Sabtu, 30 Agustus 2025

Perlu Tahu, Ini 4 Ciri-Ciri Saraf Kejepit dan Cara Mengatasinya

| Sabtu, 30 Agustus 2025

Sabtu, 30 Agustus 2025

Ciri saraf kejepit ditandai dengan nyeri dan sensasi terbakar, serta kesemutan. 

Hernia nukleus pulposus merupakan kondisi yang lebih orang kenal sebagai saraf kejepit. Ini adalah gangguan yang terjadi ketika tekanan yang berlebih pada saraf atau otot.

Namun, saraf kejepit berbeda dengan Myasthenia Gravis, karena penyebab  myasthenia gravis biasanya berkaitan dengan antibodi tubuh. Sementara area tubuh yang umum mengalami saraf kejepit adalah sekitar tulang punggung bagian bawah dan leher.

Ketika otot atau saraf tertekan secara berlebihan, otak akan mengirimkan sinyal berupa rasa sakit di area yang terkena.

Di tahap ini, pengidap sebaiknya segera melakukan perawatan guna mencegah kerusakan semakin bertambah parah. Lantas, seperti apa ciri-ciri saraf kejepit yang umumnya dialami? Ini penjelasannya!

Ciri-Ciri Saraf Kejepit

Ciri-ciri saraf kejepit akan tergantung pada area yang terkena. Seringnya terjadi di satu sisi tubuh saja.

Ketika kondisi ini terjadi, pengidap akan mengalami kesulitan untuk menoleh, menggelengkan kepala, atau melakukan peregangan tubuh.

Gejalanya dapat meliputi:

1. Munculnya rasa nyeri yang intens 

Rasa nyeri ini umumnya muncul bersamaan dengan sensasi rasa terbakar. Cara mengatasinya adalah mengistirahatkan diri dengan memperbanyak waktu tidur. 

Di fase ini, sel-sel dalam tubuh memproduksi lebih banyak protein dan sistem imun untuk membantu memperbaiki kerusakan dalam tubuh.

Selain itu, pengidap juga bisa mengonsumsi obat pereda nyeri tanpa resep juga untuk membantu mengatasi saraf terjepit. 

Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dapat membantu mengurangi pembengkakan dan meredakan nyeri pada kasus saraf terjepit ringan.

Jika penyebab saraf kejepit oleh gangguan kesehatan tertentu, pengidap bisa mengonsumsi obat untuk mengatasi penyebab yang mendasari. Obat ini harus sesuai dengan gangguan dan anjuran dari dokter.

2. Mati rasa, kebas, atau penurunan kepekaan

Pemicu gejala ini adalah postur tubuh yang buruk. Kebiasaan tersebut bahkan bisa memperparah gangguan saraf terjepit yang sudah ada.

Alasannya, yakni tekanan berlebihan pada tulang belakang dan otot, hingga menyebabkan saraf terjepit.

Salah satu cara mengatasinya adalah mengubah postur tubuh. Saat berada di kantor, misalnya, gunakan mouse dan keyboard yang ergonomis untuk membantu mengurangi tekanan pada lengan dan pergelangan tangan. 

Cara lainnya, naikkan monitor komputer setinggi mata guna mencegah nyeri leher. Selain itu, gunakan workstation berdiri guna membantu menjaga tulang belakang tetap bergerak dan fleksibel. 

Metode ini efektif untuk mengurangi nyeri punggung berkepanjangan yang bisa berdampak pada saraf kejepit.

3. Kesemutan atau sensasi tertusuk banyak jarum

Kesemutan akibat saraf terjepit dapat kamu atasi dengan mengompres hangat bagian yang terkena. Langkah ini dapat meningkatkan sirkulasi darah dan memperbaiki fungsi saraf. 

Caranya, meletakkan kompres hangat selama 5 hingga 7 menit. Ulangi cara ini 3 kali sehari.

4. Ketegangan sampai kesulitan menggerakkan tangan dan kaki

Peregangan dan yoga dapat membantu meredakan ketegangan dan tekanan di area tubuh yang mengalami saraf kejepit. Namun, tidak disarankan melakukan peregangan terlalu dalam, karena dapat memperburuk gejala yang sudah ada.

Jika mengalami rasa sakit atau ketidaknyamanan saat melakukan peregangan, biasanya dokter saraf menyarankan untuk segera berhenti guna menghindari kerusakan saraf lebih lanjut. 

Apabila kamu langsung mendapatkan perawatan yang tepat, saraf kejepit umumnya tidak menimbulkan kerusakan yang berarti.

Namun, jika tekanan kamu biarkan terus-menerus, saraf di area yang terkena bisa rusak secara permanen. Segera konsultasi dengan dokter spesialis saraf di Halodoc agar tidak menjadi lebih parah.

Pernah mendengar elektromiografi (EMG) untuk mendiagnosis cedera dan kondisi yang memengaruhi otot serta saraf? Baca selengkapnya di artikel ini: “Mengenal Elektromiografi (EMG): Jenis, Manfaat, Prosedur dan Efek Samping“.

Jenis-Jenis Saraf Kejepit

Saraf kejepit bisa terjadi di berbagai lokasi tubuh, tergantung pada bagian saraf yang tertekan. 

Setiap jenis memiliki gejala, penyebab, dan lokasi yang berbeda, antara lain:

1. Saraf Kejepit di Leher (Cervical Radiculopathy)

Kondisi ini terjadi ketika saraf di leher terjepit, biasanya karena herniasi diskus (diskus tulang belakang yang menonjol) atau pertumbuhan tulang berlebih (bone spur). 

Gejalanya meliputi nyeri tajam yang menjalar dari leher ke bahu atau lengan, kesemutan, hingga kelemahan otot di tangan. 

Aktivitas yang memutar atau menggerakkan leher secara berlebihan berpotensi memperparah kondisi ini.

2. Saraf Kejepit di Punggung Bawah (Lumbar Radiculopathy)

Sering dikenal sebagai penyebab sciatica, kondisi ini dipicu oleh tekanan pada saraf di tulang belakang bagian bawah. 

Gejalanya berupa nyeri yang menjalar dari punggung bawah ke bokong, paha, hingga kaki, sering kali disertai sensasi panas atau mati rasa. 

3. Carpal Tunnel Syndrome

Saraf kejepit jenis ini terjadi ketika saraf median di pergelangan tangan tertekan akibat gerakan berulang, seperti mengetik atau menggunakan mouse komputer. 

Carpal tunnel syndrome ditandai dengan kesemutan, nyeri, atau mati rasa pada ibu jari, telunjuk, jari tengah, dan separuh jari manis. 

Jika dibiarkan, dapat menyebabkan kelemahan otot di telapak tangan sehingga sulit menggenggam benda.

4. Thoracic Outlet Syndrome

Kondisi ini melibatkan tekanan pada saraf di sekitar leher dan bahu, seringkali akibat postur tubuh yang buruk, aktivitas repetitif, atau trauma pada area tersebut. 

Gejala saraf kejepit jenis ini termasuk nyeri di bahu dan leher, mati rasa di tangan, hingga kelemahan saat mengangkat lengan. 

Pada umumnya, thoracic outlet syndrome dialami oleh mereka yang sering membawa barang berat atau bekerja dengan posisi bahu yang tidak ergonomis.

5. Sciatica

Jenis saraf kejepit ini melibatkan saraf skiatik, yaitu saraf terbesar di tubuh yang membentang dari punggung bawah hingga kaki. 

Gejalanya berupa nyeri yang menjalar dari punggung bawah ke satu sisi kaki, disertai rasa terbakar, kesemutan, atau kelemahan pada kaki. 

Pemicu utamanya adalah posisi duduk terlalu lama atau mengangkat beban berat dengan postur yang salah.

6. Saraf Kejepit di Siku (Cubital Tunnel Syndrome)

Saraf kejepit pada siku disebabkan oleh tekanan pada saraf ulnar yang melewati bagian dalam siku. 

Mati rasa, kesemutan, atau nyeri di jari kelingking dan sebagian jari manis, serta kelemahan pada tangan merupakan gejala utamanya. 

Disarankan untuk tidak membengkokkan siku terlalu lama, seperti saat menelpon atau bersandar di meja, sebab dapat memperburuk gejalanya.

Dengan mengenali gejala dan penyebabnya, diagnosis dini dan penanganan yang tepat dapat mencegah kondisi ini semakin parah. 

Pengelolaan awal seperti memperbaiki postur, mengurangi aktivitas yang menekan saraf, atau terapi fisik sangat membantu proses pemulihan.

Diagnosis Saraf Kejepit

Diagnosis saraf kejepit melibatkan evaluasi medis menyeluruh, termasuk:

  • Pemeriksaan Fisik: Dokter akan memeriksa riwayat kesehatan pasien, melakukan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi kekuatan otot, refleks, dan sensasi.
  • Studi Konduksi Saraf (NCS) dan Elektromiografi (EMG): NCS mengukur kecepatan impuls saraf, sedangkan EMG mengevaluasi aktivitas listrik otot. Kedua tes ini membantu menentukan lokasi dan tingkat keparahan saraf kejepit.
  • Pencitraan: Rontgen, MRI, atau CT scan dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab saraf kejepit, seperti herniasi diskus atau pertumbuhan tulang.

Komplikasi Saraf Kejepit

Jika tidak ditangani dengan baik, saraf kejepit bisa memicu berbagai komplikasi yang memengaruhi kualitas hidup penderitanya. 

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi, yaitu:

  • Kerusakan saraf
  • Kelemahan otot permanen
  • Mati rasa atau kesemutan kronis
  • Gangguan mobilitas
  • Nyeri atau kelemahan saraf
  • Stres

Komplikasi-komplikasi tersebut menunjukkan pentingnya diagnosis dan penanganan dini untuk mencegah kerusakan saraf yang lebih parah.

Oleh karena itu, jangan meremehkan kondisi ini. Pemeriksaan dini dapat mencegah berbagai komplikasi yang tidak diinginkan.

Pencegahan Saraf Kejepit

Kamu tidak perlu khawatir, sebab kondisi saraf kejepit bisa dicegah. Dengan menjaga kebiasaan dan gaya hidup sehat, kesehatan saraf dan tubuh dapat meningkat. 

Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa kamu lakukan:

  • Jaga postur tubuh dengan baik. Misalnya, saat duduk, pastikan punggung tegak dan kaki rata menyentuh lantai.
  • Lakukan aktivitas peregangan otot, seperti yoga.
  • Berolahraga secara rutin.
  • Hindari mengangkat beban berat berlebihan.
  • Mengatur posisi tubuh saat bekerja.
  • Mengontrol berat badan.
  • Batasi gerakan repetitif.
  • Tidur yang cukup.

Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, risiko terjadinya saraf kejepit dapat dikurangi, dan kesehatan saraf tetap terjaga dalam jangka panjang.

 

Sumber : halodoc.com

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar