Jum'at, 10 Oktober 2025
Pembengkakan jantung adalah kondisi yang perlu diwaspadai karena dapat menandai masalah kesehatan yang lebih serius.

Pembesaran atau pembengkakan jantung (kardiomegali) bukanlah penyakit, melainkan tanda dari kondisi lain. Istilah “kardiomegali” mengacu pada pembesaran jantung yang terlihat pada tes pencitraan apa pun, termasuk rontgen dada.
Tes lain kemudian diperlukan untuk mendiagnosis kondisi yang menyebabkan jantung membesar.
Pembesaran jantung bisa tidak menimbulkan gejala. Namun orang lain mungkin memiliki tanda dan gejala seperti sesak napas, irama jantung yang tidak normal (aritmia), dan pembengkakan di dada.
Tergantung pada kondisinya, jantung yang membesar ini mungkin bersifat sementara atau permanen.
Lantas, apa yang menjadi penyebab pembengkakan jantung tersebut? Temukan penjelasannya di sini!.
Ini Penyebab Pembengkakan Jantung
Pembesaran jantung dapat disebabkan oleh kondisi yang menyebabkan jantung memompa lebih keras dari biasanya atau yang merusak otot jantung.
Terkadang jantung menjadi lebih besar dan menjadi lemah karena alasan yang tidak diketahui.
Kondisi jantung yang dialami sejak lahir (bawaan), kerusakan akibat serangan jantung, atau detak jantung yang tidak normal (aritmia) dapat menyebabkan pembengkakan jantung.
Kondisi lain yang terkait dengan pembengkakan jantung meliputi:
1. Tekanan Darah Tinggi
Jantung mungkin harus memompa lebih keras untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh, memperbesar dan menebalkan otot.
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan ventrikel kiri membesar, menyebabkan otot jantung akhirnya melemah. Hipertensi juga dapat memperbesar ruang atas jantung.
Tekanan darah tinggi memang tidak menyebabkan gejala yang berarti, tetapi ia bisa menjadi silent killer. Oleh karena itu, kamu perlu rutin konsumsi obat penurun tekanan darah tinggi agar tidak membebani kerja jantung.
2. Penyakit Katup Jantung
Empat katup di jantung akan menjaga darah mengalir ke arah yang benar. Jika katup rusak oleh kondisi seperti demam rematik, cacat jantung, infeksi (endokarditis menular), detak jantung tidak teratur (fibrilasi atrium), gangguan jaringan ikat, obat-obatan tertentu atau perawatan radiasi untuk kanker, jantung mungkin membesar.
3. Kardiomiopati
Penyakit jantung ini mempersulit jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Seiring perkembangannya, jantung mungkin membesar untuk mencoba memompa lebih banyak darah.
4. Hipertensi Pulmonal
Ini adalah kondisi terjadinya tekanan darah tinggi di arteri yang menghubungkan jantung dan paru-paru.
Jantung mungkin perlu memompa lebih keras untuk memindahkan darah antara paru-paru dan jantung. Akibatnya, sisi kanan jantung bisa membesar.
5. Cairan di Sekitar Jantung
Akumulasi cairan dalam kantung yang berisi jantung dapat menyebabkan jantung tampak membesar pada rontgen dada.
6. Penyakit Arteri Koroner
Dengan kondisi ini, plak lemak di arteri jantung menghalangi aliran darah melalui pembuluh jantung, yang dapat menyebabkan serangan jantung.
Ketika bagian dari otot jantung mati, jantung harus memompa lebih keras untuk mendapatkan darah yang cukup ke seluruh tubuh, sehingga menyebabkan pembengkakan jantung.
7. Anemia
Ini merupakan kondisi saat tidak ada cukup sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan tubuh.
Anemia kronis yang tidak diobati dapat menyebabkan detak jantung yang cepat atau tidak teratur. Jantung pun harus memompa lebih banyak darah untuk menebus kekurangan oksigen dalam darah.
8. Gangguan Tiroid
Baik kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme) dan kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) dapat menyebabkan masalah jantung, termasuk pembesaran jantung.
9. Hemokromatosis
Ini adalah kondisi saat kadar zat besi berlebihan dalam tubuh. Hemochromatosis adalah kelainan di mana tubuh tidak memetabolisme zat besi dengan baik, menyebabkannya menumpuk di berbagai organ, termasuk jantung.
Hal ini dapat menyebabkan ventrikel kiri membesar karena melemahnya otot jantung.
10. Amiloidosis
Ini adalah kondisi langka yang memengaruhi jantung.
Amiloidosis adalah suatu kondisi di mana protein abnormal beredar dalam darah dan dapat disimpan di jantung, mengganggu fungsi jantung dan menyebabkan pembengkakan jantung.
Gejala Pembengkakan Jantung
Pembengkakan jantung tidak selalu menyebabkan gejala. Namun, ketika gejala muncul, kondisi ini bisa memicu:
- Sesak napas, terutama saat beraktivitas atau berbaring
- Kelelahan atau kelemahan
- Detak jantung yang tidak teratur
- Nyeri dada
- Pembengkakan pada kaki atau perut
- Batuk terus-menerus atau kronis
- Pusing atau pingsan
Komplikasi Pembengkakan Jantung
Pembengkakan jantung dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk:
- Gagal jantung: Jantung tidak mampu memompa darah secara efisien ke seluruh tubuh.
- Aritmia: Gangguan pada irama jantung yang bisa berpotensi mengancam nyawa.
- Gumpalan darah: Pembengkakan bisa menyebabkan darah menggumpal di dalam jantung, yang jika lepas bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.
- Kardiomiopati: Penyakit pada otot jantung yang bisa memperburuk fungsi jantung.
Diagnosis Pembengkakan Jantung: Metode dan Prosedur
Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk mendiagnosis pembengkakan jantung, antara lain:
- Pemeriksaan Fisik: Mendengarkan suara jantung dan paru-paru.
- Elektrokardiogram (EKG): Merekam aktivitas listrik jantung.
- Ekokardiogram: Menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung.
- Rontgen Dada: Menampilkan ukuran dan bentuk jantung.
- MRI Jantung: Memberikan gambar detail jantung.
- Tes Darah: Memeriksa kadar zat tertentu dalam darah yang dapat mengindikasikan masalah jantung.
Pengobatan Pembengkakan Jantung
Pengobatan pembengkakan jantung tergantung pada penyebabnya. Beberapa opsinya meliputi:
- Penggunaan obat-obatan: Diuretik (pil air) untuk mengurangi cairan berlebih, obat-obatan antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah, dan obat untuk mengontrol detak jantung.
- Perubahan gaya hidup: Mengurangi asupan garam, berhenti merokok, menjaga berat badan ideal, dan melakukan aktivitas fisik teratur.
- Prosedur medis: Seperti operasi untuk memperbaiki katup jantung atau mengatasi penyumbatan arteri.
- Penggunaan alat implantasi: Seperti pacemaker untuk mengatur detak jantung.
Pencegahan Pembengkakan Jantung
Meskipun tidak semua penyebab jantung bengkak dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko:
- Kontrol Tekanan Darah: Jaga tekanan darah tetap dalam batas normal dengan diet sehat, olahraga teratur, dan obat-obatan jika diperlukan.
- Jaga Kadar Kolesterol: Hindari makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol, serta lakukan pemeriksaan kolesterol secara teratur.
- Berhenti Merokok: Merokok merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
- Batasi Konsumsi Alkohol: Konsumsi alkohol berlebihan dapat merusak otot jantung.
- Kelola Diabetes: Jaga kadar gula darah tetap terkontrol untuk mencegah kerusakan pada jantung dan pembuluh darah.
- Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Rutin: Deteksi dini faktor risiko penyakit jantung dapat membantu mencegah komplikasi.
Sumber : halodoc.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar