Selasa, 09 Februari 2021 17:51:10
Sayur dan buah jadi sumber nutrisi vitamin dan serat bagi anak.
Kecukupan gizi tersebut tentu akan membantu tumbuh kembang, serta
mendukung kekebalan tubuh anak.
Tetapi pada beberapa anak, sayur
dan buah kerap dianggap musuh karena rasanya yang mungkin tidak sesuai
selera mereka. Saat itulah sangat dibutuhkan contoh langsung dari kedua
orangtuanya.
Anak-anak sering disebut sebagai peniru yang ulung.
Untuk menularkan kebiasaan baik, seperti makan sayur dan buah, ayah dan
ibunya harus sering mencontohkan mengonsumsi makanan tersebut di depan
anak.
"Kalau kita enggak contohin di depan mereka makan sayur dan
buah, ya enggak bisa," kata dokter spesialis anak dr. ST Andreas. M.Ked
(Ped). Sp.A., dalam webinar bersama Hello Sehat, Jumat (5/2/2021).
Jika
sudah terlanjur tidak menyukai makanan itu, ia menyarankan agar
mengajak anak untuk makan bersama dengan kakak, adik, sepupu, ataupun
teman sebayanya yang gemar makan sayur dan buah.
"Diajak makan bareng sama anak lain, jadi nanti anaknya juga mau," ucapnya.
Menurut
dokter Andres, mengenalkan sayur dan buah pada anak bisa dilakukan
sejak awal masa MPASI. Tetapi yang penting diperhatikan, orangtua jangan
memaksakan anak terlalu banyak mengonsumsinya. Karena kebutuhan sayur
dan buah anak saat awal MPASI cukup lima persen.
Kesalahan yang
sering dilakukan orangtua ketika memilihkan sayur dan buah saat MPASI,
adalah memilih yang rasanya tidak disukai anak. Hal ini bisa berujung
anak tak lagi ingin memakannya. Karena itu, Andrea menyarankan,
sebaiknya memperkenalkan sayur dan buah itu perlahan saja.
"Padahal
enggak terlalu perlu juga diperkenalkan (sayur dan buah saat awal
MPASI). Sedikit-sedikit saja, jadi begitu anak usia satu tahun suka
sayur dan buah. Jangan dipaksa paksa makan," ucapnya.
*Sumber: suara.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar