Pages

Selasa, 22 Februari 2022

Efek Olahraga pada Anak Muda dan Orang Tua Berbeda, Ini Sebabnya

Selasa, 22 Februari 2022 18:49:22

Efek Olahraga pada Anak Muda dan Orang Tua Berbeda, Ini Sebabnya

 

 

 

 

 

 

 

Beberapa cabang olahraga tidak bisa dilakukan orang-orang yang berusia 40 tahun ke atas. Ada beberapa alasan yang membuat cabang olahraga tertentu tidak cocok bagi orang usia tertentu.

Perlu diketahui bahwa orang muda dan tua membentuk otot sebagai hasil dari olahraga dengan cara yang berbeda. Cara tubuh seseorang merespons aktivitas fisik berubah seiring bertambahnya usia.

Sebuah studi telah berusaha memahami proses biologis yang mempengaruhi cara tubuh bereaksi terhadap olahraga dan diet.

Studi itu menemukan bahwa tubuh orang tua sudah tidak efisien dan bereaksi agak lambat dibandingkan dengan orang yang lebih muda. Itu karena orang tua sudah kesulitan untuk membangun kekuatan.

Tapi dilansir dari Times of India, bukan berarti seseorang harus berhenti olahraga seiring bertambahnya usia.

Sebaliknya, Anda justru semakin perlu untuk menggerakkan tubuh agar tetap bugar seiring bertambahnya usia.

Pada orang yang lebih tua, gen yang merespons latihan resistensi dan latihan kekuatan lainnya cukup tidak aktif.

Pada pria yang lebih muda, ada 150 gen yang ekspresinya berubah. Pada orang tua, perubahan hanya diamati pada 42 gen.

Pengamatan ini telah menjelaskan cukup baik perbedaan reaksi yang ditimbulkan oleh jenis olahraga yang sama pada orang yang dari berbagai usia.

Meskipun orang tua tidak mendapatkan banyak massa otot setelah olahraga, terutama latihan kekuatan, hal ini tidak boleh dijadikan alasan enggan olahraga. Manfaat olahraga tetap tidak pernah berkurang hinggal nol.

Berolahraga terbukti mengurangi risiko menjadi cacat hingga 20 persen. Aktivitas fisik juga membantu mereka mendapatkan manfaat kesehatan lainnya mencakup fleksibilitas yang lebih baik, peningkatan kekuatan dan mobilitas yang lebih tinggi.

*Sumber: suara.com

Rabu, 16 Februari 2022

Selain Banyak Pikiran, 5 Kondisi Ini Bisa Jadi Penyebab Insomnia

Rabu, 16 Februari 2022 19:25:33

Selain Banyak Pikiran, 5 Kondisi Ini Bisa Jadi Penyebab Insomnia

 

 

 

 

 

 

 

Banyak orang berjuang mengatasi insomnia kronis. Bahkan, jumlah orang yang mengonsumsi obat tidur untuk mengatasi masalah ini meningkat seiring bertambahnya usia dan pendidikan.

Anda mungkin bingung dengan penyebab insomnia atau kesulitan tidur, meskipun sudah melakukan segala cara agar lebih cepat tertidur.

Hal ini tidak hanya dipengaruhi oleh hal-hal yang dipikirkan. Berikut ini dilansir dari Bright Side, beberapa penyebab seseorang sering insomnia.

1. Tempat tidur sintetis

Baca Juga: Gresik Catat Kasus Kematian Pertama Akibat Virus Corona di Gelombang Tiga Pandemi Covid-19 Ini

Tempat tidur yang terbuat dari bahan alami lebih sejuk dan memberikan sirkulasi udara yang lebih baik. Selain itu, tempat tidur ini juga menyerap kelembapan dengan lebih baik.

Sebaliknya, tempat tidur sintetis memerangkap panas dan bisa menjadi penyebab keringat malam. Hal inilah yang membuat Anda kesulitan tidur sepanjang malam dan mengalami iritasi akibat kain sintetis.

2. Minyak atsiri

Meskipun beberapa minyak esensial membantu kita menenangkan diri, seperti lavender. Ada pula minyak essensial lainnya yang berdampak sebaliknya.

Minyak esensial jeruk dapat membuat Anda tetap terjaga di malam hari. Selain itu, beberapa minyak dapat menyebabkan luka bakar. Hal ini perlu diwaspadai bagi Anda yang sudah menggunakannya pada bantal.

Minyak essensial juga bisa mengganggu hormon, padahal siklus tidur yang terganggu dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon.



3. Masalah tiroid

Mereka yang memiliki masalah tiroid cenderung menderita sleep apnea (jeda pernapasan). Kondisi ini dapat menyebabkan Anda terbangun secara teratur.

Jadi setelah tidur malam, Anda mungkin merasa lelah alih-alih berenergi. Disfungsi tiroid juga sering menyebabkan gangguan ritme sirkadian.

4. Kekurangan magnesium

Magnesium adalah elemen penting yang mempengaruhi kemampuan Anda untuk tidur. Jika tubuh Anda kekurangan nutrisi, Anda mungkin akan kesulitan untuk rileks.

Selain itu, otot berkedut atau sindrom kaki gelisah juga disebabkan oleh kadar magnesium yang rendah.

5. Tanaman

Anda harus berhati-hati saat meletakkan tanaman di kamar tidur. Beberapa tanaman hias bisa beracun bagi manusia.

Jika Anda menderita asma, beberapa tanaman mungkin memicu kondisi tersebut jika Anda alergi terhadapnya.

Selain itu, jamur atau bakteri lain di tanah dapat memperburuk kualitas tidur Anda.

*Sumber: suara.com


Minggu, 13 Februari 2022

5 Hal yang Perlu Orangtua Lakukan untuk Memastikan Kesehatan Anak di Masa Depan

Minggu, 13 Februari 2022 18:41:38

5 Hal yang Perlu Orangtua Lakukan untuk Memastikan Kesehatan Anak di Masa Depan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Membesarkan anak yang sehat terdengar cukup sederhana. Tapi, dalam praktiknya tentu hal tersebut tidaklah mudah untuk dilakukan. Pasalnya, lingkungan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kesehatan anak Lantas, sebagai orang tua apa yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatannya? Simak tipsnya dalam artikel ini.

1. Penuhi asupan nutrisinya

Pemberian asupan nutrisi yang tepat merupakan kunci menjaga kesehatan anak secara keseluruhan. Mengatur nutrisi dalam makanan sebenarnya tidak sulit. Anda bisa memulainya dengan menerapkan pola makan seimbang yang mengandung protein, karbohidrat, dan lemak baik dari buah dan sayuran.

Ketika memasak di dapur, pilih metode memasak yang tidak menggunakan banyak minyak, seperti memanggang, menumis, dan mengukus. Kurangi konsumi gula dan garam yang berlebihan dan ganti menu camilan tidak sehat dengan semangkuk buah segar yang kaya akan vitamin. Perhatikan porsi makan anak, sajikan makanan di piring yang lebih kecil untuk menjaga porsinya. Yang terpenting, wajibkan anak sarapan setiap hari dan jangan lewatkan makan siang maupun makan malam.

2. Ajarkan untuk aktif bergerak

Kebanyakan anak-anak pasti suka sekali menonton TV. Pada umumnya mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyaksikan serial kartun favoritnya . Hal ini membuatnya menjadi malas bergerak, yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit.

Ada baiknya ajak anak untuk membiasakan aktif berolahraga sedari dini. Dengan bertambahnya usia, akan lebih sulit untuk membangun kebiasaan anak untuk memenuhi kebutuhan aktivitas fisik.

Secara garis besar, olahraga dapat membantu berbagai jaringan tubuh untuk berkembang, dan melatih tubuh agar dapat berkoordinasi dengan baik. Dengan aktif bergerak, berbagai jaringan tulang, otot, dan persendian akan dapat menyerap nutrisi lebih baik sehingga dapat tumbuh menjadi lebih kuat.

3. Memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kesehatan diri

Edukasi akan pengetahuan seksual yang diberikan sejak dini, akan mempermudah anak untuk meningkatkan kepercayaan diri, kepribadian yang sehat, juga penerimaan terhadap diri sendirinya secara positif. Anda bisa memberikan penjelasan kepada anak dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti bahwa hanya mereka yang bisa menjaga tubuh mereka sendiri agar selalu sehat, bersih dan terjaga. Misalnya dengan mengajarkan ia cara membersihkan dan merawat area kelamin dengan baik dan benar.

Jika Anda berbicara tentang menjaga kesehatan diri dan kelamin, berarti Anda juga siap untuk membicarakan masa pubertas pada anak. Anak perempuan perlu tahu tentang perkembangan payudara dan menstruasi. Anak laki-laki pun perlu tahu tentang ereksi dan mimpi basah. Jangan menganggap kedua hal tersebut tabu. Penting sekali untuk mengajarkan pendidikan seksual pada anak remaja Anda. Jika mereka tidak mendapatkan info dari Anda, mereka akan mendapatkan beberapa info tersebut dari sumber yang tidak jelas asalnya dan justru salah kaprah.

4. Lakukan imunisasi

Vaksinasi, atau yang juga disebut dengan imunisasi merupakan langkah awal untuk mencegah anak dari bahaya penyakit. Imunisasi dilakukan dengan cara menyuntikkan bentuk lemah dari virus atau bakteri penyakit tertentu yang berfungsi untuk memicu respon kekebalan tubuh anak. Sehingga, tubuh anak akan memproduksi antibodi untuk melawan penyakit tersebut. Nah, hal inilah bagaimana imunisasi dapat meningkatkan kekebalan tubuh anak.

Di Indonesia, ada 5 jenis imunisasi wajib yang diberikan secara gratis di Posyandu sejak bayi lahir, yaitu hepatitis B, BCG, polio, campak, dan Pentavalen (DPT-HB-HiB). Saat ini pemerintah juga telah menerapkan vaksinasi MR (Campak dan Campak Jerman) mulai tahun 2017 sebagai imunisasi program. Khusus vaksin pentavalen diberikan untuk mencegah 6 penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis (radang otak).

Sedangkan jenis imunisasi anak lainnya yang juga sebaiknya dilakukan adalah:

Vaksin flu, yang bisa dilakukan ketika anakberusia minimal 6 bulan dan diulang setiap tahun. Jenis imunisasi ini merupakan imunisasi yang aman diberikan pada semua anak dengan kondisinya yang berbeda-beda.

Vaksin HPV, sudah bisa diberikan ketika anak berusia 9 tahun. Vaksin ini diberikan untuk melindungi tubuh anak dari human papiloma virus yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker serviks, pre-kanker anus, pre-kanker vulva, pre-kanker vagina, dan penyakit kutil kelamin

Vaksin varisela, diberikan setelah anak berusia 12 bulan, paling baik diberikan sebelum anak masuk sekolah dasar. Vaksin ini berfungsi untuk mencegah anak dari cacar air.

Vaksin pneumokokus (PCV), yang diberikan mulai anak berusia 2 bulan (dosis pertama), kemudian dosis kedua pada usia 4 bulan, dan dosis ketiga pada usia 6 bulan. Apabila diberikan pada anak usia 7-12 bulan, adalah sebanyak 2 kali dengan interval 2 bulan.Vaksin ini berfungsi untuk melindungi tubuh anak dari bakteri pneumokokus yang dapat menyebabkan pneumonia.

5. Jadi panutan yang baik

Selain beragam hal yang sudah dijelaskan di atas, kunci dasar yang tidak kalah penting untuk menjaga kesehatan anak adalah menjadi panutan yang baik. Ingat, perilaku anak mencontoh orang tua. Oleh karena itu, Anda pun dituntut untuk juga menerapkan hidup sehat secara keseluruhan. Jika Anda merokok, berhentilah merokok. Selain itu, hindari mengonsumsi minuman beralkohol. Jadikan diri Anda sebagai panutan yang baik untuk anak-anak kelak.

Pusing setelah jadi orang tua?

Ayo gabung di komunitas parenting Hello Sehat dan temukan berbagai cerita dari orang tua lainnya. Anda tidak sendiri!

 

Sumber: hallosehat.com

Minggu, 06 Februari 2022

Cukup Mandi 3-4 Menit, Ahli Ungkap Alasannya untuk Kesehatan Tubuh!

Minggu, 06 Februari 2022 19:00:59

Cukup Mandi 3-4 Menit, Ahli Ungkap Alasannya untuk Kesehatan Tubuh!

 

 

 

 

 

 

 

Banyak orang mungkin mengira cukup dengan mandi bisa menghilangkan semua kotoran di tubuh. Sayangnya, kebanyakan orang tidak membersihkan semua produk rambut dan kulit yang dipakai ketika mandi.

Hussain Abdeh, Superintendent Pharmacist di Medicine Direct menjelaskan bahwa kebanyakan sabun dan shampo memiliki efek yang membebani kulit bila dibiarkan atau dioleskan terlalu sering ketika mandi.

Bila Anda tidak segera membilasnya ketika mandi, hal ini bisa membuat kulit Anda kering, bersisik dan teriritasi.

Semua orang sudah pasti tahu bahwa mandi memberikan banyak manfaat kesehatan, mulai dari bau badan, menetapkan rutinitas pagi dan membantu kita lebih segar.

Tapi, Anda tidak boleh mandi terlalu lama. Abdeh mengatakan mandi terlalu lama bisa mengeringkan kulit dan membuatnya merah hingga sensitif, terlebih mandi air panas.

"Sebaiknya, waktu mandi dibatasi maksimal 15 menit untuk menghindari hal tersebut," kata Abdeh dikutip dari Express.

Anda juga perlu tahu bahwa minyak, parfum, dan bahan tambahan lain dalam shampo, kondisioner, dan sabun dapat menyebabkan masalah tersendiri, seperti reaksi alergi.



Bahkan frekuensi mandi juga sama pentingnya dengan durasi mandi. Meskipun tidak ada frekuensi yang ideal, para ahli menyarankan bahwa mandi beberapa kali per minggu sudah cukup bagi kebanyakan orang, kecuali Anda mudah berkeringat.

Mr Abdeh mengatakan mandi selama 3-4 menit dengan fokus membersihkan area ketiak dan selangkangan sudah cukup.

Sebab, mandi yang terlalu lama bisa menyebabkan masalah berikut.

1. Kulit bisa menjadi kering, teriritasi, atau gatal 2. Kulit kering dan pecah-pecah 3. Mengganggu keseimbangan mikroorganisme pada kulit 4. Sistem kekebalan tubuh membutuhkan sejumlah rangsangan oleh mikroorganisme normal, kotoran, dan paparan lingkungan lainnya untuk menciptakan antibodi pelindung dan memori kekebalan

Selain itu, air mandi juga mungkin mengandung garam, logam berat, klorin, fluorida, pestisida, dan bahan kimia lainnya.

*Sumber: suara.com