Selasa, 01 Juli 2025

Catat, Ini 7 Penyebab Jerawat Gatal dan Cara Ampuh Mengatasinya

| Selasa, 01 Juli 2025

Selasa, 01 Juli 2025

Jerawat gatal bisa menjadi gejala dari peradangan atau iritasi pada area jerawat. 

Jerawat adalah masalah kulit yang pernah dialami oleh semua orang, setidaknya sekali seumur hidupnya. Sebagian besar kasusnya terjadi selama masa pubertas.

Gangguan umum ini terjadi akibat peradangan pada kelenjar kulit dan folikel rambut. Pemicunya adalah kelebihan produksi sebum atau minyak dari kelenjar sebaceous yang menyumbat pori-pori.

Peradangan jerawat bisa juga terasa gatal dan mengganggu. Lantas apa yang menjadi penyebabnya?

Penyebab Jerawat Gatal dan Cara Mengatasinya

Studi Pruritus is a common and significant symptom of acne, yang diterbitkan pada Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology menemukan, sekitar 70 persen pengidap jerawat melaporkan rasa gatal.

Studi lainnya pada 2008 menemukan, rasa gatal ringan hingga sedang terjadi pada remaja yang berjerawat. Banyak faktor yang memengaruhi, tetapi utamanya karena efek samping penggunaan obat.

Beberapa pemicu lainnya, antara lain:

1. Efek samping dari perawatan jerawat

Penggunaan produk perawatan jerawat memang efektif, tapi juga bisa menyebabkan jerawat gatal dan kering. Terutama jika menggunakan produk dari asam salisilat, benzoil peroksida, dan retinoid.

Untuk mengatasinya, kamu bisa menghentikan penggunaan produk yang mengandung zat kimia tersebut. Dalam beberapa kasus, rasa gatal yang muncul bisa hilang dengan menggunakan pelembab yang tepat. 

2. Reaksi alergi terhadap produk kecantikan

Beberapa orang mungkin alergi terhadap bahan aktif, pengawet, atau zat pengental dalam produk perawatan jerawat. Akibatnya, mereka mengalami jerawat gatal, ringan, bengkak, atau rasa terbakar. 

Respons terhadap alergen tersebut adalah dermatitis kontak alergi, dan berbeda dengan dermatitis kontak iritan. Meskipun reaksi biasanya tidak serius, kamu harus berhenti menggunakan produk.

American Academy of Dermatology (AAD) menemukan bahwa reaksi alergi yang parah terhadap produk jerawat jarang terjadi. Namun, segera cari bantuan medis jika muncul tanda-tanda reaksi alergi sistemik.

Gejalanya meliputi:

  • Kesulitan bernapas.
  • Tenggorokan bengkak atau terasa kencang.
  • Pembengkakan di wajah, bibir, atau lidah.
  • Gatal-gatal. 
  • Merasa lemah.

Cara mengatasinya, kamu bisa menghentikan penggunaan produk. Segera temui dokter jika mengalami gejala tersebut. Dokter akan meresepkan antihistamin untuk meredakan tandanya.

3. Jerawat batu

Jerawat kistik adalah bentuk jerawat yang paling parah dan dapat menyebabkan benjolan besar yang berisi cairan. Jenis gangguan ini menyebabkan munculnya kista jauh di bawah kulit. 

Jenis jerawat ini terkadang menyebabkan sensasi gatal atau kesemutan. Untuk mengatasi rasa gatalnya, kamu bisa mengompres hangat atau dingin ke area yang bermasalah.

Hindari juga penggunaan produk jerawat dalam jumlah berlebihan karena dapat memperburuk iritasi dan rasa gatal. Dalam banyak kasus, jerawat kistik membutuhkan pengobatan dengan isotretinoin.

4. Folikulitis bakteri

Folikulitis bakteri adalah peradangan pada folikel rambut atau tempat rambut tumbuh. Menurut AAD, beberapa jenis folikulitis terlihat mirip dengan jerawat dan menimbulkan rasa gatal.

Penyebabnya adalah infeksi bakteri Staphylococcus aureus. Iritasi atau peradangan akibat bakteri ini menyebabkan benjolan merah. Beberapa pemicu infeksi bakteri ini, antara lain:

  • Berendam air panas.
  • Menggosok kulit secara berlebihan.
  • Mengenakan pakaian ketat, terutama saat cuaca panas dan lembab.
  • Mencukur, waxing, atau mencabut rambut

Cara mengatasinya:

  • Kamu bisa mengganti pakaian basah atau ketat setelah berolahraga.
  • Gunakan pisau cukur yang bersih dan tajam untuk bercukur.
  • Kompres hangat di area jerawat gatal. 
  • Menjaga kulit tetap bersih dan kering. 
  • Gunakan pembersih benzoil peroksida topikal. 

Jika folikulitis tak kunjung membaik dengan pengobatan ini, kamu bisa menemui dokter kulit. Biasanya dokter akan melakukan tes yang disebut kultur bakteri dan meresepkan antibiotik.

5. Pityrosporum folikulitis

Jenis jamur ini menyebabkan folikulitis. Gangguannya dipicu oleh jamur bernama pityrosporum yang menyebabkan ruam seperti jerawat yang terasa gatal.

Pitirosporum folikulitis dapat menyebabkan benjolan merah atau merah muda seperti jerawat yang muncul di dada, bahu, dan punggung. Gangguan ini tidak merespon pengobatan dengan baik. 

American Osteopathic College of Dermatology mengatakan, bahwa pitirosporum folikulitis terjadi ketika ada pertumbuhan jamur yang berlebihan di kulit. Kemungkinan penyebabnya meliputi:

  • Mengenakan pakaian sintetis yang tidak menyebabkan kulit tidak bernapas.
  • Menggunakan produk perawatan kulit berminyak.
  • Memiliki kulit berminyak.
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
  • Menggunakan steroid, termasuk prednison.
  • Mengonsumsi pil KB.
  • Minum obat antibiotik.
  • Mengeluarkan keringat berlebihan.

Untuk mengatasinya, kamu bisa menggunakan produk kulit antijamur.  Produk-produk ini termasuk perawatan untuk ketombe, atau dermatitis seboroik, yang juga terjadi akibat pertumbuhan jamur berlebihan.

Selain itu, kamu juga harus menjaga kulit tetap bersih dan kering serta mengenakan pakaian yang longgar. 

6. Alergi matahari

Alergi matahari jadi salah satu penyebab jerawat gatal. Kondisi ini terjadi ketika seseorang mengalami ruam dan gejala lain setelah terpapar sinar matahari. Gejalanya berkisar dari ringan hingga parah.

Alergi matahari rentan dialami oleh pengidap jerawat yang menggunakan produk skincare berbahan dasar retinoid. Tak hanya membuat jerawat gatal, paparan UV juga memicu ruam merah di kulit.

Untuk mengatasinya, kamu bisa melakukan langkah ini:

  • Menghindari paparan sinar matahari langsung.
  • Menggunakan sunscreen sebelum melakukan aktivitas di luar rumah.
  • Jangan menggunakan retinoid di siang hari.
  • Oleskan saja retinoid tipis-tips, jangan berlebihan.
  • Kenakan kacamata, topi, atau payung saat cuaca panas.

7. Keringat berlebihan

Penyebab jerawat gatal yang terakhir adalah keringat berlebihan. Penelitian Why does sweat lead to the development of itch in atopic dermatitis? yang dipublikasikan Wiley Online Library menyebutkan, keringat mengandung berbagai protease, histamin, garam, LL-37, dan antigen permukaan kulit yang terkontaminasi. 

Jika keringat bocor ke dalam jaringan kulit, hal ini dapat menyebabkan kesemutan atau gatal, terutama pada pemilik jerawat. Pemicu utamanya adalah bakteri Staphylococcus epidermis

Bakteri tersebut biasanya hidup di permukaan kulit dan dapat memicu penyumbatan saluran keringat. Dampaknya tak hanya jerawat gatal, tapi juga bisa membuat jerawat jadi semakin parah.

Untuk mengatasinya, kamu bisa melakukan:

  • Menjaga kulit tetap kering.
  • Meminimalisir aktivitas di luar ruangan.
  • Mencuci muka setelah beraktivitas.
  • Jangan mengonsumsi makanan pedas.
  • Rajin mandi dan membersihkan tubuh.

 

Sumber : halodoc.com

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar