Rabu, 01 Oktober 2025

Mommy Wrist: Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

| Rabu, 01 Oktober 2025

Rabu, 01 Oktober 2025

Mommy wrist adalah nyeri pergelangan tangan pada ibu baru yang bisa diatasi dengan perawatan tepat.

Menjadi ibu baru memang membawa kebahagiaan, tapi juga tantangan tersendiri. Salah satunya adalah masalah nyeri pergelangan tangan yang dikenal dengan istilah mommy wrist.

Kondisi ini sering dialami oleh ibu yang baru melahirkan karena aktivitas menggendong, menyusui, atau memandikan bayi yang membutuhkan pergerakan tangan intensif.

Meski terdengar sepele, mommy wrist bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan membuat kamu kesulitan mengangkat Si Kecil.

Karena itu, penting banget buat kamu memahami apa itu mommy wrist, penyebabnya, hingga cara mengatasinya dengan tepat.

Apa Itu Mommy Wrist?

Mommy wrist adalah istilah populer untuk kondisi medis yang disebut De Quervain’s tenosynovitis.

Ini adalah peradangan pada tendon di sisi ibu jari yang menyebabkan nyeri pergelangan tangan, terutama saat mengangkat atau menggerakkan ibu jari.

Mommy wrist terjadi ketika tendon di pergelangan tangan mengalami iritasi akibat gerakan berulang.

Kondisi ini lebih sering dialami ibu baru karena kebiasaan menggendong bayi dengan posisi yang membebani pergelangan tangan.

Apa Penyebab Mommy Wrist?

Penyebab mommy wrist umumnya terkait dengan kombinasi faktor fisik dan hormonal setelah melahirkan.

  • Gerakan berulang
    Menggendong bayi dengan posisi pergelangan tertekuk bisa membuat tendon ibu jari tertekan berulang kali.
  • Perubahan hormon pasca melahirkan
    Perubahan hormon estrogen dan relaksin dapat membuat ligamen lebih longgar sehingga pergelangan lebih rentan cedera.
  • Aktivitas mengasuh bayi
    Menggendong, menyusui, mengganti popok, hingga memandikan bayi, semuanya melibatkan gerakan pergelangan yang intens.
  • Kurang istirahat
    Kurang tidur pada ibu baru membuat otot dan sendi tidak pulih maksimal, sehingga mudah mengalami peradangan.

Faktor risiko mommy wrist meningkat pada ibu menyusui, ibu dengan bayi kembar, atau mereka yang sering menggunakan tangan dominan untuk mengangkat bayi.

Bagaimana Gejala Mommy Wrist?

Mommy wrist punya gejala khas yang perlu kamu kenali:

  • Nyeri di sisi pergelangan tangan dekat ibu jari.
  • Nyeri semakin terasa saat mengangkat bayi, membuka botol, atau memutar pergelangan.
  • Bengkak ringan di area tendon ibu jari.
  • Sensasi “ngilu” atau seperti terbakar di pergelangan tangan.
  • Ibu jari terasa kaku saat digerakkan.

Gejala ini biasanya memburuk jika kamu terus melakukan gerakan berulang tanpa istirahat.

Cara Mengatasi Mommy Wrist di Rumah

Jika nyerinya masih ringan, kamu bisa mencoba beberapa cara berikut di rumah:

  1. Istirahatkan pergelangan tangan
    • Kurangi aktivitas mengangkat bayi dengan satu tangan.
    • Gunakan bantal menyusui atau gendongan agar beban tidak hanya di pergelangan.
  2. Kompres dingin
    • Tempelkan es yang dibungkus kain di area nyeri selama 10–15 menit, 2–3 kali sehari untuk mengurangi peradangan.
  3. Gunakan bidai atau wrist brace
    • Alat ini membantu menstabilkan pergelangan tangan dan mencegah gerakan berlebihan.
  4. Latihan peregangan ringan
    • Misalnya, tarik perlahan ibu jari ke arah telapak tangan, tahan beberapa detik, lalu lepaskan.
    • Ulangi 3–5 kali sehari untuk melenturkan tendon.
  5. Obat pereda nyeri (jika perlu)
    • Paracetamol atau ibuprofen bisa digunakan sesuai anjuran, terutama saat nyeri mengganggu aktivitas.

    Kapan Harus ke Dokter?

    Kalau nyeri mommy wrist tidak kunjung membaik setelah beberapa minggu perawatan mandiri, sebaiknya kamu segera ke dokter. Tanda-tanda yang perlu diperhatikan antara lain:

  6. Nyeri semakin parah dan mengganggu aktivitas harian.
  7. Pergelangan tangan terasa kaku hingga sulit digerakkan.
  8. Nyeri menjalar ke lengan atau siku.
  9. Bengkak tidak kunjung mereda meski sudah dikompres.

Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik (tes Finkelstein) untuk memastikan diagnosis. Dalam kasus tertentu, perawatan medis seperti suntikan kortikosteroid atau terapi fisik mungkin diperlukan.

 

Sumber : halodoc.com


Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar