Pages

Sabtu, 31 Juli 2021

Awas, Ini Lima Risiko Penyakit Jika Pakai Lipstik Setiap Hari

Sabtu, 31 Juli 2021 18:35:00

Awas, Ini Lima Risiko Penyakit Jika Pakai Lipstik Setiap Hari 

 

 

 

 

 

 

Bagi sebagian perempuan, lipstik telah menjadi kebutuhan sehari-hari. Mereka menggunakannya untuk mempercantik diri dan menambah kepercayaan.

Tidak heran jika ada yang menggunakannya hampir setiap hari. Terlebih bagi mereka yang punya pekerjaan di depan publik. Tapi, mulai sekarang sebaiknya waspada.

Karena rutin pakai lipstik bisa berisiko memunculkan masalah kesehatan. Salah satunya terungkap dalam  studi dari Berkeley School of Publick Health, University of California.

Penelitian ini mengungkapkan, lip gloss dan lipstik disebut memiliki bahan racun yang berbahaya, mulai dari kadar kromium, timbal, aluminium, dan kadmium.

Terlebih lagi, penelitian ini mencatat, masalah kesehatan ini bisa berakibat jangka panjang bagi perempuan yang mengoleskan lipstik lebih dari dua hingga tiga kali dalam 24 jam, salah satunya tumor perut.

Dilansir dari Healthshots, ada beberapa zat beracun pada lipstik yang perlu Anda ketahui.

- Polietilen glikol: bahan berbasis krim ini bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan sistem saraf. - Paraben: umumnya ditemukan pada lipstik yang bisa menembus ke kulit. Selain itu, bahan ini bisa menyebabkan beberapa efek samping, salah satunya depresi dan juga diare. - Phthalates: bahan ini disebut bisa membahayakan sistem endokrin tubuh. - Timbal: bahan kandungan ini bisa menyebabkan risiko kesehatan jangka panjang.

Selain bahan beracun, ada lima risikonya jika Anda memakai lisptik berlebihan. Apa saja?

Adanya racun yang membahayakan tubuh

Memakai lipstik dengan bahan yang berbahaya, ini bisa menyerap racun ke dalam tubuh perempuan. Kadang tanpa disadari, perempuan lupa memperhatikan kandungan bahan saat membelinya. Maka dari itu, lebih baik cek bahan apa saja yang terkandung pada lipstik sebelum menyesal.

Lipstik yang mengandung bahan berbahaya, ini bisa menyebabkan risiko ruam dan gatal di bibir perempuan. Mengapa? Karena lipstik mengandung bahan kimia yang disebut bismuth oxychloride sebagai pengawetan. Bahan ini dikatakan bersifat karsinogenik, maka dari itu hati-hati sebelum membeli.

Menyebabkan kanker

Sebagian besar bahan lipstik lewat sifat karsinogenik, ini bisa menyebabkan kanker akibat pemakaian lipstik yang kurang hati-hati. Faktanya, bahan kimia yang diawetkan pada lipstik, bisa menyebabkan masalah kesehatan lainnya. Tidak hanya kanker saja, melainkan bisa iritasi mata, mengi, dan alergi.

Menyebabkan perubahan pada sistem endokrin

Bagi perempuan yang belum paham risiko ini, lipstik mengandung bahan petrokimia yang bisa menyebabkan perubahan pada sistem endokrin. Risiko ini terjadi bisa menyerang kemampuan kognitif serta reproduksi perempuan.

Dapat menyebabkan gagal ginjal

Dalam kasus yang ekstrim, gagal ginjal juga bisa terjadi akibat penggunaan lipstik secara teratur. Hal ini lipstik mengandung kadmium dalam jumlah yang besar, sehingga ini bisa menyebabkan gagal ginjal dan juga masalah gagal ginjal.

*Sumber: suara.com

Jumat, 30 Juli 2021

Lebih Baik Minum Air Panas saat Cuaca Panas, Ini Sebabnya!

Jum'at, 30 Juli 2021 17:39:18

Lebih Baik Minum Air Panas saat Cuaca Panas, Ini Sebabnya!

 

 

 

 

 

 

 

Saat cuaca panas, sebagian besar orang akan tergoda minum air dingin atau es daripada minum air panas. Memang, minum air dingin memang akan membantu menyegarkan tenggorokan.

Tapi, minum air panas seperti teh atau kopi ketika cuaca panas justru lebih efektif daripada minuman dingin. Sebuah studi tahun 2012 oleh para peneliti dari University of Ottawa melihat efek minum air panas ketika cuaca panas.

Hasilnya, minum air panas ketika cuaca panas bisa mendinginkan tubuh daripada minum air dingin. Tapi, hal ini hanya berlaku dalam kondisi panas kering.

"Jika Anda minum air panas, minuman itu akan menghasilkan sedikit panas yang disimpan dalam tubuh, sehingga menyebabkan tubuh mengeluarkan keringat dan akan menguap," kata Dr Ollie Jay, salah satu penulis penelitian dikutip dari Mirror UK.

Pada dasarnya, tubuh akan mulai berkeringat banyak ketika Anda minum air panas, terlebih selama cuaca panas. Jika keringat ini menguap, maka tubuh akan terasa lebih dingin selama cuaca panas.

Meskipun Anda mungkin tak percaya diri bila berkeringat, tapi ini merupakan fungsi penting yang membantu tubuh tetap dingin dalam cuaca panas.

Saat keringat menguap dari permukaan kulit Anda, itu menghilangkan panas berlebih dengan mengubah air dari cairan menjadi uap. Tapi, efek pendinginan alami ini akan kurang efektif dalam kondisi lembap sehingga minum air panas tidak akan membantu mengatasinya.

"Bila Anda berkeringat hingga menetes ke lantai karena tidak mengaup selama cuaca panas dan lembab, maka minum air panas adalah langkah yang buruk," jelasnya.

Dr Jay mengatakan minuman panas justru semakin menambah panas pada tubuh, jika keringat tidak menguap dan membantu mendinginkan tubuh.

Secara keseluruhan, minuman panas akan mendinginkan Anda selama cuaca panas. Tapi, minuman dingin bisa menjadi pilihan terbaik selama cuaca panas yang lembap.

*Sumber: suara.com

Kamis, 29 Juli 2021

Jangan Buka Jendela Saat Cuaca Panas, Ini Anjuran Dokter

Kamis, 29 Juli 2021 19:04:59

Jangan Buka Jendela Saat Cuaca Panas, Ini Anjuran Dokter

 

 

 

 

 

 

 

Saat cuaca panas, Anda pasti akan mencuri cara untuk membuat tubuh terasa lebih dingin, seperti menyalakan kipas angin atau AC, mandi air dingin hingga membuka jendela.

Tapi, semua cara itu tak seharusnya dilakukan. Menurut Dokter Mark, membuka jendela ketika cuaca panas bisa menyebabkan panas di luar masuk ke dalam ruangan.

Karena itu, lebih baik menjaga jendela tetap tertutup ketika cuaca panas. Selain itu, membuka jendela ketika cuaca panas dan membiarkan sinar matahari masuk ke dalam ruangan juga bisa menimbulkan risiko kesehatan.

"Menutup tirai dan jendela ketika cuaca panas bisa membantu ruangan lebih dingin," kata NHS dikutip dari Express.

Menurut NHS, Anda juga tidak boleh meninggalkan seseorang di dalam kendaraan tertutup ketika cuaca panas dan kondisi sedang berhenti, terutama bayi, anak kecil atau hewan.

Berikut ini juga beberapa hal yang harus dihindari ketika cuaca panas:

1. Hindari olahraga ketika cuaca sangat panas 2. Hindari minum alkohol 3. Usahakan menghindari sinar matahari antara jam 11 pagi hingga 3 sore

Selain menghindari hal-hal tersebut, ada cara terbaik untuk mendinginkan tubuh ketika cuaca panas. Anda bisa menyalakan AC ketika tinggal di gedung.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menjelaskan, menyalakan AC adalah cara pertama untuk melindungi diri Anda dari penyakit dan kematian terkait cuaca panas.

"Jika rumah Anda tidak ber-AC, kurangi risiko penyakit yang berhubungan cuaca panas dengan menghabiskan waktu di fasilitas umum yang menggunakan AC," pungkasnya.

*Sumber: suara.com

Rabu, 28 Juli 2021

Cuaca Panas Bisa Bikin Lelah Ibu Hamil, Simak Tips Berikut

Rabu, 28 Juli 2021 17:46:39

Cuaca Panas Bisa Bikin Lelah Ibu Hamil, Simak Tips Berikut

 

 

 

 

 

 

 

Cuaca panas yang menyengat menjadi tantangan tersendiri bagi ibu hamil. Hal ini dinyatakan oleh ahli dari Baylor College of Medicine, di Houston.

"Musim panas sangat sulit bagi wanita hamil karena tubuh berjuang untuk mendinginkan diri ketika kelembaban dan suhu tinggi," kata Dr. Matthew Carroll, asisten profesor kebidanan dan ginekologi di Baylor and Texas Children's Hospital seperti yang dukutip dari US News.

Dalam hal ini, ia menyarankan agar para ibu hamil harus tetap terhidrasi. Mereka harus minum lebih dari delapan sampai 12 gelas air sehari yang direkomendasikan untuk mencegah dehidrasi.

Oleskan tabir surya dengan perlindungan UVA dan UVB minimal SPF 30, SPF lebih tinggi lebihi baik jika Anda memiliki kulit sensitif.

"Matahari paling kuat dan panasnya akan paling buruk dari jam 9 pagi sampai jam 3 sore, jadi cobalah untuk membatasi paparan sinar matahari langsung selama periode itu hingga 30 menit hingga satu jam," kata Carroll dalam rilis berita perguruan tinggi.

"Jika seorang ibu hamil kepanasan dan kehilangan kesadaran, itu dapat mengubah sirkulasi yang dapat mempengaruhi plasenta dan kehamilan," tambah Carroll.

Anda harus mewaspadai tanda-tanda kelelahan akibat panas seperti pusing, lelah, dan mual. Jika Anda merasakan gejala tersebut, pindahlah ke tempat yang teduh atau sejuk untuk beristirahat. Minumlah cairan dingin, terutama air dengan larutan yang mengandung natrium, seperti cairan elektrolit.

Gejala akan mereda setelah Anda melepaskan diri dari panas dan istirahat. Jika mual, muntah, kelelahan, dan pusing Anda bertahan lebih dari satu jam, hubungi dokter. Efek samping yang serius dari kenaikan suhu tubuh dapat mencakup muntah dan kehilangan kesadaran.

Kontraksi Braxton Hicks kadang-kadang disebut nyeri persalinan palsu yang bisa disebabkan oleh kelelahan dan dehidrasi.

*Sumber: suara.com

Senin, 26 Juli 2021

Jangan Asal, Ini 5 Makanan Utama yang Harus Dihindari Ibu Hamil!

Senin, 26 Juli 2021 18:08:04

Jangan Asal, Ini 5 Makanan Utama yang Harus Dihindari Ibu Hamil!

 

 

 

 

 

 

 

Ibu hamil perlu memperhatikan pola makan dan menu makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Karena, makanan yang masuk ke dalam tubuhnya akan berdampak pada kesehatan ibu hamil dan janin dalam kandungannya.

Bagi ibu hamil yang gemar mengonsumsi sushi, maka Anda harus menahan keinginan ini karena sushi bukan makanan terbaik untuk ibu hamil. Selain itu, ada beberapa makanan dan minuman yang memang tidak baik untuk dikonsumsi ibu hamil.

Berikut ini dilansir dari Express, 5 makanan utama yang harusnya dihindari oleh ibu hamil.

1. Ikan setengah matang atau mentah

Ikan setengah matang atau ikan mentah, terutama kerang biasanya ada dalam sushi yang harusnya dihindari. Makanan ini bisa menyebabkan beberapa infeksi virus, bakteri atau parasit, seperti norovirus, vibrio, salmonella dan listeria.

Beberapa dari infeksi tersebut bisa menyebabkan dehidrasi, kelemahan dan bisa menular ke bayi dalam kandungan yang akan berakibat serius hingga kefatalan.

Ibu hamil sendiri sangat rentan terinfeksi listeria dan akordeon. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, ibu hamil memiliki risiko 10 kali lebih tinggi daripada populasi umum.

Bakteri ini ditemukan di tanah, air atau tanaman yang terkontaminasi. Karena ikan mentah bisa terinfeksi selama pemrosesan, seperti pengasapan atau pengeringan. Maka, ibu hamil bisa terinfeksi listeria dalam ikan mentah.

Listeria dapat ditularkan ke bayi melalui plasenta, bahkan jika Anda tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit tersebut. Bakteri ini bisa menyebabkan kelahiran prematur, bayi lahir mati dan masalah kesehatan serius.

2. Makanan cepat saji

Makanan cepat saji atau junk food biasanya rendah nutrisi, tinggi kalori, gula, dan lemak tambahan. Sedangkan, ibu hamil perlu meningkatkan jumlah protein, folat, kolin, dan zat besi. 

Bila Anda tetap mengonsumsi makanan cepat saji selama kehamilan, ini bisa menyebabkan penambahan berat badan. Pada akhirnya, ini bisa meningkatkan risiko diabetes gestasional, serta komplikasi kehamilan atau kelahiran. Jangan Asal, Ini 5 Makanan Utama yang Harus Dihindari Ibu Hamil! - 1

3. Susu, keju, dan jus buah

Susu mentah, keju yang tidak dipasteurisasi, dan keju yang matang dengan lembut dapat mengandung berbagai bakteri berbahaya termasuk Listeria, Salmonella, E.Coli, dan Campylobacter. Begitu pula dengan jus buah yang tidak dipasteurisasi.

Semua bakteri itu bisa mengancam jiwa bayi dalam kandungan. Bakteri ini bisa terjadi secara alami atau disebabkan oleh kontaminasi selama pengumpulan atau penyimpanan. Pasteurisasi adalah cara paling efektif untuk membunuh bakteri berbahaya tanpa mengubah nilai gizi produk.

4. Ikan bermerkuri

Merkuri adalah elemen yang sangat beracun. Dalam jumlah yang lebih tinggi, merkuri dapat menjadi racun bagi sistem saraf, sistem kekebalan, dan ginjal. Karena itu, merkuri bisa menyebabkan masalah perkembangan serius pada anak-anak, meskipun dalam jumlah rendah.

Merkuri bisa ditemukan dalam ikan laut berukuran besar yang bisa mengakumulasi racun dalam jumlah tinggi. Jika Anda sedang hamil dan menyusui, sebaiknya hindari konsumsi ikan bermerkuri tinggi, seperti hiu, ikan todak, makarel raja, tuna, marlin, dan ikan ubin. Sedangkan, ikan bermerkuri rendah, termasuk teri, ikan salmon, nilai, trout, dan haddock.

5. Sayuran dan buah yang tidak dikupas

Permukaan buah dan sayuran yang tidak dikupas meskipun tidak kotorr bisa terkontaminasi sejumlah bakteri dan parasit, termasuk Toksoplasma, E-Coli, Salmonella dan Listeria. Kontaminasi dapat terjadi setiap saat selama produksi, pengolahan, penyimpanan, transportasi atau panen eceran.

Toksoplasma termasuk bakteri berbahaya, karena sebagian besar penderitanya biasanya tidak menunjukkan gejala atau hanya sekadar flu selama sebulan lebih.

Sebagian besar bayi yang terinfeksi bakteri Toksoplasma di dalam rahim tidak memiliki gejala saat lahir. Tapi, mereka bisa mengembangkan kebutaan atau cacat intelektual di masa mendatang. Karena itu, lebih baik mengupas buah dan mencuci bersih sayuran sebelum mengonsumsinya selama hamil.

*Sumber: suara.com

Kamis, 22 Juli 2021

Tak Cuma Kasih Makan dan Biayai Sekolah, Ini Hak Anak yang Mesti Dipenuhi Orang Tua

Kamis, 22 Juli 2021 17:39:54

Tak Cuma Kasih Makan dan Biayai Sekolah, Ini Hak Anak yang Mesti Dipenuhi Orangtua

 

 

 

 

 

 

 

Banyak orangtua seringkali tidak paham betul mengenai hak anak. Dengan menyekolahkan, dan memberi makan, sebagian orangtua menganggap bahwa mereka telah memberikan hak anak.

Padahal, menurut menurut Psikolog Efriyani Djuwita, hak anak bukan hanya dua hal tadi.

“Pertama memang mendapatkan pendidikan. Tapi ada hal lain yang lebih penting, di mana harus mendapatkan perlindungan, terbebas dari diskriminasi, dan pemenuhan kebutuhan lainnya,” ungkapnya pada acara Hak Bermain Anak, Rabu (21/7/2021).

Selain itu, Efriyani menambahkan hak anak juga harus dipenuhi lewat jam istirahatnya seperti tidur. Jika ini tidak dipenuhi, anak akan lebih mudah stres.

“Bahkan anak yang SD aja sudah banyak sekali tuntutan akademisnya, les tambahan juga, dan ini kalau dilihat aktivitasnya bisa hampir sama kayak orang kerja. Jadi yang perlu dipahami ya bukan itu aja, istirahat dan bermain juga kebutuhan utama anak,” ungkapnya lebih lanjut.

Lebih lanjut, ia juga mengatakan, bahwa orangtua juga perlu sadar akan hak bermain anak. Sehingga, anak bukan hanya dituntuk untuk sekolah dan mendapat nilai saja, melainkan juga bermain dan berkembang.

“Siapa yang harus memenuhi? Ya yang terdekat itu orang tua pastinya,” katanya.

Efriyani Djuwita mengatakan, manfaat bermain bisa meningkatkan energi anak. Karena itu, dampaknya bisa sangat besar bagi perkembangan anak. Mulai dari eksplorasi bahkan pembelajarannya.

“Dampaknya besar sekali bagi anak. Di usia yang masih belajar, ini bisa menjadi perkembangan anak. Mulai dari kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial dan juga emosinya,” lanjutnya.

“Ini bisa dilatih lewat aktivitas bermainnya. Meski cuma mainan lego, merangkai balok, ular tangga, sebenarnya itu bisa jadi bahan pembelajaran anak. Karena itu bermain bisa menjadi aktivitas yang powerfull,” pungkasnya.

*Sumber: suara.com

Rabu, 21 Juli 2021

Pendidikan Anak Berpengaruh pada Kesehatan Mental dan Fisik Orang Tua

Rabu, 21 Juli 2021 17:45:28

Studi: Pendidikan Anak Berpengaruh pada Kesehatan Mental dan Fisik Orangtua

 

 

 

 

 

 

 

Keberhasilan atau kegagalan pendidikan anak dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental orangtua mereka. Hal ini dinyatakan dalam studi yang telah diterbitka pada Journal of Gerontology: Social Sciences.

Melansir dari Medicinenet, pada studi ini para peneliti dari University at Buffalo di New York menganalisis data dari National Longitudinal Study of Adolescent to Adult Health Amerika Serikat yang dimulai sejak tahun 1994 hingga sekarang.

Mereka menyimpulkan bahwa pendidikan bisa merugikan kesehatan dan gejala depresi yang dilaporkan sendiri oleh orangtua jika tidak ada anak mereka yang menyelesaikan kuliah dengan baik.  

"Hasil kesehatan mental negatif dari orangtua sebenarnya adalah temuan terkuat kami," kata rekan penulis studi Christopher Dennison, asisten profesor sosiologi.

Menurut rekan penulis studi Kristen Schultz Lee, hasil penelitisn ini sangat penting mengingat meningkatnya kesenjangan pendidikan di Amerika Sertikat dalam beberapa dekade terakhir.

"Kami tahu bagaimana pendidikan kita sendiri berdampak pada kesehatan kita sendiri, pendidikan orangtua berdampak pada anak-anak mereka, sekarang kami mencoba untuk menambah pemahaman itu dengan menjelaskan bagaimana pendidikan anak dapat berdampak pada orang tua mereka," ujar Lee yang juga  seorang profesor di departemen sosiologi universitas. 

"Satu hal yang saya pikir sangat menarik tentang temuan ini adalah bahwa orangtua yang kurang mampu tampaknya paling diuntungkan jika seorang anaknya memiliki gelar sarjana," kata Lee.

Penelitian ini tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat. Namun sejumlah faktor dapat menjelaskan hubungan antara prestasi pendidikan anak dan kesehatan orangtuanya.

"Orangtua yang anaknya memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah mungkin menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengkhawatirkan anak-anak mereka. Itu memiliki implikasi negatif bagi kesehatan mental dan kesehatan penilaian diri mereka sendiri," kata Lee.

Anak-anak tanpa gelar mungkin membutuhkan lebih banyak bantuan dari orangtua mereka dan juga kurang mampu memberikan bantuan jika diperlukan sebagai imbalannya.

"Kemungkinan lain adalah bahwa anak-anak yang berpendidikan mungkin melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk membantu orangtua mereka menjalani kehidupan yang lebih sehat," imbuhnya.

*Sumber: suara.com

Selasa, 20 Juli 2021

Yuk Simak, Tips Belajar Daring Menyenangkan agar Anak Tak Jenuh di Rumah

Selasa, 20 Juli 2021 17:15:30

Yuk Simak, Tips Belajar Daring Menyenangkan agar Anak Tak Jenuh di Rumah

 

 

 

 

 

 

 

Anak-anak yang masih dalam masa tumbuh kembang, belum memiliki struktur otak secara sempurna. Karena itu stimulasi dibutuhkan agar kemampuan kognitifnya terus berkembang.

Dosen jurusan keperawatan di Universitas Soedirman Dr. Endang Triyanto, S.Kep., mengatakan, perkembangan kognitif terjadi sangat pesat pada saat masa anak-anak. Karena itu wajar anak-anak kerap kali ingin mengetahui tentang hal-hal baru yang terjadi di sekitarnya.

Akan tetapi, keharusan belajar dari rumah atau belajar daring selama pandemi Covid-19 bisa menghambat proses stimulasi tersebut.

"Belum sempurnanya perkembangan kognitif pada anak, ketika harus belajar dari rumah dalam jangka waktu yang lama dapat membuat anak jenuh. Suasana belajar dari rumah dibandingkan dengan sekolah tentunya sangat jauh berbeda. Oleh karena itu, sangat mungkin terjadi daya serap anak terhadap materi pelajaran tidak seoptimal ketika belajar tatap muka di sekolah," tutur Endang melalui keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Minggu (18/7/2021).

Gawai seringkali menjadi jalan keluar yang diberikan orangtua kepada anak untuk mengusir rasa jenuh tersebut. Sayangnya tindakan itu justru berdampak pada kecanduan anak terhadap gawai. Menurut Endang, keluhan itu banyak dialami para orangtua selama pandemi Covid-19.

Oleh sebab itu, dikatakannya bahwa strategi pembelajaran harus dirancang secara kreatif dan inovatif agar mencapai kompetensi yang diharapkan sekaligus terpenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak. 

Semangat belajar dapat ditumbuhkan oleh guru dan orangtua dengan merancang rutinitas membaca 15 menit serentak di rumah masing-masing secara virtual. Maupun aktivitas ibadah bersama antara siswa dan guru secara virtual.

"Untuk menjalin kedekatan antara siswa, orangtua, dan guru dapat dilakukan kegiatan family gathering secara virtual. Guru dan siswa dapat merancang kegiatan-kegiatan yang menyenangkan, menyegarkan, dan saling menyemangati satu sama lain," usulnya.

Ia menambahkan bahwa proses pembelajaran hendaknya dilakukan dengan menarik, informatif, dan komunikatif. Seperti menggunakan media video pembelajaran, media pertemuan daring yang fleksibel juga dapat melalui media sosial. Guru dapat membuat media pembelajaran dan menguploadnya secara gratis.

Lebih jauh lagi dapat juga dilakukan dengan pertukaran pelajar secara daring, baik lingkup nasional maupun internasional antar negara. Siswa dapat melakukan proyek bersama teman-temannya dengan memanfaatkan teknologi.

"Apabila hal tersebut dilakukan, anak akan termotivasi untuk bersaing secara positif dan semangat belajar pun akan turut meningkat. Mereka akan berusaha tampil yang terbaik di hadapan teman-teman sebayanya," pungkas Endang.

*Sumber: suara.com

Jumat, 16 Juli 2021

Bisa Jadi Indikator Kepribadian, si Kecil Pemakan Cepat Atau Lambat?

Jum'at, 16 Juli 2021 18:31:07

Bisa Jadi Indikator Kepribadian, si Kecil Pemakan Cepat Atau Lambat?

 

 

 

 

 

 

 

Kecepatan makan anak dan pola perilaku atau kepribadian bisa berhubungan satu sama lain. Hal ini dinyatakan dalam penelitian yang terbit pada jurnal Pediatric Obesity.

Melansir dari Medicinenet, sebuah studi baru menemukan menemukan bahwa pemakan lambat cenderung tidak menjadi ekstrovert dan impulsif. Sementara pemakan cepat cenderung responsif terhadap isyarat makanan eksternal, memiliki tingkat frustrasi, ketidaknyamanan, dan kesulitan yang lebih tinggi dalam menenangkan diri.

Temuan lain adalah bahwa anak-anak yang merespons perasaan kenyang dengan baik cenderung memiliki kontrol diri yang lebih besar.

Studi ini melibatkan 28 orang yang mendaftar untuk program intervensi keluarga untuk mengurangi kecepatan makan di antara anak-anak berusia 4 hingga 8 tahun.

"Penelitian ini penting karena makan lebih cepat dan respons yang lebih tinggi terhadap isyarat makanan telah dikaitkan dengan risiko obesitas pada anak-anak," kata rekan penulis studi Myles Faith, profesor psikologi konseling, sekolah dan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Pendidikan Universitas Buffalo.

"Temperamen terkait dengan banyak hasil perkembangan dan perilaku anak, namun meskipun ada bukti yang muncul, beberapa penelitian telah memeriksa hubungannya dengan obesitas anak," kata peneliti utama Dr. Robert Berkowitz, direktur Program Penelitian Gangguan Berat dan Makan di Rumah Sakit Anak. dari Filadelfia.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami peran yang dimainkan orang tua dalam temperamen dan perilaku makan anak-anak mereka.

"Orang tua dapat menggunakan makanan untuk menenangkan anak yang temperamental dan meredakan emosi negatif," , kata peneliti utama studi dan penulis pertama Alyssa Button, seorang kandidat doktor di Sekolah Pascasarjana Pendidikan Universitas Buffalo dan spesialis dukungan penelitian senior di departemen pediatri di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Biomedis universitas.

"Penelitian di masa depan harus memeriksa cara yang berbeda orang tua memberi makan anak-anak mereka dalam menanggapi temperamen mereka, serta mengeksplorasi apakah hubungan antara temperamen dan perilaku makan adalah jalan dua arah," katanya.

*Sumber: suara.com

Rabu, 14 Juli 2021

Sering Alami Hormon Tidak Seimbang, Coba Konsumsi 5 Makanan Ini

Rabu, 14 Juli 2021 18:23:21

Sering Alami Hormon Tidak Seimbang, Coba Konsumsi 5 Makanan Ini

 

 

 

 

 

 

 

Ketidakseimbangan hormon seringkali dialami oleh banyak orang Kondisi ini umumnya terjadi ketika tubuh memiliki kadar hormon yang rendah dalam aliran darah.

Padahal, seperti diketahui, hormon memainkan peran penting dalam fungsi tubuh seseorang. Jika hormon terpenuhi, maka tubuh akan membantu pengaturan metabolisme.

Seperti misalnya detak jantung, siklus tidur, siklus reproduksi bagi perempuan, fungsi seksual, pertumbuhan umum, perkembangan fisik, juga tingkat stres dan suhu tubuh.

Selain itu, seseorang yang memiliki ketidakseimbangan hormon di tubuhnya sering mengalami gejala umum. Seperti nyeri sendi, kelelahan, tekanan darah tinggi, dan sakit kepala.

Tapi, sebenarnya ada sejumlah makanan yang bisa membantu menyeimbangkan hormon.  Dikutip dari Healthshots, berikut lima makanan yang perlu dikonsumsi.

Kacang almond

Kacang almond dapat mengurangi risiko terkena diabetes tipe II. Selain itu, almond juga berindak dalam mengatur kadar gula darah, mengurangi kolestrol, juga meningkatkan fungsi hormon. 

Alpukat

Alpukat dianggap sebagai buah yang paling sehat di dunia. Dengan kandungan kaya akan lemak dan serat, alpukat dapat menurunkan penyerapan estrogen dan meningkatkan kadar testosterone. Selain itu, alpukat dapat meningkatkan kesehatan jantung, tentunya ini baik untuk kesehatan Anda.

Brokoli

Sayur brokoli dikatakan dapat menyeimbangkan hormon dalam tubuh. Ada kandungan yang paling penting dari sayur ini, yakni sulforaphane yang dipercaya dapat mengobati kanker dan penyakit lainnya. Selain itu, brokoli membantu mencegah penyakit hati berlemak, juga meningkatkan jalur detoksifikasi hati.

Kandungan lain seperti mineral dalam brokoli, dikatakan dapat meningkatkan fungsi otot dan kesehatan tulang.

Apel

Buah yang satu ini memiliki kandungan quercetin dan antioksidan yang mampu mengurangi peradangan dalam tubuh. Selain itu, buah ini ampuh melawan tekanan darah tinggi, mengurangi risiko kanker, juga mencegah infeksi virus. Manfaat lain yang tidak boleh dilupakan dari apel, adalah mampu menurunkan berat badan lewat kandungan nutrisi yang padat, serta kalori dan kaya serat.

Teh hijau (green tea)

Manfaat kesehatan lewat secangkir teh hijau jangan sampai dilupakan. Bahkan, teh ini mampu meningkatkan metabolisme tubuh. Dengan kandungan theanine yang mampu mengurangi pelepasan kortisol akibat stres, antioksidan dari teh hijau ini dapat mengurangi peradangan dan menurunkan risiko penyakit lainnya.

*Sumber: suara.com 

Jumat, 09 Juli 2021

5 Manfaat Ponsel untuk Anak yang Perlu Orangtua Tahu

Jum'at, 09 Juli 2021 18:21:57

5 Manfaat Ponsel untuk Anak yang Perlu Orangtua Tahu

 

 

 

 

 

 

 

Tidak selamanya buruk, orangtua harus tahu beberapa manfaat ponsel untuk anak di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Menurut Technology and Interactive Media as Tools in Early Childhood Programs Serving Children from Birth through Age 8, orangtua yang bijak bisa melatih dan merangsang perkembangan anak melalui ponsel.

Berikut manfaat ponsel untuk anak, berdasarkan siaran pers itel Vision2, Rabu (7/7/2021), simak yuk!

1. Melatih keterampilan motorik anak

Keterampilan motorik adalah keterampilan yang berkaitan dengan gerakan kecil jari, pergelangan tangan, dan lainnya.

Menggunakan keyboard dan keypad pada smartphone adalah gerakan yang baik untuk anak dengan minim resiko. Anak pun akan lebih bisa menggunakan tangan dan jari mereka dalam waktu yang singkat.

2. Meningkatkan keterampilan kognitif anak

Keterampilan kognitif adalah kemampuan untuk memroses informasi, pemikiran serta mengingat dan menghubungkan satu hal dengan hal yang lain.

Permainan dan aplikasi interaktif yang bisa diakses lewat smartphone dapat membantu meningkatkan keterampilan kognitif anak terutama jika permainan yang mereka mainkan adalah permainan teka-teki atau menggambar. 

3. Kompetisi

Anak pasti suka bermain game. Jika diarahkan dengan benar, maka bermain game bisa memberikan mereka kemampuan untuk berkompetisi dengan sportif.

Hal ini juga akan berguna terutama bagi anak dalam menghadapi tantangan di masa depan.

4. Edukasi

Teknologi sudah banyak membantu proses edukasi anak. Dengan menggunakan smartphone, anak bisa mengakses situs-situs edukasi di internet dan menemukan banyak materi riset yang sangat berguna.

Presentasi visual, video edukasi, program interaktif, tutorial belajar dan berbagai macam buku dapat ditemukan setiap saat di internet. Selama satu tahun terakhir pun anak-anak sudah belajar di sekolah secara virtual dengan guru dan teman-teman mereka.

5. Dapat pengawasan orangtua

Saat anak menggunakan gadget seperti smartphone, orang tua berperan dalam mengawasi dan memastikan bahwa smartphone dapat memberikan manfaat lebih.

*Sumber: suara.com

Kamis, 08 Juli 2021

Studi: Tak Pengaruhi ASI, Ibu Menyusui Tak Perlu Khawatir Vaksinasi

Kamis, 08 Juli 2021 19:29:07

Studi: Tak Pengaruhi ASI, Ibu Menyusui Tak Perlu Khawatir Vaksinasi

 

 

 

 

 

 

 

Perempuan yang sedang menyusui bisa mendapatkan vaksin Covid-19 tanpa perlu khawatir. Dalam hal ini, penelitian baru menunjukkan bahwa vaksinasi Covid-19 aman untuk bayi mereka.

Para peneliti di University of California, San Francisco melaporkan bahwa vaksin mRNA (Pfizer dan Moderna) aman untuk ibu menyusui. Vaksin ini tidak terdeteksi dalam 13 sampel susu yang dikumpulkan 4 hingga 48 jam setelah vaksinasi dari 7 individu yang menyusui.

Melansir dari Medical Xpress, uji coba yang lebih besar diperlukan untuk sepenuhnya mengkonfirmasi hasil penelitian ini. Para peneliti mengatakan temuan mereka memberikan bukti awal yang penting untuk memperkuat rekomendasi saat ini bahwa mRNA terkait vaksin tidak ditransfer ke bayi. Oleh karena itu, ibu tidak perlu khawatir untuk divaksinasi.

Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Stephanie Gaw dari Departemen Obstetri, Ginekologi, dan Ilmu Reproduksi UCSF. Timnya melakukan analisis terperinci dan berteknologi tinggi terhadap ASI yang diperah dari tujuh ibu menyusui yang rata-rata berusia sekitar 38 tahun. Masing-masing telah menerima dua dosis vaksin Pfizer atau Moderna.

Sampel ASI diuji hingga 48 jam setelah pengambilan. Tidak ada jejak mRNA dari vaksin yang ditemukan dalam sampel apapun.

Tim San Francisco mencatat bahwa jika sejumlah kecil mRNA terlalu kecil untuk dideteksi oleh tes mereka masih berhasil mencapai ASI, materi genetik ini akan mengalami degradasi oleh sistem pencernaan bayi.

Para peneliti juga mencatat bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Akademi Kedokteran Menyusui sama-sama mendukung keamanan vaksinasi ibu saat menyusui. Studi ini diterbitkan 6 Juli di JAMA Pediatrics.

*Sumber: suara.com

Rabu, 07 Juli 2021

Cara Sederhana Menurunkan Hormon Stres: Ngobrol dengan Sesama Perempuan

Rabu, 07 Juli 2021 18:33:07

Cara Sederhana Menurunkan Hormon Stres: Ngobrol dengan Sesama Perempuan

 

 

 

 

 

 

 

Penelitian dari Beckman Institute for Advanced Science and Technology, University of Illinois Urbana-Champaign menyatakan bahwa curhat antar perempuan bisa meredakan stres. Berbicara dengan sesama perempuan bisa mengurangi kadar hormon stres Anda.

Melansir dari Health Shots, persahabatan berdampak pada efisiensi komunikatif dan respons kortisol (hormon stres) selama pemecahan masalah kolaboratif di antara perempuan di semua umur. Penelitian ini diterbitkan dalam Journal of Women and Aging.

Dipimpin oleh mantan peneliti Beckman Institute Postdoctoral, Michelle Rodrigues dan tim interdisipliner mengevaluasi bagaimana usia dan keakraban satu sama lain berdampak pada percakapan, meninjau efektivitas keseluruhan interaksi, dan respons stres yang dihasilkan sebagai hasilnya.

"Perempuan telah mengembangkan mekanisme alternatif dalam menanggapi stres," kata Rodrigues yang saat ini merupakan asisten profesor di Departemen Ilmu Sosial dan Budaya di Marquette University.

"Untuk menangani stres, perempuan bisa berteman dengan teman sebaya mereka," imbuhnya.

Pada penelitian ini, para peneliti menguji 32 perempuan. Sekitar 16 perempuan berusia 62 sampai 79 tahun. Sementara 16 lainnya adalah dewasa muda berusia 18 samapai 25 tahun. Setiap peserta dipasangkan dengan seorang teman atau orang asing. 

Pasangan bicara dewasa yang lebih muda berkomunikasi lebih efisien dengan mitra yang sudah dikenal sementara rekan-rekan mereka yang lebih tua berkomunikasi kurang efisien dengan mitra yang tidak dikenal.

"Meskipun orang dewasa yang lebih tua memilih untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang-orang yang penting bagi mereka, jelas bahwa mereka memiliki keterampilan sosial untuk berinteraksi dengan orang-orang yang tidak dikenal," kata Rodrigues.

Tim Rodrigues juga mengukur kortisol saliva untuk mengukur dan membandingkan tingkat stres peserta selama proses pengujian.

"Ketika Anda mengalami sesuatu yang membuat stres, jika Anda memiliki sistem respons stres yang berfungsi sebagaimana mestinya, hasilnya adalah jumlah kortisol yang meningkat, hormon stres utama yang kemudian memberi tahu tubuh kita untuk melepaskan glukosa ke aliran darah kita," katanya.

Di kedua kelompok umur, mereka yang berbicara dengan pasangan yang sudah dikenal secara konsisten menurunkan kadar kortisol daripada yang berbicara dengan mitra asing.

"Kita dapat melihat bahwa persahabatan memiliki efek yang sama sepanjang masa. Mitra yang akrab bisa menurunkan stres," kata Rodrigues.

*Sumber: suara.com.

 

Senin, 05 Juli 2021

Ancaman DBD di Tengah Pandemi Covid-19, Waspada Beban Ganda Penyakit Infeksi

Senin, 05 Juli 2021   17:41:28

Ancaman DBD di Tengah Pandemi Covid-19, Waspada Beban Ganda Penyakit Infeksi

 

 

 

 

 

 

 

Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi penyakit menular berbahaya di Indonesia. Data nasional dari bulan Januari hingga Juni 2021 menunjukkan ada lebih dari 95 ribu kasus DBD di Indonesia, dengan korban meninggal sebvanyak 661 orang.

Kenaikan kasus demam berdarah dengue ini patut menjadi perhatian serius, mengingat Indonesia juga tengah dilanda pandemi Covid-19 sejak Maret 2020, yang sudah menginfeksi lebih dari 2,2 juta orang dan menewaskan 60.000 lainnya.

Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak dari Universitas Indonesia, Prof Sri Rezeki Hadinegoro, mengatakan bahwa meningkatnya kasus demam berdarah dengue di tengah pandemi Covid-19 berisiko membuat rumah sakit dan fasilitas kesehatan mengalami double burden alias beban ganda penyakit infeksi.

"Ini kemudian menjadi double burden, ada dua masalah infeksi yang hadir bersamaan di satu negara. Jadi semua fasilitas kesehatan mulai dari puskesmas hingga rumah sakit yang canggih ruang ICU-nya semuanya terkonsetrasi untuk Covid-19. Sampai-sampai dengue ini agak terlupakan," ujar Prof Sri dalam sesi wawancara khusus ISNTD-ADVA World Dengue Day Forum - Cross Sector Synergies, beberapa waktu lalu.

Tingginya angka pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit bukan omong kosong. Data dari Satgas Covid-19 menunjukkan, bed occupancy rate alias keterisian tempat tidur di rumah sakit saat ini mencapai lebih dari 72 persen.

Terlebih, Prof Sri mengatakan dengue dan Covid-19 memiliki gejala awal yang sama, yakni demam tinggi, batuk, pilek, dan nyeri di sejumlah bagian tubuh.

Ia khawatir, dengan tingginya peningkatan kasus Covid-19 saat ini, penanganan DBD di sejumlah daerah mengalami penurunan yang bisa berakibat terhadap meningkatnya jumlah kasus dan juga korban meninggal.

Apalagi, faktor penularan dengue berbeda dengan Covid-19. Jika Covid-19 menular antara orang ke orang, dengue menular melalui perantara nyamuk Aedes Aegypti.

Dalam kasus Dengue, nyamuk menjadi perantara dan sulit dikendalikan. Apalagi dengan kondisi iklim tropis di Indonesia, membuat nyamuk senang berkembang biak. 

 "Ini yang kemudian membuat nyamuk berkembang biak. Belum perumahan dan kampung-kampung yang rapat. Nyamuk Aedes itu senang sama orang, bukan karena cantik atau cakep, tapi bau keringatnya itu yang dia suka," papar Prof Sri lagi.

Pennggunaan Teknologi untuk Penanganan Demam Berdarah Dengue

Prof Sri mengatakan sebagai negarah endemis demam berdarah dengue, Indonesia seharusnya memiliki program penanganan yang komprehensif.

Namun hingga saat ini, penanganan demam berdarah dengue masih terpaku pada 3M (menguras, menutup, dan mengubur) serta mengandalkan peran juru pemantau jentik (Jumantik). Kedua hal ini menurut Prof Sri, sulit dilakukan semasa pandemi Covid-19.

Ia mencontohkan program penanggulangan dengue di Malaysia yang menggunakan teknologi. Di mana, masyarakat diberikan sistem pemerangkap nyamuk sekaligus edukasi tentang bentuk nyamuk Aedes Aegypti.

"Jadi setiap hari dilihat di perangkapnya, apakah ada nyamuk Aedes atau tidak. Nanti jika ada, tinggal lapor saja via WA ke dinas kesehatan. Ini kan sama seperti 3M juga tapi pakai teknologi," tutur Prof Sri lagi.

Untuk itu, pentingnya ada sinergi lintas sektor antara pemerintah, otoritas kesehatan, dan pihak-pihak terkait dalam penanganan dengue di Indonesia. Hal ini sejalan dengan tema ISNTD-ADVA World Dengue Day Forum - Cross Sector Synergies yang tidak hanya membahas pencegahan dan penanganan, tapi juga mengoptimalkan penelitian dengue di Indonesia maupun Asia Tenggara.

Ke depannya, Prof Sri berharap akan ada perhatian lebih terhadap penanganan dengue di masa pandemi. Ia mengatakan meski Covid-19 meningkatn, kewaspadaan masyarakat terhadap dengue tidak boleh turun.

"Ini yang sulit memberi tahu masyarakat. Mungkin sebentar ingat, tapi sebentar lupa lagi. Jadi perubahan perilaku ini tidak mudah dan tidak boleh bosan, harus terus diingatkan," tutupnya.

*Sumber: suara.com

Minggu, 04 Juli 2021

Tumbuh Kembang Anak Bisa Terganggu Hingga Dewasa Jika Hal Ini Terjadi

Minggu, 03 Juli 2021 17:49:00

Tumbuh Kembang Anak Bisa Terganggu Hingga Dewasa Jika Hal Ini Terjadi

 

 

 

 

 

 

 

Usia seribu hari pertama anak disebut sebagai usia emas pertum

buhan dan perkembangan. Waktu emas itu dimulai sejak anak masih dalam kandungan hingga berusia dua tahun. Saat itu, otak anak juga berkembang dengan pesat.

Karenanya, jika terjadi sesuatu yang membahayakan ibu juga anaknya selama sama seribu hari pertama itu bisa berdampak pada tumbuh kembang otaknya.

"Jika terjadi sesuatu sejak masih dalam kandungan hingga usia 2 tahun, jika hal itu menciderai otak, maka akan menyebabkan risiko gangguan tumbuh kembang sampai dewasa," kata Dokter Spesialist Anak di RS Permata Bekasi dr. ST Rahmah Rahim, Sp.A., dalam Kulwap daring, Rabu (26/5/2021).

Oleh sebab itu, para ibu sering kalj diingatkan untuk mengoptimalkan nutrisi sejak masa kehamilan dan saat bayi telah lahir, terutama selama masa usia emas tersebut. Dokter Rahmah mengatakan, semakin sering stimulasi dilakukan kepada anak, maka tumbuh kembang otaknya juga semakin pesat. Peluang agar anak cerdas juga semakin besar.

"Kalau kita sebut sebagai masa kritis pertumbuhan otak yaitu 0 sampai 2 tahun. Di situ ada kemampuan otak untuk melakukan reorganisasi atau kalau dia ada yang rusak maka otak punya kemampuan untuk bagian yang sehat mengambil alih fungsi dari otak yang rusak. Tetapi otak yang rusak memang tidak bisa diperbaiki lagi," ucapnya.

Sehingga orangtua diingatkan harus waspada karena jika pertumbuhan otak terhenti, misalnya karena adanya cedera otak, maka pertumbuhan otaknya juga bisa terhenti atau jadi lebih lambat pertumbuhannya. Ia menyarankan agar anak diberikan stimulus berupa aktivitas fisik aktif yang dalam jangkauan pantauan orangtua.

Dokter Rahmah mengatakan, orangtua jangan terlalu protektif melarang anak melakukan apa pun. Sebab hal tersebut juga menghambat anak untuk bisa lakukan eksplorasi dan mengetahui banyak hal.

"Yang dapat kita lakukan adalah pemantauan berkala untuk melihat adakah kemungkinan keterlambatan perkembangan. Sehingga kalau kita tahu lebih dini maka kita bisa lebih mudah untuk mengatasi gangguan perkembangan," pungkasnya.

*Sumber: suara.com

Jumat, 02 Juli 2021

5 Ide Kegiatan Libur Sekolah Saat di Rumah Saja: Kerajinan Tangan Hingga Mabar

Jum'at, 02 Juli 2021 18:19:01

5 Ide Kegiatan Libur Sekolah Saat di Rumah Saja: Kerajinan Tangan Hingga Mabar

 

 

 

 

 

 

 

Libur kenaikan kelas merupakan momen yang dinanti para pelajar. Sayangnya di tengah pandemi Covid-19, aktivitas liburan terhambat karena adanya penerapan PPKM Mikro.

Tapi jangan khawatir, sejumlah kegiatan ini bisa kamu lakukan bersama keluarga untuk menghabiskan libur sekolah.

Dikutip dari siaran pers Ruang Guru, berikut daftarnya:

1. Menonton film atau serial kesukaan

Terkadang banyaknya tugas dan ulangan dari sekolah membuat kita terlewat berbagai acara TV atau film kesukaan. Liburan bisa menjadi salah satu waktu kamu untuk menonton film atau serial-serial.

Tetapi jangan sampai terlalu asyik menonton hingga lupa waktu untuk istirahat. Selain menonton, bisa juga kok sambil belajar bahasa asing lewat film.

Contohnya dengan menggunakan subtitle bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan kamu dalam berbahasa Inggris.

2. Lakoni hobi

Terdapat beragam jenis hobi antara lain kesenian, olahraga, memasak, dan lain sebagainya. Hobi merupakan suatu kegiatan rekreasi di waktu luang untuk melepas penat.

Setelah mengejar prestasi akademik selama di sekolah, kita juga perlu menyeimbangkannya dengan kegiatan non akademik. Salah satunya adalah dengan menyalurkan hobi, dengan begitu bakat kemampuan jadi berkembang.

3. Bermain game bersama keluarga

Bermain bersama alias mabar tentu menjadi hal menyenangkan untuk mengusir rasa bosan bagi anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Board game bisa menjadi salah satu alternatifnya, contohnya seperti bermain monopoli, ular tangga, atau kartu uno.

Sekarang banyak variasi board game yang bisa dimainkan. Kegiatan bermain ini ternyata juga bisa membuat ikatan dengan keluarga semakin erat.

Selain itu, bermain board game juga dapat melatih kinerja otak, karena melalui permainan tersebut otak terstimulasi untuk berpikir secara kompleks dan membentuk memori.

Tentunya dengan begitu, kemampuan kognitif menjadi terasah melalui pemecahan masalah dan pengambilan keputusan selama bermain.

4. Buat kerajinan tangan

Banyak kerajinan tangan di kanal Youtube yang bisa ditiru. Contohnya seperti membuat gantungan kunci, menyulam, atau membuat benda lain yang berguna.

Barang bekas pun bisa kamu sulap menjadi wadah, pajangan, atau koleksi.

Melakukan kegiatan ini juga bisa meningkatkan kreativitas. Sedangkan kreativitas yang tinggi dapat melatih untuk menggunakan ide-ide baru dalam memecahkan masalah yang tidak terduga nantinya.

5. Membaca artikel dan buku

Buku adalah jendela dunia. Membaca jadi salah satu cara mengisi waktu luang. Selain itu, membaca dapat meningkatkan literasi serta fungsi otak.

Tak harus buku pengetahuan, buku fiksi pun bisa menjadi salah satu pilihannya. Bila belum terbiasa membaca buku yang tebal, bisa dimulai dengan membaca artikel.

*Sumber: suara.com

Kamis, 01 Juli 2021

Tak Tergantikan, Ayah Punya Peran Penting dalam Tumbuh Kembang Si Kecil

Kamis, 01 Juli 2021 17:37:30

Tak Tergantikan, Ayah Punya Peran Penting dalam Tumbuh Kembang Si Kecil

 

 

 

 

 

 

 

Menjaga agar tumbuh kembang anak maksimal merupakan peran kedua orangtua, baik ayah maupun ibu.

Dua-duanya menurut psikolog anak dan keluarga Roslina Verauli, memiliki peran penting dan tak tergantikan bagi anak.

"Peran ayah sama dengan peran ibu, cuma pendekatannya yang sedikit berbeda," ujar Roslina Verauli webinar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Dari aspek biologis, kata Roslina, perempuan melahirkan dan menyusui, namun dalam pengasuhan itu ada ayah dan ibu.

"Sayangnya ada pola tradisional yang membuat ayah tidak terlalu berperan dalam keluarga, sehingga menjadikan ibu lebih dominan," katanya.

Ia mengemukakan terdapat lima isu utama peran ayah dalam keluarga. Pertama, peran ekonomi, pelindung, dan pengasuhan.

Kedua, ayah mendukung tumbuh kembang dalam kegiatan bermain fisik. "Bedanya, ibu lebih memainkan ekspresi dan bahasa," ucapnya.

Ketiga, membangun kelekatan emosional, sama seperti ibu. Keempat, mengajarkan nilai-nilai kehidupan dan kelima, turut berperan sebagai model peran gender maskulin bagi anak-anaknya.

Menurut Roslina, ketidakhadiran peran ayah kepada anak dapat mempengaruhi nilai akademis yang lebih rendah, pendidikan rendah, cenderung tidak mampu untuk memperoleh dan mempertahankan pekerjaan.

Selain itu, lanjut dia, juga lebih sulit melakukan transisi dari sekolah ke dunia kerja.

Pada anak remaja perempuan, lanjutnya, akan cenderung memulai aktivitas seksual lebih dini dan memiliki anak di usia muda atau d iluar pernikahan.

"Pesan saya kepada seluruh keluarga di Indonesia, suami hebat adalah yang mampu menjalankan berbagai peran, baik di dalam rumah maupun di luar rumah sebagai society, menjadikan pasangan sebagai partner dan keluarga sebagai teamwork," ucapnya.

*Sumber: suara.com