Pages

Sabtu, 29 Mei 2021

Catat..! Ini Cara Cari Tahu Tumbuh Kembang Anak Terlambat atau Tidak

Sabtu, 29 Mei 2021 17:45:07

Catat..! Ini Cara Cari Tahu Tumbuh Kembang Anak Terlambat atau Tidak

 

 

 

 

 

 

 

 

Tumbuh kembang anak tidak boleh luput dari perhatian orang tua. Sebab, di masa inilah tinggi badan, berat badan, kemampuan duduk, merangkak, berjalan, hingga berbicara anak berkembang.

Tetapi, karena hal tertentu tumbuh kembang anak bisa saja terlambat atau tidak seusai umurnya. Tugas orang tua perlu memastikan bahkan hal tersebut tidak terjadi. Atau menyadari sejak dini jika memang sudah terjadi, sehingga bisa ditangani secepat mungkin.

Dokter spesialis anak di RS Permata Bekasi dr. ST Rahmah Rahim, Sp.A., mengatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diwaspadai orang tua terkait terlambatnya tumbuh kembang anak.

Seperti pertumbuhan anak bisa terlihat jelas dari pengukuran penambahan berat dan tinggi badannya apakah sesuai dengan usianya.

Sementara masa perkembangan terlihat dari motorik kasar seperti, kaoan anak bisa duduk, kemudian berjalan, hingga akhirnya berlari.

"Kalau dengan motorik halus bagaimana dia menggunakan otot-otot kecilnya untuk menulis, mengangkat gelas, memegang sendok. Kemudian kemampuan berbahasa bagaimana ia memanggil orang tuanya dan bagaimana menyampaikan keinginannya. Kemampuan psychosocial atau kemandirian, bagaimana dia mengerjakan sesuatu hal sendiri sesuai dengan usianya," papar dokter Rahmah saat Kulwap Permata, Rabu (26/5/2021).

Ia menyampaikan bahwa perkembangan anak juga perlu disesuaikan dengan usianya. Jika sampai pada usia tertentu anak mengalami kesulitan melakukan sesuatu yang seharusnya telah mampu, perlu dicurigai adanya keterlambatan perkembangan.

"Misalnya, kalau anak usia 4 bulan kepalanya belum stabil, nggak bisa tegak, kita harus bisa berpikir jangan-jangan ada gangguan. Atau 6 bulan dikasih mainan tidak bisa memegang atau tidak mau mengambil atau diam saja. Usia 9 bulan tidak bisa memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya, tidak bisa menunjuk. 12 bulan tidak bisa jinjit kemudian 18 bulan belum bisa jalan, pegang krayon atau menumpuk benda," jelasnya.

Jika hal-hal tersebut terjadi, menurut Rahmah, kemungkinan anak mengalami keterlambatan masa perkembangan. Selain itu, keterlambatan perkembangan bahasa yang harus diwaspadai juga jika anak usia 2 bulan diperlihatkan benda di depan matanya tidak berusaha ikut memandang benda tersebut.

Kemudian sekitar usia 4 bulan jika digerakan benda ke kiri dan kanan matanya juga tidak bisa mengikuti. Usia 6 bulan ketika dirangsang dengan suara atau bunyi tidak menoleh atau tidak memperhatikan.

"Umur 9 bulan tidak ada ada bubbling atau tidak ada sebutan mamama, papapa atau dadada. Usia 2 tahun tidak bisa mengucapkan satu kata pun dengan jelas, usia 3 tahun tidak dapat bicara dan merangkai 3 kata," papar dokter Rahmah.

Untuk perkembangan mental emosional, orang tua perlu memperhatikan ekspresi anak saat melakukan, mendapatkan, atau kehilangan sesuatu. Menurut dokter Rahmah, jika orang tua kesulitan mendeteksi ekspresi anak, apakh sedang senang, sedih, atau pun marah, kemungkinan anak alami masalah perkembangan mental emosional.

"Misal usia 9 bulan tidak ada respon kalau kita ajak main, tidak ada ekspresi, tidak ada melambaikan kalau dadah, tidak ada tunjuk. Usia 18 bulan tidak bisa main pura-pura, kemudian 24 bulan tidak ada kata yang berarti misalnya tidak bisa mengulang. Ada kemungkinan itu gangguan di mental," jelasnya.

*Sumber: suara.com

Jumat, 28 Mei 2021

Kenapa Jerawat Selalu Muncul di Dagu dan Rahang? Ternyata Inilah Sebabnya

Jum'at, 28 Mei 2021 17:57:30

Kenapa Jerawat Selalu Muncul di Dagu dan Rahang? Ternyata Inilah Sebabnya


 

 

 

 

 

 

 

Jerawat hormonal adalah jerawat yang dikaitkan dengan fluktuasi hormon daripada bakteri atau lainnya. Menurut para ahli di Botanycl, jerawat hormonal bisa menyerang orang dewasa dari segala usia meskipun kondisi ini sering dikaitkan dengan fluktuasi hormon selama masa pubertas.

Jerawat hormonal sangat umum terjadi pada wanita, karena menstruasi, menopause dan usia. Kulit Anda ditutupi oleh kelenjar minyak sebasea yang menghasilkan zat berminyak yang disebut sebum.

Sebum bukanlah hal yang buruk. Sebum adalah bahan yang melumasi kulit dan rambut Anda. Tapi, terlalu banyak sebum bisa menyebabkan jerawat.

Hormon yang disebut androgen, seperti testosteron yang bisa menstimulasi kelenjar sebaceous dan menyebabkannya memproduksi minyak berlebih. Pada akhirnya, hal ini akan menyebabkan jerawat hormonal.

Tapi, apa penyebab Anda selalu berjerawat di area dagu dan rahang?

Jerawat hormonal biasanya terlihat selama masa pubertas, ketika hormon Anda ada di mana-mana dan biasanya terjadi di T-Zone.

Zona-T adalah dahi, hidung, dan dagu Anda. Area ini rentan terhadap jerawat hormonal pada selama masa remaja, karena mengandung lebih banyak kelenjar minyak daripada bagian wajah lainnya.

Jika Anda orang dewasa yang mengalami jerawat hormonal, para ahli di Botanycl mengatakan Anda akan lebih mungkin menemukannya di bagian bawah wajah Anda.

"Jerawat hormonal dewasa biasanya terbentuk di bagian bawah wajah Anda, yang meliputi bagian bawah pipi dan sekitar garis rahang," jelas para ahli dikutip dari Express.

Bagi sebagian orang, jerawat kecil yang muncul menjadi kista atau komedo putih. Tapi, jerawat hormonal bisa disebabkan oleh masukkan hormon dari menstruasi, sindrom ovarium polikistik, menopause dan peningkatan kadar androgen.

Jerawat jenis ini bisa berlanjut hingga usia 30-40 tahunan dan bisa muncul di sekitar mulut, leher sampai garis rambut. Penyebab Anda berjerawat pada fase ini adalah hormon estrogen, progesteron, androgen dan testosteron.

Rasio hormon berubah selama siklus menstruasi, kehamilan, saat minum pil, dan akan terus turun jika Anda menderita PCOS atau endometriosis.

Karena, terlalu banyak salah satu hormon itu akan merangsang produksi sebum dan menyebabkan jerawat. Terkadang, dokter memberikan pil kontrasepsi untuk mengobati jerawat dengan membantu menurunkan kadar androgen dan produksi sebum.

Jika Anda sudah berjerawat atau rentan berjerawat, fluktuasi hormonal juga dapat memperburuk kondisi ini, terutama di bagian bawah wajah.

“Fluktuasi hormon dapat memperburuk masalah jerawat dengan meningkatkan peradangan kulit secara keseluruhan, minyak, sel kulit yang tersumbat di folikel rambut dan produksi bakteri penyebab jerawat.," jelasnya.

Makanan juga dapat memicu jerawat hormonal, jadi Anda harus berhenti konsumsi junk food bila sedang berjerawat. Para ahli juga mengatakan bahwa makanan manis, karbohidrat dan produk susu pun bisa memicu jerawat hormonal.

Cara mengatasi jerawat hormonal

Jerawat hormonal tidak pernah bisa disembuhkan tetapi Anda dapat mencoba mengendalikannya dengan perawatan hormonal atau antibiotik yang diresepkan oleh dokter Anda.

Perawatan topikal seperti benzoil peroksida, retinoid atau asam azelaic sering diberikan kepada pasien dengan jerawat hormonal.

Penting juga untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dan melembabkan kulit dengan pelembab yang tidak menyebabkan iritasi.

*Sumber: suara.com

Selasa, 25 Mei 2021

4 Cara Menurunkan Hipertensi Secara Alami

Selasa, 25 Mei 2021 17:27:01

4 Cara Menurunkan Hipertensi Secara Alami

 

 

 

 

 

 

 

Penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi dipicu oleh beberapa faktor. Seperti masalah cacat bawaan, pengaruh obat-obatan, masalah ginjal, dan lain sebagainya. Lalu bagaimana cara menurunkan hipertensi?

Bagi anda penderita hipertensi atau ada kerabat yang menderita, perlu menyimak cara menurunkan hipertensi secara alami di bawah ini.

1. Olahraga secara rutin

Olahraga secara rutin menjadi salah satu cara ampuh menurunkan tekanan darah tinggi paling efektif. Namun, olahraga juga harus dilakukan secara rutin.

Aktivitas rutin selama 150 menit olahraga per minggu atau 30 menit olahraga dalam sehari dapat menurunkan tekanan darah tinggi sekitar 5 sampai 8 mmHg. Jadi, pastikan Anda selalu konsisten melakukan olahraga agar tekanan darah tinggi tidak naik.

2. Konsumsi makanan yang sehat

Cara menurunkan hipertensi berikutnya adalah jangan mengonsumsi sembarang makanan. Hindari makanan yang mengandung banyak lemak, terutama lemak jenuh.

Dalam hal asupan makanan, sangat penting bagi Anda untuk makan makanan yang banyak mengandung kalium. Jenis mineral yang satu ini dapat mengurangi efek natrium dalam darah yang jadi penyebab tekanan darah tinggi.

3. Hindari stress

Stress berbanding lurus dengan gejala tekanan darah tinggi. Pasalnya, stress yang kronis menjadi penyebab tekanan darah tinggi. Itulah mengapa rasa bahagia adalah obat tekanan darah tinggi.

Rasa stress juga dapat mendorong pemicu lainnya seperti dorongan memakan makanan tidak sehat, minum alkohol, atau merokok. Aktivitas-aktivitas pelepas stress itu tentunya dapat menjadi sumber penyebab tekanan darah tinggi.

Anda perlu meluangkan waktu sejenak untuk memikirkan apa yang menyebabkan stress seperti pekerjaan, keluarga, masalah keuangan, ataupun penyakit yang tengah diderita. Setelah mengetahui penyebab stress, lalu pertimbangkan cara untuk menghilangkannya seperti tidur lebih awal atau mengambil cuti untuk berlibur.

4. Kurangi natrium dalam asupan makanan

Mengurangi natrium dalam asupan makanan sehari-hari juga efektif menurunkan tekanan darah tinggi sebesar 5 sampai 6 mmHg. Pasalnya, pengaruh natrium dalam makanan berbeda-beda pada setiap orang.

Namun secara umum, membatasi asupan natrium maksimal 2.300 miligram per hari atau kurang akan lebih baik. Karena idealnya, natrium untuk menjaga tekanan darah adalah 1.500 miligram sehari.

Perlu diketahui, gejala tekanan darah tinggi pada umumnya adalah sering sakit kepala, penglihatan bermasalah, sesak nafas, nyeri di dada, dan lemas. Sebagai informasi, orang dewasa yang sehat memiliki tekanan darah normal 120/80 mmHg, dan angka 120 menunjukkan tingkat tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh atau biasa disebut tekanan sistolik.

Sedangkan angka 80 berarti tekanan saat jantung beristirahat sejenak sebelum kembali memompa atau kerap disebut tekanan diastolik. Jika tekanan darah di atas 140/90 mmHG maka bisa dikatakan tekanan darah tinggi.

Beberapa tips dan cara menurunkan hipertensi di atas cukup mudah dilakukan. Hanya saja terkadang sulit untuk memulainya. Jadi, tunggu apa lagi? Jangan tunggu hipertensi Anda semakin parah! Segera lakukan tips di atas secara konsisten.

*Sumber: suara.com

Senin, 24 Mei 2021

Halal Bihalal dan Gema Sholawat Radio Nuansa Group Bersama Habib Anis Syahab

 Senin, 24 Mei 2021 19:20:21









Bojonegoro,- Banyak cara dilakukan kaum muslimin untuk memeriahkan Halal Bihalal. Diantaranya dengan menggelar Gema Sholawat & sampaikan santunan untuk yatim dhuafa. Seperti yang dilakukan oleh radio Nuansa FM 104,5 Mhz Bojonegoro. (Minggu,23 Mei 2021) pagi.

Bertempat di Aula Nuansa FM 104.5 MHz Desa Sumberjo Kecamatan Sumberjo Kabupaten Bojonegoro kegiatan tersebut di gelar. Kegiatan berlangsung semarak walau dilaksanakan dengan menggunakan protokol Covid 19 ketat dan dilakukan dengan daring.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

Acara tersebut dihadiri oleh Jamaah selapanan Nuansa, Jamaah Umroh Berkah Nuansa, para Habaib dan Kyai serta tokoh agama Agama Kecamatan Sumberjo.

Sudarmono Manager Radio Nuansa FM 104.5 mhz mengatakan “Kami dari pihak nuansa sendiri sangat berterima kasih kepada para jama'ah Nuansa Group dan Jama'ah umroh berkah Nuansa Group yang selalu mendukung program – program radio Nuansa group Sumberrejo. yang meliputi Radio Nuansa FM Freq. 104.5 Mhz. Radio Angling Dharma FM Freq. 89.9 Mhz. serta Suara Bumi Wali Tuban freq, 91.5 Mhz” Jelas Sudarmono.

“Kegiatan ini” tambah Sudarmono “diselengarakan mulai pukul 08.00 WIB dimulai dari sholat dhuha berjama'ah, pembacaan kirim Do'a ahli kubur, serta pembacaan tahlil, dan Santunan yatim dhuafa. kemudian dilanjutkan dengan Gema Sholawat bersama HABIB ANIS SYAHAB dari Jakarta.

Habib Faryd Al-Jufri Ketua Zahir Mania Bojonegoro dan Pembina Abbaabul Musthofa mengatakan “Dengan kegiatan Halal Bihalal semoga Idul Fitri ini menjadi kemenangan yang hakiki. Selamat Idul Fitri 1442H, mohon maaf lahir dan batin. ” Kata Habib Faryd Al-Jufri. “dan semoga pandemi covid 19 cepat berlalu” Pungkasnya

Dokter Sebut Hipertensi Bisa Sebabkan Stroke

Senin, 25 Mei 2021 18:38:40

Dokter Sebut Hipertensi Bisa Sebabkan Stroke

 

 

 

 

 

 

 

Hipertensi dan stroke merupakan dua penyakit yang saling berhubungan dan harus diwaspadai. Pasalnya, hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat membuat pembulu darah tertutup oleh plak.

Ini membuat oksigen yang masuk ke otak melalui pembuluh arteri menjadi terhambat hingga menyebabkan stroke.

Hal tersebut diungkap oleh dokter spesialis saraf dr. Dinda Diafiri melalui acara live Instagram bersama RSUI, beberapa waktu lalu.

Dokter Dinda menjelaskan bahwa 50 persen orang terkena stroke dipicu oleh hipertensi atau tekanan darah tinggi.

"Stroke itu dipicu oleh pasien yang menderita hipertensi hampir 50 persen. Selain hipertensi  berdasarkan data Kemenkes, orang-orang berisiko tinggi terkena stroke adalah orang yang obesitas, perokok, yang minum alkohol, pasien dengan hipertensi, kolestrol tinggi, diabetes melitus dan yang kurang beraktivitas," katanya.

Selain hipertensi, beberapa klasifikasi seseorang berisiko tinggi terserang stroke, menurut dr. Dinda adalah orang-orang yang berusia 40 tahun ke atas. Namun tidak menutup kemungkinan seseorang yang berada di usia muda bisa terkena stroke lantaran pola hidup yang tidak sehat.

“Biasanya sih mulai dari usia 40 tahun ke atas. Tapi ada juga kok yang sekarang mulai dari usia 30 tahun sudah terkena stroke. Pola hidupnya yang memengaruhi, biasanya yang sudah punya tabungan penyakit juga bisa terserang stroke. Jadi itu tadi harus mulai jaga pola hidup dan pola makan yang lebih sehat,” ujarnya.

Selain itu, ia juga mengingatkan masyarakat yang memiliki riwayat darah tinggi tidak menyepelekan permasalahan tersebut. Harus lebih sering mengecek tekanan darah agar terhindar dari serangan stroke.

"Biasanya yang tekanan darahnya 180/120 terus merasa gak pusing atau gak mengalami gejala apapun langsung menyepelekan. Padahal itu harus segera diperiksa ke dokter dan segera mengonsumsi obat sesuai dosis. Jadi harus hati-hati," pungkasnya.

*Sumber: suara.com

Sabtu, 22 Mei 2021

Ciri-Ciri Kepribadian Dapat Diubah, Begini Caranya

Sabtu, 22 Mei 2021 17:44:49

Ciri-Ciri Kepribadian Dapat Diubah, Begini Caranya

 

 

 

 

 

 

 

Sudah lama dipercaya bahwa orang tidak dapat mengubah kepribadiannya karena dianggap sudah diwariskan. Namun, tinjauan studi terbaru menunjukkan ada kemungkinan ciri-ciri kepribadian dapat berubah melalui intervensi terus-menerus dan peristiwa besar dalam kehidupan.

Ciri-ciri kepribadian diidentifikasi sebagai neurotisme, ekstraversi, keterbukaan terhadap pengalaman, keramahan dan kesadaran. Semua itu dapat memprediksi berbagai hasil penting seperti kesehatan, kebahagiaan, dan pendapatan.

Karenanya, dilansir laman University of California, ciri-ciri tersebut merupakan target penting dalam intervensi kebijakan yang dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.

Penelitian yang terbit dalam American Psychologist edisi Desember 2020 menunjukkan sejumlah kecil ciri kepribadian dapat menjelaskan sebagian besar perbedaan pada setiap orang.

Sifat-sifat ini juga relatif stabil, tetapi dapat diubah dengan usaha dan waktu yang tepat.

Menurut peneliti, mempertimbangkan faktor motivasi juga penting karena keberhasilan lebih mungkin jika orang termotivasi dan berpikir perubahan itu mungkin.

Selain intervensi kebijakan di atas, menurut Verywell Mind ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membuat perubahan nyata dan bertahan lama pada aspek kepribadian, yakni:

- Pelajari kebiasaan baru

Kebiasaan dapat dipelajari, jadi mengubah respons kebiasaan dari waktu ke waktu adalah salah satu cara untuk menciptakan perubahan kepribadian.

Membentuk kebiasaan baru atau menghentikan kebiasaan lama memang tidak pernah mudah dan membutuhkan waktu serta tenaga yang serius. Dengan latihan yang cukup, pola perilaku baru ini pada akhirnya akan menjadi kebiasaan.

- Tantang kepercayaan diri

Jika Anda yakin Anda tidak bisa berubah, Anda tidak akan berubah. Misalnya, apabila ingin menjadi lebih supel tetapi tetap percaya bahwa introversi yang Anda miliki adalah sifat permanen, maka Anda tidak akan pernah mencoba untuk menjadi lebih ramah.

Tetapi jika percaya bahwa itu dapat diubah, Anda akan cenderung berusaha agar lebih suka berteman.

- Fokus pada usaha

Psikolog Carol Dweck mengatakan memuji upaya daripada kemampuan itu penting. Jadi, daripada berpikir, "Aku sangat berbakat", lebih baik menggantinya dengan, "Aku sudah berkerja keras".

Dengan beralih ke mindset berkembang daripada mindset tetap, Anda mungkin merasa lebih mudah mengalami perubahan dan pertumbuhan nyata pada kepribadian Anda.

- Menjalani sebuah 'peran'

Psikolog positif Christopher Peterson menyadari sejak awal bahwa kepribadian introvertnya mungkin berdampak buruk pada karier sebagai akademisi.

Untuk mengatasinya, ia memutuskan untuk mulai bertindak ekstrovert dalam situasi tertentu, seperti saat menyampaikan kuliah di kelas atau memberikan presentasi di sebuah konferensi. Akhirnya, perilaku ini menjadi kebiasaan.

Sementara dia masih seorang introvert, Peterson belajar bagaimana menjadi ekstrovert ketika dia membutuhkannya.

*Sumber: suara.com

Jumat, 21 Mei 2021

Harus Dihindari! Ini 5 Kebiasaan yang Bisa Memicu Depresi

Jum'at, 21 Mei 2021 17:18:04

Harus Dihindari! Ini 5 Kebiasaan yang Bisa Memicu Depresi

 

 

 

 

 

 

 

 

Depresi dapat diartikan juga sebagai gangguan suasana hati yang ditandai dengan perasaan sedih terlalu mendalam, tertekan hingga kehilangan minat dalam beraktivitas.

Efek depresi dapat berlangsung lama atau bahkan berulang. Hal ini jelas akan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi dan menjalani aktivitas harian.

Belum diketahui secara pasti apa penyebab depresi. Namun ada beberapa faktor yang memengaruhi, seperti gangguan kimia pada otak, hormon, keturunan hingga gaya hidup.

Dirangkum dari The Healthy, jika Anda sudah berisiko mengalami gangguan yang melemahkan energi dan mematikan pikiran ini, lebih baik Anda menghindari kebiasaan yang dapat merusak suasana hati. Berikut di antaranya:

1. Menghabiskan banyak waktu sendirian

Menghabiskan waktu berkualitas sendirian sesekali memang dapat sangat bermanfaat bagi kesehatan mental Anda, kata Susan Heitler, PhD, seorang psikolog klinis dan penulis Prescriptions Without Pills.

Namun, Heitler memperingatkan, menghabiskan terlalu banyak waktu dalam kesendirian dapat membalikkan efek ini dan benar-benar meningkatkan risiko depresi. Untuk melindungi diri Anda, dia menekankan pentingnya menciptakan persahabatan yang kuat dan hubungan dengan orang lain.

2. Jarang melihat alam

Menghabiskan terlalu banyak waktu di daerah perkotaan dapat merusak suasana hati Anda. Menurut sebuah studi 2011 oleh Institut Pusat Kesehatan Mental di Universitas Heidelberg, tinggal di kota besar terkait dengan tingkat stres dan penyakit mental yang lebih tinggi, terutama depresi.

Jika memungkinkan, coba keluar kota sesekali untuk melihat pemandangan baru. Namun, melakukan sesuatu yang sederhana seperti berjalan di luar ruangan mencari udara segar dan sinar matahari atau memelihara tanaman di rumah bisa meningkatkan suasana hati Anda.

3. Tidur larut malam

Studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam jurnal Cognitive Therapy and Research menemukan bahwa orang yang tidur larut malam melaporkan pikiran negatif yang lebih kronis sepanjang hari, perilaku yang dikaitkan dengan depresi. Sebaliknya, mereka yang tertidur lebih awal mengalami serangan pikiran negatif yang lebih sedikit.

4. Tidak banyak gerak

Terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk terpaku pada TV atau perangkat elektronik lainnya dapat berdampak pada kesehatan mental Anda. Padahal, mengerahkan upaya fisik dan mental dengan olahraga atau melakukan hobi misalnya, dapat meningkatkan suasana hati Anda dan menurunkan kemungkinan untuk merasa tertekan.

Sebab saat Anda aktif secara fisik, otak melepaskan zat kimia yang membuat Anda merasa nyaman (endorfin dan endocannabinoid) yang dapat meredakan perasaan depresi.

5. Menghabiskan waktu dengan orang-orang toxic

Kritik negatif dari teman, atasan, atau orang lain bisa lebih dari sekadar membuat Anda kesal. Sebaliknya, mengelilingi diri dengan orang-orang negatif seperti itu sebenarnya dapat meningkatkan risiko Anda merasa tertekan.

"Berada di sekitar seseorang yang mengirimkan energi negatif itu bermasalah. Itu akan membuatmu merasa sedih."

*Sumber: suara.com

Minggu, 09 Mei 2021

Pengaruh Puasa bagi Kesehatan Jiwa

Minggu, 09 Mei 2021 18:12:35

Pengaruh Puasa bagi Kesehatan Jiwa

 

 

 

 

 

 

 

 

Puasa sudah berjalan lebih dari dua minggu. Jika dilakukan dengan benar, seharusnya sudah terlihat atau dirasakan beberapa perubahan dalam tubuh.

Pertama secara fisik, tubuh akan terasa lebih sehat. Adanya pengaturan makan yang lebih disiplin, bisa menyehatkan organ-organ tubuh dan sistem metabolisme.

Seperti diberitakan Kompas.com (15/04/2021), puasa memiliki banyak manfaat, salah satunya menyehatkan jantung dan membantu menurunkan berat badan.

Selain manfaat yang dirasakan secara fisik, ada lagi manfaat psikologis, di mana dikatakan bahwa puasa ternyata juga bisa digunakan untuk meningkatkan kesehatan jiwa. Apa kaitan puasa dan kesehatan jiwa? 

Olahraga batin

Menurut Ratna Yunita Setiyani, dosen Progdi S1 psikologi UNISA Yogyakarta, proses puasa dalam hal ini puasa Ramadhan, bukan hanya tentang mengendalikan makan dan minum saja.

Namun juga mengendalikan diri dari emosi, hawa nafsu, dan perbuatan-perbuatan yang tak sesuai kaidah agama.

"Dalam istilah psikologi, pengendalian ini disebut dengan self control," begitu ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (04/05/2021) petang.

Kemampuan menahan diri ini tidak hanya melibatkan akal saja. Namun juga afeksi atau rasa, dan perilaku atau motoriknya.

Ketika dalam sebulan seseorang terbiasa untuk mengendalikan diri, meningkatkan level self control-nya, maka ia sudah memenuhi komponen utama bagi upaya mewujudkan kehidupan jiwa yang sehat.

Menurut Ratna, puasa juga bisa diibaratkan sebagai olahraga batin. Karena manusia yang berpuasa dilatih untuk jujur, disiplin, dan sabar menghadapi beragam godaan.  

Indikator sehat secara kejiwaan

Kemampuan mengendalikan diri merupakan indikator dari kesehatan jiwa seseorang. Orang yang sehat secara kejiwaan akan memiliki self control yang baik, sehingga terhindar dari berbagai gangguan jiwa yang ringan maupun berat.

Ketika pengendalian diri terganggu, atau self control berada dalam level sangat rendah, maka akan timbul berbagai reaksi-reaksi patologis secara kognisi atau kemampuan berpikirnya, serta afeksi atau perasaannya. 

"Jika ini terjadi, maka akan terjadi hubungan yang tidak harmonis antara diri individu dengan diri mereka sendiri (konflik internal), dan juga dengan orang lain yang ada di sekitarnya," terang Ratna.

Lebih luas lagi, pengendalian diri sendiri merupakan komponen penting bagi kesehatan fisik maupun psikologis. 

Orang yang tidak bisa mengendalikan diri dari makan dan minum, akan berujung pada obesitas, diabetes, komplikasi dan lain sebagainya.

Demikian pula jika berbicara soal perilaku, tentang hasrat seksual misalnya. Jika seseorang tak bisa mengendalikan diri, maka ia akan merugikan orang lain dengan pelecehan seksual dan hal-hal buruk lainnya.

"Prinsip puasa, dalam hal ini yang ada kaitannya dengan ibadah, sama persis dengan prinsip penyembuhan pasien gangguan jiwa," ujar Ratna.

Dalam terapi pasien dengan gangguan jiwa, pasien akan dididik dan dilatih untuk jujur, disiplin, sabar, mengendalikan amarah, serta banyak melakukan aktivitas fisik maupun sosial.

"Dengan cara itu, pasien diharapkan bisa menemukan insight atau pencerahan jiwa," ujarnya.

Mengenai hubungan puasa dan kesehatan jiwa ini sudah banyak dibuktikan lewat penelitian dan terapi medis.

Salah satunya adalah yang dilakukan guru besar yang bekerja pada lembaga psikiatri Moskow, Nicolayev, yang menggunakan terapi puasa untuk beberapa pasiennya.

Terapi puasa ini berjalan selama 30 hari, persis seperti puasa Ramadhan yang dilakukan umat muslim.

Setelah 30 hari, ternyata pasiennya mengalami banyak kemajuan. Gangguan jiwa yang mendera perlahan surut, seiring meningkatnya self control yang tumbuh di diri masing-masing pasien. [lis]

Sumber: kompas.com

Jumat, 07 Mei 2021

Alami Diabetes Selama Kehamilan, Waspada 4 Efek Berikut pada Janin

Jum'at, 07 Mei 2021 18:40:17

Alami Diabetes Selama Kehamilan, Waspada 4 Efek Berikut pada Janin

 

 

 

 

 

 

 

Keseimbangan gizi sebelum kehamilan sangat penting agar Anda bisa melahirkan anak yang sehat. Kekurangan nutrisi dapat menimbulkan berbagai konsekuensi, salah satunya adalah diabetes yang bisa terjadi di masa kehamilan atau disebut diabetes gestasional (kehamilan).

Melansir dari Healthshots, diabetes gestasional, seperti bentuk diabetes lainnya, memengaruhi cara sel menggunakan gula (glukosa).

Kadar gula darah yang tinggi akibat diabetes gestasional dapat merusak kehamilan dan kesehatan bayi. Namun kontrol gula darah akan membantu Anda dan bayi Anda tetap sehat dan menghindari persalinan yang menimbulkan stres.

Kadar gula darah pada perempuan dengan diabetes gestasional biasanya kembali normal segera setelah lahir. Namun, jika Anda pernah menderita diabetes gestasional, kemungkinan besar Anda menderita diabetes tipe 2. Meskipun begitu, berikut beberapa masalah kesehatan yang muncul pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan diabetes gastasional, antara lain:

1. Kegemukan saat lahir

Kadar gula darah yang lebih tinggi dari rata-rata pada ibu dapat menyebabkan bayinya tumbuh terlalu besar. Bayi besar, dengan berat lebih dari 9 pon (4,5 kg) lebih mungkin terjepit di jalan lahir, menderita komplikasi kelahiran atau memerlukan operasi caesar.

2. Kelahiran prematur (dini)

Kadar gula darah yang tinggi dapat meningkatkan kemungkinan seorang perempuan melahirkan lebih awal, melahirkan seorang anak sebelum waktunya. Karena bayinya sangat besar, persalinan dini mungkin disarankan.

3. Masalah pernapasan serius

Bayi yang lahir prematur dari ibu yang mengidap diabetes gestasional berisiko tinggi mengembangkan sindrom gangguan pernapasan, yang membuat sulit bernapas.

4. Kadar gula darah rendah (hipoglikemia)

Sesaat setelah lahir, bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes gestasional dapat mengalami gula darah rendah (hipoglikemia). Hipoglikemia berat dapat menyebabkan kejang pada bayi. Kadar gula darah bayi dapat dikembalikan ke normal dengan pemberian asupan sesegera mungkin.

*Sumber: suara.com

Senin, 03 Mei 2021

Cara Memilih Makanan Sehat saat Puasa Ramadan di Masa Pandemi

Senin, 03 Mei 2021 18:14:00

Cara Memilih Makanan Sehat saat Puasa Ramadan di Masa Pandemi

 

 

 

 

 

 

 

Makan makanan sehat selama puasa di bulan Ramadan tentu saja akan berdampak positif bagi kesehatan tubuh.

Karenanya, memilih makanan sehat menjadi sesuatu hal yang penting agar tubuh bisa tetap bugar selama puasa, khususnya di masa Pandemi Covid-19.

Beberapa bukti menunjukkan bahwa puasa berdampak positif pada kesehatan, seperti memperkuat sistem pencernaan, menurunkan tekanan darah dan kolesterol, hingga meningkatkan kesehatan jantung.

Baik saat seseorang berpuasa atau tidak, tubuh tetap membutuhkan energi.

Sumber energi utamanya adalah gula yang disebut glukosa, yang biasanya berasal dari karbohidrat, termasuk biji-bijian, produk susu, buah-buahan, sayuran tertentu, kacang-kacangan, dan bahkan permen.

Hati dan otot menyimpan glukosa dan melepaskannya ke aliran darah kapan pun tubuh membutuhkannya.

Namun, selama puasa, proses ini berubah. Setelah sekitar 8 jam berpuasa, hati akan menggunakan cadangan glukosa terakhirnya. Pada titik ini, tubuh memasuki keadaan yang disebut glukoneogenesis, menandai transisi tubuh ke mode puasa.

Penelitian telah menunjukkan bahwa glukoneogenesis meningkatkan jumlah kalori yang dibakar tubuh. Dengan tidak adanya karbohidrat yang masuk, tubuh membuat glukosa sendiri dengan menggunakan sebagian besar lemak.

Tradisi di Indonesia saat puasa, salah satunya adalah menghidangkan menu sahur dan berbuka yang melimpah, padahal cara ini akan membuat orang justru makan apa saja yang ada di depannya dan dampaknya tentu jadi kurang baik.

Lalu bagaimana cara memilih makanan sehat saat puasa, khususnya di masa Pandemi?

Ahli Gizi RSU PKU Muhammadiyah Bantul Ida Rubaida memberikan tips memilih makanan sehat di masa Covid-19 saat menjalankan ibadah puasa Ramadan.

"Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengonsumsi makanan agar imunitas tubuh kita dalam menjalankan ibadah puasa ini tetap terjaga dengan baik," ujar Ida.

Berikut uraiannya:

1. Pilih Makanan Seimbang

Makanan Seimbang adalah makanan yang mengandung semua nutrisi, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

"Dalam praktik keseharian, ini bisa dalam bentuk makanan yang lengkap, yakni karbohidrat, lauk pauk, sayur, dan buah. Usahakan mengonsumsi ini saat sahur dan buka puasa," kata Ida.

2. Pilihlah Makanan yang Segar

Hindari makanan atau minuman yang diawetkan. Usahakan makanan yang kita olah adalah makanan yang segar, sehingga banyak mengandung vitamin dan mineral bagi tubuh.

Vitamin dan mineral untuk tubuh ini bisa diambil dari buah-buahan dan sayuran yang ada di sekitar kita. Untuk mengantisipasi ketersediaannya, maka bisa mulai menanam sayur dan buah di pekarangan rumah.

"Yang ditanam seperti buah misalnya pisang, jambu biji, pepaya, belimbing, dan lain-lain. Untuk sayuran seperti bayam, sawi, kacang panjang, pare, dan sebagainya," jelas Ida.

3. Hindari Konsumsi Lemak dan Minyak Berlebih

Hati-hati dalam mengonsumsi minyak dan lemak seperti makanan bersantan, khususnya di bulan puasa.

Usahakan makan 4-5 potong saja makanan yang digoreng, karena konsumsi lemak yang berlebih justru akan menurunkan imunitas tubuh. Selain itu, juga akan berisiko terkena penyakit degeneratif.

4. Batasi Konsumsi Gula dan Garam

Bagi yang tidak menderita diabetes, konsumsi gula dibatasi maksimal 4 sendok makan per hari, karena konsumsi gula berlebihan dapat menurunkan imunitas tubuh, serta berisiko berpenyakit degeneratif.

Sementara untuk konsumsi garam, sebisa mungkin hindari makanan atau minuman pengawet, karena biasanya ini diawetkan dengan jenis atrium kanan.

Jadi ketika konsumsi natrium berlebih, ini akan meningkatkan risiko vital untuk menjeda hipertensi sehingga nanti saat tubuh tidak dalam kondisi fit, juga akan menurunkan imunitas tubuh.

5. Hindari Makan dan Minum di Luar Rumah

Makan di luar rumah sangat berisiko, karena biasanya akan terjadi kerumunan hingga beberapa orang, sehingga bisa berisiko pula untuk terpapar virus Covid.

Usahakan selalu makan di rumah, karena sudah pasti olahannya lebih sehat, sehingga seluruh anggota keluarga tetap terjaga kesehatannya dan bisa menjalankan ibadah puasa dengan baik. [lis]

Sumber: Tirto.id