Selasa, 15 Juli 2025
Umumnya, siklus haid yang normal berkisar antara 21 hingga 35 hari.
Telat haid sering kali bikin khawatir, apalagi kalau biasanya kamu memiliki siklus menstruasi teratur.
Nyatanya, ada banyak faktor yang bisa memengaruhi datangnya haid, mulai dari stres hingga perubahan pola makan.
Memahami penyebab telat haid penting supaya kamu tahu langkah yang tepat untuk mengatasinya.
Yuk, kenali apa saja faktor yang bisa bikin haid terlambat dan cara-cara sederhana untuk membantu mengembalikan siklus jadi lebih teratur!
Berapa Lama Telat Haid yang Normal?
Menstruasi adalah proses alami yang terjadi saat dinding rahim meluruh karena tidak ada pembuahan.
Umumnya, siklus haid berkisar antara 21–35 hari, dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir hingga haid berikutnya.
Jika menstruasi tidak muncul setelah melewati rentang ini, itu bisa disebut telat haid.
Biasanya wanita memiliki siklus 28 hari, tetapi jika siklus melebihi 35 hari atau bahkan mencapai 90 hari tanpa haid, kamu disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter guna mengecek kemungkinan kondisi medis tertentu.
Jadi, penting untuk memahami tubuh sendiri dan segera mencari bantuan medis jika telat haid berlangsung lama.
Ketahui Penyebab Telat Haid
Telat haid seringkali membuat panik, terutama kalau biasanya siklus menstruasi teratur.
Tetapi, jangan khawatir karena ada banyak faktor yang bisa memengaruhi siklus haid, mulai dari hal sederhana seperti stres, sampai kondisi kesehatan tertentu.
Yuk, kenali satu per satu penyebabnya berikut:
1. Stres berlebihan
Saat kamu stres berat, tubuh mengaktifkan respons “fight or flight,” yang bisa mengganggu produksi hormon yang mengatur ovulasi, seperti hormon gonadotropin-releasing hormone (GnRH).
Akibatnya, ovulasi bisa tertunda atau tidak terjadi sama sekali, sehingga haid jadi terlambat.
Stres juga bisa memengaruhi kualitas tidur dan pola makan, yang semakin memperburuk ketidakseimbangan hormon.
2. Perubahan berat badan drastis
Penurunan berat badan yang terlalu cepat, misalnya karena diet ekstrem, bisa menghambat produksi hormon estrogen yang penting untuk ovulasi.
Sebaliknya, kenaikan berat badan berlebihan dapat menyebabkan tubuh memproduksi estrogen secara berlebihan, yang justru bisa mengganggu siklus menstruasi.
Oleh karena itu, menjaga berat badan ideal dengan pola makan seimbang penting untuk mendukung kesehatan reproduksi.
3. Olahraga berlebihan
Latihan fisik yang terlalu intens, seperti olahraga endurance (lari jarak jauh atau angkat beban berat), bisa menyebabkan tubuh menghemat energi dengan mengurangi produksi hormon reproduksi.
Ini disebut oligomenorea atletik, dimana haid jadi jarang atau tidak muncul sama sekali.
Penting untuk menyeimbangkan olahraga dengan asupan nutrisi yang cukup agar hormon tetap stabil.
4. Gangguan hormonal
PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) adalah gangguan hormon yang menyebabkan ovarium memproduksi androgen (hormon pria) berlebihan.
Ini bisa menghambat ovulasi dan membuat haid jadi tidak teratur, jarang, atau bahkan tidak terjadi selama beberapa bulan.
Selain telat haid, PCOS juga bisa menyebabkan jerawat, pertumbuhan rambut berlebih, dan kesulitan hamil jika tidak ditangani.
5. POI (Primary Ovarian Insufficiency)
POI terjadi ketika ovarium kehilangan fungsinya sebelum usia 40 tahun, yang menyebabkan penurunan produksi hormon estrogen. Akibatnya, siklus haid menjadi tidak teratur atau berhenti total.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh faktor genetik, penyakit autoimun, atau efek samping terapi kanker, seperti kemoterapi dan radiasi.
Gejalanya mirip menopause, seperti muncul keringat berlebih saat malam hari dan kesulitan tidur.
6. Kehamilan
Jika kamu aktif secara seksual dan haid terlambat, kemungkinan kehamilan perlu dipertimbangkan.
Setelah pembuahan terjadi, tubuh mulai memproduksi hormon human chorionic gonadotropin (hCG), yang menghentikan pelepasan sel telur baru dan menyebabkan haid berhenti.
Kadang-kadang, wanita bisa mengalami perdarahan ringan (implantasi) yang dikira sebagai haid, padahal itu tanda awal kehamilan.
7. Menopause dini
Menopause biasanya terjadi sekitar usia 45–55 tahun, tetapi pada beberapa wanita, bisa dimulai lebih awal (menopause dini) akibat faktor genetik, penyakit autoimun, atau tindakan medis tertentu.
Sebelum menopause benar-benar terjadi, tubuh akan mengalami fase perimenopause di mana haid menjadi tidak teratur, lebih sedikit, atau lebih jarang.
Ini terjadi karena ovarium mulai berhenti memproduksi sel telur dan kadar estrogen menurun drastis.
8. Pengaruh kontrasepsi
Pil KB, suntik, atau IUD hormonal mengandung hormon yang mengontrol ovulasi dan bisa menyebabkan perubahan pada siklus haid.
Beberapa wanita mungkin tidak haid sama sekali saat pakai alat kontrasepsi tertentu, dan ini normal.
Tapi, kalau haid tidak kembali setelah berhenti memakai kontrasepsi, ada baiknya berkonsultasi ke dokter untuk memastikan hormon sudah kembali seimbang.
Sumber : halodoc.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar