Minggu, 10 Maret 2019 18:44:38
Banyak orang akan berpikir keras untuk membaca tulisan tangan dokter
di resep obat. Ya, barangkali jika ada kompetisi menulis tangan paling
sulit dibaca, profesi dokter pemenangnya. Untuk satu hal, dokter memang
harus menulis lebih sering dari mereka yang memiliki profesi lainnya.
Menurut Celine Thum, direktur medis di ParaDocs Worldwide, semua hal di
dunia medis harus didokumentasikan.
"Apa pun yang Anda bicarakan di ruang dokter perlu bukti tertulis untuk riwayat kesehatan," ucapnya.
Banyaknya pasien yang membutuhkan resep darinya pasti sangat
melelahkan. "Jika Anda benar-benar menulis selama 10 hingga 12 jam
sehari dengan tangan, tangan Anda tidak akan bisa melakukannya," kata
Ruth Brocato, dokter perawatan medis.
Menurut Asher Goldstein, dokter manajemen nyeri di Genesis Pain
Centers, AS, kebanyakan tulisan tangan dokter memburuk sepanjang hari
karena otot-otot kecil di tangan terlalu banyak bekerja. Jika rata-rata
dokter melayani satu pasien selama satu jam, mereka mungkin bisa bekerja
sedikit lambat dan memberi istirahat untuk tangannya.
Nyatanya, sebagian besar dokter harus bergegas menangani pasien
berikutnya. Misalnya, satu pasien mungkin hanya memiliki waktu 15 menit
untuk membahas masalah medis dan mengajukan pertanyaan tentang resep.
Jadi, mereka lebih peduli memberikan informasi daripada
menyempurnakan tulisan tangan mereka. Selain itu, ada banyak istilah
medis yang sangat sulit untuk ditulis dengan tangan. Misalnya, jika kita
menulis istilah "epidimitis" di komputer maka akan ada fitur koreksi
ejaan yang membantu membenarkan kesalahan dalam penulisan. "Kami
memiliki begitu banyak istilah teknis yang tidak mungkin ditulis," kata
Thum. Apalagi, ada beberapa istilah medis yang membingungkan. Misalnya,
QD yang adalah singkatan dalam frasa latin dengan makna "satu hari" dan
TID yang berarti "tiga kali sehari". Apoteker akan tahu persis apa yang
dimaksud oleh sang dokter. Namun, kita sebagai orang awam pasti hanya
mengira itu sekadar tulisan "cakar ayam" yang sulit dibaca.
Brocato mengatakan, dokter harus ekstra hati-hati dalam memberi resep
karena kesalahan kecil membaca dapat memiliki konsekuensi besar.
Misalnya, alih-alih menulis "mg" atau "mcg," dokter dianjurkan untuk
menulis "miligram" atau "mikrogram". "Jika dosis 100 kali lipat dari
yang Anda tulis, Anda harus sangat berhati-hati tentang itu,” katanya.
Kesalahan kecil dalam tulisan tangan bisa menjadi berita buruk untuk
pasien. Sebuah laporan tahun 2006 menemukan, lebih dari 7.000 orang
meninggal dalam setahun karena kesalahan medis yang disebabkan oleh
tulisan tangan yang tidak terbaca. Sekarang, dokter sedang bergerak
menuju catatan medis elektronik untuk mengurangi kesalahan pembacaan
tulisan. Beberapa negara bahkan secara hukum mengharuskan dokter untuk
mengirim resep secara elektronik. Belum ada riset yang meneliti apakah
tingkat kematian tahunan dari resep yang salah telah menurun. Tapi, para
dokter setuju saat ini kesalahan dalam membaca resep telah menurun.
[lis]
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Tulisan
Tangan Dokter Sulit Dibaca?",
https://lifestyle.kompas.com/read/2019/03/08/090000420/mengapa-tulisan-tangan-dokter-sulit-dibaca.
Minggu, 10 Maret 2019
Home » » Mengapa Tulisan Tangan Dokter Sulit Dibaca?
Mengapa Tulisan Tangan Dokter Sulit Dibaca?
RADIO NUANSA FM BOJONEGORO | Minggu, 10 Maret 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar