Rabu, 26 November 2025
Ada beberapa kondisi yang bisa memengaruhi kesehatan plasenta, seperti hamil di usia tua, hipertensi, dan lain-lain.

Plasenta bayi atau yang populer juga dengan sebutan ari-ari merupakan organ yang penting bagi tumbuh kembang bayi selama dalam kandungan. Bisa dibilang, organ ini menjadi teman Si Kecil dalam kandungan karena selalu ada di dekatnya.
Organ ini tumbuh di dalam rahim seiring dengan berkembangnya janin. Nantinya, ketika ibu melahirkan, organ ini juga akan ikut keluar bersama bayi.
Lantas, apa fungsi plasenta bayi? Ketahui juga masalah yang bisa terjadi pada organ tersebut di sini!
Apa Itu Plasenta?
Plasenta adalah organ sementara yang menghubungkan bayi ke rahim ibu selama kehamilan.
Organ ini umumnya berkembang segera setelah pembuahan dan menempel pada dinding rahim ibu.
Plasenta memiliki peran penting, yaitu memberikan oksigen dan nutrisi ke bayi yang sedang bertumbuh melalui tali pusar.
Perlu ibu ketahui bahwa plasenta bisa bertumbuh di mana saja di dalam rahim.
Organ ini akan berkembang tepat di mana telur yang dibuahi ditanamkan ke dinding rahim.
Berikut adalah beberapa posisi plasenta yang umum:
- Plasenta posterior, ketika organ ini tumbuh di bagian belakang dinding rahim.
- Fundal, plasenta yang tumbuh di atas rahim.
- Plasenta anterior, ketika organ ini tumbuh di bagian depan dinding rahim.
- Lateral, plasenta yang tumbuh di bagian kanan atau kiri dinding rahim.
Posisi plasenta biasanya akan bergerak semakin ke atas saat kehamilan memasuki usia 32 minggu.
Normalnya, organ tersebut akan bergerak ke atas dan menjauhi leher rahim ketika janin sudah semakin besar.
Struktur Plasenta
Untuk memahami bagaimana organ ini bekerja, penting mengetahui bahwa plasenta adalah struktur yang sangat kompleks dan berperan penting dalam menjaga kelangsungan hidup janin.
Berikut adalah komponen utama dari struktur plasenta:
- Vili Korionik
Cabang-cabang kecil seperti jari yang melapisi permukaan plasenta dan mengandung pembuluh darah janin. Vili ini memperluas area permukaan sehingga pertukaran nutrisi dan gas antara ibu dan janin berlangsung lebih efisien. Bagian ini menunjukkan bagaimana plasenta adalah penghubung biologis utama antara ibu dan bayi. - Ruang Intervilus
Ruang di antara vili korionik yang terisi darah ibu. Di sinilah proses pertukaran oksigen, nutrisi, hormon, dan pembuangan limbah terjadi. Ini menegaskan bahwa plasenta adalah pusat distribusi utama yang memastikan suplai penting bagi janin. - Pelat Korionik
Membran yang melapisi sisi janin dari plasenta, menjadi tempat tali pusar masuk. Peran pelat ini memperlihatkan kembali bahwa plasenta adalah organ yang mengelola seluruh aliran darah yang masuk dan keluar dari janin. - Pelat Desidua
Membran yang melapisi sisi ibu dari plasenta, tempat plasenta menempel pada dinding rahim. Area ini menjadi titik kontak fisiologis yang penting antara tubuh ibu dan organ janin. - Tali Pusar
Menghubungkan janin ke plasenta dan berisi dua arteri dan satu vena. Struktur ini memungkinkan pertukaran darah berjalan lancar dan selaras.
Secara keseluruhan, struktur ini menunjukkan bahwa plasenta adalah organ multifungsi yang memungkinkan pertukaran yang efisien antara ibu dan janin, memastikan bayi menerima nutrisi dan oksigen yang diperlukan untuk tumbuh optimal.
Begini Proses Terbentuknya Plasenta
Proses pembentukan plasenta dimulai tak lama setelah pembuahan. Secara biologis, plasenta adalah organ yang tumbuh dan berkembang mengikuti usia kehamilan.
- Setelah sel telur yang dibuahi menempel di dinding rahim, sekitar 7–10 hari setelah pembuahan, proses pembentukan plasenta mulai berlangsung.
- Pada usia kehamilan sekitar tiga minggu, korpus luteum di ovarium meluruh, dan hormon progesteron mulai dihasilkan untuk mendukung nutrisi awal janin.
- Memasuki minggu keempat, sejumlah sel yang menempel di dinding rahim memisahkan diri dan menggali lebih dalam. Sebagian sel tersebut kemudian berkembang menjadi plasenta untuk mengambil alih tugas korpus luteum.
- Seiring waktu, plasenta tumbuh semakin besar dan mampu menyediakan nutrisi serta oksigen dalam jumlah lebih banyak. Organ ini juga berfungsi mengangkut limbah metabolik janin kembali ke tubuh ibu.
- Plasenta adalah organ yang berkembang sempurna pada usia kehamilan 12–18 minggu, dan setelah itu menjadi pusat sistem pendukung kehidupan janin hingga persalinan tiba.
Berbagai Fungsi Plasenta selama Kehamilan
Plasenta merupakan organ yang berperan penting dalam tumbuh kembang janin.
Berikut beberapa fungsi plasenta:
1. Memberikan nutrisi dan oksigen bagi bayi
Plasenta bayi bertindak sebagai filter yang memungkinkan pertukaran nutrisi dan oksigen antara aliran darah ibu dan bayi tanpa tercampur.
Dari makanan yang ibu konsumsi, plasenta akan mengirimkan nutrisi yang dibawa oleh darah kepada bayi lewat tali pusar bayi.
2. Mengirimkan antibodi ke janin
Selain nutrisi dan oksigen, fungsi plasenta bayi juga untuk mengirimkan antibodi dari ibu ke janin.
Dengan begitu, bayi memiliki kekebalan tubuh agar terhindar dari penyakit.
3. Membuang limbah
Organ ini juga bisa menyaring limbah dan karbon dioksida berbahaya dari aliran darah bayi.
Plasenta membawa produk limbah dari bayi kembali ke darah ibu, sehingga tubuh ibu bisa membuangnya.
4. Produksi hormon
Plasenta bayi juga menghasilkan beberapa hormon seperti estrogen dan progesteron yang penting untuk mendukung kehamilan.
Ini Kondisi yang Dapat Memengaruhi Fungsi Plasenta
Sebagai organ penunjang kehidupan bayi di dalam kandungan, penting untuk menjaga kesehatan plasenta.
Namun, ada beberapa kondisi yang bisa memengaruhi kesehatan plasenta bayi dan mengganggu fungsinya, yaitu:
- Usia ibu hamil di atas 40 tahun. Selain berisiko mengalami gangguan plasenta, ketahui juga Risiko Hamil di Usia Tua (Lebih dari 40 Tahun) lainnya di artikel tersebut.
- Tekanan darah tinggi (hipertensi) selama kehamilan.
- Kehamilan kembar.
- Gangguan pembekuan darah.
- Pernah mengalami masalah plasenta sebelumnya.
- Ketuban pecah dini.
- Pernah menjalani operasi pada rahim.
- Mengalami trauma perut (abdomen), misalnya karena jatuh atau kecelakaan.
- Menggunakan zat, seperti rokok atau narkoba.
Gangguan Plasenta yang Mungkin Terjadi
Beberapa gangguan plasenta dapat memengaruhi kehamilan. Berikut adalah beberapa kondisi yang umum terjadi:
- Plasenta Previa: Kondisi ketika plasenta menutupi sebagian atau seluruh leher rahim. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan selama kehamilan dan persalinan.
- Solusio Plasenta: Kondisi serius ketika plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum persalinan. Ini dapat menyebabkan perdarahan hebat dan membahayakan ibu dan janin.
- Insufisiensi Plasenta: Kondisi ketika plasenta tidak dapat memberikan nutrisi dan oksigen yang cukup untuk janin. Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat dan komplikasi lainnya.
- Plasenta Akreta/Increta/Percreta: Kondisi di mana plasenta tumbuh terlalu dalam ke dalam dinding rahim dan sulit untuk dipisahkan setelah melahirkan. Ini dapat menyebabkan perdarahan hebat setelah melahirkan dan memerlukan histerektomi.
Penting untuk memantau kesehatan plasenta selama kehamilan untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko bagi ibu dan bayi.
Pencegahan Gangguan Plasenta
Meskipun tidak semua gangguan plasenta dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko:
- Berhenti Merokok: Merokok selama kehamilan dapat meningkatkan risiko masalah plasenta. Berhenti merokok adalah salah satu langkah terbaik yang dapat dilakukan untuk mendukung kesehatan ibu dan bayi.
- Kontrol Tekanan Darah: Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko masalah plasenta. Pastikan untuk memantau tekanan darah secara teratur dan mengikuti saran dokter tentang cara mengelola tekanan darah.
- Konsultasi dengan Dokter Secara Teratur: Pemeriksaan kehamilan rutin sangat penting untuk memantau kesehatan ibu dan bayi. Konsultasikan dengan dokter secara teratur dan ikuti semua saran medis yang diberikan.
- Jaga Berat Badan Ideal: Memiliki berat badan yang sehat sebelum dan selama kehamilan dapat membantu mengurangi risiko masalah plasenta.
Dengan mengambil langkah-langkah ini, ibu dapat membantu memastikan kehamilan yang sehat dan mengurangi risiko masalah plasenta.
Sumber : halodoc.com





