Kamis, 07 Oktober 2021 18:06:20
Setiap orangtua akan merasa kecewa, sedih dan marah saat mengetahui
anaknya menjadi korban bullying. Meski begitu, psikolog mengingatkan
orangtua agar tidak bertindak gegabah.
Hal ini penting
dilakukan lantaran, alih-alih melindungi anak sebagai korban bullying,
orangtua malah fokus melakukan perlawanan terhadap anak pelaku bullying
dan malah berbalik melakukan bullying kepada anak tersebut.
"Kayaknya jangan kita menghakimi pelaku. Apalagi cuma tahu dari satu
sisi. Maka sebetulnya perilaku kita ketika menghukum, justru kita yang
bisa dituntut akibat perilaku bullying kita," jelas Psikolog Klinis,
Anna Surti Ariani dalam acara diskusi EU Social DigiThon, beberapa waktu
lalu.
Sehingga langkah pertama yang perlu dilakukan saat mendapati anak dibully adalah memberikan perlindungan kepada anak tersebut.
Sebisa mungkin memberikan keamanan dan kenyaman anak tersebut, tanpa harus menuntut mereka untuk bercerita.
"Ketika dia belum mau bicara jangan dipaksa, kita mungkin akan perlu
menyamankan dia dulu, mau dibikin teh panas supaya enak dulu," jelas
Anna.
Selanjutnya, jika anak sudah merasa tenang dan tapi juga
belum mau bercerita kepada orangtua karena malu atau takut, maka
maklumilah jangan dipaksa.
Selain itu, orangtua bisa menawarkan
anak untuk berkonsultasi kepada psikolog dengan ajakan yang menggunakan
bahasa yang dipahami.
"Misalnya, bunda punya temen psikolog
kalau kamu mau cerita. Supaya bisa leluasa, bunda nggak mendengarkan
deh, rahasia kamu," ungkap Anna.
Sementara itu, anggota Ikatan
Psikolog Klinis (IPK) Indonesia itu mengungkap beberapa dampak bullying
kepada anak yang harus diwaspadai. Seperti sebagai berikut:
*Sumber: suara.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar