Minggu, 06 Maret 2022 19:06:17
Gorengan
merupakan salah satu makanan yang bisa memanjakan lidah. Namun, tahukah
Anda? Bahaya makan gorengan juga tak bisa dihindarkan. Kebiasaan
mengonsumsi makanan yang digoreng diketahui meningkatkan berbagai risiko
penyakit kronis.
Tempe, tahu, dan ayam adalah makanan yang sehat. Namun, hampir semua
kalangan lebih menyukai tempe, tahu, maupun ayam yang digoreng daripada
yang dikukus atau direbus. Padahal, proses menggoreng justru mengurangi
nilai gizi pada bahan utamanya karena akan menambahkan kalori dan
kandungan lemaknya.
Sederet Bahaya Makan Gorengan yang Perlu Anda Perhatikan
Ada beberapa bahaya makan gorengan bagi tubuh Anda penting untuk dipahami, antara lain:
1. Menyebabkan kelebihan berat badan
Makanan yang digoreng akan menyerap lemak dari minyak, sehingga
kalorinya akan menjadi lebih tinggi. Semakin tinggi asupan kalori harian
seseorang, semakin tinggi pula risiko ia mengalami kelebihan berat
badan (overweight) dan obesitas.
Selain itu, kandungan lemak trans dalam makanan yang digoreng juga
memainkan peran penting dalam penambahan berat badan. Lemak ini
diketahui dapat memengaruhi kerja hormon yang dapat meningkatkan nafsu
makan dan menambah penyimpanan lemak.
2. Meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular
Bahaya makan gorengan yang telah banyak diteliti adalah meningkatnya
risiko penyakit jantung. Telah diketahui bahwa gorengan dapat
meningkatkan risiko terjadinya obesitas, sementara obesitas adalah salah
satu faktor risiko penyakit jantung.
Minyak goreng juga mengandung banyak lemak jenuh dan lemak trans yang
diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. Peningkatan
kolseterol ini bisa menjadi akar dari berbagai penyakit kardiovaskular,
termasuk penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke.
3. Meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2
Makanan yang digoreng biasanya dilapisi tepung. Makanan yang diolah
seperti ini akan lebih tinggi kalori dan mengandung lebih banyak
karbohidrat sederhana dan lemak tidak sehat.
Terlalu banyak lemak dalam makanan tidak hanya dapat menyebabkan
penambahan berat badan, tetapi juga meningkatkan risiko terjadinya
diabetes tipe 2. Hal ini bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada
anak-anak dan ibu hamil.
Wanita yang memiliki kebiasaan makan gorengan sebelum hamil pun
diketahui berisiko lebih tinggi terkena diabetes gestasional saat hamil.
Hal ini patut diwaspadai karena diabetes gestasional bisa meningkatkan
risiko komplikasi kehamilan yang berbahaya bagi ibu dan janin.
4. Memperbesar risiko munculnya kanker
Bahaya makan gorengan yang juga tidak bisa diremehkan adalah
meningkatkan risiko terkena kanker. Bahaya ini bisa muncul akibat zat
akrilamida yang dapat terbentuk selama proses memasak dengan suhu
tinggi, seperti menggoreng.
Makanan bertepung, seperti kentang goreng atau ayam goreng tepung,
diketahui akan mengandung akrilamida yang lebih tinggi ketika terpapar
suhu tinggi. Jika terlalu banyak dan sering dikonsumsi, zat ini diduga
bisa menyebabkan beberapa jenis kanker, seperti kanker ovarium.
Selain itu, lemak trans pada makanan yang digoreng diketahui dapat
meningkatkan jumlah senyawa yang mendukung peradangan dalam tubuh. Hal
ini diketahui turut berkontribusi terhadap peningkatan risiko kanker.
Upaya Menghindari Bahaya Makan Gorengan
Mengingat bahaya makan gorengan yang tak bisa disepelekan, mulai
sekarang cobalah untuk membatasi kebiasaan ini. Namun, jika Anda masih
ingin makan gorengan, Anda perlu melakukan beberapa hal berikut:
Ganti dengan minyak yang lebih sehat
Untuk mengurangi risiko bahaya makan gorengan, cara terbaik yang bisa
Anda lakukan adalah dengan mengganti minyak goreng Anda dengan jenis
minyak yang lebih sehat, seperti minyak zaitun, minyak kelapa, dan
minyak alpukat.
Sementara itu, jenis minyak yang tidak disarankan untuk menggoreng
makanan adalah minyak yang tinggi asam lemak tak jenuh, seperti minyak
kedelai, minyak jagung, minyak kanola, minyak wijen, dan minyak bunga
matahari.
Hal yang juga tak kalah penting dalam meminimalisir bahaya dari
makanan yang digoreng adalah dengan menghindari penggunaan minyak secara
berulang. Lebih disarankan, minyak hanya digunakan sekali pakai dalam
menggoreng.
Perhatikan cara menggoreng
Agar minyak tidak menyerap ke dalam makanan yang digoreng, disarankan
untuk menggoreng makanan pada suhu 176–190°C. Anda bisa menggunakan
termometer khusus penggorengan untuk mengetahui ini.
Suhu menggoreng penting untuk diperhatikan, karena suhu minyak
terlalu tinggi bisa merusak minyak dan menghasilkan radikal bebas yang
berpengaruh buruk bagi kesehatan dalam jangka panjang. Sementara itu
jika suhu lebih rendah, minyak akan meresap ke dalam makanan dan membuat
makanan jadi lebih berlemak.
Agar makanan yang telah digoreng tidak terlalu berminyak, disarankan
pula untuk meniriskan makanan dengan tisu kertas agar minyak yang
berlebih pada permukaan makanan dapat diserap.
Ganti cara memasak
Agar lebih sehat, alih-alih menggoreng makanan, cobalah untuk
memanggangnya. Makanan yang dipanggang juga bisa menjadi renyah dan sama
lezatnya dengan gorengan. Sebelum memanggang, lapisi makanan dengan
bumbu atau rempah-rempah agar rasanya lebih lezat.
Perlu Anda ketahui bahwa sebagian besar protein hewani, seperti
daging sapi, daging ayam, dan ikan, juga mengandung banyak lemak yang
bisa keluar saat dipanaskan di wadah masak yang antilengket. Jadi, Anda
bisa memanfaatkan lemak alami untuk memasak makanan tanpa harus
menambahkan minyak goreng.
Sekarang ini terdapat alat menggoreng tanpa minyak (air fryer). Meski
harganya lebih mahal, alat ini bisa menjadi pilihan untuk hidup yang
lebih sehat.
Jika Anda tetap ingin mengonsumsi gorengan, sebaiknya buatlah sendiri
gorengan di rumah daripada membelinya. Gorengan yang dibuat di rumah
cenderung lebih sehat karena Anda dapat dengan bijak memilih minyak
serta cara menggorengnya.
Makan gorengan sebenarnya bukan tidak boleh sama sekali, melainkan
harus dibatasi dan dibarengi dengan makanan yang sehat serta bergizi
seimbang. Untuk mengetahui pola makan sehat yang sesuai dengan kondisi
Anda, jangan ragu berkonsultasi ke dokter gizi.
Sumber: alodokter.com