Minggu, 15 Desember 2019 19:12:01
Pakar reptil Dr Amir Hamidy mengungkapkan beberapa cara untuk mencegah agar ular kobra tidak memasuki lingkungan rumah, termasuk dengan cara sederhana yaitu rajin membersihkan rumah dan mengepel lantai.
"Pencegahannya adalah buat rumah setidak nyaman mungkin untuk ular. Yang harus dilakukan pertama yaitu rajin dipel, setiap pagi harus dipel, karena pembersih lantai itu ada wangi menyengat yang sangat tidak disukai oleh ular. Kapur barus juga tidak disukai oleh ular," kata peneliti herpetologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu ketika dihubungi di Jakarta, Rabu, 11 Desember 2019.
Tindakan pencegahan kedua, menurut Amir, adalah harus
menyingkirkan barang-barang tidak digunakan lagi yang membentuk
tumpukan-tumpukan, seperti tumpukan kardus, kertas, batu dan genting,
yang berada di sekitar rumah karena merupakan habitat yang disukai oleh
ular untuk meletakkan telur-telurnya.
Langkah ketiga yang bisa diambil untuk mencegah ular
menjadikan rumah sebagai habitatnya adalah menyingkirkan sisa makanan
yang ada di dapur setiap harinya. Hal itu perlu dilakukan karena sampah
organik yang menumpuk akan mengundang tikus yang merupakan mangsa alami
bagi ular kobra.
Menurut dia tindakan pencegahan tersebut perlu dilakukan
karena kobra, yang bisa tinggal di habitat yang dekat dengan aktivitas
manusia, adalah jenis ular berbisa yang dapat membahayakan bagi manusia.
Selain itu, kata doktor dari Universitas Kyoto di Jepang
tersebut, ular kobra adalah jenis ular yang bisa menelurkan 10 sampai 20
telur dengan siklus penetasan 2-4 bulan.
Kemunculan ular kobra di beberapa tempat di Indonesia yang
menghebohkan masyarakat, kata dia, bukanlah hal mengejutkan karena musim
hujan merupakan waktu anakan ular menetas dan merupakan siklus tahunan.
Jadi wajar, kata Amir, jika populasi ular kobra meningkat
saat musim hujan karena telur ular memerlukan suhu yang lembab untuk
menetas dan jika suhu panas, telur akan mengering.
Hal itu diperparah karena di daerah dekat kemunculan kobra
di dekat permukiman sudah tidak terdapat predator alami ular yang bisa
membantu mengurangi populasinya.
"Dulu predator alaminya itu seperti elang yang merupakan
predator alami ular. Kobra itu dimakan sama dia. Tapi kan hewan-hewan
itu sudah kita tembak, buru," kata Amir Hamidy.
Sebelumnya beberapa daerah dikejutkan dengan kemunculan belasan hingga puluhan ular kobrayang
berada di sekitar permukiman warga. Kejadian itu terjadi di Jember,
Jawa Timur, Cakung di DKI Jakarta dan Citayam di Jawa Barat. [lis]
Sumber: tempo.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar