Rabu, 05 November 2025

Stunting Adalah: Info Lengkap dan Cara Mencegahnya!

| Rabu, 05 November 2025

Rabu, 05 November 2025

Pencegahan stunting harus dimulai sejak masa kehamilan dan berlanjut hingga anak berusia dua tahun dengan memastikan pemenuhan gizi yang optimal.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dalam jangka waktu panjang, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.

Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki tinggi badan di bawah rata-rata dibandingkan anak seusianya, serta berisiko mengalami gangguan perkembangan kognitif dan daya tahan tubuh.

Masalah stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik, tetapi juga memengaruhi kualitas hidup anak di masa depan.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan masyarakat untuk memahami penyebab, tanda-tanda, serta langkah pencegahan stunting sejak dini guna mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.

Apa Itu Stunting?

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek (kerdil) dari standar usianya.

Menurut WHO, stunting didefinisikan sebagai tinggi badan menurut umur (TB/U) yang berada di bawah -2 standar deviasi (SD) dari median standar pertumbuhan anak WHO.

Kementerian Kesehatan RI menjelaskan bahwa stunting mencerminkan kondisi kekurangan gizi kronis yang terjadi sejak awal kehidupan, bahkan sejak dalam kandungan, dan berlanjut hingga anak berusia dua tahun.

Penyebab Stunting

Stunting adalah kondisi yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dalam jangka panjang, terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap stunting antara lain:

  • Asupan gizi ibu yang buruk selama kehamilan.
  • Kurangnya akses terhadap makanan bergizi dan air bersih.
  • Sanitasi yang buruk dan kurangnya kebersihan.
  • Infeksi berulang pada anak.
  • Kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian makan bayi dan anak (PMBA).

Selain itu, faktor sosial ekonomi, pendidikan, dan budaya juga dapat mempengaruhi risiko terjadinya stunting.

Gejala Stunting

Gejala utama stunting adalah tinggi badan anak yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Selain itu, beberapa gejala lain yang mungkin muncul antara lain:

  • Pertumbuhan melambat.
  • Berat badan tidak sesuai dengan usia.
  • Perkembangan motorik terlambat.
  • Lebih rentan terhadap penyakit infeksi.
  • Kemampuan kognitif yang kurang optimal.

Penting untuk memantau pertumbuhan anak secara berkala melalui pengukuran tinggi badan dan berat badan di fasilitas kesehatan terdekat.

Dampak Stunting

Stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga dapat mempengaruhi perkembangan kognitif dan produktivitas di masa depan. Dampak stunting antara lain:

  • Penurunan kemampuan belajar dan prestasi di sekolah.
  • Peningkatan risiko penyakit kronis di masa dewasa, seperti diabetes, penyakit jantung, dan obesitas.
  • Penurunan produktivitas ekonomi.
  • Gangguan perkembangan sosial dan emosional.

Oleh karena itu, pencegahan stunting sangat penting untuk memastikan anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Diagnosis Stunting

Diagnosis stunting dilakukan dengan mengukur tinggi badan anak dan membandingkannya dengan standar pertumbuhan anak WHO.

Jika tinggi badan anak berada di bawah -2 SD dari median standar, maka anak tersebut didiagnosis stunting.

Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan anak serta asupan gizinya.

Pengobatan Stunting

Pengobatan stunting berfokus pada perbaikan gizi dan penanganan infeksi yang mungkin terjadi. Beberapa langkah pengobatan stunting antara lain:

  • Pemberian makanan tambahan (PMT) bergizi seimbang.
  • Suplementasi zat gizi mikro, seperti zat besi, vitamin A, dan zinc.
  • Pemberian obat cacing jika terdapat infeksi cacing.
  • Penanganan infeksi yang mungkin terjadi.
  • Konseling gizi untuk ibu dan keluarga.

Pengobatan stunting membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak, termasuk tenaga kesehatan, keluarga, dan masyarakat.

Pencegahan Stunting

Pencegahan stunting dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun (1000 HPK). Beberapa langkah pencegahan stunting antara lain:

  • Memastikan ibu hamil mendapatkan asupan gizi yang cukup.
  • Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi.
  • Memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi seimbang setelah usia 6 bulan.
  • Memastikan anak mendapatkan imunisasi lengkap.
  • Menjaga kebersihan lingkungan dan sanitasi yang baik.
  • Meningkatkan pengetahuan ibu tentang pemberian makan bayi dan anak (PMBA).

Dengan melakukan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat menurunkan angka stunting dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak Indonesia.

 

Sumber : halodoc.com

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar