Pages

Rabu, 30 November 2022

5 Mitos dan Fakta Kesehatan Anak, Benarkah Susu Formula Turunkan Kecerdasan Anak?

30 November 2022

5 Mitos dan Fakta Kesehatan Anak, Benarkah Susu Formula Turunkan Kecerdasan Anak?

 

 

 

 

 

 

 

Saat ini, begitu banyak mitos dan fakta yang beredar di media sosial seputar kesehatan keluarga dan anak yang seringkali membingungkan para orangtua.

Bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional 12 November 2022 lalu, Tokopedia melalui Head of Category Development Tokopedia, Ramadhan Niendraputra bersama Dokter Anak, dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi SpA, MARS atau akrab disapa dr. Tiwi, akan mengupas tuntas lima mitos dan fakta yang paling sering di dengar oleh para orangtua seputar kesehatan keluarga dan anak.

Lantas, apa saja sih mitos dan fakta seputar kesehatan keluarga dan anak yang patut diketahui orangtua? Berikut daftarnya, menurut dr. Tiwi.

1. Mitos: Susu Formula Menurunkan Kecerdasan Anak

“Faktanya, kecerdasan anak ditentukan oleh tiga faktor utama, yakni kebutuhan asuh (makanan dan minuman bernutrisi), kebutuhan asih (pemenuhan kasih sayang) dan kebutuhan asah (stimulasi yang tepat). Susu formula di sisi lain, bisa menjadi solusi yang bisa membantu anak di atas satu tahun menaikkan berat badan,” ungkap dr. Tiwi.

Dr. Tiwi pun menyarankan orang tua untuk mengeksplorasi berbagai jenis olahan susu, misalnya es krim atau gelato, agar lebih menarik bagi anak. Salah satunya susu olahan yang bisa dijadikan pilihan adalah gelato Grofato yang diformulasikan dr. Tiwi dan bisa didapatkan di Tokopedia.

2. Fakta: Bayi ‘Bau Tangan’ Bukan Hal Buruk

Bayi ‘bau tangan’ adalah istilah untuk bayi yang selalu ingin digendong. “Pada dasarnya bayi perlu digendong karena bayi perlu merasakan keamanan serta sentuhan yang hangat. Menggendong bayi juga dapat menumbuhkan rasa percaya bayi terhadap orang tua,” jelas dr. Tiwi.

Tokopedia melihat produk gendongan merupakan salah satu produk yang paling laris di sub kategori Ibu dan Bayi selama kuartal III 2022 dibandingkan periode yang sama di 2021.

3. Mitos: Bayi Perempuan Lebih Cepat Bicara

Jenis kelamin bayi tidak menentukan kemampuan berbicara. “Kecerdasan terbentuk dari kromosom X. Walau perempuan memiliki dua kromosom X dan laki-laki hanya punya satu kromosom X, tanpa adanya stimulasi maka kemampuan berbicara tidak akan terangsang,” ujar dr. Tiwi.

Menurut dr. Tiwi, ada berbagai contoh kegiatan untuk menstimulasi kemampuan berbicara anak, misalnya bercerita dan membaca bersama anak.

4. Fakta: Anak Harus Tetap Mandi Saat Sedang Sakit

Kulit merupakan lapisan paling luar yang berfungsi melindungi tubuh dari berbagai kuman dan penyakit, maka kesehatan kulit menjadi semakin penting saat anak sakit.

Apabila seorang anak sakit, ia tetap harus menjaga kesehatan kulit dengan mandi air hangat. Di kuartal III 2022, sabun anak dan bayi menjadi salah satu produk paling diburu masyarakat di Tokopedia pada kategori Ibu dan Bayi.

5. Mitos: Anak Jinjit Saat Belajar Jalan Adalah Hal Tidak Wajar

“Berjinjit adalah tahapan awal belajar jalan. Bayi yang menggunakan baby walker sebagai stimulan saat belajar jalan akan cenderung berjinjit untuk mengenali permukaan lantai sebelum benar-benar lancar berjalan,” ujar dr. Tiwi.

*Sumber: suara.com

Rabu, 16 November 2022

Banyak Penyakit 'Aneh' Muncul Beberapa Tahun Terakhir, Gegara Gaya Hidup Buruk?

Rabu, 16 November 2022

Banyak Penyakit 'Aneh' Muncul Beberapa Tahun Terakhir, Gegara Gaya Hidup Buruk?

 

 

 

 

 

 

 

 

Merebaknya berbagai penyakit beberapa tahun terakhir ini, menjadi perhatian penting bagi dunia kesehatan. Apalagi, saat Covid-19 muncul, hal tersebut membuat berbagai perubahan di beberapa bidang lainnya.

Melihat fenomena penyakit yang kian bermunculan, Dokter Spesialis Patologi Klinik dr. Marina Ludong, Sp.PK mengatakan, hal ini bisa saja didorong karena gaya hidup masyarakat yang kurang sehat.

Menurutnya, gaya hidup yang kurang baik tersebut menyebabkan munculnya berbagai penyakit saat ini. Ia mengatakan, gaya hidup seseorang akan sangat berpengaruh pada orang tersebut.

"Banyak penyakit bermunculan ya pasti karena itu satu siklus, dengan gaya hidup. Yang akan merubah semua yaitu gaya hidup kurang baik. Kalau gaya hidup baik maka akan berikan hasil sehat," ungkap Dokter Marina saat di wawancarai di acara Peringatan Hari Patologis Internasional, Minggu (13/11/2022).

Selain itu, di era pandemi saat ini juga seseorang dinilai lebih mudah sakit. Untuk itu, Dokter Marina menyarankan, agar masyarakat tetap selalu menjaga serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Apalagi, kasus yang ada bukan hanya Covid-19, tetapi juga berbagai penyakit yang sudah ada sebelumnya.

"Sekarang bagaimana kita tahu gaya hidup kurang baik? Salah satunya yaitu harus diperiksa oleh kami sebagai patologi klinik, seperti melakukan medical check up, kolesterol, gula darah Jadi pemeriksaan itu seperti skrining dan medical check up," jelas Dokter Marina. 

Untuk penyakit, yang saat ini masih mendominasi berdasarkan pernyataan Dokter Marina yaitu Covid-19. Namun, justru dari itu juga yang menutupi masalah lain seperti kolesterol, jantung, akibat dampak terlalu di rumah.

"Banyak sekali (penyakit), yang sekarang adalah Covid-19 tapi jangan salah dengan Covid, sebab itu mampu menutupi penyakit yang lain seperti kelainan metabolik kolesterolnya jadi tinggi, karena dampak wfh," ujar Dokter Marina.

Pentingnya berbagai masalah penyakit itu, setiap tahunnya negara-negara merayakan Hari Patologi Internasional di bulan November. Di Indonesia sendiri tahun ini dilaksanakan pada 13 November sekaligus memperingati Hari Kesehatan Nasional serta Hari Ulang Tahun IDI ke-72.

Ketua Panitia Nasional Pelaksana Hari Patologi Nasional 2022, DR. Dr. Diah Rini Handjari, Sp. PA (K) mengatakan, adanya peringatan tersebut diharapkan dapat membuat masyarakat mengenal IDI yang mengurusi masalah patologi. Masyarakat juga dapat mengenai segalah hal yang berhubungan dengan patologi maupun penyakit-penyakit.

"Harapannya dengan digelarnya acara ini kami ingin masyarakat itu mengenal, satu mengenal IDI bahwa kami dokter patologis itu adalah mengurusi urusan semua dari mulai diagnosis penyakit, forensik, dan itu semua dilihat patologinya," jelas Dokter Rini.

*Sumber: suara.com

Kamis, 10 November 2022

Jangan Langsung Cari Obat! Ini 5 Pencahar Alami untuk Atasi Sembelit dan BAB Lancar

Kamis, 10 November 2022

Jangan Langsung Cari Obat! Ini 5 Pencahar Alami untuk Atasi Sembelit dan BAB Lancar

 

 

 

 

 

 

 

Hampir setiap orang pernah alami sembelit atau susah buang air besar (BAB), entah karena kurang serat atau tubuh sedang tidak sehat. Jika sudah begini umumnya pencahar alami sangat dibutuhkan.

Alih-alih langsung mengandalkan obat pencahar, tidak ada salahnya mencoba pencahar alami lebih dulu agar tubuh tidak tergantung pada obat. Apalagi pencahar alami mudah ditemukan dalam keseharian kita loh.

Berikut ini 7 pencahar alami untuk sembelit agar BAB lancar, mengutip Healthline, Rabu (8/11/2022).

1. Biji Chia

Biji chia mengandung tinggi serat, ia juga mampu mendorong tinja yang sulit keluar. Apalagi dalam 100 gram biji chia mengandung 9,8 gram serat. Biji chia bekerja dengan cara menyerap air dalam bentuk gel, dan membuat tinja lebih lembut, dan atasi sembelit.

2. Berry

Buah ini disebut sebagai pencahar alami, dalam satu cangkir atau 150 gram, mengandung 8 gram serat. Departemen Pertanian Amerika Serikat atau USDA merekomendasikan konsumsi 14 gram serat per 1.000 kalori.

3. Kacang-kacangan

Contohnya seperti kacang, buncis, kacang polong hingga kacang tanah. Ini karena konsumsi kacang-kacangan bisa meningkatkan produksi asam butirat. Sedangkan asam butirat mampu meningkatkan pergerakan di saluran cerna.


4. Sayuran Hijau

Konsumsi sayuran seperti bayam, kangkung, kubis teratur bisa mencegah sembelit. Ini karena sayuran hijau mengandung vitamin, mineral dan serat tinggi, dengan sedikit kalori. Apalagi sayuran hijau juga mengandung magnesium, zat utama yang terkandung dalam obat pencahar, karena mampu menarik air ke dalam usus.

5. Apel

Apel tinggi kandungan pektin, yakni serat larut yang berfungsi sebagai pencahar alami. Apalagi penelitian di 2014 menunjukan bawa pektin bisa mempercepat pergerakan usus besar. Pektin juga berfungsi sebagai prebiotik yang bisa meningkatkan jumlah bakteri baik dalam usus.

6. Kopi

Bagi sebagian orang kopi bisa mempercepat aktivitas buang air besar. Ini karena kopi mengandung kafein, yang dibutuhkan zat penggerak di saluran usus.

7. Air

Meski pencahar alami baik, tapi semua akan percuma jika asupan cairan tidak tercukupi. Ini karena dehidrasi berisiko sebabkan sembelit, dan sebaliknya. Air cukup juga memaksimalkan kinerja pencahar alami, yaitu serat.

*Sumber: suara.com