Rabu, 25 Maret 2020 17:32:10
Banyak dari kamu pasti pernah merasakan patah hati. Entah itu hubungan antara kamu dan gebetanmu, hubunganmu dengan kekasihmu, dan hubunganmu dengan istri atau suamimu. Selama menjalani sebuah hubungan, kamu pasti mendambakan hal-hal menyenangkan, hubungan yang penuh komitmen, kepercayaan, cinta, dan pengorbanan.
Namun, ada kalanya kamu harus menerima kenyataan bahwa enggak semua yang kamu rencanakan jadi kenyataan. Hingga akhirnya hubungan itu harus berakhir, meninggalkanmu dengan luka, kekecewaan dan rasa sakit karena kehilangan.
Sebagai seseorang yang baru saja mengalami patah hati dan sakit hati, tentu akan menyalurkan emosimu dengan berbagai cara. Mulai dari menyendiri, menangis, hingga kapok enggak mau berhubungan dengan orang lain. Atau sebaliknya? Mencari pelampiasan bersama orang lain atas patah dan sakit hati yang dirasakan.
Apapun itu, kalau kamu enggak menghadapi dan memberikan kesempatan pada waktu untuk bisa menyembuhkan luka tersebut, maka akan susah bagimu untuk mencintai orang lain. Salah-salah, ketika kamu memaksa mencintai orang lain namun kamu belum sembuh sepenuhnya, kamu malah melampiaskan rasa marah, sakit dan kecewa itu kepada orang lain. Sehingga sulit untuk menjalin hubungan yang sehat.
Karenanya, kamu perlu untuk sembuh dari luka lamamu sebelum akhirnya menjalin hubungan dengan orang yang baru.
Kamu enggak sendiri, hampir semua orang pernah mengalami patah hati.
Mungkin hubungan cintamu berakhir karena kamu merasa dimanipulasi, di-PHP, atau bahkan diselingkuhi. Lantas kamu merasa kehilangan dirimu sendiri, kamu lupa kalau kamu juga layak untuk bahagia, kemudian kamu mulai merasa enggak percaya diri.
Ini memang menyakitkan, tapi kamu enggak sendiri. Banyak orang yang mengalami hal serupa dan pada akhirnya, kita semua hanyalah manusia yang enggak bisa menghindar untuk merasakan sakit dan kehilangan.
Sebagai manusia, tentunya pernah mengalami masa-masa kelam dan sulit. Tapi, gimana pun juga, kita harus ingat bahwa selalu ada hikmah di balik setiap kesulitan.
Kamu enggak perlu takut atau malu menghadapi masa-masa sulit itu, sebaliknya, kamu harus menjadikan pengalaman ini untuk menemukan kekuatan dalam dirimu yang enggak pernah kamu sadari selama ini.
Ketika kamu berani menghadapi masa-masa kelam itu, maka akan memberikanmu kekuatan untuk mengontrol emosi hingga akhirnya kamu siap menjalani hubungan baru dengan orang lain.
Kamu akan kembali pada tujuan awalmu, yakni menemukan seseorang yang tepat untuk hatimu.
Tak semua orang datang untuk menetap, banyak dari mereka yang hadir hanya untuk memberikan pelajaran.
Saat kamu menghadapi luka-luka di masa lalu dan mencoba menyembuhkannya, kamu akan menyadari bahwa orang yang kamu temui di masa lalu hadir untuk memberikan pengalaman, mengajarimu tentang mencintai dirimu sendiri.
Kamu lantas mulai memahami garis tipis yang memisahkan antara naif dan skeptis ketika menjalin hubungan. Ketika kamu sudah sembuh, kamu akan sadar bahwa masih ada orang yang tulus di luar sana yang pantas untuk mendapatkan hatimu, menginginkanmu, serta mendoakan hal-hal baik kepadamu.
Lalu, setelah sembuh dari luka masa lalu, kamu juga akan mulai mengerti bahwa pengalaman menyakitkan tersebut, rasa sakit yang pernah kamu alami, sama sekali enggak bisa mengontrol kisah cintamu di masa yang akan datang.
Sekaligus, kamu akan memahami bahwa pengalaman pahit itu akan memberikanmu cara pandang baru dalam hal cinta.
*Sumber: kumparan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar