktor. Bisa jadi biologis yang memang ada turunan secara genetik dari orangtua.

Faktor psikologis di mana anak alami kecemasan hingga tidak bisa menyerap materi pembelajaran. Maupun kondisi lingkungan yang tidak efektif sebagai tempat anak belajar.

Tiga gangguan belajar tersebut meliputi:

1. Disleksia

Disleksia merupakan gangguan belajar yang spesifik pada kesulitan membaca. Dokter Fransiska menjelaskan, kemampuan membaca pada anak yang alami disleksia jauh di bawah teman-teman seusianya.

"Biasa anak dengan disleksia membacanya lambat, terputus-putus, atau tertukar. Misalnya b jadi p. Sebetulnya kecerdasan anak dengan disleksia biasanya normal, mereka cukup cerdas. Tapi ketika membaca ada kesulitan," jelasnya.

2. Disgrafia

Disgrafia merupakan gangguan belajar yang spesifik pada kemampuan menulis. Sama seperti disleksia, biasanya kecerdasan anak secara umum sebenarnya normal. Kecerdasan intelektualnya bahkan terbilang baik. Hanya saja, anak kesulitan menulis maupun menyusun kalimat.

"Biasanya salah, gak sesuai seperti teman-temannya. Misal, usia 8 tahun harusnya sudah lancar tapi ini masih salah penyusunan atau menyusun paragraf masih terbalik," kata dokter Fransiska.

3. Diskalkulia

Diskalkulia merupakan gangguan belajar pada kemampuan berhitung. Anak yang alami gangguan belajar ini jadi tidak bisa memahami konsep perhitungan, operasi matematika, dan operasi aritmatika

Satu anak bisa saja alami lebih dari satu gangguan belajar tersebut, kata dokter Fransiska. Secara umum, kecerdasan anak yang alami gangguan belajar sebenarnya normal. Hanya saja alami kesulitan secara spesifik pada gangguan tersebut.

Dokter Fransiska mengingatkan, orangtua harus memperhatikan kemungkinan gangguan tersebut agar bisa deteksi dini. Gangguan belajar tersebut biasanya mulai terlihat saat anak usia 8-9 tahun.

*Sumber: suara.com

Kamis, 07 Oktober 2021

Anak Jadi Korban Bullying, Bagaimana Sebaiknya Orangtua Bersikap?

Kamis, 07 Oktober 2021 18:06:20

Anak Jadi Korban Bullying, Bagaimana Sebaiknya Orangtua Bersikap?

 

 

 

 

 

 

 

Setiap orangtua akan merasa kecewa, sedih dan marah saat mengetahui anaknya menjadi korban bullying. Meski begitu, psikolog mengingatkan orangtua agar tidak bertindak gegabah.

Hal ini penting dilakukan lantaran, alih-alih melindungi anak sebagai korban bullying, orangtua malah fokus melakukan perlawanan terhadap anak pelaku bullying dan malah berbalik melakukan bullying kepada anak tersebut.

"Kayaknya jangan kita menghakimi pelaku. Apalagi cuma tahu dari satu sisi. Maka sebetulnya perilaku kita ketika menghukum, justru kita yang bisa dituntut akibat perilaku bullying kita," jelas Psikolog Klinis, Anna Surti Ariani dalam acara diskusi EU Social DigiThon, beberapa waktu lalu.

Sehingga langkah pertama yang perlu dilakukan saat mendapati anak dibully adalah memberikan perlindungan kepada anak tersebut.

Sebisa mungkin memberikan keamanan dan kenyaman anak tersebut, tanpa harus menuntut mereka untuk bercerita.

"Ketika dia belum mau bicara jangan dipaksa, kita mungkin akan perlu menyamankan dia dulu, mau dibikin teh panas supaya enak dulu," jelas Anna.

Selanjutnya, jika anak sudah merasa tenang dan tapi juga belum mau bercerita kepada orangtua karena malu atau takut, maka maklumilah jangan dipaksa.

Selain itu, orangtua bisa menawarkan anak untuk berkonsultasi kepada psikolog dengan ajakan yang menggunakan bahasa yang dipahami.

"Misalnya, bunda punya temen psikolog kalau kamu mau cerita. Supaya bisa leluasa, bunda nggak mendengarkan deh, rahasia kamu," ungkap Anna.

Sementara itu, anggota Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia itu mengungkap beberapa dampak bullying kepada anak yang harus diwaspadai. Seperti sebagai berikut:

1. Sulit konsentrasi 
2. Prestasi akademis menurun 
3. Sedih berlarut-larut 
4. Frustrasi 
5. Sulit tidur 
6. Kesepian 
7. Menarik diri dari pergaulan 
8. Gangguan makan, seperti menolak makan, makan tak berhenti, memuntahkan, dan lain-lain. 
9. Distress atau stres yang negatif. 
10. Depresi 
11. Kecemasan 
12. Keinginan bunuh diri.


*Sumber: suara.com.

Rabu, 06 Oktober 2021

Sulit Tidur Malam Nyenyak karena Alami Kecemasan, Lakukan 5 Cara Ini

Rabu, 06 Oktober 2021 18:38:10

Sulit Tidur Malam Nyenyak karena Alami Kecemasan, Lakukan 5 Cara Ini 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kecemasan adalah perasaan khawatir dan tidak nyaman yang normal terjadi sesekali. Tapi, kecemasan menjadi tidak normal ketika sudah berlebihan dan Anda sulit mengatasinya.

Pada tahap itulah kecemasan bisa menjadi gangguan kecemasan yang biasanya membutuhkan bantuan medis. Kecemasan berlebihan juga biasanya akan menyebabkan orang kesulitan tidur.

Menurut studi YouGov baru yang dilakukan oleh JYSK, sekitar 42 persen orang hanya tidur 6 jam atau kurang setiap malamnya, 22 persen mengalami perubahan pola tidur karena kecemasan yang dipengaruhi oleh pandemi virus corona, dan 18 persen mengalami mimpi yang tidak menyenangkan ketika tidur.

Dilansir dari Express, Sleep Foundation, Harvard Health Publishing, Mind, dan NHS juga memberitahu cara tidur malam nyenyak dan rileks ketika Anda memiliki kecemasan, antara lain:

1. CBT

Kecemasan pada waktu tidur harus diobati di siang hari dengan terapi perilaku kognitif (CBT). CBT adalah pengobatan umum untuk gangguan kecemasan, di mana seorang profesional membantu Anda untuk mengarahkan kembali pemikiran negatif guna mengurangi perasaan cemas.

Mengatasi kecemasan dengan cara ini dapat membantu Anda mengendalikan perasaan khawatir dan stres yang membuat Anda terjaga di malam hari.

2. Rutin tidur malam tepat waktu

Bagi orang yang bekerja secara shift atau shift malam, mungkin akan kesulitan mengatur rutinitas tidur malamnya agar tetap stabil. Walau begitu, Anda tetap harus mencoba tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap harinya.

Jika Anda harus tidur siang hari, pertahankan durasinya di bawah satu jam dan jangan tidur siang setelah jam 3 sore. Jika Anda tidak tidur dalam 20 menit atau terbangun dan tidak bisa tertidur lagi dalam 20 menit, bangunlah dari tempat tidur.

3. Latihan relaksasi

Membaca, mendengarkan musik, atau bersantai sebelum tidur dengan mandi air panas atau bernapas dalam-dalam dapat membantu beberapa orang untuk tidur nyenyak.

Namun, Anda mungkin perlu mencoba teknik relaksasi yang secara khusus ditujukan untuk mengatasi kecemasan. NHS merekomendasikan teknik pernapasan baik sambil berdiri, duduk di kursi yang mendukung, atau berbaring di tempat tidur atau matras yoga.

4. Olahraga

Olahraga sangat penting kesehatan jantung, kekuatan otot, dan kesehatan mental. Anda harus berolahraga secara teratur, idealnya di sore hari, setidaknya selama dua setengah jam dalam seminggu.

Menurut The Sleep Foundation, olahraga setiap hari memiliki manfaat menyeluruh untuk kesehatan dan perubahan yang dimulainya dalam penggunaan energi dan suhu tubuh bisa mendorong tidur yang lebih nyenyak.

Sebagian besar ahli menyarankan agar tidak melakukan olahraga intens menjelang waktu tidur. Ini bisa menghambat kemampuan tubuh Anda untuk secara efektif menetap sebelum tidur.

5. Diet

Konsumsi makanan yang sehat adalah langkah penting untuk mengurangi kecemasan dan tidur yang lebih nyenyak. The Sleep Foundation merekomendasikan untuk membatasi asupan kafein Anda. Hal itu karena minuman berkafein, termasuk kopi, teh, dan soda dapat menyebabkan kurang tidur jangka Panjang.

Anda juga harus mencoba untuk menghindari makan di malam hari karena lebih sulit untuk tertidur jika tubuh masih mencerna makan malam yang besar.

*Sumber: suara.com

Selasa, 05 Oktober 2021

Psikolog Sebut Batasi Penggunaan Gadget Bisa Cegah Cyberbullying, Benarkah?

Selasa, 05 Oktober 2021 17:20:41

Psikolog Sebut Batasi Penggunaan Gadget Bisa Cegah Cyberbullying, Benarkah? 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pencegahan cyberbullying alias perundungan siber menurut psikolog bisa dilakukan dengan cara membatasi penggunaan gadget.

Dikatakan Anna Surti Ariani dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia), membatasi waktu memegang gadget dengan jadwal atau durasi tertentu dapat mencegah anak dari perundungan siber.

"Memberikan edukasi terkait apa itu cyberbullying. Ketiga, membatasi konten dan aplikasi pada gawai. Dan keempat, menjadi contoh dalam berperilaku digital yang baik," kata perempuan yang akrab disapa Nina itu, dikutip dari ANTARA.

Cyberbullying adalah kondisi di mana seseorang merasa tidak nyaman terhadap komentar/informasi/gambar foto yang ditujukan untuk dirinya, yang bertujuan menyakiti, intimidasi, menyebar kebohongan dan menghina, yang diunggah di internet, jejaring media atau teknologi digital lainnya, yang dilakukan oleh orang lain.

"Sebanyak 45 persen dari 2,777 anak muda usia 14-24 tahun pernah mengalami cyberbullying, menurut survei UNICEF U-Report 2021," katanya.

Menurut Nina, alasan orang melakukan cyberbullying adalah ia ingin merasa kuat, harga dirinya rendah, kurang berempati, ingin popular dan tidak sadar akan dampak yang ditimbulkan.

Ia membagikan beberapa ciri seseorang yang terdampak cyberbullying. Pertama, adalah kecenderungan untuk menarik diri, mudah emosi, menjadi cenderung pendiam dan tidak mau bersosialisasi.

"Kedua adalah mengganti akun media sosial, dan ketiga tidak lepas dari gawai kehilangan minat melakukan kegiatan lain," ujarnya menambahkan.

Founder Yayasan Sejiwa, Diena Haryana, mengatakan media daring memberikan dampak terhadap beberapa kasus yang dialami anak seperti ketergantungan gawai, cyberbullying, eksploitasi seksual serta penipuan daring.

"Dampaknya bisa sangat besar, membekas hingga jangka panjang karena rasa malu yang ditimbulkan mengingat postingan buruk terhadap dirinya telah disaksikan ribuan orang netizen," kata Diena.

"Akibatnya sangat membahayakan, bukan hanya sebatas malu dan depresi bahkan hingga tindakan bunuh diri. Sayangnya, banyak korban yang lebih memilih diam, tidak mengadukan kasus yang menimpanya, sehingga pada akhirnya mengganggu pertumbuhan jiwanya," imbuhnya.

Namun, Diena mengatakan terdapat beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah dampak buruk cyberbullying.

"Sebagai teman, kita memberi dukungan untuk mendengarkan masalah yang dihadapi, menyemangati dan dapat mengajaknya untuk melaporkannya kepada guru atau orangtuanya. Kita juga dapat meng-counter informasi negatif dengan memberikan komentar positif tentang sahabat kita," kata Diena.

"Sebagai orang tua, kita arahkan anak untuk memblok pelaku dan melaporkannya melakukan media sosial. Kita juga dapat mengalihkan anak dari media sosial melalui kegiatan lain seperti hobi, berlibur maupun hal-hal kreatif lainnya. Bila sudah semakin parah dampaknya, segera konsultasikan anak kepada ahlinya untuk mendapat tindakan terbaik," tumbuhnya.

*Sumber: suara.com

Senin, 27 September 2021

Merantau Bisa Latih Imajinasi Otak Anak, Ini Penjelasannya

Senin, 27 September 2021 17:45:20

Merantau Bisa Latih Imajinasi Otak Anak, Ini Penjelasannya

 

 

 

 

 

 

 

Kemampuan berimajinasi sangat penting untuk perkembangan otak anak. Lewat imajinasi anak bisa lebih kreatif dan inovatif serta lebih siap menghadapi masa depannya kelak.

Melatih imajinasi anak memang tidak mudah, namun Ahli Otak, Dr. dr. Taufiq Pasiak menyarankan anak-anak untuk mau berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Ini karena perpindahan tempat bisa membuat melebarnya hipokampus otak jadi lebih luas. Hipokampus adalah bagian di otak yang berperan untuk mengingat informasi baru.

Lewat meluasnya bagian hipokampus di otak inilah kemampuan spasial atau kemampuan beradaptasi anak jadi terlatih, yang akhirnya membuat kemampuan imajinasi anak jadi meningkat.

"Makanya jika ingin anak Anda, kita atau siapapun memiliki kemampuan spasial yang bagus, pindah-pindah tempat tinggal," ujar Dr. Taufiq yang juga CEO sekaligus Pendiri Sekolah Otak itu, dalam acara diskusi, Jumat (24/9/2021) lalu.

Perpindahan tempat yang dimaksud tidak selalu pindah rumah, tapi bisa seperti melalui jalan yang berbeda setiap berangkat dan pulang sekolah. Lalu bersekolah di beda kota alias merantau, atau sering mengunjungi tempat baru.

"Pindah-pindah jalan menelusuri satu tempat. Kalau jalan ke sekolah melalui jalan A, maka lain waktu gunakan jalan B, jalan C, jalan D dan seterusnya. Itu membuat peta spasial kita berubah," jelas Dr. Taufik.

Peta spasial bisa berarti kemampuan mendeteksi benda atau bangunan 3 dimensi yang memiliki lebar, tinggi, dan panjang satu ruang.

Fenomena ini juga selaras dengan penelitian yang dilakukan di London Inggris terhadap sopir yang otaknya diperiksa dengan magnetic resonance imaging (MRI), untuk memeriksa besarnya hipokampus.

Otak sopir diperiksa sebelum sopir bertugas berkeliling kota London. Setelahnya sopir berkeliling selama 3 hingga 6 bulan, selanjutnya otak sopir kembali diperiksa.

Hasilnya didapatkan, setelah berkeliling bagian hipokampus otak melebar setelah sopir berkeliling kota London, menunjukan kemampuan spasialnya lebih baik dari sebelumnya.

*Sumber: suara.com

Sabtu, 25 September 2021

Tergantung Keluhan yang Dialami Pasien, Pengobatan Nyeri Dibedakan Menjadi 3 Level

Sabtu, 25 September 2021 18:20:01

Tergantung Keluhan yang Dialami Pasien, Pengobatan Nyeri Dibedakan Menjadi 3 Level

 

 

 

 

 

 

 

Tidak semua keluhan nyeri di badan diobati dengan cara yang sama. Terlebih dalam kondisi wabah Covid-19, penanganan medis harus ada yang disesuaikan.

Dokter spesialis bedah saraf dr. Dwikoryanto, Sp. BS. FINPS., mengatakan bahwa dilihat dari gejalanya, nyeri dibedakan menjadi tiga level. Dokter akan memberikan pengobatan kepada pasien nyeri sesuai diagnosis levelnya.

"Kalau level 1, misalnya, pada pasien yang nyeri ringan sampai sedang, penyebab dan diagnosisnya jelas, kemudian kalau dia memiliki komorbid relatif terkontrol. Maka dia juga bisa menggunakan perangkat telemedicine," jelas dokter Dwikoryanto dalam webinar daring Brain Awareness Week, Rabu (22/9/2021).

Pengobatan terhadap pasien nyeri level 1 hanya perlu melakukan rawat jalan melalui telemedicine. Dokter biasanya akan memberikan obat anti nyeri untuk meredam gejala yang dirasakan.

Sedangkan pasien dengan keluhan nyeri level 2 memiliki gejala yang serupa dengan level 1. Hanya saja, pasien dalam kondisi terkonfirmasi infeksi virus Corona atau masih menjadi suspek Covid-19 akibat adanya riwayat kontak juga memiliki gejala seperti flu.

"Maka kita harus menduga pasien ini juga memiliki problem Covid, jadi tentu memerlukan pendekatan penanganan yang berbeda," imbuh dokter Dwikoryanto.

Dalam kondisi tersebut, pasien harus menjalani isolasi mandiri di rumah ataupun di rumah sakit sesuai gejala Covid-19 yang dihadapinya.

Nyeri pada level 3, digambarkan kondisi pasien yang alami gejala sangat berat. Dokter Dwikoryanto mengatakan, biasanya pasien harus segera mendapatkan tindakan medis darurat. Sehingga perlu dilakukan rawat di nap.

Dalam kondisi tersebut, dokter akan memeriksa kondisi organ tubuh pasien untuk memastikan apakah ada cedera serius yang jadi penyebab nyeri.

*Sumber: suara.com

Jumat, 24 September 2021

Catat! 5 Fakta Penting Soal MPASI yang Wajib Diketahui Orang Tua

Jum'at, 24 September 2021 17:31:55

Catat! 5 Fakta Penting Soal MPASI yang Wajib Diketahui Orangtua

 

 

 

 

 

 

 

Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu alias MPASI wajib dilakukan setelah anak berusia di atas 6 bulan.

Sebab di usia tersebut, kebutuhan gizi dan nutrisi anak tidak dapat tercukupi hanya dari ASI.

Untuk itu, penting bagi orangtua mengetahui apa saja bahan MPASI yang direkomendasikan hingga bagaimana cara mengatasi bayi yang sulit makan MPASI.

Dirangkum Suara.com, berikut ulasannya:

1. Bayi Sulit Makan Saat MPASI, Bisa Jadi Ini Sebabnya

Sulit makan jadi permasalahan umum yang terjadi pada anak usia di bawah satu tahun. Lantaran anak juga belum bisa bicara dengan jelas, sehingga terkadang membuat orangtua bingung mengetahui penyebab anak enggan makan.

Biasanya anak akan enggan membuka mulutnya ketika disuapi makanan. Atau juga mengeluarkan kembali makanan yang sudah di dalam mulut.

2. Dokter Gizi: Membiasakan Anak Makan Sayur Harus Dilakukan Sejak MPASI

Tak sedikit orangtua merasa kewalahan membujuk anak makan sayur. Segala cara dikerahkan, mulai dari menyembunyikan sayur di dalam makanan hingga memaksa anak. Tapi tahukah Anda, menurut ahli gizi dan Ketua Indonesia Sport Nutrition Association, Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, anak yang susah makan sayur sesungguhnya dipengaruhi oleh pola asuh orangtua sejak pemberian makanan pendamping ASI di usia enam bulan.

“Umumnya kesalahan terjadi saat orangtua salah memberikan MPASI pertama anak, sepatutnya memang perlu dilakukan sejak dini,” ujar Rita dalam pernyataannya secara virtual, Kamis (3/12/2020).

3. Penting, Konsumsi MPASI Organik Bisa Tingkatkan Kekebalan Tubuh Bayi

Pemberian MPASI atau makanan pendamping ASI merupakan momen terpenting bagi bayi. Selain itu merupakan pertama kalinya menerima makanan selain ASI, masa MPASI juga akan menjadi pondasi bagi kebiasaan makan dan status gizi anak kelak.

Bahkan, organisasi WHO menganjurkan bayi mulai mengkonsumsi MPASI berupa makanan solid dan halus agar nutrisinya memadai bagi pertumbuhan tubuh dan otak. MPASI ini idealnya harus kaya nutrisi, seperti makanan bahan organik untuk memenuhi kebutuhan di 1000 hari pertama.

4. Mesti tahu, Ini Tips Pilih Alat Masak yang Aman Untuk MPASI

Menjelang usia enam bulan banyak orangtua mulai mempersiapkan untuk memberi Makanan Pendamping ASI (MPASI). Momen pemberian MPASI adalah masa yang penting dalam mengenalkan serta mengembangkan kemampuan anak untuk menerima makanan lainnya selain air susu ibu.

Namun seringkali ditemui masalah, akibat ketidaktahuan sang ibu dalam pemberian MPASI. Salah satunya ialah luka pada usus anak, yang disebabkan oleh tekstur MPASI yang terlalu kasar.

5. Tips Masak MPASI Enak dan Bergizi: Karbo dan Protein Dipisah Ya Bunda

Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) diberikan pada anak saat memasuki usia 6 bulan, setelah periode ASI eksklusif berakhir.

Biasanya para ibu akan galau tingkat tinggi memikirkan apa makanan pertama atau MPASI (makanan pendamping ASI) yang akan diberikan kepada anaknya.

*Sumber: suara.com

Kamis, 23 September 2021

Benarkah Berjalan 10.000 Langkah Bisa Menurunkan Berat Badan? Begini Faktanya

Kamis, 22 September 2021 17:48:29

Benarkah Berjalan 10.000 Langkah Bisa Menurunkan Berat Badan? Begini Faktanya

 

 

 

 

 

 

 

Banyak orang percaya dengan gagasan berjalan 10.000 langkah per hari sebagai tujuan kebugaran yang populer di hampir seluruh dunia.

Direktur medis di pusat kesehatan bariatrik dan metabolik di Rumah Sakit O'Connor di San Jose, California, Thomas Hirai, MD, mengatakan gagasan 10.000 langkah per hari berasal dari tahun 1965 ketika sebuah perusahaan Jepang mengembangkan pedometer Manpo-kei, yang artinya '10.000 langkah meter'.

"Target 10.000 langkah tercapai karena mudah diingat dan di atas rata-rata langkah harian bagi kebanykan orang," jelas Thomas, dilansir Insider.

Tapi, apakah berjalan 10.000 langkah bisa menurunkan berat badan?

Kebanyakan orang membakar 30-40 kalori per 1.000 langkah, artinya kalori yang terbakar 300 hingga 400 ketika berjalan 10.000 langkah. Namun, ini hanya perkiraan.

"Tingkat pembakaran kalori bisa sangat bervariasi," sambung Thomas.



Thomas menjelaskan hal yang memengaruhi pembakaran kalori adalah berat badan, panjang langkah, dan tingkat kebugaran, kecepatan, serta kemiringan area tempat berjalan.

Untuk menurunkan berat badan, Thomas menjelaskan bahwa perlu lebih banyak kalori yang dibakar daripada yang dimakan.

"Orang yang ingin menurunkan atau mempertahankan berat badan harus berolahraga minimal 150 hingga 200 menit per minggu, dan berjalan 10.000 langkah per hari dapat membantu mencapai tersebut," imbuhnya.

Namun, berat badan lebih mungkin turun jika orang tersebut juga fokus pada makan makanan sehat.

"Penurunan berat badan melalui olahraga menjadi jauh lebih efektif bila dikombinasikan dengan strategi diet yang diawasi," tandasnya.

*Sumber: suara.com


Sabtu, 18 September 2021

Mau Anak Tumbuh Tinggi dan Sehat, Coba Terapkan Lima Kebiasaan Berikut

Sabtu, 18 September 2021 17:56:57

Mau Anak Tumbuh Tinggi dan Sehat, Coba Terapkan Lima Kebiasaan Berikut

 

 

 

 

 

 

 

Beberapa faktor mempengaruhi tinggi badan anak Anda, seperti lingkungan, pola makan, dan olahraga. Dari semua kontributor utama, gen Anda dan pasangan menyumbang 60 hingga 80 persen tinggi akhir anak Anda. 

Meskipun gen mungkin tak bisa direkayasa, namun memberikan nutrisi dan pola makan yang tepat sejak usia dini masih dapat membantu meningkatkan tinggi badan anak Anda beberapa inci. Melansir dari Times of India, berikut 5 kebiasaan yang dapat meningkatkan tinggi badan anak, antara lain:

1. Pola Makan Bergizi 

Baik itu orang dewasa atau anak-anak, pola makan yang seimbang dan bergizi adalah kebutuhan dasar bagi semua orang. Setidaknya 3 kali makan dalam sehari dan 2 kali camilan sehari yang sarat dengan semua nutrisi membantu perkembangan otak dan tubuh anak. 

Tambahkan lebih banyak buah segar, biji-bijian, susu, dan sumber protein ke dalam makanan mereka. Hindari gula dan makanan olahan.

2. Hindari Suplemen

Untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan jumlah nutrisi yang cukup, beberapa orang tua sering kali memberi anak mereka suplemen yang sebenarnya tidak diperlukan. Suplemen hanya boleh diberikan kepada anak-anak ketika mereka kekurangan beberapa nutrisi atau menderita masalah yang berhubungan dengan pertumbuhan. 

Asupan suplemen juga seharusnya baru diberikan setelah berkonsultasi dengan dokter. 

3. Berolahraga

Mengajari anak-anak Anda untuk berolahraga setiap hari sejak usia dini adalah salah satu hal terbaik yang dapat Anda lakukan. Tetap aktif secara fisik memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk meningkatkan tinggi badan Anda. 

4. Bergelantungan

Menggantung selalu dianggap sebagai cara terbaik untuk menambah tinggi badan anak-anak. Menggantung dari palang memanjang tulang belakang yang menambah tinggi badan mereka. 

Menggantung secara konsisten dapat meningkatkan ketinggian dari waktu ke waktu. Selain itu, juga dapat membantu memperkuat otot.

5. Tidur Cukup

Tidur selama 7 hingga 8 jam sangat penting untuk semua orang. Anak-anak membutuhkan lebih banyak tidur daripada orang dewasa karena mereka lebih aktif. 

Pastikan anak Anda tidur tepat waktu dan tidur nyenyak sepanjang malam. Jika dia mengalami masalah tidur, konsultasikan dengan dokter Anda.

*Sumber: suara.com

Senin, 13 September 2021

Pandemi Bikin Risiko Ibu Alami Depresi Meningkat, Ini Sebabnya

Senin, 13 September 2021 17:20:37

Pandemi Bikin Risiko Ibu Alami Depresi Meningkat, Ini Sebabnya

 

 

 

 

 

 

 

Pandemi COVID-19 membuat risiko seseorang mengalami gangguan jiwa dan masalah kejiwaan meningkat.

Bahkan menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, risiko depresi meningkat pada ibu, akibat beban dan tanggung jawab yang bertambah.

Hasto menjelaskan pandemi COVID-19 menyebabkan seorang ibu harus mendominasi peran dalam suatu keluarga. Beberapa peran yang dilakukan yaitu mengasuh anak, membelikan kebutuhan rumah tangga, mengingatkan kebutuhan hidup sehat, mengingatkan beribadah serta mengingatkan keluarga untuk selalu berfikir positif.

Berdasarkan data survei yang dilakukan oleh pihaknya, dominasi peran tersebut mengakibatkan sebanyak 2,5 persen perempuan telah mengalami depresi selama masa pandemi COVID-19.

Masalah pada ibu selanjutnya yang dia beberkan, walaupun pemerintah telah melakukan sosialisasi vaksinasi dinyatakan aman untuk ibu hamil, rupanya masih banyak ibu hamil yang ragu untuk melakukan vaksinasi.

Ia mengatakan hal ini perlu menjadi perhatian bersama mengingat angka kematian ibu dan bayi telah meningkat selama pandemi.

“Padahal dari literatur sudah jelas. Itu bisa kita kerjakan dan tidak masalah. Oleh karena itu saya kira sosialisasinya seperti ini (penting dilakukan). Bagi BKKBN, ini penting karena kematian ibu dan bayi meningkat selama pandemi,” kata dia.

Menurutnya, permasalahan yang harus dihadapi oleh keluarga di Indonesia selama masa pandemi COVID-19 meningkat.

Kemiskinan yang menyebabkan angka pengangguran meningkat, menjadi permasalahan serius bagi pihaknya karena berpengaruh terhadap jumlah anak yang mengalami kekerdilan (stunting). Hal tersebut terjadi karena pendapatan yang berkurang, membuat anak mengalami keadaan wasting (gizi pada anak tidak terpenuhi) meningkat sehingga menjadi lebih kurus.

Hasto menegaskan kondisi tersebut dikhawatirkan dapat mempengaruhi masa depan bangsa Indonesia yang memiliki sebanyak 23 juta anak baduta (bayi usia dua tahun).

“Ini khawatir kalau angka anak kurus meningkat, maka kemudian akan menjadi stunting. Ingat bahwa kita punya baduta sebanyak 23 juta, sehingga ini dua juta mengalami kondisi kurus, kemudian kalau berlanjut tiga bulan, enam bulan akan menjadi stunting,” kata Hasto.

Guru Besar Bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia IPB Euis Sunarti mengatakan mengatakan pandemi COVID-19 sangat berdampak pada food insecurity (kerawanan pangan) keluarga.

“Relatif tingginya food insecurity, kerawanan pangan tentunya akan berdampak pada status gizi keluarga khususnya balita. Tentunya program untuk menurunkan stunting, menjadi tantangan tersendiri pada saat COVID-19,” kata Euis.

Ia mengatakan bila melihat kondisi strategi pangan yang dimiliki keluarga pada masa pandemi, dapat memungkinkan angka wasting ataupun stunting mengalami peningkatan.

Berdasarkan data penelitian yang Euis miliki, sebanyak 47,3 persen keluarga menghemat pengeluaran untuk membeli bahan pangan. Penghematan tersebut menyebabkan sebanyak 73,1 persen keluarga beralih membeli bahan pangan yang memiliki harga lebih murah.

Sebanyak 47,3 persen keluarga mengurangi jenis-jenis lauk yang dikonsumsi serta satu dari lima keluarga atau sebesar 21,5 persen telah mengurangi porsi makan dalam keluarga.

Euis mengatakan masalah pendapatan pada keluarga dapat memberikan dampak pada kesehatan. Masalah tersebut dapat semakin memburuk apabila kepala keluarga yang sedang mencari sumber nafkah, belum tentu menemukan pekerjaan ataupun bantuan sosial.

“Masalah-masalah dalam keluarga juga cukup besar karena jika pendapatan menurun maka kesehatan keluarga juga menurun. Sehingga ketika mencari sumber nafkah tetapi kemudian saat mencari pun belum tentu dapat, mencari dukungan sosial yang dilakukan juga lebih sedikit dari yang mencari sumber pendapatan,” kata dia.

*Sumber: suara.com

Minggu, 12 September 2021

Ikutilah Ziarah & Wisata Religi Di Akhir Tahun 2021 Bareng Radio Nuansa Group

Ikutilah dan daftarkan diri anda sekarang juga untuk mengikuti Ziarah dan Wisata Religi di akhir tahun 2021 bersama RADIO NUANSA GROUP yang terdiri dari (Radio Nuansa FM 104,5 Bojonegoro, Angling Darma FM 89,9 Bojonegoro, dan Suara Bumi Wali FM 91,5 Tuban).

Lokasi yang akan dituju :
1. MAKAM SUNAN POJOK BLORA
2. MAKAM JOKO TARUB
3. MAKAM KI AGENG SELO
4. MAKAM JOKO TINGKIR & KEBO KENONGO
5. MAKAM MBAH SUHARTO ASTANA GIRI BANGUN
6. MALIOBORO 

Pelaksanaan :
HARI          :  SABTU
TANGGAL : 11 DESEMBER 2021
 
Biaya : Rp. 200.000,-

Tempat Pendaftaran :
1. Gerai Sehat Cabang Rengel : Jln. Raya Rengel - Plumpang / 100 meter timur GOA Ngreong (Tuban)
2. Gerai Sehat Cabang Baurno : Jln. PUK Baurno - Kanor / Gg. Cokro Masuk Ke Utara Pasinan (Bojonegoro)
3. Gerai Sehat Cabang Sumberrejo : Jln. Raya Sumberrejo 1192 Bojonegoro (Bojonegoro)
4. Gerai Sehat Cabang Balen : 100 meter Perempatan Balen ke selatan (Bojonegoro)
5. Gerai Sehat Cabang Kapas : Barat Koramil Kapas Bojonegoro (Bojonegoro)

Info Pendaftaran HUB : 

Jumat, 10 September 2021

Jangan Tertukar, Ini Bedanya Pertumbuhan Anak dengan Perkembangan

Jum'at, 10 September 2021 17:59:12

Jangan Tertukar, Ini Bedanya Pertumbuhan Anak dengan Perkembangan

 
 

 

 

 

 

 

Di berbagai informasi seputar pola asuh anak, pentingnya pertumbuhan dan perkembangan buah hati selalu menjadi fokus bahasan, khususnya di 1.000 hari pertama kehidupan.

Tapi bunda tahu nggak sih pertumbuhan dan perkembangan anak itu dua hal yang berbeda loh!

Dokter Spesialis Anak Miza Dito Afrizal, Sp.A, BmedSci. M.Kes mengatakan anak tidak bisa hanya sekedar bertumbuh, tapi juga anak harus bisa berkembang.

"Tumbuh dan kembang adalah 2 kata yang terpisah, bertumbuh dan juga berkembang," ujar dr. Miza dalam acara Tokopedia, Rabu (10/3/2021).

Menurut dr. Miza pertumbuhan anak itu artinya berfokus pada perkembangan fisik yang bertumbuh, seperti tinggi, berat, dan lingkar kepala anak.

"Perbedaannya adalah kalau bertumbuh itu, ada penambahan volume tubuh jadi dia bertambah tinggi, dia bertambah gemuk, dan bertambah berat," jelas dr. Miza.

Pertumbuhan anak ini harus sangat diperhatikan khususnya sebelum anak berusia 2 tahun. Apabila pertumbuhan fisik sebelum 2 tahun tidak seperti anak normal pada umumnya, maka orangtua harus segera berkonsultasi ke dokter.

Pertumbuhan ini, biasanya diukur dari buku kesehatan ibu dan anak (KIA), yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

"Sebisa mungkin setiap bulan terpantau berat badan, tinggi badan dan lingkar kepalanya. Karena kalau misalnya itu terjadi apa-apa di bawah 2 tahun, kita koreksinya jauh lebih gampang, dibandingkan udah lewat dari 2 tahun," paparnya.

Sementara itu perkembangan anak, yakni mengacu pada berkembangnya skill atau kemampuan anak, dan sangat berhubungan dengan kognitif (daya tangkap dan berpikir) si anak.

"Skill yang bertambah pada anak, pada motorik juga sensorik. Motorik itu pergerakannya anak bisa jalan, lompat-lompatan, turun tangga, anak bisa merangkak," terang dr. Miza.

Ada juga perkembangan berupa kemampuan sensorik anak, yang biasanya dihubungkan dengan kinerja indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaran dan indera perasa.

"Itu harus terstimulasi dengan baik sesuai dengan umurnya," pungkas dr. Miza.

*Sumber: suara.com

Kamis, 09 September 2021

5 Tantangan Ibu Selama 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak

Kamis, 09 September 2021 17:47:24

5 Tantangan Ibu Selama 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak

 

 

 

 

 

 

 

Ibu sudah pernah mendengar mengenai 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)? Disebut periode emas, 1000 HPK dimulai sejak bayi berada dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun. Dalam 1000 HPK, ada banyak tantangan yang dihadapi orangtua, khususnya Ibu, agar periode ini berjalan dengan optimal.

Periode ini akan menentukan masa depan anak kelak, baik dari segi kesehatan maupun kecerdasannya. Lalu, apa saja yang harus Ibu lakukan untuk mendukung 1000 HPK ini? Simak rangkuman yang dikutip dari virtual parenting event Zwitsal 1000 Hari Pertama Si Kecil, mengenai berbagai tips penting dari para ahli agar periode 1000 HPK menjadi lebih optimal.

1. Ibu hamil harus tetap berolahraga

Seiring masa kehamilan, umumnya berat badan akan bertambah dan tubuh akan terasa menjadi lebih berat. Meskipun tidak disarankan untuk melakukan aktivitas berat, bukan berarti ibu hamil tidak boleh berolahraga. Justru rajin berolahraga menjelang persalinan atau yang dikenal dengan prenatal workout, disarankan oleh dokter.

Selain menjaga kesehatan tubuh, prenatal workout juga dapat memberikan bonding bersama si kecil sejak masih di dalam kandungan. Salah satu cara prenatal workout yang bisa dilakukan dengan mudah di rumah adalah menggunakan gym ball, yang memiliki segudang manfaat seperti memperbesar panggul sehingga mengoptimalkan proses persalinan, membantu mengurangi sakit punggung dan membuat otot menjadi lebih rileks.

Salsabila Avinandita sebagai Certified Personal Trainer dan Pre & Post Natal Fitness berbagi tips untuk calon ibu seputar prenatal workout, “Meskipun terlihat mudah, namun olahraga gym ball bagi ibu hamil tetap harus memperhatikan kondisi tubuh, makan terlebih dulu, jangan terlalu banyak minum, melakukan pemanasan kecil, dan durasi workout tidak boleh lebih dari satu jam agar tidak cedera.”

2. Ajak ayah bangun bonding dengan si kecil

Bukan hanya ibu yang punya peran utama mendidik dan mengasuh anak, ayah pun juga berperan dalam 1000 HPK agar tumbuh kembang anak menjadi optimal. Salah satu cara yang dapat dilakukan ayah adalah dengan kegiatan memasak bersama. Bukan hanya bonding yang terbentuk (asuh), namun daya kreativitas (asah) anak akan terbentuk selama proses menghias makanan, serta menumbuhkan rasa percaya diri anak lewat apresiasi hasil masakannya (asih).

Andrew White membagikan momen erat dengan Jason, putra pertamanya, dengan menceritakan aktivitas apa yang biasa dilakukan bersama Jadon. “Meskipun memiliki banyak pekerjaan dan kesibukan, sebisa mungkin orangtua tetap harus meluangkan waktu dengan anak karena waktu cepat berlalu dan anak cepat bertumbuh dewasa. Kita dapat mencoba berbagai kegiatan berbeda agar anak tetap excited dan tidak bosan, salah satunya dengan kegiatan memasak. Selain mempererat bonding, momen seru ini juga dapat menanamkan rasa mandiri. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan mencari menu yang simple, ramah anak dan memasak menu yang anak sukai sehingga mereka senang melakukannya tanpa rasa beban,” katanya.



3. Stimulasi sensorik dan motorik

Banyak hal yang menentukan keberhasilan 1000 HPK, mulai dari nutrisi, stimulasi, dan tentunya bonding orangtua dan anak sejak masih dalam kandungan.

Dr. Miza Afrizal, BMedSc, SpA, MKes dari Klinik Kecil menjelaskan, “Tidak hanya bermanfaat untuk tumbuh kembang, bonding yang kuat juga diperlukan bayi untuk membuatnya tenang saat menghadapi lingkungan baru di luar kandungan. Penting bagi ibu untuk memenuhi kebutuhan dasar anak yaitu grow, love dan play untuk tumbuh kembang yang optimal.”

4. Pentingnya support system pada ibu dan calon ibu

Berbagai perubahan signifikan dialami oleh perempuan yang baru menjadi ibu, mulai dari perubahan secara fisik, waktu, hingga skala prioritas, semua didahulukan untuk anak dan keluarga. Sementara, ibu juga butuh perhatian seperti dukungan untuk dirangkul, didengarkan, dan diapresiasi.

Psikolog Nadya Pramesrani dari Rumah Dandelion mengatakan, “Di masa ini, ayah dapat menjadi support system utama bagi ibu dengan bergiliran membagi waktu menjaga anak hingga hal sederhana seperti memberikan pujian pada ibu. Tak hanya emotional support dan keterlibatan suami, tiga bulan pertama pasca-persalinan merupakan periode paling penting untuk memiliki support bersama, dan tetap menjaga bonding dengan anak agar tidak mengandalkan pengasuh atau orang tua.”

5. Sempatkan self healing

Setiap ibu pasti pernah mengalami penat, jenuh, dan kurang me-time. Meski penuh tantangan, seorang ibu harus bisa menjalani perannya dengan bahagia. Caranya bisa melalui metode self healing, agar tetap rileks dan happy dalam menjalani peran sebagai ibu. Pentingnya memperhatikan aspek kesehatan mental bagi para ibu agar terus bahagia menjalani perannya, menjadi hal krusial.

Pelatih Kesehatan Mental, Raden Prisya, mengingatkan, “Self healing memungkinkan ibu untuk berhenti sejenak dari segala rutinitasnya, sehingga bisa berinteraksi dengan diri sendiri dan berinteraksi dengan energi alam di sekitarnya. Self healing berguna untuk merawat ibu agar sehat, rileks, dan damai, memulihkan luka dan trauma pasca persalinan, memaksimalkan hormon cinta untuk bonding, serta melepaskan takut, khawatir, dan stres menghadapi masa parenting. Lakukan self healing praktis yang bisa dikerjakan secara mandiri setiap hari, agar Anda bisa merasa bahagia sebagai ibu, apapun tantangannya yang dihadapi.”

*Sumber: suara.com

Rabu, 08 September 2021

Usia Prasekolah Jadi Periode Sensitif Anak, Begini Saran Psikolog untuk Orangtua

Rabu, 08 September 2021 17:49:01

Usia Prasekolah Jadi Periode Sensitif Anak, Begini Saran Psikolog untuk Orangtua

 

 

 

 

 

 

 

Orangtua dianjurkan memanfaatkan masa pertumbuhan anak untuk 'menjejali' mereka dengan beragam informasi positif.

Sebab selama usia toddler tersebut, perkembangan otak anak berkembang sangat cepat dan bisa menentukan kecerdasannya di masa depan.

"Anak-anak tumbuh sejak masih di usia sangat muda. Saat usia toddler dan usia prasekolah menjadi usia yang sangat penting," kata Psikolog Klinis Ratih Ibrahim dalam konferensi pers daring peluncuran 'Dongeng Aku Dan Kau: Indonesia Mendongeng 2021', Kamis (2/9/2021).

Ratih menambahkan, selama usia tersebut terjadi periode sensitif dan kritis pada perkembangan anak. Karena pada usia toddler dan prasekolah, perkembangan otak anak tumbuh dengan sangat pesat hingga mencapai 80 persen dari ukuran orang dewasa.

"Ini terjadi dalam jendela waktu yang terbatas, makanya disebut sebagai periode kritis," imbuhnya

Selain itu juga menjadi masa yang sangat sensitif, karena pada selama itu kapasitas otak yang dimiliki anak sangat kuat dan luas untuk menyerap juga belajar banyak hal baru. Ratih menyampaikan, seiring usia anak bertambah, memang sensitivitasnya akan semakin berkurang.

Oleh sebab itu, penting bagi orangtua untuk bisa memenuhi kebutuhan mendasar anak selama periode toddler hingga usia prasekolah.

"Kegiatan mendongeng merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk menstimulasi perkembangan anak. Serta untuk mengekspresikan rasa cinta kasih sayang dari orangtua," ucap Ratih.

Kata Ratih, membacakan dongeng bisa menstimulasi fondasi perkembangan kognitif anak. Sehingga perkembangannya akan menjadi optimal.

Selain itu, anak akan mendengar kata-kata dari bacaan dongeng yang pada akhirnya dapat menjadi sarana mengenalkan bahasa juga merangsang daya imajinasi mereka.

"Pada saat dia mendengarkan dongeng, daya untuk problem solving juga terlatih dan tentu saja anak akan punya kecerdasan moral yang lebih baik, dasar kemampuan interaksi sosial juga bisa ditumbuhkan."

"Bagaimana dia belajar dari tokoh-tokoh yang di dalam dongeng yang dibacakan, kemudian jadi lebih percaya diri," pungkasnya.

*Sumber: suara.com

Selasa, 07 September 2021

Mengenal Sharenting, Kebiasaan Asal Posting yang Berisiko Sebabkan Eksploitasi Anak

Selasa, 07 September 2021 18:23:23

Mengenal Sharenting, Kebiasaan Asal Posting yang Berisiko Sebabkan Eksploitasi Anak

 

 

 

 

 

 

 

Bagi sebagaian orangtua, media sosial dapat menjadi album digital tempat menyimpan dan membagikan foto serta video pertumbuhan anak-anak mereka.

Meski memiliki niat baik, namun nyatanya hal itu bisa sangat berbahaya bagi keamanan anak.

Dijelaskan oleh social media specialist Yulia Dian, dunia mengenal istilah sharenting. Sharenting sendiri berasal dari dua suku kata yaitu share, yang berarti membagikan; dan parenting, yang berarti orangtua.

Kata Yulia, dalam praktiknya, sharenting kerap dibarengi dengan pemahaman literasi digital yang rendah hingga dapat berujung pada praktik eksploitasi anak.

"Sharenting yang buruk itu ketika orangtua melakukan share secara berlebihah. Apalagi praktik sharenting tidak dibarengi dengan pemahaman literasi digital yang dapat berujung pada eksploitasi anak," kata Yulia Dian, dikutip Suara.com dalam rilis Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 beberapa waktu lalu,

Yulia mengatakan, ada beberapa alasan mengapa orangtua melakukan sharenting, salah satunya adalah perasaan membutuhkan validasi.

"Orangtua baru membutuhkan validasi dan apresiasi atas apa yang mereka lakukan di dunia nyata lewat media sosial," tambahnya.

Alasan lain orangtua melakukan sharenting adalah, dengan memposting konten dan informasi terkait anak, orangtua membutuhkan feedback atau timbal balik, serta nasihat.

Ditambahkan Yulia, ada beberapa tanda orangtua telah terjangkit sharenting.

Tanda tersebut adalah tidak ada lagi privasi; jadi mudah terpancing saat disebut oversharing; ponsel selalu siap untuk abadikan momen anak; dan unggahan media sosial hanya tentang orangtua dan anak saja.

Padahal, lanjutnya, sharenting bisa memiliki efek negatif seperti rasa iri sesama orangtua dengan anak.

"Efek sharenting itu bisa rasa iri jika postingan mengadung barang mahal sehingga menimbulkan kecemburuan sosial," lanjutnya.

Selain itu, efek negatif lain sharenting adalah bocornya beberapa informasi detail anak, orang asing yang jadi mengenal anak.

Ada juga risiko foto dan video anak diambil orang lain tanpa diketahui dan berpotensi menjadi korban pedofilia, ada potensi digital kidnapping, risiko pembulian karena jejak digital anak serta kemungkinan anak akan protes karena orangtua tidak menjaga privasinya.

*Sumber: suara.com