Sabtu, 31 Oktober 2020 17:37:07
Sensasi pening di kepala seringkali terasa lebih menyiksa daripada sakit kepala biasa.
Tak
hanya sensasi senat-senut di kepala, kita juga bisa merasa lingkungan
sekitar seolah berputar-putar hingga menganggu keseimbangan tubuh.
Biasanya,
sensasi pening ini datang karena kita berdiri atau duduk terlalu cepat,
melakukan olahraga intensitas tinggi, atau berputar-putar dengan cepat.
Namun, kepala pening juga bisa terjadi karena kondisi medis seperti berikut:
1. Mabuk perjalanan
Gerakan
yang berulang-ulang saat berada di dalam kendaraan, seperti mobil,
pesawat, atau perahu, dapat mengganggu struktur telinga bagian dalam.
Kondisi
ini bisa menyebabkan pusing, mual, dan muntah. Selain itu, hamil atau
mengonsumsi obat-obatan tertentu juga dapat meningkatkan sensitivitas
seseorang terhadap gerakan dan meningkatkan risiko mabuk perjalanan.
Gejala mabuk perjalanan biasanya mereda begitu orang tersebut menginjakkan kaki di tanah yang kokoh.
2. Migrain
Migrain adalah jenis sakit kepala berulang yang dapat menyebabkan nyeridi satu atau kedua sisi kepala.
American Migraine Foundation memperkirakan sekitar 30 hingga 50 persen orang akan mengalami pening selama episode migrain.
Terkadang, orang mengalami pening sebelum dimulainya episode migrain.
3. Tekanan darah rendah
Penurunan tekanan
darah yang tajam dapat menyebabkan sensasi pening. Perubahan tekanan
darah bisa terjadi setelah duduk atau berdiri terlalu cepat.
Kondisi lain yang dapat menyebabkan perubahan tekanan darah meliputi:
- dehidrasi
- kehilangan darah
- reaksi alergi yang parah, atau anafilaksis
- kehamilan.
Mengonsumsi obat tertentu, seperti diuretik, beta-blocker, atau antidepresan, juga dapat menyebabkan perubahan tekanan darah.
4. Penyakit kardiovaskular
Kondisi
yang memengaruhi sistem kardiovaskular, seperti penumpukan plak di
arteri dan gagal jantung kongestif, dapat menyebabkan sensai pening di
kepala.
Seseorang juga bisa merasakan sensai pening sebelum atau sesudah serangan jantung dan stroke.
Jika seseorang mengidap penyakit kardiovaskular, kemungkinan besar ia akan mengalami tanda dan gejala lain seperti berikut:
- detak jantung tidak teratur
- sesak napas
- ketidaknyamanan atau sesak di dada
- batuk terus-menerus
- kelebihan cairan di lengan, tungkai, atau kaki
- kelelahan mual dan muntah.
5. Kekurangan zat besi
Kekurangan
zat besi dapat menyebabkan anemia. Kondisi ini membuat tubuh tidak
memiliki cukup darah yang kaya oksigen sehingga menimbulkan berbagai
gejala berikut:
- pening
- sesak napas
- nyeri dada
- kelelahan.
Untuk
mengatasinya, kita bisa mengonsumsi makanan kaya zat besi. Namun, orang
yang mengalami kekurangan zat besi parah mungkin memerlukan transfusi
darah.
*Sumber: kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar