Sariawan adalah salah satu gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada bayi, meskipun bisa terbilang jarang. Tapi, saat muncul, bayi dapat menjadi rewel dan enggan menyusu atau makan, akibat rasa perihnya.
Biasanya, sariawan akan hilang dengan sendirinya, tapi ada kalanya bayi membutuhkan perhatian khusus saat mengidap kondisi ini.
Makanya, ibu perlu mengetahui cara mengatasi sariawan pada bayi tanpa obat. Penasaran apa saja? simak infonya di sini!
Mengapa Bayi Mengalami Sariawan?
Sebelum membahas penanganannya, ada baiknya ibu mengerti mengapa bayi dapat mengalami sariawan.
Nyatanya, penyebab sariawan pada bayi sebenarnya belum dapat diketahui secara pasti.
Namun, ada beberapa hal yang dapat menjadi faktor pemicu timbulnya sariawan, antara lain:
- Melemahnya sistem kekebalan tubuh bayi.
- Adanya alergi terhadap beberapa jenis makanan, seperti kacang, jeruk, atau keju.
- Mengalami stres.
- Adanya infeksi seperti bakteri, jamur, atau virus.
- Adanya luka pada mulut, bisa jadi karena tidak sengaja menggigit lidah saat menyusu.
- Kekurangan nutrisi seperti vitamin B12, zinc, asam folat hingga zat besi.
- Reaksi tubuh bayi dari obat-obatan tertentu.
Faktor Risiko Sariawan pada Bayi
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko bayi terkena sariawan, antara lain:
- Usia bayi (terutama bayi baru lahir hingga usia 6 bulan)
- Penggunaan antibiotik oleh bayi atau ibu menyusui
- Penggunaan kortikosteroid inhalasi oleh ibu menyusui
- Kondisi kesehatan tertentu pada bayi, seperti imunodefisiensi
- Kebersihan yang kurang terjaga pada peralatan makan bayi
Cara Mengatasi Sariawan Tanpa Obat
Ada banyak cara yang bisa ibu lakukan untuk mengatasi sariawan tanpa obat pada bayi. Nah, Ibu bisa mencoba beberapa tips berikut ini, antara lain:
1. Manfaatkan ASI
Air susu ibu adalah obat terbaik dalam mengatasi sariawan pada bayi, terutama bagi bayi yang berusia di bawah enam bulan.
Oleh sebab itu, ibu diharapkan secara perlahan tetap menyusui Si Kecil. Selain dapat menyembuhkan sariawan secara natural, menyusui juga dapat menghindari malnutrisi dan dehidrasi, ketika bayi sedang merasa tidak nyaman.
2. Memberi susu dengan sendok atau gelas
Hal ini dapat menjadi solusi alternatif untuk kegiatan menyusui. Pasalnya, gerakan menyedot susu dapat menyenggol luka sariawan pada bayi.
Maka, improvisasi pun harus dilakukan. Nah, ibu dapat memerah ASI kemudian memberikannya pada bayi.
Dengan ini, sariawan pada bayi tidak akan tersentuh puting susu. Namun, jangan gunakan sendok untuk orang dewasa.
Pastikan Ibu menggunakan sendok khusus untuk bayi yang bahannya tidak kasar. Selain ASI, pemberian susu menggunakan sendok juga dapat dilakukan untuk susu formula.
Cara ini juga dapat dilakukan bila bayi sudah bisa minum susu memakai gelas.
3. Menggunakan kompres dingin
Ibu dapat mengurangi rasa tidak nyaman sariawan pada bayi dengan kompres dingin. Pasalnya, kompres dingin dapat membuat sariawan mati rasa untuk beberapa saat.
Tentunya bayi tidak akan merasakan perih ketika sedang menyusu atau mengonsumsi makanan.
4. Berikan makanan dingin
Bila bayi sudah mulai diberikan makanan padat, Ibu dapat mencoba memberikannya makanan dingin.
Layaknya kompres dingin, makanan dingin dapat membuat sariawan mati rasa untuk sementara waktu. Coba lah berikan Si Kecil potongan buah dingin, atau yogurt dingin.
5. Jauhi makanan dan minuman yang asam
Makanan dan minuman dengan rasa asam dapat membuat perihnya sariawan semakin parah. Untuk itu, sangat dianjurkan untuk tidak memberikan makanan atau minuman yang asam.
6. Meningkatkan asupan nutrisi Si Kecil
Salah satu faktor resiko sariawan pada bayi adalah kurangnya asupan nutrisi pada bayi. Ada baiknya ibu meningkatkan asupan nutrisi yang dibutuhkan, mulai dari vitamin B2, B5, B12, dan C.
Di samping itu penuhi pula kebutuhan akan nutrisi penting lainnya seperti zinc, asam folat, hingga zat besi.
7. Memberikan makanan lunak
Bila bayi yang mengalami sariawan sudah bisa makan, berikan dirinya makanan yang lunak. Pasalnya, makanan yang padat dapat menyenggol luka sariawan, sehingga malah membuatnya semakin tidak mau makan.
Nah, Ibu dapat mencoba memberikan buah atau sayuran yang dijadikan jus. Selain itu, memberikan bubur juga sangat dianjurkan.
8.Selalu menjaga kebersihan gigi bayi
Salah satu faktor risiko sariawan adalah infeksi bakteri. Maka kebersihan gigi dan mulut bayi penting untuk dijaga, terutama bila bayi sudah tumbuh gigi.
Sebab, kondisi sariawan bisa semakin parah bila mulut dan giginya kotor. Nah, Ibu dapat membiasakan untuk menggosok gigi Si Kecil minimal dua kali sehari secara rutin.
Pencegahan Sariawan pada Bayi
Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko sariawan pada bayi meliputi:
- Menjaga kebersihan mulut bayi dengan membersihkan gusi dan lidah bayi secara teratur menggunakan kain lembut dan air bersih, terutama setelah menyusu atau makan.
- Mensterilkan dot dan empeng secara teratur.
- Jika ibu menyusui, menjaga kebersihan puting payudara.
- Menghindari penggunaan antibiotik yang tidak perlu.
Menurut WHO, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi dan mengurangi risiko infeksi, termasuk sariawan.
Kemenkes RI juga merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama dan dilanjutkan hingga usia 2 tahun dengan makanan pendamping ASI (MPASI) yang sesuai.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan dengan dokter jika bayi mengalami gejala sariawan dan:
- Bayi menolak makan atau minum.
- Bayi demam.
- Sariawan menyebar ke area lain selain mulut.
- Bayi tampak sangat rewel atau kesakitan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar