Sabtu, 01 Juni 2019 17:10:28
Bepergian bersama keluarga tentu kegiatan yang mengasyikkan, apalagi
jika dilakukan ketika libur panjang, termasuk libur Lebaran.
Bila musim libur tiba, sejumlah tempat wisata biasanya dipadati dengan wisatawan, tidak hanya orang dewasa tapi juga anak-anak.
Dilansir
South China Morning Post (SCMP), ada suatu keluarga yang menceritakan
pengalaman terpisah dari anak mereka ketika liburan di Thailand, dan
untungnya anak tersebut berhasil ditemukan oleh orangtuanya.
Kemudian,
keluarga itu belajar untuk menerapkan praktik keselamatan yang baik,
yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk menghindari pemisahan dari
anak-anak mereka.
Oleh karena itu, keluarga tersebut memberikan
11 kiat-kiat agar terhindar dari kehilangan anak-anak mereka yang
dipaparkan oleh Heather Greenwood Davis.
Heather adalah orang yang mendirikan blog Globetrotting Mama dan
melayani sebagai dewan penasihat untuk Family Travel Association, Chymy.
Selain itu, kiat juga disampaikan Kirsten Maxwell, duta besar Moon
Travel Guides dan pencipta situs Kids Are a Trip. Berikut rinciannya:
1. Menetapkan aturan dasar Dalam langkah ini, orangtua diimbau untuk mengingatkan anak-anak tentang aturan dasar sebelum berangkat perjalanan.
Aturan
dasar yang harus disampaikan misalnya, anak-anak jangan berkeliaran
sendirian, terlepas dari seberapa aman yang mereka rasakan.
Ingatkan (anak) yang paling tua untuk memberi tahu orangtua mereka sebelum bepergian.
2. Membagi tanggung jawab Orangtua disarankan untuk membagi tanggung jawab. Hal ini untuk mempermudah saat melacak anak di tempat-tempat yang ramai.
Bagi tugas, ibu mengawasi siapa saja, dan ayah mengawasi siapa. Ini
sangat membantu, terutama jika Anda hanya mengawasi satu atau dua anak,
daripada tiga atau empat anak.
Kiat ini juga akan mencegah ayah dan ibu saling menyalahkan.
3. Tetapkan titik temu Tetapkanlah
titik temu yang telah disepakati oleh orangtua dan anak apabila terjadi
perpisahan atau hilangnya pengawasan orangtua terhadap anak.
Pilihlah tempat yang mudah diidentifikasi oleh anak-anak. Tempat itu
seperti pelayanan anak hilang, pintu masuk lokasi, tempat parkir atau
landmark khas di lokasi itu.
Chymy menyarankan, anak-anak harus
diberi tahu untuk tetap di tempat mereka berada, kemudian memanggil ibu
atau ayah mereka dengan suara lantang.
Cara ini penting jika
mereka berada di area yang terisolasi atau ruang tertutup, seperti taman
atau lokasi indoor, sehingga mereka tidak berkeliaran lebih jauh.
4. Ajarkan anak untuk meminta bantuan
Bekalilah anak Anda dengan cara meminta bantuan kepada orang lain jika mereka terpisah dari Anda.
Greenwood
mengungkapkan, dirinya mengajari anak-anaknnya bahwa orang dewasa yang
berseragam seperti petugas keamanan atau satpam dapat didekati untuk
dimintai bantuan.
Chymy menyarankan alternatif lain, seperti
orangtua lain (yang membawa anak) yang ada di lokasi juga bisa didekati
untuk dimintai pertolongan.
Adapun pemberian informasi penting, seperti nama orangtua dan nomor telepon adalah hal harus diajarkan kepada anak-anak.
Chymy
bercerita bahwa ia bertemu dengan satu keluarga yang sangat khawatir
tentang keselamatan anak-anaknya, sehingga mereka menuliskan nomor
telepon di lengan anak-anak menggunakan spidol.
5. Menulis informasi kontak Maxwell
menyuruh anak-anaknya memakai pengenal yang berisi informasi kontak
orangtua. Penulisan informasi bisa diselipkan di sepatu anak.
Dalam hal ini, anak-anak usia sekolah dapat mengingat informasi tersebut dengan baik.
6. Informasi pada anak yang lebih besar
Anak-anak
yang lebih besar dapat memiliki informasi yang tersimpan pada uang
mereka dan hal-hal penting lainnya. Bisa juga menempatkan nomor
informasi penting pada gawai mereka.
Namun, teknologi terkadang tidak mempan, jadi cobalah dengan gaya kuno, yaitu menggunakan catatan tertulis.
Beberapa orangtua bahkan mengemas detail akomodasi dan ongkos taksi untuk anak yang lebih besar.
7. Foto anak terbaru Orangtua bisa juga mencari anak-anaknya dengan foto terbaru mereka yang disimpan dalam ponsel.
Chymy merekomendasikan orangtua mengambil foto anak-anak mereka dengan pakaian yang mereka kenakan hari itu.
Untuk mencari anak yang terpisah bisa menggunakan alat pelacak. Beberapa anak cenderung berkeliaran, pergi tanpa pola.
Orangtua harus membuat keputusan yang akan menjaga anak-anak mereka aman dan mengurangi kecemasan mereka sendiri.
8. Aturan sandwichKetika
anak-anaknya masih kecil, Greenwood bersikeras bahwa mereka memiliki
kontak fisik dengan salah satu orangtua di tempat yang ramai.
Ia
menerapkan aturan sandwich (roti isi) kepada anak-anaknya. Dalam aturan
ini, orangtua memerankan roti isi, sementara anak-anak sebagai isinya.
Jika
sandwich terasa mulai "berantakan", ketika mereka berpergian atau
terpisah, sang roti akan berteriak, "di mana acar?" mengacu pada salah
satu anaknya.
Kode ini diperlukan agar anak Anda mudah mengenali, dan tak dapat dibohongi orang lain.
9. Menggunakan kaus berwarna cerah Menurut
Greenwood, ada alasan cerdas pada keluarga yang memadankan warna
kausnya antara anak dan orangtua. Hal ini diterapkan untuk lebih mudah
melacak anak mereka yang terpisah.
Pakaian anak-anak dengan
warna mencolok atau warna cerah sebelum berbaur dengan kerumunan telah
memudahkan dirinya menemukan anak.
10. Menggunakan walkie-talkie Seiring
bertambahnya usia anak-anak, mereka menginginkan lebih banyak
kebebasan. Greenwood kemudian berinvestasi dengan membeli walkie-talkie
berkualitas dengan jangkauan sampai 5 km.
Mereka tidak bergantung pada layanan seluler atau wifi. Tentunya Anda harus tetap mengeluarkan biaya untuk fasilitas ini.
Walkie-talkie
juga berfungsi ganda sebagai mainan hebat ketika hiking atau berkemah,
karena anak-anak ingin menjelajah, dan orangtua tetap ingin tetap
berhubungan.
11. Menggunakan fitur GPS dan bluetoothAda dua perangkat yang bisa dijadikan referensi untuk melacak anak Anda, yakni perangkat "HereO" dan "My Buddy Tag".
HereO adalah teknologi yang memanfaatkan layanan GPS virtual yang
terhubung ke aplikasi di ponsel pintar orangtua pada jam tangan dan
dibanderol harga 199 dollar AS atau sekitar Rp 2,8 juta.
Perangkat
ini juga memungkinkan Anda untuk mengatur zona, sehingga ada peringatan
jika anak mereka meninggalkan zona yang ditentukan.
Sementara,
My Buddy Tag merupakan teknologi yang memanfaatkan layanan bluetooth
pada jam tangan dan dikenakan biaya 39,99 dollar AS atau sekitar Rp
575.000.
Dua teknologi ini akan menunjukkan dengan tepat lokasi anak.
Ada juga teknologi "AngelSense", yakni sistem pelacakan anak yang populer dan komprehensif.
Dengan
aplikasi ini, orangtua tidak hanya tahu di mana anak-anak mereka setiap
saat, mereka dapat menentukan apakah anak-anak akan terlambat atau
berada di tempat yang tidak dikenal. Orangtua juga dapat berkomunikasi
dengan anak-anak dan mendengarkan mereka.
*Sumber: kompas.com