Rabu, 09 September 2020 18:01:08
Pada saat kondisi kehidupan kita berjalan normal sebelum pandemi, ide untuk bekerja dari rumah terdengar menarik bagi kita.
Alasannya, kita tidak perlu memakai pakaian kerja yang membuat kita gerah, atau terkena macet saat perjalanan menuju kantor. Kita juga bisa lebih bebas melakukan hal lain sambil bekerja.
Namun begitu, pandemi Covid-19 terjadi di awal Maret 2020, dan kita diharuskan bekerja dari rumah karena keadaan, kita baru sadar jika hal itu tidak sesuai dengan yang kita bayangkan.
Menurut psikolog Susan Albers, PsyD, ada alasan mengapa bekerja dari rumah di saat pandemi terasa sulit dilakukan. Ia juga memberi cara mudah untuk menghadapinya.
Segalanya memang serba sulit di masa pandemi. Baik orang-orang yang masih pergi ke kantor maupun bekerja dari rumah, semua merasakan perjuangan berat.
Pasalnya, mereka harus beradaptasi dengan new normal, kondisi yang tidak pernah mereka alami sebelumnya.
Jadi, wajar jika pandemi membuat kita tidak bersemangat saat bekerja dari rumah.
"Ini masa-masa yang bikin kita stres," ujar Dr Albers. "Sebab, sulit untuk mengabaikan apa yang terjadi di luar sana dan hanya memikirkan pekerjaan kita."
Untuk itu, Dr Albers menyarankan kepada kita beberapa cara untuk "berdamai" dengan keadaan agar bisa tetap bekerja dari rumah.
1. Ketika sulit fokus ke pekerjaan
Jika kita sedang bekerja di kantor atau tempat lain di luar rumah, kata Dr Albers, kita bisa melupakan hal-hal yang ada di rumah. Begitu sore hari, kita bisa meninggalkan pekerjaan kita di kantor dan pulang ke rumah.
"Sedangkan saat bekerja dari rumah, kita bertanggung jawab untuk mengerjakan tugas dari kantor sekaligus melakukan kegiatan di rumah," ucapnya.
Nah, agar bisa fokus bekerja selama di tumah, carilah tempat khusus untuk bekerja. Jika kita punya ruangan khusus, letakkan meja dan kursi di sana, dan hanya gunakan ruangan itu untuk bekerja.
Memang, bekerja dari tempat tidur atau sofa bikin kita nyaman, tetapi kenyamanan itu membuat kita lupa bekerja dan malah keasyikan menonton televisi.
Ketika kita sudah terbiasa menjadikan rumah sebagai tempat berisitirahat, maka kita perlu sedikit waktu untuk mengubah persepsi kita menjadi mode kerja, Dr Albers mengingatkan.
"Berbeda dengan kerja di kantor di mana kita seolah sudah bersiap sejak di perjalanan, transisi ini lebih sulit saat kita sudah berada di rumah sepanjang hari. Karena itu, sisihkan waktu antara 5-10 menit untuk beralih ke mode kerja."
"Dengarkan radio atau podcast, atau jalan-jalan di sekitar kompleks perumahan, apa pun yang sifatnya mempersiapkan mental kita," tutur Dr Albers.
"Bahkan kamu juga bisa memakai pakaian rapi agar terasa hendak bekerja."
2. Merasa lelah
"Menatap layar bisa melelahkan secara mental. Jika kita melakukan rapat dengan rekan kerja secara virtual, otak kita bekerja lebih keras untuk menguraikan komunikasi nonverbal," kata dia.
Selain itu, bekerja di depan komputer atau layar lain dalam waktu lama akan membuat kita merasa lelah.
Oleh karena itu, istirahatlah secara berkala, lakukan peregangan, serta istirahatkan mata dan otak untuk sesaat.
3. Merasa tidak terhubung dengan rekan kerja
Obrolan sambil ngopi dengan rekan kerja ternyata merupakan hal penting, tetapi banyak dari kita baru menyadarinya saat bekerja di rumah dan merasa kesepian.
Tema percakapan yang santai akan memudahkan interaksi sosial dan membantu kita membaca suasana rekan kerja atau kantor, dan pada gilirannya membuat pekerjaan terasa lebih ringan.
"Bila kamu merasa sendirian saat bekerja di rumah, maka kamu perlu berusaha lebih untuk dapat terhubung dengan rekan kerja kita, misalnya lewat chatting atau meeting lewat internet," kata Dr Albers.
4. Tidak bisa berhenti ngemil
Saat bosan dan stres, kita cenderung mengonsumsi camilan dan susah berhenti. Camilan tidak sehat membuat berat badan kita naik, dan kondisi kesehatan kita memburuk.
"Untuk mengatasinya, siapkan makan siang dan camilan, seolah kita akan pergi bekerja di kantor," ujar Dr Albers.
"Gunakan waktu makan siang seperti halnya bila kamu bekerja di kantor, alih-alih mengonsumsi camilan di saat kita sedang bekerja."
5. Tergoda menunda pekerjaan
Ada sebagian orang yang bekerja lebih baik jika mereka mengacu pada jam kerja, sehingga pekerjaan tidak tertunda sampai larut malam atau bahkan terpaksa melanjutkan pekerjaan itu di akhir pekan.
Namun, ada juga golongan orang-orang "malam" atau yang suka begadang menganggap mereka bisa lebih produktif bekerja di malam hari.
Jika kantor kita mempunyai kebijakan yang luwes, kita bisa sedikit lebih bebas mengatur kapan pekerjaan akan selesai. Namun, buat jadwal untuk memastikan pekerjaan kita selesai tepat waktu.
"Aturlah waktu kerja dan waktu bermain, sehingga hidup kita seimbang," ucap Dr Albers.
Ingat, bekerja di rumah bukan berarti kita bisa menunda-nunda pekerjaan karena pada akhirnya kerjaan yang menumpuk akan membuat kita kerepotan.
6. Bila perhatian mudah teralihkan atau terganggu
Banyak hal di rumah yang membuat kita teralihkan dari pekerjaan dan susah fokus, seperti kewajiban menyiram bunga, mencuci pakaian, atau mengurus anak.
Jika sudah demikian, hanya satu cara yang perlu kita lakukan, kata Dr Albers.
"Pakai headphone peredam suara. Gunakan pengatur waktu dan aplikasi pelacak waktu agar tetap fokus."
Kita juga dapat memakai aplikasi tertentu untuk membatasi akses media sosial selama kita bekerja.
7. Komunikasi dengan atasan atau rekan kerja tidak lancar
Ketika bekerja dari rumah, kita lebih sulit menjelaskan maksud kita kepada atasan atau rekan kerja dibandingkan saat kita bekerja di kantor.
Seperti diketahui, saat bertatap muka, kita biasanya lebih jelas menyampaikan sesuatu daripada lewat e-mail atau teks. Oleh karena itu, Dr Albers menyarankan kita untuk berusaha lebih saat berkomunikasi.
"Rekan kerja tidak bisa mengetahui apa yang kita rasakan, sehingga kita perlu upaya ekstra agar kita bisa menjelaskannya kepada mereka."
Kita misalnya bisa melakukan video call atau memanfaatkan aplikasi lain agar tetap bisa menyampaikan sesuatu dengan jelas.
*Sumber: kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar