Kamis, 20 November 2025

Cara Mengukur Suhu Tubuh Normal pada Bayi

| Kamis, 20 November 2025

Kamis, 20 November 2025

Suhu tubuh bayi normal berada di kisaran 36,5°C hingga 37,5°C, tergantung usia, aktivitas, dan waktu pengukuran. 

Memantau suhu tubuh bayi adalah salah satu cara penting untuk memastikan kesehatannya. 

Sebagai orang tua, penting memahami berapa suhu normal bayi, bagaimana cara mengukurnya dengan tepat, dan kapan harus mencari pertolongan medis. 

Berikut ini panduan lengkap mengenai cara mengukur suhu normal bayi. Sehingga dapat membantu ibu mengetahui apakah perlu membawa si Kecil ke dokter atau tidak. 

Berapa Sebenarnya Suhu Normal Bayi?

Suhu tubuh normal bayi umumnya berada di kisaran 36,5°C hingga 37,5°C (97,7°F – 99,5°F). 

Suhu ini dapat bervariasi tergantung usia bayi, tingkat aktivitas, dan waktu pengukuran. 

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), suhu tubuh bukan angka mutlak, melainkan rentang yang berbeda pada setiap bayi.

  • Suhu normal: 36,5°C – 37,5°C
  • Hipotermia (rendah): di bawah 36,5°C
  • Demam (tinggi): di atas 37,5°C

Jika suhu tubuh bayi berada di luar rentang ini, penting segera mencari penyebab dan mengambil tindakan sesuai kondisi.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suhu Tubuh Bayi

Beberapa hal yang memengaruhi suhu tubuh bayi antara lain:

  • Usia

Bayi baru lahir cenderung memiliki suhu tubuh yang kurang stabil karena sistem pengaturan suhu (termoregulasi) mereka belum berkembang sempurna.

Itulah mengapa bayi rentan mengalami penurunan atau kenaikan suhu lebih cepat dibandingkan anak yang lebih besar.

  • Aktivitas

Setelah bayi bergerak aktif, seperti merangkak atau bermain, suhu tubuhnya bisa sedikit meningkat. 

Hal ini wajar, namun orang tua tetap perlu memastikan agar suhu tidak naik berlebihan yang dapat menandakan demam.

  • Waktu pengukuran

Suhu tubuh biasanya lebih tinggi pada sore atau malam hari dibandingkan pagi hari.

Perubahan ini normal karena berkaitan dengan ritme sirkadian tubuh.

  • Pakaian

Memakaikan pakaian terlalu tebal atau berlapis-lapis dapat membuat bayi kepanasan dan suhu tubuhnya naik di luar batas normal.

Sebaliknya, pakaian yang terlalu tipis di ruangan dingin bisa menyebabkan bayi kedinginan.

  • Lingkungan

Suhu ruangan sangat berpengaruh terhadap kondisi bayi. Ruangan yang terlalu panas bisa membuat bayi kepanasan, sedangkan ruangan terlalu dingin bisa membuatnya hipotermia. 

Oleh karena itu, menjaga suhu ruangan tetap nyaman sangatlah penting.

Cara Mengukur Suhu Tubuh Bayi yang Tepat

Mengukur suhu tubuh bayi perlu dilakukan dengan cara yang benar agar hasilnya akurat. 

Pemilihan metode biasanya disesuaikan dengan usia bayi dan kenyamanan saat pemeriksaan.

  • Rektal

Merupakan metode paling akurat, terutama untuk bayi di bawah 3 bulan.

Pengukuran dilakukan dengan memasukkan ujung termometer yang sudah diberi pelumas ke dalam rektum bayi sekitar 1,5–2,5 cm.

Meski akurat, cara ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak melukai bayi.

  • Aksila (ketiak)

Metode ini lebih mudah dan aman dilakukan, namun hasilnya kurang akurat dibandingkan rektal. 

Cocok dipakai saat pemeriksaan cepat di rumah atau bila bayi tidak nyaman dengan metode lain.

  • Oral (mulut)

Hanya disarankan untuk anak yang lebih besar (biasanya di atas 4–5 tahun) yang sudah bisa memegang termometer dengan benar di mulut tanpa banyak bergerak.

  • Telinga (timpanic)

Menggunakan termometer inframerah yang ditempatkan di saluran telinga. Hasilnya cepat, tetapi bisa kurang tepat jika posisi termometer tidak pas atau ada sumbatan kotoran telinga.

  • Dahi (temporal artery)

Menggunakan sensor inframerah yang diarahkan ke dahi. Metode ini non-invasif, nyaman, dan praktis digunakan, meski akurasi bisa dipengaruhi suhu lingkungan.

Selain memilih metode yang tepat, penting juga untuk selalu membersihkan termometer sebelum dan sesudah digunakan, serta membaca petunjuk penggunaan alat agar hasil pengukuran lebih terpercaya.

Jenis Alat Pengukur Suhu yang Aman untuk Bayi

Memantau suhu tubuh sangat penting untuk memastikan kondisi Si Kecil tetap sehat, terutama karena suhu normal bayi bisa berubah-ubah tergantung aktivitas, waktu tidur, atau lingkungan. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, kamu perlu memilih alat pengukur suhu yang tepat.

Mengingat suhu normal bayi berada di kisaran tertentu, penggunaan termometer yang aman akan membantu kamu mendeteksi demam sejak dini dan mencegah kondisi memburuk.

Berikut beberapa jenis termometer yang umum dan aman digunakan untuk memastikan apakah suhu normal bayi berada dalam batas ideal atau mulai mengalami kenaikan:

1. Termometer Digital

Termometer ini paling sering direkomendasikan karena cepat, praktis, dan akurat.

Banyak dokter menyarankan termometer digital untuk memantau suhu normal bayi di rumah, baik melalui ketiak, mulut (untuk anak lebih besar), atau rektal.

Cara pembacaannya yang mudah membuatnya cocok digunakan oleh orang tua baru.

2. Termometer Rektal

Ini adalah pilihan terbaik untuk memastikan akurasi, terutama pada bayi di bawah 3 bulan. Termometer rektal biasanya memiliki ujung fleksibel yang dirancang khusus agar aman dan nyaman digunakan.

Pengukuran melalui rektal paling ideal saat kamu ingin memastikan apakah suhu sudah melewati batas suhu normal bayi, misalnya saat Si Kecil terlihat lebih rewel atau lesu.

3. Termometer Telinga (In-Ear Thermometer)

Termometer ini menggunakan teknologi inframerah untuk membaca suhu dari saluran telinga. Hasilnya cepat, tetapi akurasinya dapat dipengaruhi oleh posisi alat atau adanya kotoran telinga.

Meski begitu, termometer telinga tetap menjadi pilihan populer untuk memeriksa apakah perubahan dari suhu normal bayi mulai terjadi, terutama untuk bayi di atas 6 bulan.

4. Termometer Dahi (Temporal Thermometer)

Jenis termometer ini mengukur suhu melalui pembuluh darah di dahi menggunakan inframerah. Cara penggunaannya sangat nyaman dan non-invasif sehingga cocok digunakan saat bayi sedang tidur.

Meskipun hasilnya mungkin sedikit berbeda dibanding rektal, termometer dahi tetap efektif untuk memantau apakah suhu normal bayi berada di angka aman atau perlu dipantau lebih lanjut.

 

Sumber : halodoc.com

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar