Pages

Minggu, 31 Oktober 2021

Studi: Menyusui Bisa Cegah Penurunan Kognitif pada Ibu dalam Jangka Panjang

Minggu, 29 October 2021 07:00

Studi: Menyusui Bisa Cegah Penurunan Kognitif pada Ibu dalam Jangka Panjang

 

 

 

 

 

 

 

Sebuah studi batu menemukan menyusui bisa memberikan manfaat kesehatan tidak hanya pada anak, tetapi juga manfaat kognitif bagi ibu dalam jangka panjang.

Para peneliti di University of California, Los Angeles, melakukan penelitian yang menemukan bahwa wanita di atas usia 50 tahun yang menyusui anaknya memiliki kinerja lebih baik dalam tes kognitif dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah menyusui.

Sebelumnya, banyak penelitian telah menemukan bahwa menyusui akan membantu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan jangka panjang anak. Tapi, penelitian ini hanya salah satu dari beberapa studi yang mencari efek jangka panjang bagi wanita menyusui.

"Temuan kami menunjukkan kinerja kognitif lebih jauh lebih baik di antara wanita usia 50 tahun yang menyusui. Hal ini menunjukkan bahwa menyusui mungkin berfungsi sebagai neuroprotektif di kemudian hari," kata Molly Fox, penulis studi dikutip dari Fox News.

Penelitian berjudul "Wanita Menyusui Memiliki Kemampuan Kognitif Luar Biasa Setelah Usia 50 Tahun" ini menegaskan bahwa efek biologis dari menyusui dan efek psikososial, seperti peningkatan regulasi stres bisa memberikan manfaat jangka panjang bagi otak ibu.

Karena, menyusui juga bisa membantu mengatur stres, meningkatkan ikatan bagi dan menurunkan risiko depresi pascamelahirkan yang menunjukkan adanya manfaat neurokognitif akut bagi ibu. Peneliti menduga hal ini itu juga bisa dikaitkan dengan risiko penurunan kognitif yang lebih rendah diantara pada ibu menyusui seiring bertambah usia.



Adapun peserta dalam penelitian ini adalah wanita di atas usia 50 tahun. Mereka melakukan serangkaian tes psikologis yang mengukur pembelajaran, ingatan yang tertunda, fungsi eksekutif dan kecepatan pemrosesan.

Hasilnya menunjukkan bahwa wanita yang pernah menyusui pada satu titik kehidupannya memiliki penampilan dan kondisi kognitif lebih baik dibandingkan wanita yang tidak menyusui.

Studi ini juga menemukan bahwa jumlah waktu yang dihabiskan untuk menyusui berkaitan dengan kinerja kognitif yang lebih baik pada wanita.

Studi lebih lanjut masih diperlukan untuk mengeksplorasi hubungan antara riwayat menyusui wanita dan kinerja kognitif dalam kelompok wanita yang lebih besar, serta lebih beragam secara geografis.

Jadi, penting untuk lebih memahami implikasi kesehatan menyusui bagi wanita karena mengingat wanita lebih jarang menyusui untuk periode waktu yang lebih pendek.

*Sumber: suara.com


Rabu, 27 Oktober 2021

4 Hal Sederhana Ini Dipercaya Bisa Meningkatkan Imunitas Tubuh

Rabu, 27 Oktober 2021 17:50:38

4 Hal Sederhana Ini Dipercaya Bisa Meningkatkan Imunitas Tubuh

 

 

 

 

 

 

 

Di tengah situasi pandemi Covid-19, menjaga imunitas atau sistem kekebalan tubuh menjadi hal penting. Dengan begitu seorang bisa meminimalkan risiko terkenca virus corona.

Tapi banyak yang tidak tahu bahwa ada sejumlah aktivitas yang bisa meningkatkan imunitas tubuh. Berikut 4 kebiasaan untuk menstabilkan sistem kekebalan tubuh:

1. Tambahkan suplemen rutin ke sarapan

Tambahan suplemen sangat penting untuk fungsi kekebalan tubuh yang sehat. Alangkah baiknya mengkonsumsi suplemen agar aktivitas seharian juga lancar dan badan terasa lebih bersemangat.

2. Mencari udara segar

Stress bisa saja menurunkan sistem kekebalan tubuh. Jadi jika kamu merasa stress karena bekerja seharian atau ada masalah lain, alangkah baiknya meluangkan waktu sebentar untuk mencari udara segar karena efek positif peningkatan kadar oksigen pada otak, serta pengurangan peradangan yang menyertai dosis vitamin D yang kuat.



3. Dengarkan lagu

Sama halnya dengan stress, tidur berhubungan langsung dengan kesehatan secara keseluruhan. Cara yang tepat untuk menstabilkan imun agar keadaan kita tenang juga bisa dengan bantuan sedikit ‘white noise’ seperti, suara hujan, deburan ombak, atau suara mesin tertentu untuk penyejuk pikiran dan membantu tidur lebih cepat.

4. Berolahraga

Melakukan olahraga di pagi hari sangat berguna untuk kebugaran sebelum menjalankan aktivitas. Selain itu sangat penting untuk hal-hal seperti meningkatkan aliran darah, mengurangi stress, peradangan bahkan memperkuat antibodi. Jika sulit mendapatkan motivasi berolahraga di pagi hari, pertimbangkan untuk bergabung dengan kelas yoga baik secara virtual ataupun langsung. Berkomitmen waktu kelas itu bisa sangat membantu dan jangan lupa untuk selalu minum air putih yang banyak.

Apakah kamu sudah melakukan salah satu kebiasaan di atas? Cobalah untuk melakukannya secara rutin, tentu kamu akan mendapatkan manfaatnya.

*Sumber: suara.com


Selasa, 26 Oktober 2021

Tanaman Obat, Ini 7 Manfaat Daun Ketumbar

Selasa, 26 Oktober 2021 07:50:01

Tanaman Obat, Ini 7 Manfaat Daun Ketumbar

 

 

 

 

 

 

 

Daun ketumbar sering dijadikan sebagai campuran dalam sayur sop dan berbagai masakan India. Tapi, daun ketumbar tidak hanya menjadi pelengkap atau bumbu, melainkan juga menawarkan manfaat kesehatan.

Pohon ketumbar kerap digolongkan ke dalam tanaman obat lantaran khasiat yang dimilikinya untuk kesehatan. Salah satunya adalah bagian daun. Biasa disebut sebagai Dhaniya, daun ketumbar memiliki kandungan mineral seperti fosfor, kalsium, magnesium, kalium, natrium, serta vitamin A, B, C dan K yang baik untuk kesehatan.

Berikut tujuh manfaat daun ketumbar, seperti yang dilansir dari Healthshots.

1. Membantu mengontrol gula darah

Jika Anda berisiko terkena diabetes, daun ketumbar bisa menjadi cara untuk mengontrol kadar gula darah. Diungkap oleh Ahli Nutrisi dari Rumah Sakit Apollo, Nehru Enclave New Delhi, dr. Divya Dhawan, “Berbagai penelitian telah mengkonfirmasi bahwa daun ketumbar mengandung enzim aktif yang dapat membantu mengelola kadar glukosa dalam darah."

2. Melancarkan proses pencernaan

Daun ketumbar kaya akan serat dan antioksidan, sehingga bermanfaat dalam meningkatkan pencernaan, metabolisme, dan membantu mengatasi kembung dan sembelit.

3. Membantu mengelola stres

Daun ini tidak hanya menawarkan manfaat untuk kesehatan tubuh saja, tetapi juga baik untuk mengelola stres Anda. Dikatakan dr. Divya, daun ketumbar dapat meningkatkan mood serta menjaga sistem pencernaan tetap bersih, sehat, dan mengurangi stres oksidatif.

4. Meningkatkan kesehatan jantung

Daun ketumbar, menurut dr. Divya, dianggap sebagai diuretik yang dapat mengeluarkan natrium ekstra dari dalam tubuh untuk menurunkan tekanan darah.

Selain itu, daun yang kaya antioksidan dan serat ini, mampu mengurangi risiko penyakit jantung, serta menjaga kadar kolesterol Anda.

5. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

Daun ketumbar merupakan sumber antioksidan seperti terpinene, quercetin, dan tokoferol yang dapat melawan kerusakan sel dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda.

Menurut penelitian, antioksidan ini dapat mengurangi peradangan, serta memiliki efek anti kanker dan neuroprotektif.

6. Baik untuk kesehatan mata

Tidak hanya wortel yang disebut dapat meningkatkan kesehatan mata, daun ketumbar juga punya manfaat yang sama. Kandungan vitamin A, vitamin C, vitamin E, dan karotenoidnya dapat menjaga penglihatan dan mencegah Anda dari gangguan penglihatan degeneratif.

7. Meningkatkan kesehatan tulang

Dr. Divya mengatakan bahwa daun ketumbar memiliki nutrisi penting untuk tulang, seperti kalsium, fosfor, dan magnesium yang dapat meningkatkan kepadatan tulang serta melindungi Anda dari nyeri sendi.

“Jadi jika Anda menginginkan tulang yang kuat, daun ketumbar bisa menjadi pilihan yang baik,” saran dr. Divya.

*Sumber: suara.com

Sabtu, 23 Oktober 2021

Cara Minimalisir Anak Kecanduan Gawai, Psikolog: Beri Anak Pilihan Kegiatan

Sabtu, 23 Oktober 2021 18:24:30

Cara Minimalisir Anak Kecanduan Gawai, Psikolog: Beri Anak Pilihan Kegiatan

 

 

 

 

 

 

 

Penggunaan gadget atau gawai yang berlebihan pada anak telah menjadi permasalahan umum bagi orangtua. Banyak diantaranya bahkan mengakui bahwa mereka merasa kewalahan menghadapi anak yang bermain gawai tak kenal waktu.

Meski begitu, Psikolog Klinis Anak, Remaja dan Keluarga Roslina Verauli, M.Psi., Psi mengingatkan pentingnya orangtua memberi tahu anak tanpa cara negatif untuk mengatasi masalah kecanduan gadget atau gawai.

Misalnya, jangan sekali-kali langsung memarahi dan membentak atau merebut gawai yang sedang digunakan oleh anak.

"Ketika anak dimarahi emosi akan negatif, lalu dia akan butuh kegiatan menyenangkan semakin banyak, nanti dia melihat gawainya secara diam-diam, cara itu akan gagal," ujar Verauli dalam acara peluncuran Cussons Kids Play, Senin (21/12/2020) kemarin.

Ia mengatakan kebanyakan anak memilih bermain gawai karena anak tidak memiliki pilihan melakukan kegiatan. Akhirnya, mereka merasa tidak punya kegiatan lain selain bermain game.



Maka, solusi dari psikolog lulusan Universitas Indonesia (UI) itu adalah orangtua harus memberikan pilihan kegiatan untuk anak. Di awal hari usahakan orangtua sudah memiliki jadwal mendetail untuk anak.

"Bikin monitoring, anak bangun jam berapa harus ngapain aja secara detail. Usahakan ketika anak bangun dia diajak oleh mamah papanya melakukan beragam kegiatan, sampai akhirnya bermain gadget tidak tersentuh," jelasnya.

Tidak hanya memberikan pilihan, usahakan orangtua ikut terlibat dalam kegiatan anak. Seperti mengajak anak memasak, menyiram tanaman, hingga mencuci kendaraan.

Ingat juga saat membantu anak lepas dari gadget orangtua harus mencontohkan. Misalnya orangtua memakai gawai hanya untuk bekerja, membaca buku dan sebagainya. Jangan sampai anak mendapati orangtua yang justru bermain game. Kata Verauli, anak adalah peniru yang ulung!

*Sumber: suara.com


Jumat, 22 Oktober 2021

Cegah Anak Kecanduan Internet, Orangtua Wajib Jalankan 5 Peran Ini di Rumah

Jum'at, 22 Oktober 2021 18:06:11

Cegah Anak Kecanduan Internet, Orangtua Wajib Jalankan 5 Peran Ini di Rumah

 

 

 

 

 

 

 

Mencegah anak kecanduan internet merupakan tugas orangtua. Di masa pandemi, risiko anak kecanduan internet meningkat seiring kebutuhan penggunaannya yang semakin banyak.

Internet kini tidak lagi hanya digunakan untuk menghabiskan waktu luang dan bermain game. Anak-anak pun menggunakan internet untuk sekolah hingga mengikuti kegiatan online lainnya.

Manfaat internet untuk anak pun diakui oleh Yazid Anwar, founder Meraki Agency dan pemerhati anak.

"Sebenarnya internet jika dimanfaatkan dengan baik bisa memberikan dampak positif. Misalnya, membantu anak cepat mendapatkan informasi. Juga membuat anak senang dan bahagia," tuturnya dalam siaran pers Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diterima Suara.com.

Meski begitu penggunaan internet tanpa pengawasan bisa membuat anak kurang berinteraksi dalam keluarga, kurang memiliki empati, dan kecanduan.

Untuk itu, dibutuhkan peran aktif orang tua untuk mencegah anak kecanduan internet, namun tetap bisa mendapatkan manfaat positifnya.

Yazid mengatakan setidaknya ada 5 peran yang bisa dilakukan orang tua, yakni:

1. Memberikan pendampingan

Orang tua wajib mendampingi anak apabila sedang bermain gadget. Bahkan, orang tua wajib memilihkan tontonan yang mendidik dan berikan penjelasan lengkap bila anak bertanya.

"Apalagi soal permainan. Orang tua harus mengerti apa yang sedang dimainkan anak. Lebih baik lagi jika permainan bisa dilakukan bersama-sama," paparnya.



2. Membuat aturan

Yazid mengatakan di dalam rumah, harus ada aturan tegas dan jelas mengenai penggunaan gadget dan internet.

"Berapa durasinya, kapan boleh main, dan aplikasi atau tontonan apa saja yang boleh digunakan anak, harus dijelaskan oleh orang tua," ungkapnya lagi.

3. Membangun komunikasi aktif

Orang tua perlu memiliki kemampuan komunikasi aktif yang membangun keinginan dan kebersamaan dalam keluarga. Yazid mengatakan semakin sering anak berkomunikasi dengan orang tua, semakin rendah risiko kecanduan gadget.

"Cara membangun komunikasi aktif terbaik adalah dengan melibatkan anak dalam kegiatan rumah tangga. Misalnya, makan bersama di meja makan, ibadah bersama, bahkan saat belajar," terang pria berkacamata ini.

4. Melakukan evaluasi dan monitoring

Evaluasi penggunaan gadget dan internet anak secara berkala. Jika produktivitas anak dirasa menurun atau jadi enggan belajar karena gadget, maka perlu dikurangi waktu penggunaannya.

5. Memberikan dukungan dan bantuan

Jika anak sudah terlanjur mengalami kecanduan, maka orang tua wajib memberikan dukungan. Hentikan sementara penggunaan gadget anak dan bantu mereka untuk bisa mengatasi kecanduannya.

*Sumber: suara.com


Jumat, 15 Oktober 2021

5 Sumber Nutrisi yang Baik untuk Kesehatan Tulang

 Jum'at, 15 Oktober 2021 19:18:01

5 Sumber Nutrisi yang Baik untuk Kesehatan Tulang

 

 

 

 

 

 

 

Memiliki kesehatan tulang adalah dambaan setiap orang. Dengan memiliki tulang yang sehat, melakukan aktivitas apapun tidak menjadi tidak mudah terganggu oleh penyakit lain, seperti cedera dan osteoporosis.

Mengutip dari Times of India, ada lima makanan bernutrisi yang disebut dapat membantu menyehatkan tulang Anda. Apa saja? Berikut paparannya!

Vitamin K

Vitamin K disebut ampuh mencegah penyakit jantung, diabetes, serta kanker. Terlepas dari penyakit, vitamin K juga dipercaya mampu menjaga kesehatan tulang Anda. Vitamin K bertanggung jawab untuk mengaktifkan protein yang memainkan peran penting, mulai dari pembekuan darah hingga metabolisme kalsium.

Adapun vitamin K ini bisa Anda temukan lewat sumber makan ini, antara lain sayur brokoli, bayam, kubis, dan selada.

Vitamin D

Vitamin D biasa dikenal lewat serapan sinar matahari, yang disebut dapat meningkatkan kesehatan dan kepadatan tulang. Dari vitamin ini, dikatakan dapat membantu menyerap kalsium serta mempertahankan jumlah nutrisi yang cukup dalam darah.

Selain dari sinar matahari, vitamin D juga bisa Anda temukan lewat daftar makanan mulai dari bayam, kacang kedelai, ikan sarden, dan ikan salmon.

Protein

Protein dikenal dapat membantu pertumbuhan sel sekaligus meregenerasi sel tubuh. Fungsi dari protein ini dikatakan juga mampu mempertahankan dan meningkatkan massa tulang, sehingga ini akan menjaga kesehatan tulang Anda.

Sebuah studi menunjukkan, diet dengan protein tinggi dapat meningkatkan kepadatan tulang, serta memperlambat laju pengeroposan tulang. Selain itu, protein membentuk sekitar 50 persen dari volume tulang serta massanya.

Adapun sumber protein ini bisa ditemukan lewat makanan lentil, kacang-kacangan, daging, hingga produk susu.

Magnesium

Sumber magnesium bertanggung jawab dalam mengaktifkan lebih dari 300 reaksi tubuh Anda. Selain itu, magnesium juga dapat membantu meningkatkan kesehatan tulang. Hal ini ada sekitar 60 persen mineral yang ditemukan di jaringan tulang.

Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan, orang yang mengonsumsi sumber magnesium dalam jumlah tinggi, disebut memiliki kepadatan massa tulang yang lebih baik, dibanding mereka yang kurang mengonsumsi magnesium dalam jumlah rendah.

Asupan magnesium tersebut bisa Anda temukan lewat makanan ini. Mulai dari kacang-kacangan, kacang polong, hingga biji-bijian.

Vitamin C

Sebuah studi yang terbit di Nutrients menunjukkan, selain baik untuk sistem kekebalan tubuh, vitamin C juga mampu meningkatkan serta menjaga kesehatan tulang Anda. Dikatakan, vitamin C dapat bermanfaat untuk pertumbuhan tulang, reabsorpsi, hingga pencegahan osteoporosis.

Asupan ini bisa Anda temukan lewat beberapa makanan sehat. Mulai dari buah jeruk, tomat, dan buah sitrat lainnya.

*Sumber: suara.com

Senin, 11 Oktober 2021

Anak Alami Gangguan Belajar Bukan Berarti Bodoh, Begini Penjelasan Medisnya

Senin, 11 Oktober 2021 17:41:30

Anak Alami Gangguan Belajar Bukan Berarti Bodoh, Begini Penjelasan Medisnya

 

 

 

 

 

 

 

 

Anak yang kesulitan memahami pelajaran belum tentu bodoh. Secara klinis, bisa saja anak sebenarnya alami gangguan belajar spesifik, terutama pada anak usia sekolah dasar.

Dokter spesialis kedokteran jiwa dr. Fransiska Kaligis, Sp. KJ(K), mengatakan bahwa gangguan belajar pada anak terbagi menjadi tiga yang spesifik pada kemampuam membaca, berhitung, dan menulis.

"Gangguan ini akan sangat mempengaruhi performa dari anak tersebut," kata dokter Fransiska saat IG Live RSCM Kencana, Rabu (6/10/2021).

Menurutnya, gangguan kemampuan belajar itu bisa disebabkan banyak faktor. Bisa jadi biologis yang memang ada turunan secara genetik dari orangtua.

Faktor psikologis di mana anak alami kecemasan hingga tidak bisa menyerap materi pembelajaran. Maupun kondisi lingkungan yang tidak efektif sebagai tempat anak belajar.

Tiga gangguan belajar tersebut meliputi:

1. Disleksia

Disleksia merupakan gangguan belajar yang spesifik pada kesulitan membaca. Dokter Fransiska menjelaskan, kemampuan membaca pada anak yang alami disleksia jauh di bawah teman-teman seusianya.

"Biasa anak dengan disleksia membacanya lambat, terputus-putus, atau tertukar. Misalnya b jadi p. Sebetulnya kecerdasan anak dengan disleksia biasanya normal, mereka cukup cerdas. Tapi ketika membaca ada kesulitan," jelasnya.

2. Disgrafia

Disgrafia merupakan gangguan belajar yang spesifik pada kemampuan menulis. Sama seperti disleksia, biasanya kecerdasan anak secara umum sebenarnya normal. Kecerdasan intelektualnya bahkan terbilang baik. Hanya saja, anak kesulitan menulis maupun menyusun kalimat.

"Biasanya salah, gak sesuai seperti teman-temannya. Misal, usia 8 tahun harusnya sudah lancar tapi ini masih salah penyusunan atau menyusun paragraf masih terbalik," kata dokter Fransiska.

3. Diskalkulia

Diskalkulia merupakan gangguan belajar pada kemampuan berhitung. Anak yang alami gangguan belajar ini jadi tidak bisa memahami konsep perhitungan, operasi matematika, dan operasi aritmatika

Satu anak bisa saja alami lebih dari satu gangguan belajar tersebut, kata dokter Fransiska. Secara umum, kecerdasan anak yang alami gangguan belajar sebenarnya normal. Hanya saja alami kesulitan secara spesifik pada gangguan tersebut.

Dokter Fransiska mengingatkan, orangtua harus memperhatikan kemungkinan gangguan tersebut agar bisa deteksi dini. Gangguan belajar tersebut biasanya mulai terlihat saat anak usia 8-9 tahun.

*Sumber: suara.com

Kamis, 07 Oktober 2021

Anak Jadi Korban Bullying, Bagaimana Sebaiknya Orangtua Bersikap?

Kamis, 07 Oktober 2021 18:06:20

Anak Jadi Korban Bullying, Bagaimana Sebaiknya Orangtua Bersikap?

 

 

 

 

 

 

 

Setiap orangtua akan merasa kecewa, sedih dan marah saat mengetahui anaknya menjadi korban bullying. Meski begitu, psikolog mengingatkan orangtua agar tidak bertindak gegabah.

Hal ini penting dilakukan lantaran, alih-alih melindungi anak sebagai korban bullying, orangtua malah fokus melakukan perlawanan terhadap anak pelaku bullying dan malah berbalik melakukan bullying kepada anak tersebut.

"Kayaknya jangan kita menghakimi pelaku. Apalagi cuma tahu dari satu sisi. Maka sebetulnya perilaku kita ketika menghukum, justru kita yang bisa dituntut akibat perilaku bullying kita," jelas Psikolog Klinis, Anna Surti Ariani dalam acara diskusi EU Social DigiThon, beberapa waktu lalu.

Sehingga langkah pertama yang perlu dilakukan saat mendapati anak dibully adalah memberikan perlindungan kepada anak tersebut.

Sebisa mungkin memberikan keamanan dan kenyaman anak tersebut, tanpa harus menuntut mereka untuk bercerita.

"Ketika dia belum mau bicara jangan dipaksa, kita mungkin akan perlu menyamankan dia dulu, mau dibikin teh panas supaya enak dulu," jelas Anna.

Selanjutnya, jika anak sudah merasa tenang dan tapi juga belum mau bercerita kepada orangtua karena malu atau takut, maka maklumilah jangan dipaksa.

Selain itu, orangtua bisa menawarkan anak untuk berkonsultasi kepada psikolog dengan ajakan yang menggunakan bahasa yang dipahami.

"Misalnya, bunda punya temen psikolog kalau kamu mau cerita. Supaya bisa leluasa, bunda nggak mendengarkan deh, rahasia kamu," ungkap Anna.

Sementara itu, anggota Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia itu mengungkap beberapa dampak bullying kepada anak yang harus diwaspadai. Seperti sebagai berikut:

1. Sulit konsentrasi 
2. Prestasi akademis menurun 
3. Sedih berlarut-larut 
4. Frustrasi 
5. Sulit tidur 
6. Kesepian 
7. Menarik diri dari pergaulan 
8. Gangguan makan, seperti menolak makan, makan tak berhenti, memuntahkan, dan lain-lain. 
9. Distress atau stres yang negatif. 
10. Depresi 
11. Kecemasan 
12. Keinginan bunuh diri.


*Sumber: suara.com.

Rabu, 06 Oktober 2021

Sulit Tidur Malam Nyenyak karena Alami Kecemasan, Lakukan 5 Cara Ini

Rabu, 06 Oktober 2021 18:38:10

Sulit Tidur Malam Nyenyak karena Alami Kecemasan, Lakukan 5 Cara Ini 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kecemasan adalah perasaan khawatir dan tidak nyaman yang normal terjadi sesekali. Tapi, kecemasan menjadi tidak normal ketika sudah berlebihan dan Anda sulit mengatasinya.

Pada tahap itulah kecemasan bisa menjadi gangguan kecemasan yang biasanya membutuhkan bantuan medis. Kecemasan berlebihan juga biasanya akan menyebabkan orang kesulitan tidur.

Menurut studi YouGov baru yang dilakukan oleh JYSK, sekitar 42 persen orang hanya tidur 6 jam atau kurang setiap malamnya, 22 persen mengalami perubahan pola tidur karena kecemasan yang dipengaruhi oleh pandemi virus corona, dan 18 persen mengalami mimpi yang tidak menyenangkan ketika tidur.

Dilansir dari Express, Sleep Foundation, Harvard Health Publishing, Mind, dan NHS juga memberitahu cara tidur malam nyenyak dan rileks ketika Anda memiliki kecemasan, antara lain:

1. CBT

Kecemasan pada waktu tidur harus diobati di siang hari dengan terapi perilaku kognitif (CBT). CBT adalah pengobatan umum untuk gangguan kecemasan, di mana seorang profesional membantu Anda untuk mengarahkan kembali pemikiran negatif guna mengurangi perasaan cemas.

Mengatasi kecemasan dengan cara ini dapat membantu Anda mengendalikan perasaan khawatir dan stres yang membuat Anda terjaga di malam hari.

2. Rutin tidur malam tepat waktu

Bagi orang yang bekerja secara shift atau shift malam, mungkin akan kesulitan mengatur rutinitas tidur malamnya agar tetap stabil. Walau begitu, Anda tetap harus mencoba tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap harinya.

Jika Anda harus tidur siang hari, pertahankan durasinya di bawah satu jam dan jangan tidur siang setelah jam 3 sore. Jika Anda tidak tidur dalam 20 menit atau terbangun dan tidak bisa tertidur lagi dalam 20 menit, bangunlah dari tempat tidur.

3. Latihan relaksasi

Membaca, mendengarkan musik, atau bersantai sebelum tidur dengan mandi air panas atau bernapas dalam-dalam dapat membantu beberapa orang untuk tidur nyenyak.

Namun, Anda mungkin perlu mencoba teknik relaksasi yang secara khusus ditujukan untuk mengatasi kecemasan. NHS merekomendasikan teknik pernapasan baik sambil berdiri, duduk di kursi yang mendukung, atau berbaring di tempat tidur atau matras yoga.

4. Olahraga

Olahraga sangat penting kesehatan jantung, kekuatan otot, dan kesehatan mental. Anda harus berolahraga secara teratur, idealnya di sore hari, setidaknya selama dua setengah jam dalam seminggu.

Menurut The Sleep Foundation, olahraga setiap hari memiliki manfaat menyeluruh untuk kesehatan dan perubahan yang dimulainya dalam penggunaan energi dan suhu tubuh bisa mendorong tidur yang lebih nyenyak.

Sebagian besar ahli menyarankan agar tidak melakukan olahraga intens menjelang waktu tidur. Ini bisa menghambat kemampuan tubuh Anda untuk secara efektif menetap sebelum tidur.

5. Diet

Konsumsi makanan yang sehat adalah langkah penting untuk mengurangi kecemasan dan tidur yang lebih nyenyak. The Sleep Foundation merekomendasikan untuk membatasi asupan kafein Anda. Hal itu karena minuman berkafein, termasuk kopi, teh, dan soda dapat menyebabkan kurang tidur jangka Panjang.

Anda juga harus mencoba untuk menghindari makan di malam hari karena lebih sulit untuk tertidur jika tubuh masih mencerna makan malam yang besar.

*Sumber: suara.com

Selasa, 05 Oktober 2021

Psikolog Sebut Batasi Penggunaan Gadget Bisa Cegah Cyberbullying, Benarkah?

Selasa, 05 Oktober 2021 17:20:41

Psikolog Sebut Batasi Penggunaan Gadget Bisa Cegah Cyberbullying, Benarkah? 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pencegahan cyberbullying alias perundungan siber menurut psikolog bisa dilakukan dengan cara membatasi penggunaan gadget.

Dikatakan Anna Surti Ariani dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia), membatasi waktu memegang gadget dengan jadwal atau durasi tertentu dapat mencegah anak dari perundungan siber.

"Memberikan edukasi terkait apa itu cyberbullying. Ketiga, membatasi konten dan aplikasi pada gawai. Dan keempat, menjadi contoh dalam berperilaku digital yang baik," kata perempuan yang akrab disapa Nina itu, dikutip dari ANTARA.

Cyberbullying adalah kondisi di mana seseorang merasa tidak nyaman terhadap komentar/informasi/gambar foto yang ditujukan untuk dirinya, yang bertujuan menyakiti, intimidasi, menyebar kebohongan dan menghina, yang diunggah di internet, jejaring media atau teknologi digital lainnya, yang dilakukan oleh orang lain.

"Sebanyak 45 persen dari 2,777 anak muda usia 14-24 tahun pernah mengalami cyberbullying, menurut survei UNICEF U-Report 2021," katanya.

Menurut Nina, alasan orang melakukan cyberbullying adalah ia ingin merasa kuat, harga dirinya rendah, kurang berempati, ingin popular dan tidak sadar akan dampak yang ditimbulkan.

Ia membagikan beberapa ciri seseorang yang terdampak cyberbullying. Pertama, adalah kecenderungan untuk menarik diri, mudah emosi, menjadi cenderung pendiam dan tidak mau bersosialisasi.

"Kedua adalah mengganti akun media sosial, dan ketiga tidak lepas dari gawai kehilangan minat melakukan kegiatan lain," ujarnya menambahkan.

Founder Yayasan Sejiwa, Diena Haryana, mengatakan media daring memberikan dampak terhadap beberapa kasus yang dialami anak seperti ketergantungan gawai, cyberbullying, eksploitasi seksual serta penipuan daring.

"Dampaknya bisa sangat besar, membekas hingga jangka panjang karena rasa malu yang ditimbulkan mengingat postingan buruk terhadap dirinya telah disaksikan ribuan orang netizen," kata Diena.

"Akibatnya sangat membahayakan, bukan hanya sebatas malu dan depresi bahkan hingga tindakan bunuh diri. Sayangnya, banyak korban yang lebih memilih diam, tidak mengadukan kasus yang menimpanya, sehingga pada akhirnya mengganggu pertumbuhan jiwanya," imbuhnya.

Namun, Diena mengatakan terdapat beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah dampak buruk cyberbullying.

"Sebagai teman, kita memberi dukungan untuk mendengarkan masalah yang dihadapi, menyemangati dan dapat mengajaknya untuk melaporkannya kepada guru atau orangtuanya. Kita juga dapat meng-counter informasi negatif dengan memberikan komentar positif tentang sahabat kita," kata Diena.

"Sebagai orang tua, kita arahkan anak untuk memblok pelaku dan melaporkannya melakukan media sosial. Kita juga dapat mengalihkan anak dari media sosial melalui kegiatan lain seperti hobi, berlibur maupun hal-hal kreatif lainnya. Bila sudah semakin parah dampaknya, segera konsultasikan anak kepada ahlinya untuk mendapat tindakan terbaik," tumbuhnya.

*Sumber: suara.com