Pages

Selasa, 25 Oktober 2022

Pahami Tanda dan Gejala Kekerasan pada Anak

Selasa, 25 Oktober 2022

Pahami Tanda dan Gejala Kekerasan pada Anak

 

 

 

 

 

 

 

Kekerasan pada anak tidak hanya berbentuk kekerasan fisik saja, namun ada juga kekerasan seksual dan kekerasan psikis atau emosional.

Mengetahui apa yang dialami dan dirasakan oleh anak bisa kamu kenali dengan cara memahami tanda dan gejala yang diperlihatkan anak. Dengan mengetahui lebih dini, setiap orangtua bisa dengan mudah mencegah dan mengatasinya.

Melansir dari Instagram @taulebih.id pada Jumat (14/10/2022) berikut tanda dan gejala kekerasan pada anak:

1. Tanda dan Gejala Kekerasan Fisik

Cedera yang tidak dapat dijelaskan seperti memar, luka bakar, luka sayatan, patah tulang, cedera abdomen atau kepala serta, cedera yang tidak sesuai dengan penjelasan anak.

Memar yang baru biasanya berwarna biru atau merah keunguan,sedangkan memar yang sudah lama berwarna kuning hijau, atau coklat.

2. Tanda dan Gejala Kekerasan Seksual

Ketakutan yang berlebihan dan gangguan saat tidur seperti mimpi buruk. Rasa nyeri di perut, mengompol dan BAB tidak pada tempatnya. Nyeri, gatal, luka, kemerahan pada genitalia.

Selain itu, perilaku atau pengetahuan seksual yang tidak sesuai dengan usia anak, kehamilan atau penyakit menular seksual, dan prestasi anak menurun.

3. Tanda dan Gejala Kekerasan Psikis atau Emosional

Perubahan kepercayaan diri yang tiba-tiba, perkembangan emosional yang tertunda atau tidak tepat, ketakutan yang berlebihan, mimpi buruk dan depresi.

Tanda lainnya adalah menarik diri dari lingkungan dan menghindari situasi tertentu, seperti menolak pergi ke Sekolah. Hilangnya keterampilan perkembangan yang diperoleh sebelumnya.

*Sumber: suara.com

Jumat, 14 Oktober 2022

Bukan Hal Sepele! Makan Terlambat Bisa Berakibat Fatal untuk Tubuh, Termasuk Depresi

 Jum'at, 14 Oktober 2022

Bukan Hal Sepele! Makan Terlambat Bisa Berakibat Fatal untuk Tubuh, Termasuk Depresi

 

 

 

 

 

 

 

Makan terlambat termasuk saat larut malam sebenarnya berefek pada tiga faktor utama dalam mengatur berat badan yakni pengaturan asupan kalori.

Jumlah kalori yang dibakar dan perubahan molekuler jaringan lemak, ungkap studi dari Brigham and Women's Hospital

Seperti disiarkan Medical Daily, studi yang dipublikasikan Cell Metabolism itu melihat efek makan lebih awal dibandingkan dengan makan terlambat, sambil mengendalikan faktor penting lainnya seperti paparan cahaya, tidur dan aktivitas fisik.

Para peneliti melibatkan 16 peserta yang dianggap kelebihan berat badan atau obesitas. Mereka menyelesaikan dua protokol laboratorium yakni makan awal dan makan terlambat (empat jam lebih terlambat).

Mereka juga memiliki jadwal tidur dan bangun yang tetap selama dua hingga tiga minggu sebelum protokol laboratorium, juga mengikuti diet ketat di rumah dalam tiga hari menjelang itu. 

Selama di laboratorium, para peserta mendokumentasikan rasa lapar dan nafsu makan mereka. Sampel penting seperti sampel darah, suhu tubuh, pengeluaran energi dan biopsi jaringan adiposa, juga dikumpulkan.

"(Kami) menemukan makan empat jam kemudian membuat perbedaan yang signifikan untuk tingkat rasa lapar kita, cara tubuh membakar kalori setelah makan, dan cara kita menyimpan lemak," kata peneliti studi Nina Vujovic dari Brigham's Division of Sleep and Circadian Disorders.

Menurut studi, makan terlambat secara konsisten mengubah fungsi fisiologis dan proses biologis yang terlibat dalam pengaturan asupan energi, pengeluaran serta penyimpanan, dan masing-masing hal ini mengarah pada penambahan berat badan.

Dalam studi baru-baru ini, para peneliti juga menemukan mereka yang makan di siang dan malam hari terlambat mengalami peningkatan tingkat suasana hati seperti depresi dan kecemasan.

Para peneliti mencatat studi lebih lanjut diperlukan untuk menguji generalisasinya. Misalnya, hanya ada lima peserta perempuan, yang menyebabkan kurangnya representasi berdasarkan jenis kelamin.

*Sumber: suara.com