Pages

Jumat, 31 Juli 2020

3 Cara Mendidik Anak Jadi Orang yang Jujur

Jum'at, 31 Juli 2020 18:08:00

3 Cara Mendidik Anak Jadi Orang yang Jujur

Mampu mendidik anak hingga memiliki perilaku yang jujur, bisa dipercaya, dan mempunyai pemikiran terbuka adalah target bagi semua orangtua.

Namun, dengan segala kondisi yang ada di saat ini, tidak semua orangtua bisa memastikan anak mereka tumbuh dengan perilaku- perilaku positif tersebut.

Co-director Making Caring Common dan pengajar senior di Harvard Graduate School of Education, Rick Weissbourd berbicara soal persoalan ini.

Menurut dia, ada sejumlah trik yang bisa dibagi kepada para orangtua agar bisa mendidik anak-anak menjadi pribadi yang jujur.

1. Mengajarkan kejujuran

Tentu saja, bukan hal yang mengagetkan jika poin pertama yang harus dilakukan adalah mengajarkan kejujuran itu sendiri.

Meskipun, pada beberapa kondisi orangtua kadang terpaksa berbohong atau tidak memberi tahu semua kebenaran pada anak, karena alasan tertentu.

Pertama, bicaralah pada anak tentang pentingnya bersikap jujur.

Jika mereka ingin teman-teman dan keluarga mempercayai apa yang mereka katakan, mereka harus bersikap jujur setiap waktu.

Meski hal ini mungkin sulit, namun ingatkanlah bahwa bersikap jujur akan membawa kebaikan pada diri mereka sendiri.

Misalnya, dengan mengingatkan kemungkinan buruk yang akan terjadi jika mereka diketahui berbohong.

Katakanlah pada mereka, meskipun mereka berbuat kesalahan, mereka harus tetap mencoba jujur, dan tidak menutupi kesalahan.

Namun, terkadang berbohong demi kebaikan mungkin masih dapat dilakukan. Apalagi jika itu menyangkut perasaan seseorang atau keamanan diri sendiri ketika bermain.

Misalnya, memberitahu anak bahwa berbohong ketika seseorang menanyakan informasi pribadi mereka adalah hal yang masih diperbolehkan.

Apalagi, jika yang bertanya adalah orang asing.

Contoh lainnya, ketika seseorang menyampaikan cerita kepada mereka dan membuat mereka bosan.

Tak masalah untuk tetap mendengarkannya atau mengatakan mereka menyukai cerita tersebut, karena penolakan akan membuat orang yang menyampaikan cerita menjadi sedih.

2. Mencontohkan kejujuran

Anak-anak mencontoh apa yang dilakukan orangtuanya, terutama ketika mereka masih amat kecil.

"Kita tidak bisa menyuruh mereka untuk jujur, sementara pada beberapa waktu mereka melihat kita tidak melakukannya," kata Weissbourd.

Berusahalah lebih untuk menjadi model bagi perilaku yang ingin ditanamkan pada anak.

Namun, sadarilah bahwa orangtua memang tidak bisa menjadi contoh yang selalu sempurna untuk mereka. Katakan pula hal ini pada mereka.

Misalnya, ketika berbicara dengan pasangan tentang rencana yang ingin kalian hindari.

Saat itu, kamu meminta pasanganmu untuk mengatakan pada anak-anak, "katakan saja kita sedang sibuk".

Namun belakangan anak-anakmu tahu bahwa kamu tidak sibuk. Maka, cobalah menjelaskan dengan baik, mengapa kamu berbohong.

Jelaskan pula apa yang akan kamu lakukan untuk menjadi lebih baik ke depannya.

3. Memuji kejujuran

Ketika kamu sudah mendiskusikan kejujuran dengan anak-anakmu, pujilah mereka karena sudah bersikap jujur.

Terutama pada situasi di mana kamu tahu jujur adalah hal yang sulit bagi mereka.

Weissbourd mencatat, terkadang bersikap jujur adalah pilihan yang sulit dan membutuhkan keberanian.
"Kita harus menghargai keberanian mereka," kata dia.

*Sumber: kompas.com

Kamis, 30 Juli 2020

Mengapa Remaja Perlu Makan Daging?

Kamis, 30 Juli 2020 17:48:46

Mengapa Remaja Perlu Makan Daging?

Masa pertumbuhan tidak hanya terjadi di usia sekolah dasar. Memasuki masa remaja pun -kurang lebih antara usia 13-19 tahun, tubuh masih melalui periode pertumbuhan dan perkembangan.

Makanya, remaja harus lebih memerhatikan asupan makanan demi membantu mendukung perubahan ini.

Pola makan yang kurang bergizi bisa menimbulkan masalah seperti jerawat, gampang lelah, menstruasi yang terlalu berat atau ringan, dan mood yang naik-turun.

Salah satu bahan makanan yang amat disarankan untuk remaja adalah daging sapi yang berkualitas.

Daging sapi tanpa lemak merupakan sumber nutrisi penting seperti protein, zat besi, seng, dan vitamin A, B2, B6, dan B12.

Dr Emma Derbyshire dari Meat Advisory Panel beberapa tahun lalu pernah mengungkapkan, terpenuhinya asupan daging akan memengaruhi kondisi fisik remaja.

Dampak yang bakal dirasakan antara lain adalah:

1. Kulit dan rambut

Kandungan riboflavin (vitamin B2) pada daging merah akan membantu menjaga kesehatan kulit.

Seng merupakan substansi lain yang bermanfaat untuk memelihara kesehatan rambut. Kalau rambut mulai terlihat lepek, tak ada salahnya langsung menyantap daging.

2. Ketajaman otak

Zat besi, mineral utama pada daging merah, membantu mengusir rasa lelah. Itu sebabnya kalau kekurangan zat besi bisa memengaruhi kinerja mental.

Daging merah juga mengandung vitamin B6 yang membantu otak berfungsi secara normal. Penting dikonsumsi saat menjelang ujian.

3. Kebugaran

Daging sapi juga merupakan sumber protein yang membantu tubuh membangun massa otot, sekaligus membantu kita merasa lebih kenyang dan lebih lama.

Niacin, nutrisi lain pada daging merah, fungsinya membantu tubuh mendapatkan energi, sehingga tubuh terasa lebih bugar dan kuat.

4. Kekebalan

Vitamin A pada daging merah mempunyai peran dalam menormalkan fungsi sistem kekebalan. Hasilnya, daya tahan tubuh lebih baik dan Anda tak mudah terkena flu.

5. Menstruasi

Kandungan zat besi pada daging merah amat membantu remaja putri menghadapi masa haidnya. Sebab, perempuan akan kehilangan banyak zat besi selama menstruasi.

Itu sebabnya saat mens perempuan akan merasa lemas dan cepat lelah. Tingkatkan kembali asupan zat besi di dalam tubuh dengan mengonsumsi daging sapi.

*Sumber: kompas.com

Rabu, 29 Juli 2020

Hindari Mengolah Daging Kurban Jadi Sate, Ini Alasannya

Rabu, 29 July 2020 17:34:10

Hindari Mengolah Daging Kurban Jadi Sate, Ini Alasannya

Idul Adha akan segera tiba dalam hitungan hari. Mungkin Anda sudah merencanakan menu masakan tertentu untuk mengolah daging kambing atau sapi hasil kurban.

Dari tahun ke tahun, banyak orang memilih mengolah daging kurban menjadi menu sate. Namun ternyata, hal itu tidak disarankan. Apa sebabnya?

Executive Chef Aprez Catering by Amuz Group Chef Stefu Santoso menjelaskan, daging kurban yang baru dipotong masih sangat segar sehingga tidak bisa langsung dikonsumsi karena teksturnya masih keras.

Diperlukan waktu untuk proses aging atau pelayuan sehingga tekstur daging menjadi lebih empuk.

"Untuk dijadikan sate saya tidak rekomen karena akan keras," kata Chef Stefu dalam sesi kulwap media, beberapa waktu lalu.

Agar tidak terlalu keras, daging bisa dibungkus terlebih dahulu dengan daun pepaya. Namun, tidak dianjurkan dilakukan terlalu lama karena bisa memunculkan rasa pahit.

Pengolahan selain sate

Chef Stefu menyarankan agar daging kurban diolah dengan metode wet cooking atau metode makanan dimasak dengan menempatkannya pada air panas atau terekspos uap panas.

Metode ini bisa membuat serat-serat daging menjadi lebih empuk untuk dikonsumsi.

"Cara terbaik adalah dimasak dengan cara stewed (direbus) atau wet cooking, atau masak dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan rempah-rempah," ujar President of Association of Culinary Professionals ini.

Beberapa menu yang bisa dicoba antara lain sop, gulai, tongseng, dan lainnya.

Untuk daging kambing, misalnya, menu lainnya yang juga bisa dicoba adalah "lamb kofta", di mana daging kambing giling diberi bawang bombai dan bawang putih cincang, daun ketumbar cincang, hingga jinten bubuk kemudian dibuat menjadi masakan mirip perkedel.

"Aduk semua bahan jadi satu, dibentuk bulat sesuai ukuran yang diinginkan kemudian panggang di atas pan dengan panas sedang hingga matang," ucapnya.

* Sumber: kompas.com

Selasa, 28 Juli 2020

Benarkah Hipertensi Sebabkan Sakit Kepala?

Selasa, 28 Juli 2020 17:28:06

Benarkah Hipertensi Sebabkan Sakit Kepala?

Tekanan darah tinggi atau hipertensi bisa menjadi indikator kuat adanya risiko gangguan kardiovaskular.

Sayangnya, banyak orang yang tak menyadari adanya hipertensi. Hal ini bisa berpotensi menyebabkan komplikasi serius.

Itu sebabnya, memeriksakan tekanan darah secara rutin adalah hal penting untuk memastikan kondisi tubuh kita.

Hipertensi dan sakit kepala

Banyak orang berpikir sakit kepala adalah salah satu gejala hipertensi.

Faktanya, riset dari American Heart Association membuktikan sakit kepala bukanlah gejala tekanan darah tinggi.

Menurut penelitian tersebut, penderita hipertensi lebih kecil kemungkinannya mengalami sakit kepala berulang.

Namun, tekanan darah yang terlalu tinggi memang bisa memicu hipertensi maligna atau yang juga dikenal dengan krisis hipertensi.

Hipertensi maligna adalah kondisi meningkatnya tekanan dalam tengkotak karena tekanan darah yang melonjak drastis. Hal ini bisa memicu sakit kepala.

Selain sakit kepala, hipertensi maligna juga bisa memicu penglihatan kabur, nyeri dada, dan mual.

Cara mengatasi

Apapun penyebab sakit kepala yang kita alami, kondisi ini memerlukan perawatan dengan cepat dan tepat.
Beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi sakit kepala antara lain:

1. Mengonsumsi makanan antiinflamasi

Sakit kepala biasanya disebabkan oleh pradangan. Untuk mengatasinya, kita bisa mengonsumsi makanan antiinflamasi untuk mengurangi peradangan dan memperbaiki sirkulasi di tubuh.
Makanan yang bisa mengurangi peradangan antara lain:

- seledri
- bit
- bluberi
- biji rami.

2. Gunakan minyak esensial

Minyak esensial tertentu, seperti peppermint dan lavender, menenangkan sistem saraf pusat.

Minyak ini dapat membantu meringankan rasa sakit kepala, terutama dalam kasus sakit kepala yang disebabkan oleh stres.

3. Mengurangi kafein

Konsumsi terlalu banyak kafein telah terbukti meningkatkan rasa sakit kepala dan tekanan darah.

Itu sebabnya, kita harus mengontrol jumlah asupan kafein agar tidak menjadi kecanduan.

4. Konsultasi ke dokter

Sakit kepala yang terlalu sering membutuhkan perawatan dokter dengan tepat untuk mengetahui penyebabnya.

Pasalnya, ada berbagai faktor yang bisa memicu sakit kepala, seperti gangguan kesehatan mental, pola diet, atau gangguan sirkulasi dalam tubuh.

*Sumber: kumparan.com

Sabtu, 25 Juli 2020

4 Keahlian yang Harus Dimiliki untuk Menunjang Karier di Tengah Pandemi

Sabtu, 25 Juli 2020 17:15:07

4 Keahlian yang Harus Dimiliki untuk Menunjang Karier di Tengah Pandemi

Pandemi corona yang menerjang seluruh dunia sejak awal tahun ini membawa sejumlah dampak untuk umat manusia. Salah satu yang paling berdampak adalah dari segi karier. Banyak orang yang kehilangan pekerjaannya karena perusahaan mengurangi pegawai, atau bisnis yang dijalani terpaksa tak beroperasi lantaran sepinya penjualan.

Meski hal ini membawa duka mendalam, namun jangan sampai kita larut dalam kesedihan. Ingatlah bahwa kita masih punya harapan untuk bangkit dan berjuang menjalani hidup di tengah pandemi, salah satunya adalah dengan terus mengasah keahlian yang kita miliki.

Melansir Times of India, ada empat keahlian utama yang sebaiknya kita kuasai untuk menunjang karier di tengah pandemi. Apabila Anda termasuk salah satu orang yang tengah mencari pekerjaan atau justru baru ingin memulai usaha, ada baiknya simak ulasan berikut ini.

1. Keahlian dalam memimpin

Dalam situasi krisis saat ini, orang-orang dengan kualitas kepemimpinan yang kuat dapat bertahan dan membawa timnya menuju kesuksesan. Terlebih lagi kini banyak perusahaan yang mempekerjakan karyawannya dari rumah, hal ini pun tak akan terwujud dan berhasil tanpa adanya keahlian dalam memimpin tim dari jarak jauh.

Selain itu, seseorang yang memiliki kualitas kepemimpinan yang bagus akan mendorong rekan satu tim untuk lebih bersemangat dalam bekerja. Maka dari itu, tak ada salahnya mengasah kemampuan yang satu ini.

2. Emotional intelligence

Emotional intelligence adalah salah satu keahlian yang dapat membantu seseorang untuk memahami perasaan orang lain sekaligus mengontrol emosi yang kita miliki. Biasanya, para pemimpin yang baik memiliki kemampuan ini dan lebih berempati serta memantau kesehatan mental dari para timnya. Terlebih lagi saat pandemi corona, keahlian ini sangat diperlukan karena ada banyak orang yang mungkin merasa berat dalam menjalani hari-hari mereka.

3. Keahlian teknologi

Salah satu keahlian yang dapat membuat para karyawan bertahan di tengah pandemi corona adalah kemampuan mereka dalam mengoperasikan teknologi. Karena sejak pandemi, kita diharuskan untuk bekerja di rumah dan mengerjakan segala sesuatunya secara online, mulai dari meeting hingga seminar. Dengan demikian, memiliki keahlian di bidang teknologi juga menjadi hal penting yang harus dikuasai agar tidak ketinggalan informasi dan lebih efisien saat bekerja.

4. Kemampuan beradaptasi dalam perubahan

Semenjak corona dan diberlakukannya lockdown, mau tidak mau kita harus beradaptasi dalam menerima segala perubahan yang ada. Hal ini juga berlaku dalam dunia karier kita, mulai dari jam kerja yang berubah, fungsi kantor yang tak sama dengan dulu, hingga sistem kerja yang disesuaikan dengan berbagai perubahan.

Terlebih lagi, kita pun harus beradaptasi dalam bekerja di rumah, mengatur antara urusan rumah dan pekerjaan. Sehingga, tak ada salahnya untuk menyiapkan diri dalam beradaptasi dengan segala perubahan di tengah pandemi corona ini. Karena, karyawan yang mampu beradaptasi dengan baik dapat dengan cepat menerima segala perubahan di perusahaan.

*Sumber: kumparan.com

Jumat, 24 Juli 2020

Orangtua Harus Tahu, Ini Efeknya Jika Terlalu Sering Marah pada Anak

Jum'at, 24 Juli 2020 17:17:39

Orangtua Harus Tahu, Ini Efeknya Jika Terlalu Sering Marah pada Anak

Apakah kamu merasa lebih sering marah dan meneriaki anak selama pandemi Covid-19 ini? Jika ya, tenang, kamu tidak sendirian.

Dr Lim Boon Leng, mengatakan, ketika keluarga terjebak di rumah selama pandemi Covid-19, dia telah mendengar laporan banyak sekali orangtua yang menjadi lebih sering marah dan frustrasi dengan anak-anak mereka saat terjebak di rumah. “
Orangtua biasanya merasa sangat bersalah ketika kehilangan kontrol. Namun demikian, saya belum pernah menemukan kasus yang terlalu ‘lepas kendali’, ”kata Dr Lim di Pusat Kesehatan Psikologis Dr. BL Lim.

Hal senada diungkap oleh Theresa Pong, penasihat utama Focus on the Family, Singapura, bahwa tinggal di rumah selama berbulan-bulan telah meningkatkan stres orangtua dalam berbagai aspek.

Mulai dari cabin fever yang entah kapan akan berakhir, hingga mengelola anak-anak sendirian sambil memenuhi komitmen pekerjaan, dipaksa untuk bekerja lebih dekat dengan pasangan mereka, dan belum lagi kekhawatiran tentang keuangan, kesehatan, dan gaya hidup keluarga.
Sementara di sisi lain, orangtua sebenarnya memiliki harapan tinggi tentang bagaimana mereka ingin menghabiskan waktu dengan anak-anak mereka selama masa karantina.

Sehingga, mereka berjuang menyeimbangkan bekerja dari rumah dan merawat anak-anak mereka.

“Seiring dengan garis batas antara pekerjaan dan keluarga yang makin tak terlihat jelas, bertambahnya tekanan dapat mengakibatkan kekecewaan dan bahkan kebencian, yang kemudian menyebabkan mereka kehilangan regulasi emosional", kata Theresa.

Ibu ternyata lebih stres daripada ayah

Meskipun hal ini dapat terjadi pada ibu dan ayah, Ibu lebih rentan terhadap stress, karena mereka cenderung menjadi pengasuh utama, jelas Christine Wong, pendiri dan pelatih kepala psikotrauma di Rhemaworks International, Singapura.

Fokus pada survei Keluarga terhadap 1.076 ibu di bulan Maret dan bulan April lalu membuktikan hal ini.

Enam puluh persen ibu yang disurvei oleh badan amal setempat, menilai tingkat stres mereka adalah 7 dari 10. Ini adalah peningkatan yang nyata dari 52 persen dalam survei tahun lalu.

Laporan tersebut mencatat, para ibu juga berisiko terhadap kesehatan emosi dan mental yang buruk, karena lebih dari 6 dari 10 responden tidur kurag dari enam jam.

Wong mengatakan, orangtua harus mewaspadai ‘bendera merah emosional’, di antaranya menetapkan terlalu banyak aturan dan emosi ketika anak tidak mematuhinya, terlalu mengontrol dan menggunakan metode seperti berteriak dan memukul, serta menyalahkan anak atas kelakuan buruk.

"Yang benar adalah, itu bukan kesalahan anak. Mereka hanyalah anak kecil. Kita semua tahu ini. Namun kita secara tidak sadar mengharapkan mereka memiliki kapasitas intelektual dan perilaku orang dewasa," katanya.

Masalahnya lanjut Wong, orangtua dapat menimbulkan trauma emosional yang tidak disadari ketika mereka menyebut nama anak-anak, kemudian menyebut mereka nakal atau bodoh, atau membuat mereka merasa bersalah.

“Seiring waktu, trauma tersebut terus tertanam dalam sistem kepercayaan diri anak. Ketika mereka menjadi ibu atau ayah kelak, mereka akan mengulangi pola perilaku negatif orangtua mereka, dan itu menjadi lingkaran setan,” jelas Wong.
Bagaimana stress orangtua berpengaruh pada anak

Lim menjelaskan bahwa dalam jangka pendek, anak-anak yang mengalami kekerasan emosional dapat semakin melekat pada orangtua mereka, takut bahwa mereka akan ditinggalkan. Mereka juga dapat bertindak lebih.

"Dalam jangka panjang, jika kekerasan emosional terus berlanjut, anak kemungkinan tumbuh dengan harga diri yang rendah, kecemasan, depresi, dan gangguan kepribadian," katanya.

Pong menambahkan, bahwa meskipun banyak anak yang tangguh dan dapat mengatasi kesulitan, ini seharusnya tidak menjadi alasan bagi orangtua untuk menormalkan apa yang berpotensi menjadi kekerasan emosional.

“Sebagai gantinya, kita dapat mengubah 'momen pengasuhan yang gagal' menjadi momen yang dapat dipelajari untuk anak-anak kita dan diri kita sendiri,” dia menjelaskan.

“Itu dimulai dengan orang dewasa yang mengakui bagaimana mereka lepas control atau bereaksi berlebihan, meminta maaf kepada anak mereka atas reaksi / perilaku yang tidak seharusnya, dan bersama anak menentukan cara yang lebih baik untuk mengatasi stres, ketegangan, atau perilaku buruk bersama ketika itu terjadi kemudian," pungkas Pong.

*Sumber: kompas.com

Kamis, 23 Juli 2020

7 Manfaat Minum Air Putih Setelah Bangun Tidur yang Sayang Dilewatkan

Kamis, 23 Juli 2020 17:24:00

7 Manfaat Minum Air Putih Setelah Bangun Tidur yang Sayang Dilewatkan

Air tak hanya berperan sebagai penghilang rasa haus.

Lebih dari itu, air memiliki banyak manfaat dan sangat diperlukan oleh tubuh.

Di dalam tubuh, air memagang sejumlah peran penting, seperti:
- Mengangkut nutrisi ke jaringan-jaringan tubuh
- Mengangkut sampah atau sisa metabolisme dari jaringan ke luar tubuh melalui keringat, pernapasan, urine, maupun feses
- Medium berbagai reaksi kimia dalam tubuh

Banyak ahli telah membuktikan pentingnya mengonsumsi air putih bagi tubuh.

Untuk orang dewasa, direkomendasikan sedikitnya dapat mengasup 2,5 liter air (8-10 gelas) setiap hari.

Apabila kebutuhan air tidak terpenuhi, maka tubuh akan menanggung sejumlah konsekuensi kesehatan jangka pendek maupun jangka panjang yang merugikan.

Misalnya saja, dehidrasi yang dapat menyebabkan rematik, migrain, angina, hipertensi, wasir, batu ginjal, hingga kanker payudara dan kanker rahim.

Jadi, bantu tubuh Anda tetap terhidrasi dengan mengonsumsi air putih agar tetap sehat.

Manfaat minum air putih setelah bangun tidur

Minum air putih setelah bangun tidur adalah salah satu cara terbaik yang bisa dilakukan untuk mencukupi kebutuhan cairan.

Kebiasaan minum air putih dalam perut kosong bahkan dianggap memiliki manfaat ekstra.

Melansir laman resmi Kemenkes, waktu terbaik untuk mulai mencukupi kebutuhan air putih adalah pagi hari setelah kita bangun tidur.

Hal itu dikarenakan, pada pagi hari, tubuh kita terbangun dari istirahat dan proses pemulihan semalaman. Selama itu pula kita kehilangan banyak cairan.

Sejumlah penelitian bahkan membuktikan bahwa kebiasaan minum air putih setelah bangun tidur akan memulihkan kesehatan di beberapa organ tubuh seperti mata hingga organ reproduksi.
Konsumsi air putih yang disarankan untuk kebermanfaatan itu, yakni sedikitnya 4 gelas atau 640 ml selepas bangun tidur di pagi hari.
Berikut adalah ragam manfaat minum air putih yang ditayangkan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdaan Masyarakat Kemenkes melansir Lifehack:

1. Detoksifikasi tubuh lebih cepat

Malam hari adalah waktu terbaik bagi tubuh untuk mengeluarkan racun.

Sementara air putih yang Anda minum selepas bangun tidur atau dalam kondisi perut kososng, akan membantu pembersihan racun yang tersisa.

Selain itu, produksi sel darah baru dan sel otot akan ikut meningkat dengan konsumsi banyak air putih.

2. Membantu metabolisme tubuh

Minum air putih saat perut Anda kosong dilaporkan dapat menaikkan proses metabolisme tubuh sampai 24 persen.

Manfaat ini akan membantu Anda yang sedang diet atau mengembalikan kesehatan sistem pencernaan yang sedang bermasalah.

3. Menurunkan berat badan

Selanjutnya, pelepasan racun yang optimal secara tidak langsung akan memperbaiki kondisi sistem pencernaan.

Dengan begitu, Anda tidak akan merasa cepat lapar dan mencegah konsumsi makanan yang berlebihan.

4. Menakan asam lambung

Bagi Anda yang menderita maag pasti akan merasakan ketidaknyamanan saat asam lambung naik mencapai kerongkongan.

Dengan minum air putih dalam kondisi perut kosong setelah bangun tidur, asam lambung dapat ditekan dan diencerkan, sehingga bisa mencegah asam lambung kumat.

5. Menyehatkan kulit dan rambut

Kulit kering akibat dehidrasi akan cepat teratasi dengan minum air selepas bangun di pagi hari.

Bagian tubuh lain yang akan ikut merasakan manfaat kebiasaan sehat ini adalah rambut untik mengurangi risiko kerapuhan.

6. Pencegahan infeksi kandung kemih dan batu ginjal

Asupan air putih yang mencukupi akan mengencerkan kandungan asam yang biasanya memicu batu ginjal.

Peluang penyakit kronis seperti infeksi kandung kemih pun akan mengecil apabila Anda rajin minum air putih.

7. Meningkatkan daya tahan tubuh

Minum air putih saat perut masih kosong dapat menstabilkan sistem limfatik yang mempengaruhi tingkat imunitas.

Daya tahan tubuh yang bagus pastinya diperlukan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit.

Selain Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdaan Masyarakat, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes juga membagikan informai mengenai manfaat minum air putih setelah bangun tdiur dalam laman resminya.

Berikut ini beberapa manfaat minum air putih setelah bangun tidur yang dipromosikan Ditrekorat P2PTM:

- Kulit jadi berkilau
- Peremajaan otot dan sel-sel darah
- Penyeimbang sistem getah bening
- Menyeimbangkan sistem limpa
- Melangsingkan tubuh
- Membersihkan usus
- Menambah darah
- Organ ginjal yang lebih sehat
- Memperlancar buang air besar (BAB).

*Sumber: kompas.com

Rabu, 22 Juli 2020

5 Ciri-ciri Pria Toxic yang Sebaiknya Dihindari karena Bisa Bikin Kamu Sengsara

Rabu, 22 Juli 2020 17:24:10

5 Ciri-ciri Pria Toxic yang Sebaiknya Dihindari karena Bisa Bikin Kamu Sengsara

Ladies, pernahkah kamu menjalani hubungan dengan seorang pria toxic dan penuh drama? Toxic (beracun) di sini maksudnya mereka membuat hidupmu lebih buruk dan kerap menyebarkan aura negatif. Jika kamu sedang berada dalam situasi tersebut, maka sebaiknya berhati-hati karena kemungkinan kamu akan terjebak dalam toxic relationship.

Seseorang yang terjebak dalam toxic relationship biasanya akan merasa tidak bahagia saat menjalani hubungan asmara. Bahkan beberapa juga mengaku sulit lepas dari hubungan tersebut, dan kerap dirugikan secara psikologis maupun fisik.

Oleh karena itu, untuk terhindar dari jeratan toxic relationship, kita harus mengetahui ciri-ciri pria toxic atau pria beracun yang mungkin saja bisa membuat hidupmu menderita dan sengsara. Ingin tahu seperti apa ciri-ciri pria toxic? Melansir Herway, berikut kumparanWOMAN rangkum untuk kamu.

1. Sering bertindak sebagai korban

Setiap orang pasti pernah berbuat kesalahan. Namun, ada juga orang yang selalu mencari-cari kesalahan orang lain dan tak mau disalahkan. Pria dengan tipe seperti ini, biasanya juga pintar memutarbalikkan fakta dan seolah-olah dia adalah korban. Jika pasanganmu memiliki tipe seperti ini, maka sebaiknya segera tinggalkan saja. Sebab, alih-alih mementingkan kebahagiaanmu, dia justru hanya mementingkan kebutuhan dan kebahagiannya saja.

2. Pria yang suka mengontrol

Pria toxic biasanya gemar sekali mengontrol hidup pasangannya. Dia bahkan akan memaksamu untuk meminta izin ketika hendak berkegiatan, dan menginterogasimu setiap habis bertemu dengan teman-teman. Parahnya lagi, dia juga akan memberi aturan yang harus kamu jalani ketika sedang menjalin hubungan dengannya.

3. Pria yang sangat posesif

Pria toxic biasanya memiliki kadar posesif yang berlebihan. Tipe pria seperti ini biasanya akan menanyakan kabar darimu tiap detik, hingga membatasi hubunganmu dengan lawan jenis. Jika kamu berhubungan dengan pria seperti ini, segera tinggalkan saja ya Ladies. Sebab, tipe pria seperti ini akan menjauhkan kamu dari sahabat dan orang-orang terdekat.

4. Dia pencemburu

Cemburu merupakan hal yang wajar dalam hubungan. Namun, jika si dia terus-menerus cemburu dan merasa tidak nyaman ketika kamu bergaul dengan teman-teman priamu, maka hal itu bisa saja membuatmu tersiksa dan menderita. Pria yang memiliki kepercayaan diri tinggi biasanya memiliki keyakinan kepadamu dan hubungamu, karena itu dia juga tidak akan mudah untuk cemburu.

5. Kerap bersikap kasar saat marah

Saat marah, pria toxic biasanya akan bersikap buruk dan kasar. Baik itu lewat ucapan maupun tindakan, sikapnya itu akan membuat orang lain merasa tidak dihormati dan dihargai.

“Jadi, ketika dia marah, dia langsung melakukan sesuatu, entah secara verbal atau perilaku. Biasanya, dia adalah orang yang punya kemarahan terhadap berbagai macam hal,” kata psikolog klinis dewasa, Tara de Thouars, saat sesi kumparan Virtual Talk, pada Mei lalu.

*Sumber: kumparan.com

Minggu, 19 Juli 2020

Ini Fungsi Vitamin K Bagi Bayi

Minggu, 19 Juli 2020 17:12:45

Ini Fungsi Vitamin K Bagi Bayi

Bayi yang baru lahir cenderung memiliki kadar vitamin K maupun cadangan vitamin K dalam hati yang relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan bayi yang lebih besar. Sementara itu, asupan vitamin K dari ASI juga belum mencukupi. Sedangkan vitamin K dari makanan tambahan dan sayuran belum boleh diberikan. Hal ini kerap menyebabkan bayi baru lahir cenderung mengalami defisiensi vitamin K, sehingga berisiko tinggi untuk mengalami PDVK atau pendarahan otak dengan angka kematian 10-50% yang pada umumnya terjadi pada bayi dalam rentang umur 2 minggu sampai 6 bulan.

Berbicara mengenai pendarahan, maka kita perlu mengingat kembali betapa vitamin K sangat dibutuhkan oleh bayi yang baru lahir untuk terhindar dari berbagai macam masalah serius yang dapat mengancam nyawanya. Vitamin K merupakan vitamin yang larut dalam lemak, merupakan naftokuinon yang berperan dalam modivikasi dan aktivasi beberapa protein yang berperan dalam pembekuan darah.

Lebih detail, berikut penjelasan mengenai fungsi vitamin K untuk kesehatan bayi yang telah dirangkum merdeka.com melalui liputan6.com pada Kamis, (16/7/2020).

Fungsi Vitamin K untuk Kesehatan Bayi

1. Mencegah Pendarahan

Fungsi vitamin K untuk kesehatan bayi yang pertama untuk mencegah terjadinya pendarahan. Akan tetapi untuk mendapatkan asupan vitamin K yang cukup pada bayi bisa dilakukan dengan cara menyuntikkannya.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bayi yang baru lahir memiliki kadar vitamin K yang sangat sedikit. 

Hal ini dikarenakan vitamin ini tidak bisa menembus ke jaringan plasenta. Tak hanya itu, pada bayi yang baru lahir juga tidak memiliki bakteri yang membantu proses pembentukan vitamin K pada saluran cernanya.

Padahal hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit haemorrhagic disease of the newborn (HDN) atau penyakit pendarahan pada bayi yang baru lahir, yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak bayi akibat pendarahan.

2. Mempercepat Penyembuhan Luka

Fungsi vitamin K untuk kesehatan bayi selanjutnya adalah membantu pembekuan darah. Jika tubuh tidak memiliki cukup vitamin K, maka luka kecil sekalipun bisa membutuhkan waktu sangat lama untuk sembuh.

3. Memperkuat Tulang

Selain mempercepat penyembuhan luka, fungsi vitamin K untuk kesehatan bayi berikutnya dapat memperkuat tulang. Pada penelitian medis menyatakan bahwa, terdapat kaitan antara rendahnya tingkat peredaran vitamin K di dalam tubuh dengan rendahnya kepadatan tulang seseorang.
Jumlah Vitamin K yang Dibutuhkan Bayi

Diketahui bahwa untuk jumlah asupan vitamin K pada setiap bayi itu sebenarnya berbeda-beda. Bayi yang masih di bawah satu tahun, direkomendasikan untuk mencukupi kebutuhan vitamin K sebanyak 0,002 mg hingga 0,025 mg. Sedangkan pada anak dengan usia satu hingga delapan tahun membutuhkan asupan vitamin K sebanyak 0,003 hingga 0,05 mg.

Untuk bisa mendapatkan jumlah vitamin K yang dibutuhkan tubuh, karena bayi belum diperbolehkan makan maka kamu sebagai ibu menyusui perlu mengonsumsi aneka makanan yang bervariasi dan seimbang. Kamu enggak perlu khawatir jika terlalu banyak mengonsumsi vitamin K ini.

Karenahingga kini belum ada sebuah penelitian yang menunjukkan dan membuktikan adanya efek berbahaya ketika kelebihan vitamin K. Makanan bernutrisi tinggi yang kamu konsumsi juga akan berdampak baik untuk kualitas ASI kamu, sehingga secara tidak langsung hal tersebut dapat membantu bayi kamu tumbuh dengan baik tanpa kekurangan vitamin K. [lis]

Sumber: merdeka.com

Sabtu, 18 Juli 2020

6 Tips Mengasuh Anak agar Tidak Sering Berbohong

Sabtu, 18 Juli 2020 17:18:57

6 Tips Mengasuh Anak agar Tidak Sering Berbohong

Bagaimana tips mengasuh anak agar tidak sering berbohong? Salah satunya adalah dengan menerapkan nilai-nilai komunikasi yang jujur di rumah sehingga anak bisa menghargai kebenaran meski itu sulit diceritakan.

Tentu saja keberhasilan mengasuh anak agar tidak sering berbohong ini tidak lepas dari peran orangtua di mana mereka menjadi contoh untuk anak-anaknya. Jadi, jangan pernah berbohong sekalipun itu menurut ibu kebohongan demi kebaikan. Informasi selengkapnya mengenai mengajarkan kejujuran pada anak bisa dibaca di bawah ini!
Kenapa Anak Berbohong?

Anak-anak berbohong biasanya untuk menutupi sesuatu supaya tidak mendapatkan masalah, untuk mencari tahu respons orangtua ketika dia berbohong, membuat ceritanya supaya terdengar lebih menarik, mendapatkan perhatian, serta mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan.

Anak-anak belajar berbohong dari usia dini, biasanya sekitar tiga tahun. Ini adalah saat anak mulai menyadari bahwa orangtua tidak selamanya tahu apa yang dilakukannya, sehingga mereka tidak perlu mengatakan hal-hal sebenar-benarnya.

Anak-anak lebih banyak berbohong pada usia 4–6 tahun. Anak mungkin lebih baik dalam berbohong dengan mencocokkan ekspresi wajahnya dan nada suaranya dengan apa yang dia katakan. Namun, jika orangtua memintanya untuk menjelaskan apa yang dia katakan, biasanya dia akan menyerah.

Ketika anak-anak mencapai usia sekolah, mereka mungkin lebih sering berbohong dan bisa lebih baik dalam berbohong. Kebohongan juga menjadi lebih rumit, karena anak sudah memiliki lebih banyak kosa kata dan lebih baik dalam memahami bagaimana orang lain berpikir. Dan pada usia delapan tahun, anak-anak dapat berbohong dengan sukses tanpa ketahuan.
Mengasuh Anak Tidak Sering Berbohong

Begitu anak-anak tumbuh cukup dewasa untuk memahami perbedaan antara yang benar dan yang tidak benar, ada baiknya untuk mendorong dan mendukung mereka dalam mengatakan yang sebenarnya.

Seperti yang sudah disinggung di atas, orangtua dapat melakukan ini dengan menekankan pentingnya kejujuran dalam keluarga dan memuji anak untuk sikap jujurnya. Orangtua juga dapat mengirim pesan tentang kejujuran dengan memberi tahu anak bahwa orangtua tidak suka ketika anak berbohong.

Misalnya, orangtua dapat mencoba mengatakan sesuatu seperti, “Ketika adek tidak mengatakan yang sebenarnya, mama sedih lho.” Berikut ini beberapa kiat untuk mendorong anak agar jujur ​​dan mengatakan yang sebenarnya:

1. Jika anak mengarang cerita tentang sesuatu, orangtua dapat merespons dengan mengatakan sesuatu seperti, “Itu cerita yang hebat kita bisa membuatnya menjadi sebuah buku”. Ini mendorong imajinasi anak dan menekan kebiasaan berbohong.

2. Bantu anak menghindari situasi di mana dia merasa perlu berbohong. Misalnya, jika anak telah menumpahkan susu dan orangtua bertanya kepadanya apakah ia melakukannya, ia mungkin merasa tergoda untuk berbohong. Untuk menghindari situasi ini, ibu bisa mengatakan, "Mama lihat ada susu tumpah nih, yuk kita bersihkan.”

3. “Cerita hebat” yang melibatkan kebohongan, kemudian mendapat respons kekaguman dari orang lain bisa menjadi alasan anak-anak berbohong. Jika ini sering terjadi pada anak, cobalah memuji anak lebih sering. Ini dapat membantu meningkatkan harga diri anak.

4. Pastikan kalian memiliki aturan dan konsekuensi yang jelas tentang perilaku yang dapat diterima di keluarga.

5. Ketika anak melakukan kesalahan, pujilah dia karena jujur. Ini menginformasikan kepada anak kalau orangtua tidak akan marah jika anak berbuat salah yang penting anak jujur.

6. Cobalah membaca buku atau menceritakan kisah yang menyoroti pentingnya kejujuran.

Jika orangtua butuh informasi lebih detail mengenai cara mengasuh anak agar tidak sering berbohong, bisa ditanyakan ke aplikasi Halodoc. Dokter ataupun psikolog yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah.

Sumber: https://www.halodoc.com/artikel/
6-tips-mengasuh-anak-agar-tidak-sering-berbohong

Jumat, 17 Juli 2020

Jaga Keseimbangan Antara Bekerja dan Kehidupan Pribadi demi Kesehatan

Jum'at, 17 Juli 2020 17:11:01

Jaga Keseimbangan Antara Bekerja dan Kehidupan Pribadi demi Kesehatan

Semenjak work from home diterapkan karena pandemi Covid-19, banyak orang bekerja berjam-jam dari rumah seakan tak ada lagi jam kerja pasti.

Sehingga, menjaga work-life balance (keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi) terasa semakin sulit.

Namun, menetapkan batasan antara pekerjaan dan waktu pribadi tetaplah penting untuk kesehatan fisik dan mental kita.

Orang-orang yang merasa tidak puas dengan keseimbangan antara waktu pribadi dan pekerjaan, dua kali lebih mungkin memiliki kesehatan yang buruk, menurut studi baru yang diterbitkan di BMC Public Health.

Para peneliti menganalisis hasil 6th European Working Condition Survey, yang mencakup tanggapan dari 32.275 pekerja di lebih dari 30 negara.

Para wanita yang disurvei memiliki hubungan yang sedikit lebih kuat antara work-life balance dan kesehatan, sementara pria lebih cenderung tidak puas mengenai bagaimana pekerjaan mereka cocok dengan gaya hidup mereka.

Studi dari tim peneliti Jerman ini bukan yang pertama kalinya mengaitkan perilaku kerja dengan kualitas kesehatan.

Dalam meta-analisis yang diterbitkan di The Lancet pada tahun 2015, penulis studi menemukan orang yang bekerja lebih dari 55 jam per minggu memiliki peningkatan risiko stroke dibandingkan mereka yang bekerja pada jam normal.

Studi lain yang diterbitkan dalam The Journal of Vocational Behavior mempertimbangkan bagaimana keseimbangan pekerjaan dan kehidupan pribadi berkaitan dengan kesehatan mental, serta kepuasan kerja dan kehidupan.

Orang-orang yang melaporkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan mereka cenderung tidak mengalami kecemasan dan depresi.

Namun, menetapkan batasan yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi seringkali lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.

Dua pakar karier menjelaskan cara untuk menyeimbangkan keduanya, mengutip dari Insider.
1. Tetapkan prioritas apa yang penting bagi kita
Jebakan pekerjaan terlalu banyak terjadi, kata pelatih karier dan kepemimpinan Kathy Caprino.

"Saya menyebutnya 'perfeksionis berlebihan' --melakukan lebih, tepat dan perlu serta mencoba untuk mendapatkan A + di semua itu," tulis Caprino dalam email ke Insider.

Agar tidak mengambil pekerjaan terlalu banyak, Caprino merekomendasikan agar kita menetapkan prioritas yang jelas.

Dia menyarankan kita untuk bertanya pada diri sendiri, "Apa yang paling penting bagi kita secara pribadi?" dan "Apa yang akan kita sesali saat kita berada di akhir hidup dan melihat ke belakang?"
"Bagi kebanyakan orang, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini bukanlah 'saya berharap saya bekerja lebih keras,'" tulisnya.

"Ini lebih tentang koneksi dengan orang lain, aktivitas fisik, waktu menikmati alam, mengalami lebih banyak hal menyenangkan, dan lain-lain."

2. Jadwalkan istirahat

Kita telah membuat jadwal waktu berkualitas, tetapi sulit untuk secara mental meninggalkan pekerjaan ketika ruang kerja kita berada di ruang tamu.

Eefke Jansen, pelatih karier yang berfokus dalam keseimbangan pekerjaan dan kehidupan, mengatakan pentingnya menghentikan pekerjaan ketika kita sedang istirahat.

"Tidak hanya mengatur ponsel dalam kondisi silent, tapi matikan ponsel sehingga kita tidak terganggu oleh dering di saku kita," kata Jansen kepada Insider.
"Itu memungkinkan kita untuk meninggalkan pekerjaan, terutama sekarang, saat pekerjaan ada di sekitar kita."

Hal ini juga berlaku ketika jam makan siang, kata Jansen. Meskipun kita tergoda untuk makan di depan komputer, kita akan lebih produktif setelah istirahat 30 menit.

akan siang di ruangan lain atau di luar rumah akan membantu kita memulihkan tenaga.

3. Luangkan waktu untuk berolahraga

Selama istirahat, Jansen merekomendasikan untuk melakukan aktivitas fisik apa pun yang nyaman bagi kita.

"Berolahraga sangat penting untuk mengurangi stres, karena mengeluarkan hormon endorfin yang membuat perasaan menjadi baik," katanya.

"Itu juga mengajarkan tubuh untuk tidak bereaksi berlebihan terhadap stres."

Jika kita tidak ingin olahraga lari, tidak masalah. Kita bisa mendapatkan manfaat serupa dari berjalan-jalan atau melakukan kegiatan lain di luar rumah, kata Jansen.

Kita dapat memanfaatkan kesempatan untuk meluangkan waktu bersama keluarga dan teman.

4. Jangan merasa bersalah jika mengambil langkah mundur

Caprino mengatakan, sebagian besar profesional bekerja memiliki kebutuhan dan ingin lebih banyak waktu istirahat, tetapi mereka merasa bersalah atau malu untuk meminta hal itu.

Tanpa kemampuan mengambil langkah mundur, banyak orang akan bekerja sendiri sampai kelelahan, katanya dalam email.

"Jika kita tidak memperjuangkan apa yang kita butuhkan dan inginkan, dan tidak membuat sikap untuk menyeimbangkan pekerjaan dan kegiatan non-kerja lainnya, kesejahteraan fisik dan emosional kita akan terganggu."

*Sumber: kompas.com

Kamis, 16 Juli 2020

Kesalahan Pakai Masker yang Amat Berbahaya Tapi Sering Dilakukan Keluarga

Kamis, 16 Juli 2020 17:46:39

Kesalahan Pakai Masker yang Amat Berbahaya Tapi Sering Dilakukan Keluarga

Penggunaan masker jadi salah satu protokol kesehatan yang wajib dilakukan bila Anda atau keluarga harus beraktivitas keluar rumah. Ya Moms, kita harus terbiasa menggunakan masker bila keluar rumah, sebab pandemi corona belum berakhir.

Pastikan juga Anda tahu bagaimana cara menggunakan masker yang benar. Sebab, penggunaan masker yang salah tidak akan efektif menangkal virus, bahkan bisa menimbulkan dampak negatif pada kesehatan.

Beberapa waktu lalu, Juru bicara Pemerintah untuk Percepatan Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mengimbau agar masyarakat tidak menurunkan masker ke dagu. Hal itu justru bisa mencemari masker yang akan Anda gunakan lagi.

"Turunkan masker ke dagu itu sama dengan mencemari bagian dalam masker dengan penyakit di dagu. Sehingga kalau kita naikkan lagi tidak berikan makna baik,” kata Yuri, Minggu (12/7).

Bahaya menurunkan masker ke dagu

Ada beberapa kondisi yang mungkin mengharuskan Anda atau keluarga untuk melepas masker saat berada di luar rumah, misalnya untuk makan dan minum. Bila sedang berada di dalam situasi tersebut, maka lepaskan saja maskernya dan jangan menurunkannya ke dagu!

“Kalau memang harus melepas masker, lepas. Jangan sangkutkan di dagu. Karena kuman di dagu akan pindah ke dalam masker kita. Kalau memang akan makan, akan bicara di satu forum, lepas maskernya, bukan turunkan ke dagu,” jelasnya.

Senada dengan yang dijelaskan Yuri, seorang dosen di Yale Jackson Institute for Global Affairs, Amerika Serikat, Shan Soe-Lin, MPH, PhD, juga memberikan penjelasannya tentang bahaya meletakkan masker di dagu.

Dosen yang meraih gelar PhD di bidang eksperimental ini menjelaskan, hal itu bisa meningkatkan penyebaran virus dengan dua cara. Pertama melalui area hidung dan mulut, karena sudah tidak ada lagi perlindungan di area tersebut.

“Ketika Anda tidak menggunakan masker dengan benar seperti diletakkan di dagu, risiko untuk terinfeksi lebih besar. Terlebih jika Anda dihadapkan dengan banyak orang, sehingga dengan kata lain, tidak ada gunanya menggunakan masker sejak awal,” kata Soe-Lin kepada New York Times.

Kedua, menurut Lin, dengan meletakkan masker ke dagu, maka hal itu bisa meningkatkan risiko Anda
“Dengan meletakkan masker yang kotor ke dagu, kuman dan bakteri di dalamnya pun bisa mudah terhirup melalui hidung,” tambahnya.

Cuci Tangan Sebelum Melepas Masker

Tak hanya saat menggunakan masker, melepaskan masker juga ada aturannya, Moms. Menurut dr. Reisa
Broto Asmoro yang tergabung dalam Satgas Percepatan Penanganan COVID-19, Anda dan keluarga perlu rutin mencuci tangan saat berada di luar rumah maupun saat melepas masker.

Pastikan tangan tak memegang area luar masker agar tangan Anda tidak terkontaminasi. Selain itu, Anda juga perlu rutin mengganti masker tiap 4 jam sekali.

"Hanya pegang tali saat copot masker, tak diturunkan ke dagu, apalagi jarang mengganti masker, ganti masker setiap 4 jam sekali apabila basah dan lembab, agar terhindar dari infeksi kuman yang menempel di masker," kata Reisa.

Jadi, sudah jelas, kan, Moms. Jangan lagi menurunkan masker ke dagu, sebab hal itu justru bisa meningkatkan risiko yang bisa membahayakan kesehatan Anda. Jangan lupa juga untuk memberi tahu informasi ini kepada keluarga Anda, agar mereka bisa beraktivitas di luar rumah dengan aman.

*Sumber: kumparan.com

Rabu, 15 Juli 2020

Berapa Jumlah Kalori yang Dibakar Saat Bersepeda?

Rabu, 15 Juli 2020 17:40:30

Berapa Jumlah Kalori yang Dibakar Saat Bersepeda?

Setiap orang memiliki alasan sendiri mengapa mereka bersepeda. Ada yang ingin menikmati alam terbuka, ada yang ingin merasakan kebebasan yang ditawarkan saat bersepeda atau sebagai cara untuk membakar kalori, agar bisa makan enak lebih banyak lagi.

Apa pun jenis olahraga yang dilakukan, sebagian besar dari kita tentu ingin mengetahui jumlah kalori yang dibakar.
Memahami seberapa banyak energi yang keluar dibandingkan dengan energi yang masuk penting dilakukan. Terutama ketika kamu sedang dalam program penurunan berat badan.
Ada banyak grafik dan persamaan di luar sana yang akan menunjukkan berapa berat badan yang berkurang dengan seberapa jauh perjalananmu dengan sepeda. Grafik juga akan mengungkap berapa kalori yang telah dibakar saat bersepeda.

Apa itu kalori?

Kalori hanyalah sebuah unit energi, tetapi dapat menyebabkan banyak kebingungan dan perdebatan.

Ya, 500 kalori dari sebuah camilan mungkin sama dengan 500 kalori wortel, tetapi apakah keduanya benar-benar sama?

Namun rupanya bukan jumlah kalori yang penting di sini. Makanan yang padat kalori namun dengan kandungan nutrisi yang ringan tidak akan membuatmu merasa kenyang yang akhirnya membuatmu mekan lebih banyak.
Seberapa penting penghitungan kalori?

Asupan kalori sama pentingnya dengan yang kamu lakukan. Kenyataannya, kebanyakan dari kita tidak tahu berapa banyak kalori yang kita konsumsi dalam sehari, apalagi berapa banyak kalori yang kita bakar.

Memang benar bahwa penurunan berat badan disebabkan oleh masalah kalori yang masuk yang tidak sepadan dengan kalori yang keluar, tetapi itu tidak berarti kalori tersebut dapat berasal dari apa pun yang ingin kamu makan.

Jenis dan kualitas kalori tersebut menentukan seberapa efisien mereka diubah menjadi bahan bakar untuk tubuh.

Apa yang harus kamu makan untuk mempersiapkan waktu versus jarak jauh yang lambat sebenarnya berbeda.

Latihan intensitas tinggi berasal dari karbohidrat, yang dengan cepat berubah menjadi bahan bakar untuk otot, sedangkan untuk perjalanan dengan track menanjak akan membakar proporsi lemak yang lebih tinggi.
Penghitungan kalori adalah salah satu cara untuk membuatmu lebih sadar tentang apa yang kamu bakar di dalam tubuh, tetapi ini lebih dari sekadar angka.

Tidak semua kalori diciptakan sama, tapi ada baiknya kamu memastikan dari mana kalori itu berasal, apakah dari sumber makanan yang sehat atau tidak.

Apa itu pembakaran kalori?

Pembakaran kalori ditentukan oleh tiga hal yakni:

1. Basal Metabolic Rate (BMR): BMR adalah berapa banyak kalori yang kamu bakar saat istirahat, terdiri dari energi yang diperlukan untuk menjaga semua sistem tubuh untuk tetap beroperasi.

2. Level Aktivitas: Level aktivitas adalah kalori yang kamu bakar ketika tubuh bergerak. Ini dapat dipecah dengan mengambil kecepatan dan durasi perjalanan dibandingkan dengan berat badanmu.

3. Efek Termik dari Makanan: Efek termal dari makanan adalah energi yang dibutuhkan untuk mencerna makanan yang kamu makan.

Cara mengukur kalori yang terbakar

Cara paling akurat untuk mengukur jumlah kalori yang terbakar saat bepergian untuk menggunakan aplikasi terperinci (Strava atau MapMyRun), atau pengukur khusus yang bisa digunakan saat bersepeda yang memperhitungkan hal-hal berikut:

1. Intensitas

Diukur dengan detak jantung atau dengan power meter, intensitas memiliki efek besar pada jumlah kalori yang terbakar.

Jika kamu bersepeda sejauh satu kilometer dengan upaya maksimal dalam tiga menit, kamu akan membakar jumlah kalori yang sama daripada jika kamu bersepeda dengan jarak yang sama namun dengan waktu tempuh 10 menit.

Ini pada dasarnya memperpendek jumlah waktu untuk menghabiskan jumlah kalori yang sama.
2. Jenis Kelamin

Semakin besar berat tubuhmu, semakin banyak kalori yang akan kamu bakar dalam tubuh saat beraktifitas sehari-hari serta saat berolahraga.

Karena pria umumnya lebih besar daripada wanita, mereka membakar lebih banyak kalori.

3. Aerodinamika

Ini bukan hanya arah dan kecepatan angin, tetapi juga posisi tubuh saat berada di atas sepeda dan postur tubuhmu.

Jika kamu memiliki lebih banyak area permukaan yang terbuka terhadap angin, akan dibutuhkan lebih banyak energi untuk mendorong.

Aerodinamika adalah hal yang sulit diukur, sehingga paling sering tidak diperhitungkan.

4. Berat

Seakurat mungkin dengan berat badan mu saat ini (jangan bohongi diri sendiri), karena energi yang dibutuhkan orang yang lebih berat berbeda dengan orang yang lebih ringan untuk menempuh jarak yang sama.

5. Durasi

Secara umum, semakin lama kamu berkendara, semakin banyak kalori yang akan dibakar.
Kalori yang dibakar saat bersepeda

Kalori yang dibakar bergantung pada kecepatan dan jarak bersepeda. Jumlah kalori yang terbakar juga berbeda-beda tergantung pada berapa berat badan seseorang.

Berikut perkiraan rata-rata kalori yang dibakar pada kecepatan, jarak, dan berat badan yang berbeda:

1. Untuk orang dengan berat badan sekitar 60 kg, jika kamu bersepeda dengan kecepatan 20 km/jam kamu telah membakar 472 kalori.
Dengan kecepatan yang sama, kamu yang dengan berat 70 kg, telah membakar 563 kalori.
Sedangkan mereka dengan berat 80 kg dan 90 kg, membakar kalori masing-masing 654 dan 745 kalori.

2. Berikutnya, bila kamu memacu sepeda dengan kecepatan 25 km/jam, kamu yang berbobot 60 kg akan membakar 590 kalori.
Sedangkan untuk mereka dengan bobot 70kg, 80 kg dan 90 kg masing-masing telah membakar 740 kalori, 817 kalori dan 931 kalori.

3. Semakin cepat kamu memacu sepedamu, maka akan semakin banyak kalori yang terbakar.
Seperti saat kamu memacu sepeda dengan kecepatan 30 km/jam, kamu dengan bobot 60 kg sudah kehilangan 708 kalori.

Sedangkan kamu dengan berat 70 kg sudah membakar 844 kalori. Untuk kamu dengan berat 80 kg dan 90 kg sudah membakar kalori sebanyak 981 kalori dan 1.117 kalori.

4. Kecepatan hingga 33 km/ jam, menghasilkan pembakaran kalori lebih besar di semua rentang berat badan. Seperti pada mereka dengan berat 60 kg, sudah kehilangan 944 kalori.

Sedangkan kamu dengan berat 70 kg, sudah membakar kalori sebesar 1.126 kalori. Untuk kamu dengan berat 80 kg kamu sudah berhasil membakar 1.308 kalori dan yang terakhir, mereka yang memiliki bobot 90 kg membakar kalori terbanyak, yakni hingga 1.489 kalori.

*Sumber: kompas.com

Selasa, 14 Juli 2020

6 Masalah Makan pada Balita dan Cara Mengatasinya

Selasa, 14 Juli 2020 17:58:27

6 Masalah Makan pada Balita dan Cara Mengatasinya

Apakah si kecil memilih kabur saat waktunya makan? Atau dia cenderung memainkan makanannya?
Waktu makan memang kerap kali membuat orangtua kewalahan.

Sebagai orangtua, kita tentu ingin anak makan dengan lahap dan duduk dengan rapi. Namun sayangnya harapan kerap kali tak sesuai dengan kenyataan.

Berikut adalah enam masalah makan pada balita dan cara mengatasinya:

1. Ada lebih banyak makanan di lantai daripada di mulutnya

Saat si kecil belajar untuk makan sendiri, tentu sisa makanan akan berserakan, entah itu di lantai atau di meja makannya.

Memang berantakan, tapi hal ini perlu dilakukan agar anak bisa melatih koordinasi antara tangan dan mulutnya.
Solusinya, tetaplah bersabar. Bersihkan kekacauan tanpa menegurnya atau mengeluh.

2. Saat makan, anak lebih suka lari-larian

Jadikan setiap waktu makan sebagai pengalaman yang menyenangkan. Jika waktu makan itu menyenangkan, anak akan duduk dengan gembira di meja tanpa ingin meninggalkan kursinya.

Ciptakan suasana santai, duduk di sampingnya dan ngobrol dengannya sambil membiarkannya makan sendiri.

3. Anak membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan makanannya

Hentikan makan setelah waktu yang ditentukan. Untuk memastikan bahwa makan tidak menjadi aktivitas bermain yang panjang, bereskan piringnya setelah waktu yang sudah kita tentukan (katakanlah, 15 menit) dan peringatkan dia sebelumnya ketika batas waktu itu mendekat.

Ini membuat dia tidak membuang banyak waktu dan bermain-main dengan makanannya.

4. Anak adalah pemilih makanan dan tak mau makan sayurannya

Beri dia sedikit makanan di sebuah piring yang besar. Pasalnya, anak-anak mungkin merasa akan terlalu kenyang saat melihat piring kecilnya penuh dengan makanan. Padahal, porsinya tentu sudah pas dengan perutnya.

Kamu juga bisa membiasakan anak dengan rasa sayuran dengan mencampurkannya dengan makanan yang kamu tahu dia sukai.
Seperti, memasukkan wortel ke dalam kue favorit anak. Atau mencampurkan brokoli ke dalam nugget ayam buatanmu sendiri.

5. Anak berjuang untuk memegang sendok atau garpu dengan kuat di tangannya

Pastikan peralatan makan ramah anak. Tangan anak tentu masih kecil, jadi berikan sendok dengan pegangan yang ukuran dan bentuknya tepat untuk digenggam oleh jari-jari kecil itu dan tunjukkan padanya cara menggenggam gagang dengan benar.

6. Anak terus minta disuapi

Saat kontrol tangannya membaik, kurangi menyuapinya makanan.

Dorong dia untuk memegang sendok sendiri, bahkan jika dia meminta bantuanmu.

Patikan anggota keluarga lain seperti, kakek, nenek, ataupun pengasuh melakukan hal yang sama.

Semakin dia berusaha makan sendiri, semakin dia tidak membutuhkan kamu untuk membantunya.

*Sumber: kompas.com

Sabtu, 11 Juli 2020

Bersepeda Bisa Menurunkan Berat Badan, Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui

Sabtu, 11 Juli 2020 17:21:04

Bersepeda Bisa Menurunkan Berat Badan, Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui

Beberapa waktu belakangan ini bersepeda sepertinya sedang kembali tren. Jalanan yang cenderung sepi selama masa pandemi membuat banyak orang ingin berolahraga atau sekadar keliling kota menggunakan sepeda.

Tak hanya itu, sebagian dari kita bersepeda untuk membantu menurunkan berat badan. Apakah kamu salah satunya? Jika kamu sedang rajin bersepeda dan ingin berat badan jadi lebih ideal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan supaya menurunkan berat badan dengan bersepeda bisa lebih maksimal. Mulai dari memperhatikan asupan makanan, mengatur kecepatan, hingga menghindari dehidrasi. Untuk tahu lebih lengkapnya, berikut kumparanWOMAN telah merangkum lima tips menurunkan berat badan dengan bersepeda.

Pastikan makan sebelum bersepeda

Sebelum melakukan olahraga, sebaiknya memang kita mengisi perut terlebih dahulu. Ini bisa  mengurangi risiko kehabisan energi selama berolahraga. Jika memilih bersepeda di pagi hari, Ladies bisa sarapan dulu dengan oatmeal, roti dan telur, atau sayuran tinggi serat. Kalau waktu bersepeda kamu adalah sore atau malam, kamu bisa mengkonsumsi buah seperti apel dan pisang. Jenis makanan seperti itu bisa memberikan energi pada tubuh sehingga bersepeda bisa lebih maksimal.

Perhatikan kekuatan mengayuh sepeda

Menurunkan berat badan dengan bersepeda bukan berarti kamu harus mengayuh secepat-cepatnya supaya lemak bisa cepat terbakar. Sebab mengayuh dengan kekuatan penuh justru akan membuat kamu lebih cepat lelah dan bersepeda jadi tidak maksimal.

Oleh karena itu, kamu harus menemukan intensitas bersepeda yang tidak terlalu kencang tapi juga tidak terlalu pelan. Lakukan selama kurang lebih 15 menit. Setelah itu kamu bisa mengayuh sepeda dengan kecepatan sedikit lebih tinggi dan kemudian turunkan kecepatannya secara perlahan.

Kamu bisa mengukur kecepatan bersepeda menggunakan monitor detak jantung yang ada di smart watch. Pastikan detak jantung kamu tidak melebihi angka 68-79 persen. Kecepatan tersebut bisa membantu kamu menurunkan berat badan dengan maksimal.

Hitung kalori yang dikurangi selama bersepeda

Ladies, jika kamu ingin serius mengurangi berat badan dengan bersepeda, pastikan kamu tidak hanya memantau kalori yang masuk tetapi juga kalori yang dibakar oleh tubuh.

Menghitung kalori yang terbakar saat bersepeda akan lebih mudah jika kamu memiliki smart watch. Tapi jika tidak memilikinya, kamu bisa berkonsultasi pada ahli gizi tentang Basal Metabolic Rate (BMR) kamu. BMR adalah jumlah kalori dalam tubuh yang kamu miliki jika tidak sedang melakukan kegiatan apapun.

Jika kamu melakukannya dengan maksimal, satu jam bersepeda setiap hari bisa membantu kamu membakar banyak kalori. Pastikan kamu tidak terobsesi dan membakar lebih dari 500 kalori supaya tubuh tidak kelaparan dan lemas.

Mengimbanginya dengan diet sehat

Seperti halnya olahraga lain, menurunkan berat badan dengan bersepeda juga perlu diimbangi dengan diet sehat. Sebab membakar lemak saja belum tentu membuat tubuh kamu jadi lebih sehat. Untuk itu, Ladies bisa melakukan diet sehat yang tidak membahayakan tubuh. Misalnya seperti sarapan sayuran, mengkonsumsi buah-buahan tanpa diolah, hingga mengurangi asupan garam.

Selain membantu mempercepat turunnya berat badan, diet juga bisa membuat tubuh jadi lebih sehat dan fresh.

Menghidrasi tubuh dengan baik

Membakar kalori artinya kamu akan mengeluarkan banyak cairan dalam tubuh. Cairan ini biasanya berbentuk keringat atau urin. Supaya kamu tidak dehidrasi, pastikan kamu minum air putih sesuai aturan. Per harinya kita memang disarankan para ahli untuk mengkonsumsi minimal delapan gelas. Hal ini perlu dilakukan supaya tubuh tidak mudah dehidrasi.

Jika ingin meminum minuman dengan rasa setelah bersepeda, kamu bisa mengkonsumsi jus buah tanpa gula atau infused water.

*Sumber: kumparan.com

Jumat, 10 Juli 2020

Anak Anda Pemalu? Ini Tips untuk Tingkatkan Rasa Percaya Dirinya

Jum'at, 10 Juli 2020 17:07:20

Anak Anda Pemalu? Ini Tips untuk Tingkatkan Rasa Percaya Dirinya

Anak yang memiliki rasa percaya diri, berani mengungkapkan pendapat, dan mudah bersosialisasi dengan lingkungan sekitar tampaknya jadi dambaan banyak orang tua. Namun, tak sedikit pula anak-anak yang punya sifat dasar pemalu. Apakah anak Anda termasuk salah satunya?

Moms, sifat pemalu ini rupanya berasal dari anak yang merasa kurang yakin dengan kemampuannya untuk bergaul dengan teman sebaya atau lingkungan sekitarnya. Bahkan tak jarang, ada anak yang berpikir ia tak disukai oleh anak-anak lain, sehingga membuat rasa kepercayaan dirinya menurun.

Tapi, seiring bertambahnya usia saat anak sudah mulai bersekolah misalnya. Anda sepertinya perlu menanamkan rasa percaya diri si kecil, Moms. Hal ini perlu dilakukan agar anak Anda dapat berani mengekspresikan ide maupun perasaannya di depan umum.

Memang, untuk melakukannya tak dapat instan alias diperlukan waktu yang tak sedikit. Apalagi, bagi sebagian anak yang pemalu, bicara di depan orang dengan rasa percaya diri adalah sebuah tantangan yang cukup besar. Kendati demikian, jika Anda bersungguh-sungguh mendukung dan melatih anak secara perlahan dan sabar, kemungkinan besar kemampuan anak untuk tampil percaya diri di depan orang banyak akan meningkat secara bertahap.

Nah Moms, berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan rasa percaya diri anak yang pemalu, seperti dilansir Young Parents.

1. Libatkan anak dalam pengambilan keputusan

Tak ada salahnya untuk melibatkan anak dalam mengambil keputusan kecil dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, Anda dapat bertanya tentang makanan apa yang ingin ia makan untuk sarapan, makan siang, atau malam esok hari. Selain itu, Anda juga dapat bertanya tentang program televisi mana yang akan ditonton di malam hari bersama keluarga. Hal-hal kecil seperti ini secara tak langsung dapat meningkatkan kepercayaan dirinya.

2. Buat sebuah pertunjukan kecil di rumah

Saat sedang berkumpul bersama keluarga, mintalah anak Anda untuk tampil di depan semua anggota keluarganya itu. Misalnya dengan memintanya untuk menyanyikan sebuah lagu untuk Anda, sang ayah, saudara kandungnya, atau anggota keluarga lain di rumah. Bisa juga dengan mengajaknya bermain peran dengan beberapa orang rumah. Kendati hal ini bisa membuat anak merasa malu di awal, namun ia akan mencobanya jika ada dukungan dari Anda atau orang di sekitarnya.

3. Bersosialisasi

Semakin anak Anda bergaul dengan orang lain seusianya, maka semakin besar pula kemungkinan ia untuk meningkatkan rasa percaya dirinya dalam hal berbicara. Terlebih jika anak sedang bermain bersama teman-teman sebayanya, maka ini adalah kesempatannya untuk unjuk keberanian dalam hal berkomunikasi.

4. Beri dukungan

Anak tak akan merasa senang bicara di depan umum, kecuali jika ia merasa nyaman dengan dirinya sendiri. Itu artinya, si kecil merasa kurang percaya diri untuk tampil di depan umum karena merasa tak nyaman dengan dirinya.

Apabila Anda mendapati anak memiliki kecemasan seperti itu, katakanlah padanya bahwa Anda maupun orang lain sangat menghargai apa yang diucapkannya. Ya, hal tersebut justru bisa membuat orang lain senang, sebab ia berani mengungkapkan sesuatu dan tak hanya berdiam diri saja. Selalu berikan dukungan yang positif agar anak berani memulainya ya, Moms.

5. Berikan umpan balik

Sebagian besar peluang berbicara terjadi secara spontan, terlebih jika anak bergaul dengan teman-teman dan keluarganya setiap hari. Saat Anda memperhatikan ia bicara dengan penuh percaya diri kepada Anda atau seseorang misalnya, di akhir pembicaraan jangan lupa katakan padanya bahwa betapa bahagianya Anda melihat si kecil dapat dengan bersosialisasi dan berkomunikasi dengan percaya diri.

*Sumber: kumparan.com

Kamis, 09 Juli 2020

5 Cara Agar Lekas Move On dari Seseorang yang Ghosting Kamu

Kamis, 09 Juli 2020 17:11:01

5 Cara Agar Lekas Move On dari Seseorang yang Ghosting Kamu

Masa pendekatan atau PDKT merupakan saat-saat penentuan hubungan, berlanjut atau berhenti. Tapi tak jarang setelah memasuki tahap berikutnya ada pula yang harus mengalami kegagalan karena calon pacar tiba-tiba menghilang tanpa kabar atau disebut dengan istilah ghosting.

Ghosting merupakan istilah seseorang yang sebelumnya selalu menghubungimu untuk mendekati, kemudian hilang begitu saja tanpa jejak. Fenomena ghosting memang terdengar kejam dan menyesakkan dada orang yang menjadi korbannya. Terutama ketika sudah merasa nyaman dengannya.

Lalu, apa yang harus dilakukan ketika mengalami ghosting? Berikut cara move on dari seseorang yang ghosting kamu:

1. Jangan Menyalahkan Diri Sendiri

Jangan salahkan dirimu, jika masih mempertanyakan penyebab dia melakukan ghosting. Tidak ada bukti konkret untuk menyimpulkan kenapa ia berusaha meninggalkan hubungan dengan cara ghosting. Menyerah pada diri sendiri justru akan menyebabkan diri anda lebih terluka secara emosional.

2. Jangan Buru-buru untuk Kembali Berkencan

Sebelum kembali membuka hati, fokuslah untuk menyembuhkan rasa sakit yang ada. Jangan terburu-buru mengambil risiko berpacaran sampai kamu merasa siap.

Untuk tidak melakukan kesalahan yang sama, perlu kembali menetapkan aturan saat ingin mulai berkencan. Pastikan dengan betul bahwa kali ini kamu tidak mengencani orang yang salah seperti sebelumnya. Bukan untuk mencurigai pasangan baru atau memberikan beban trauma padanya, hanya saja kamu perlu membuat semacam standar atau aturan saat kembali berkencan.

3. Tetapkan Batasan

Ketika menyadari menjadi korban ghosting, jangan berpikir untuk membalasnya dengan cara yang sama. Fokus saja terlebih dahulu untuk menyembuhkan luka akibat kejadian satu ini. Tetapkan batasan pada diri, jangan terburu-buru mengambil risiko membangun hubungan bersama orang lain.

4. Menyibukkan Diri

Untuk mempermudah proses move on setelah jadi korban ghosting yang cukup ampuk, salah satunya menyibukkan diri sendiri. Misalnya, menonton drama Korea kesukaan, melakukan hobi atau menghabiskan waktu bersama sahabat dan keluarga bisa membuat kamu tak punya waktu untuk memikirkan si dia.

5. Belajar dari Pengalaman

Terakhir, kamu hanya perlu belajar dari pengalaman ini untuk tidak terburu-buru melihat masa depan bersama orang yang baru saja dikenal. Kamu juga perlu menetapkan batasan dan berhati-hati jika gebetan atau kekasih memperlihatkan tanda-tanda ghosting. Ambil pelajaran berharga dari kejadian tersebut dan berbahagialah. Temukan seseorang yang bisa menghargai dan menyayangi kamu.

*Sumber: kumparan.com

Rabu, 08 Juli 2020

Mungkinkah Penggunaan Masker Wajah Melemahkan Sistem Kekebalan Tubuh?

Rabu, 08 Juli 2020 18:43:52

Mungkinkah Penggunaan Masker Wajah Melemahkan Sistem Kekebalan Tubuh?

Memakai masker wajah saat berada di luar rumah merupakan langkah terbaik yang dapat kita lakukan untuk memperlambat penyebaran virus corona.

Namun, mitos seputar masker wajah beredar di media sosial. Orang-orang khawatir jika masker wajah akan menurunkan kadar oksigen atau memicu keracunan karbon dioksida.
Sebagian lainnya khawatir akan mengembangkan infeksi bakteri dari masker yang lembap, penuh keringat, atau melemahkan kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan pilek.

Namun bila kamu termasuk yang ragu, para profesional kesehatan telah mengklarifikasi persepsi yang keliru ini di media sosial.

Seorang dokter di South Carolina, AS menentang gagasan bahwa "kadar oksigen turun secara dramatis saat mengenakan masker."

Dr. Megan Hall menguji saturasi oksigen dan detak jantung menggunakan pulse oximeter dalam empat situasi selama lima menit sekaligus.

Pertama, ia tidak mengenakan masker, kemudian memakai masker bedah, menggantinya dengan masker N95, dan skenario terakhir, ia memakai masker N95 dan masker bedah.

"Tidak ada perubahan signifikan dalam saturasi oksigen saya pada skenario apa pun. Meski tidak nyaman bagi sebagian orang, kita masih bisa bernapas," kata Dr. Hall di Facebook.

Mitos yang keliru

Mengenakan masker masih menjadi cara terbaik untuk memperlambat penyebaran Covid-19. Masker bekerja dengan menyaring dan menekan partikel udara.

Jika seseorang terinfeksi tetapi tidak memiliki gejala atau asimptomatik, partikel-partikel dari mulut, hidung dan tenggorokan keluar ketika mereka bernapas dan menyebar dalam jarak sekitar 1,5 meter.

Masker menghalau beberapa partikel agar tidak menyebar bebas, sekaligus mendorong udara ke bawah, bukan keluar.

"Orang normal dan sehat dapat melakukan hal yang sangat energik sambil mengenakan semacam penutup wajah yang telah kita bicarakan dalam konteks pencegahan Covid-19."
Begitu kata Dr. William Schaffner, profesor penyakit menular di Vanderbilt University di Nashville dan direktur medis National Foundation of Infectious Diseases, kepada Today.

"Jika tidak aman, maka masker tidak akan direkomendasikan oleh CDC, departemen kesehatan negara bagian atau lokal."

Liam Sullivan, spesialis penyakit menular di Spectrum Health di Grand Rapids, Michigan, AS, mengatakan jika masker berbahaya, akan ada lebih banyak kasus perawat dan dokter di kamar operasi yang sakit.
"Saya tidak melihat mereka meninggal dunia karena kekurangan oksigen atau terlalu banyak karbon dioksida," katanya kepada Today.
Kirsten Koehler, profesor di bidang kesehatan dan teknik lingkungan di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health di Baltimore, Maryland, juga setuju akan hal itu.
"Studi ilmiah menunjukkan tidak ada perubahan nyata dalam kadar CO2 atau kadar oksigen dari memakai masker bedah. Dan masker kain memiliki perpindahan gas yang lebih baik," katanya.

"Itu bukan sesuatu yang saya khawatirkan sama sekali. Bisa jadi orang-orang merasa panas saat mengenakan masker atau mungkin juga terlalu kepanasan."

Schaffner menduga, orang khawatir tentang penggunaan masker karena sulit bernapas.

"Jika mereka memakai masker dengan benar, memang bernapas sedikit lebih sulit. Tapi itu berarti masker bertindak sebagai filter," ujar Schaffner.

"Jika kita harus menghirup udara dan melepaskannya dari filter, dibutuhkan sedikit usaha lebih."
Beberapa orang mengatakan mereka tidak bisa memakai masker karena asma atau penyakit paru obstruktif kronis.

Namun, para ahli menduga banyak orang yang mengalami gangguan fungsi paru-paru lebih bersedia memakai masker.

"Sebagian besar orang dengan penyakit paru-paru akan memakai masker karena mereka tahu jika mereka terkena virus ini, mereka berisiko sangat tinggi untuk terkena komplikasi serius," kata Sullivan.

"Terkadang saat mereka mengenakan masker, mereka bisa sedikit sulit bernapas."

Bagaimana dengan pendapat bahwa memakai masker selama cuaca hangat dapat menjadi lembap karena keringat, namun tidak menyebabkan infeksi bakteri.

"Tidak ada bukti untuk itu," kata Schaffner.

"Di udara panas yang lembap karena musim panas, masker bisa penuh keringat. Jika kita memiliki masker kain, kita bisa mencucinya. Jika kita memakai masker bedah, kita harus menggunakan yang baru."
Koehler menyarankan orang-orang untuk meletakkan masker kain yang lembap ke dalam kantong kertas supaya kering dan mencucinya setiap hari.

Sullivan mengatakan, sistem kekebalan bekerja dengan memori kekebalan, yang terjadi ketika tubuh bertemu bakteri atau virus dan merespon. Tetapi masker tidak mencegah terjadinya hal itu.

"Saya bisa menjamin, mengenakan masker sesaat atau bahkan sepanjang hari tidak akan melemahkan sistem kekebalan kita," katanya.

Alasan orang tidak mau memakai masker

Alasan paling umum orang tidak ingin memakai masker adalah karena alasan psikologis, masker membuat orang menjadi aneh.

"Masker bisa membuat tidak nyaman. Saya bukannya tidak setuju dengan itu," kata Sullivan. Koehler mengungkap alasan para ahli merekomendasikan jarak sosial dan mencuci tangan terlebih dahulu.
"Kami menempatkan masker --apa yang disebut alat pelindung diri-- sebagai upaya terakhir dan seperti yang saya kira, sebagian besar dari kita menyadari masker sangat tidak nyaman," katanya.

Orang-orang di negara-negara Barat tidak terbiasa memakai masker.

"Ini jelas bukan norma sosial," kata Schaffner.

Masker juga telah menjadi isu politik dan membuat sebagian orang cenderung tidak ingin memakainya.
Namun, para ahli menekankan virus tidak peduli dengan politik. "Virus corona menginfeksi semua orang," kata Schaffner.

"Virus tidak peduli tentang perang budaya dan tidak peduli tentang kebebasan kita," katanya.
"Mengenakan masker adalah tentang menjadi manusia, peduli dengan sesama manusia dan menghormati seluruh manusia," tutur Sullivan.

*Sumber: kompas.com

Minggu, 05 Juli 2020

Selain WFH, Ini 6 Hal yang Bikin Sakit Punggung

Minggu, 05 Juli 2020 17:10:39

Selain WFH, Ini 6 Hal yang Bikin Sakit Punggung
 
Selama pandemi banyak orang menghabiskan waktu di rumah. Masalahnya Anda mulai merasakan sakit punggung. Sebelum pandemi nyeri punggung adalah hal biasa, rata-rata setiap orang mengalami satu hingga dua kali nyeri punggung setiap tahun, yang dapat dimulai pada usia 20-an dan menjadi masalah berulang yang dipicu berbagai peristiwa dalam kehupan.

Menurut ahli bedah ortopedi di Englewood Spine Associates di Englewood, New Jersey, Amerika Serikat, sejak pandemi keluhan pada leger dan punggung meningkat. Namun, untungnya, sebagian besar nyeri punggung sembuh dalam enam minggu, kata Dr. Cole. Bisa jadi kebiasaan yang Anda lakukan di rumah yang mungkin membuat punggung terasa lebih sakit.

Berikut adalah tujuh kebiasaan penyebab nyeri punggung

1. Bekerja di tempat tidur

Mengapa itu menyakitkan di punggung Anda? Selama bekerja dari rumah, Anda pasti menemukan beberapa tempat menarik untuk tempat kerja, tempat tidur Anda. Namun jika Anda tidak memperhatikan, tenggelam dalam posisi semi-berbaring, yang dapat membuat punggung bagian bawah tertekan kata Dr. Cole.

Solusinya: Pertahankan lekukan alami tulang belakang dengan menempatkan bantal tambahan di belakang tulang belakang lumbar Anda, kata Dr. Cole. Anda bahkan mungkin membeli bantal sandaran membaca untuk membuat Anda bekerja lebih nyaman.

2. Tidur tak nyenyak

"Penelitian menunjukkan bahwa kualitas tidur yang buruk dikaitkan dengan nyeri punggung bawah akut," kata Dr. Cole seperti dilansir dari laman Real Simple. Sementara tidak ada yang tahu persis apa hubungan antara keduanya, itu adalah fakta bahwa kegiatan sehari-hari dapat membuat tubuh lelah, dan istirahat adalah komponen penting dari pemulihan jaringan lunak. Jika Anda tidak tidur nyenyak, Anda tidak memberi tubuh Anda kemampuan untuk pulih.

Solusinya: Jika Anda kesulitan tidur, bicarakan dengan dokter perawatan primer Anda untuk menyingkirkan gangguan tidur atau kondisi medis lainnya seperti sleep apnea dan GERD, kata Dr. Cole. Kalau tidak, jika Anda bangun dengan rasa sakit, dua penyebab mungkin posisi tubuh Anda selama tidur atau kasur Anda. 

Tidur telungkup dapat memperburuk kondisi tulang belakang seperti stenosis tulang belakang, cobalah untuk menemukan posisi yang lebih nyaman. Dan jika Anda melihat penurunan pada kasur, itu harus diganti atau tulang belakang Anda akan mengikuti. "Kasur harus cukup kuat untuk menopang berat badan Anda dan pada saat yang sama, cukup lembut untuk mengakomodasi lekuk tubuh Anda," kata Dr. Cole.

3. Membungkuk di sofa

Terlalu sering duduk streaming nonton film di sofa juga dapat membuat nyeri punggung, terutama jika punggung Anda tenggelam ke sofa. Bertolak belakang dengan apa yang mungkin Anda pikirkan, “ini bukan soal berapa lama Anda duduk, tetapi bagaimana Anda duduk,” kata Dr. Cole. Saat duduk, pastikan Anda memiliki dukungan kuat di punggung bawah Anda. Anda harus merasakan dukungan di belakang punggung Anda.

4. Berolahraga dengan sepatu tua

Sepatu tua mungkin sangat usang sehingga tidak menawarkan dukungan lengkung yang memadai atau melindungi kaki Anda saat berjalan, kata Tammy Penhollow, spesialis manajemen nyeri. Namun, sepatu dengan penyangga lengkung yang baik akan mencegah kaki Anda terguling saat Anda berdiri dan bergerak, yang akan membantu menjaga keselarasan kaki, pinggul, dan punggung Anda.

Beli sepasang sepatu dengan penyokong yang dirancang untuk lengkungan spesifik Anda. Bagaimana Anda tahu? Sebuah tes sederhana akan memberi tahu Anda jika Anda memiliki kaki rata atau lengkungan tinggi, kata Dr. Penhollow. Basahi kaki Anda dan injak beton yang dingin untuk melihat garis besar yang dibuat kaki 

Anda. Jika Anda hanya dapat melihat bagian luar kaki, Anda mungkin memiliki lengkungan tinggi. Jika Anda melihat bola di kaki, tumit, dan di luar kaki Anda, kemungkinan besar Anda memiliki lengkungan yang normal. Sementara itu, jika Anda melihat seluruh kaki, termasuk bagian dalam, anggap Anda memiliki lengkungan rendah atau kaki rata.

5. Berkebun

Teknik mengangkat dan memuntir yang tidak benar — pikirkan kantong-kantong tanah, tanaman, dan pot yang melayang-layang — dapat mengakibatkan ketegangan akut di punggung bawah. "Mengangkat beban tulang belakang sementara gerakan memutar menciptakan lebih banyak ketegangan di bidang gerak sisi-ke-sisi," kata Dr. Penhollow.

Berlatih teknik mengangkat yang aman, termasuk menekuk di lutut melawan pinggang untuk mengangkat dari tanah, menjaga barang-barang dekat dengan dada, dan menghindari memuntir tubuh bagian atas sambil mengangkat. Kemudian bekerja membangun otot-otot inti untuk membantu melindungi punggung dari cedera. Salah satu latihan yang paling efektif adalah dengan forearm plank.

6. Memanggang sepanjang waktu

Anda kemungkinan besar berdiri di permukaan yang keras untuk jangka waktu yang lama, dan jika Anda tidak mengenakan sepatu yang mendukung atau Anda bertelanjang kaki, tumit bisa sakit terutama jika Anda memiliki lengkungan yang tinggi atau rata. Ketika itu terjadi, Anda mengubah cara Anda berdiri dan berjalan, yang dapat memengaruhi seluruh tubuh bagian bawah mulai dari pergelangan kaki hingga punggung.

Hindari memasak tanpa alas kaki: Pakailah sepatu yang mendukung. Selain itu, gunakan postur tubuh yang baik saat Anda menyiapkan makanan, berhati-hatilah agar tidak membungkuk di atas meja. Berdiri lebih dekat ke konter akan membantu Anda tetap lebih tegak dan istirahat jika tubuh memberi sinyal lelah.


7. Duduk terlalu lama di meja pengganti darurat

Bekerja dari rumah sekarang? Bukan saja Anda mungkin menjejalkan lebih banyak pekerjaan yang membuat Anda tidak bergerak sebanyak mungkin. “Duduk membuat tekanan 40 persen lebih besar pada tulang belakang Anda daripada berdiri,” kata Dr. Cole.

Saat duduk, periksa jarak antara punggung dan kursi, dan jika ada celah, isi dengan bantal atau gulungan lumbar, yang akan menempatkan Anda pada posisi yang lebih seimbang, kata Dr. Cole. Kemudian, istirahatlah sejenak sambil duduk. Ikuti petunjuk Dr. Cole dan rentangkan tubuh ke depan, peluk lutut Anda sebentar saat Anda duduk untuk membuka bagian belakang tulang belakang. Kemudian berdiri dan lengkungkan punggung Anda dengan membawa perut Anda sejauh mungkin. Akhirnya, raih sisi ke sisi dengan tangan Anda sambil berdiri, mencoba menjangkau sejauh mungkin paha sisi Anda, dan kemudian putar tulang belakang. Lakukan semua gerakan ini setiap jam — atur alarm jika perlu — untuk meminimalkan potensi rasa sakit. [lis]

Sumber: tempo.id

Sabtu, 04 Juli 2020

Demi Manfaat Maksimal, Ini Waktu Terbaik untuk Minum Kopi

Sabtu, 04 Juli 2020 17:20:58

Demi Manfaat Maksimal, Ini Waktu Terbaik untuk Minum Kopi

Minum kopi di pagi hari dipercaya banyak orang membantu meningkatkan energi untuk beraktivitas selama sehari penuh.
Namun, tahukah Anda bahwa kebiasaan ini ternyata membuat kita justru kurang berenergi?

Melansir data Healthline, mengonsumsi kopi di pagi hari justru membuat kita tidak bisa merasakan manfaatnya untuk meningkatkan energi.
Pasalnya, pagi hari adalah puncak ketika hormon stres kortisol diproduksi.

Hormon kortisol memang dapat meningkatkan kewaspadaan dan fokus. Tingkat metabolisme, respons sistem kekebalan tubuh, dan tekanan darah juga diatur oleh hormon kortisol.

Hormon ini mencapai puncak pada 30 hingga 45 menit setelah kita bangun tidur dan turut perlahan-lahan.

Sementara itu, waktu terbaik untuk minum kopi adlah saat hormon kortisol dalam tingkat rendah, yakni sekitar 9,30 hingga 11.30.

Minum kopi ketika tingkat kortisol Anda berada di puncaknya akan semakin meningkatkan hormon tersebut.

Padahal, hormom kortisol yang terlalu tinggi bisa merusak sistem kekebalan tubuh yang memicu berbagai masalah kesehatan.

Dosis minum kopi yang tepat

Di sisi lain, ahli gizi Melanie Dellinges menyarankan kita untuk lebih memperhatikan jumlah kopi yang kita konsumsi, bukan waktu terbaik untuk meminumnya.

Kopi mengandung kafein. Jika dikonsumsi berlebihan bisa menyebabkan risiko berikut:

- sakit kepala
- emosi meningkat
- gangguan tidur
- palpitasi jantung
- gangguan pencernaan
- dehidrasi
- agitasi
- maag
- gugup
- diare

Untuk menghindari efek tersebut, Dellinges merekomendasikan agar kita membatasi asupan kopi hanya dua hingga empat cangkir sehari.

Ia juga menyarankan kita agar tidak mengonsumsi kopi menjelang waktu tidur agar kualitas tidur kita terjaga.

Riset dalam Journal of Clinical Sleep Meidicne membuktikan bahwa efek kafein bisa mengganggu kualitas tidur secara signifikan meski kita mengonsumsinya enam jam sebelum tidur.

"Sebaiknya, kita minum kopi minimal enam jam sebelum tidur agar kualitas tidur terjaga," ucap Dellinges.

*Sumber: kompas.com

Jumat, 03 Juli 2020

Banyak Kehamilan Terjadi di Tengah Pandemi, Apa Kata Dokter?

Jum'at, 03 Juli 2020 17:17:06

Banyak Kehamilan Terjadi di Tengah Pandemi, Apa Kata Dokter?

Moms, seringkah Anda mendengar berita kehamilan dari teman atau kerabat di tengah masa pandemi ini? Atau justru Anda sendiri yang mengalaminya? Hahaha... kehamilan di tengah pandemi memang jadi salah satu hal yang tengah ramai dibicarakan kini.

Lihat saja yang terjadi di Jawa Barat. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau akrab disapa Emil mengatakan bahwa pada saat ini lebih banyak warga di Jawa Barat yang positif hamil dibandingkan dengan mereka yang positif terkena COVID-19. Hal ini berdasarkan data yang ditampilkan tvOne dan diunggah akun Instagram @infobandungkota.

"Data ini menunjukkan di Jawa Barat, ternyata lebih banyak yang positif hamil dibanding positif COVID-19," tulis Emil dalam salah satu cuitan di Twitter pribadinya.

Dalam data tersebut tertulis 7 wilayah dengan angka kehamilannya masing-masing. Bandung dan Cirebon memiliki angka kehamilan yang sama, yaitu 2.210 orang. Kemudian disusul Garut dengan jumlah 1.950 orang, Ciamis 1.225 orang, Tasikmalaya 1.205 orang, Banjar 1.188 orang, dan Sumedang 1.175 orang.

Namun meski banyak terjadi, ada baiknya kita menyimak pesan dari Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Raya (POGI Jaya) mengenai kehamilan di tengah pandemi. Dalam keterangan resmi yang diterima kumparanMOM belum lama ini, POGI menyatakan bahwa ibu hamil dan menyusui memiliki risiko lebih tinggi terpapar COVID-19. Bahkan, kondisi ini dapat menyebabkan penyakit berat, morbiditas, dan mortalitas.

"Ibu hamil dan menyusui rentan dengan berbagai penyakit akibat perubahan hormonal sehingga secara otomatis daya tahan tubuh mereka lebih rendah," kata Sekretaris Jenderal POGI Jaya dr. Ulul Albab, SpOG.

Kemudian, dr. Ulul pun menyarankan agar ibu hamil dapat menunda pemeriksaan rutin ke rumah sakit. Ya Moms, pada situasi seperti saat ini, ada baiknya Anda hanya ke dokter bila mengalami keadaan darurat. Keadaan darurat yang seperti apa? Kondisi yang harus ditangani segera antara lain seperti muntah hebat, pendarahan, kontraksi atau nyeri perut hebat, pecah ketuban, mengalami tekanan darah tinggi, nyeri kepala yang hebat, tidak merasakan gerakan janin, dan mengalami kejang.

Tak hanya POGI, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pun memberi imbauan senada. Ketua BKKBN Dr. Hasto Wardoyo, SpOG(K) malah mengimbau agar selama pandemi ini, pasangan suami istri dapat menunda program hamil terlebih dulu. Hal ini tak lain untuk mencegah risiko terinfeksi penyakit COVID-19 pada ibu hamil.

"Selama stay at home, jangan hamil dulu. Karena risiko orang yang hamil muda menurunkan stamina. Kenapa? Karena ada mual-mualnya, muntah-muntahnya, kemudian ada risiko abortus juga. Jadi, hampir 10 persen kehamilan muda ini kan sering terjadi aborsi, keguguran," kata dr. Hasto dalam video wawancaranya bersama Zaskia Adya Mecca, berjudul 'Alasan Jangan Hamil Dulu Tanpa Rencana' yang diunggah di Instagram pribadi Zaskia beberapa waktu lalu.

Namun, apabila Anda kini tengah hamil, berikut ini rekomendasi dari POGI Jaya agar ibu hamil tak terpapar virus corona:

1. Cuci tangan Anda dengan sabun dan air sedikitnya selama 20 detik. Gunakan hand sanitizer berbasis alkohol yang setidaknya mengandung alkohol 70 persen, jika air dan sabun tidak tersedia.

2. Konsumsi makanan yang bergizi dan sehat beserta vitamin bagi ibu hamil.

3. Hindari keluar rumah jika tidak diperlukan. Apabila terpaksa  keluar rumah, kenakan pakaian tertutup rapat dan masker. Setelah kembali dari rumah, bersihkan badan dan segera dengan mandi.

4. Hindari berada di keramaian. Upayakan menjaga jarak satu sama lain bila dalam keramaian.

5. Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang sakit.

6. Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang sering disentuh.

7. Segera periksakan diri ke dokter apabila ibu hamil merasa kurang sehat dan memiliki gejala mirip flu.

8. Konsultasikan dengan dokter kandungan Anda mengenai tindakan pencegahan lainnya yang perlu dilakukan sesuai dengan kondisi tubuh Anda.

*Sumber: kumparan.com

Kamis, 02 Juli 2020

5 Tips Sukses Wawancara Kerja setelah Kamu Kena PHK

Kamis, 02 Juli 2020 17:21:02

5 Tips Sukses Wawancara Kerja setelah Kamu Kena PHK

Melakukan wawancara kerja setelah di-PHK bukanlah yang mudah untuk dilakukan. Apalagi di tengah krisis yang disebabkan oleh pandemi COVID-19.

Munculnya dampak ekonomi ternyata mempengaruhi banyak industri. Sehingga tidak sedikit perusahaan yang terpaksa harus mengurangi jumlah karyawan. Melihat kondisi tersebut, artinya ada banyak juga korban PHK seperti kamu yang juga sedang mencari kerja.

Oleh karena itu ada banyak hal yang perlu disiapkan. Selain menyiapkan CV, memilih busana yang tepat, dan memastikan koneksi internet lancar jika kamu melakukan wawancara kerja secara online, ada beberapa hal lain yang perlu kamu perhatikan.

Tak hanya menunjukkan kemampuan profesional, kamu juga harus menyiapkan mental supaya bisa jujur dengan kondisi dan tantangan setelah di-PHK yang kamu lalui.

Nah, untuk memudahkan kamu menjalani interview setelah mengalami PHK, berikut kumparanWOMAN telah merangkum beberapa hal yang bisa kamu siapkan. Melansir The Muse, simak selengkapnya berikut ini.

1. Pastikan emosi sudah stabil sebelum menerima tawaran wawancara kerja

Menerima fakta bahwa kita diberhentikan dari pekerjaan yang selama ini sudah dijalani bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu langkah pertama yang perlu kamu lakukan setelah di-PHK dan sebelum menerima tawaran wawancara kerja adalah memastikan emosi kamu sudah stabil.

Menjalani interview dengan kepala dingin dan hati yang tenang bisa membuat kamu bisa lebih lancar menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan. Jadi sebelum memulai interview atau bahkan sebelum mencari pekerjaan baru, hal utama yang harus dilakukan adalah menata emosi. Kamu harus bisa menerima dengan lapang dada keputusan dari perusahaan dan jangan menyalahkan diri sendiri. Terutama dalam kondisi pandemi COVID-19 seperti sekarang ini. Di mana banyak industri yang terdampak sehingga terpaksa harus mengurangi jumlah karyawan.

2. Jujur bahwa kamu keluar dari perusahaan karena di-PHK

Biasanya para interviewer akan bertanya apa alasan kamu melamar pekerjaan baru. Nah, untuk hal yang satu ini kamu harus jujur bahwa kamu di-PHK. Ceritakan secara singkat bahwa kamu menjadi salah satu dari sejumlah karyawan kurang beruntung yang harus di-PHK oleh perusahaan.

Tapi perlu diingat, ini adalah wawancara kerja bukan sesi curhat. Jadi pastikan kamu sudah mempersiapkan cerita singkat, padat, dan jelas yang cukup diplomatis dan profesional. Kejujuran kamu bisa menjadi poin positif yang bisa menguntungkan kamu dalam sesi wawancara tersebut.

3. Diskusikan hal yang kamu pelajari setelah di-PHK

Dalam hidup, salah satu indikasi kita sudah berkembang adalah kemampuan kita untuk bisa belajar dari pengalaman dan kesalahan. Jadi, setelah kamu menceritakan dengan jujur apa yang terjadi, selanjutnya jelaskan apa saja yang sudah kamu pelajari dari pengalaman di-PHK.

Ungkapkan pada interviewer pengalaman tersebut telah membawa dampak positif. Misalnya kamu jadi ingin selalu memberikan yang terbaik sekecil apa pun tugas yang diberikan. Setelah itu lanjutkan dengan kelebihan yang kamu miliki dalam berkarier. Buat para interviewer yakin bahwa kamu adalah kandidat yang tepat untuk posisi yang dilamar.

4. Hindari menceritakan keburukan mantan atasan atau perusahaan

Meskipun kamu memiliki marah dan benci pada atasan atau perusahaan yang sudah membuat kamu di-PHK, bukan berarti kamu bisa menjelekkan mereka saat wawancara kerja. Hal ini bisa memberikan kesan kamu bukanlah karyawan yang loyal. Di samping itu, interviewer juga akan berpikir bahwa kamu juga akan melakukan hal sama pada perusahaan mereka jika suatu saat nanti ada masalah.

5. Buat kesimpulan yang menunjukkan kamu adalah orang yang mereka cari

Untuk membantu memastikan wawancara tersebut berakhir dengan positif, luangkan waktu untuk merangkum hal-hal yang menurutmu bisa memberikan kesan bahwa kamu kompeten untuk menduduki posisi yang ditawarkan. Pastikan juga mereka tahu kamu sangat tertarik untuk bekerja di perusahaan tersebut. Kemudian setelah wawancara berakhir, jangan lupa mengirimkan email yang menyatakan terima kasih karena sudah diberikan kesempatan untuk melakukan wawancara kerja bersama mereka.

*Sumber: kumparan.com