Pages

Selasa, 16 April 2019

Stres dan Cemas Menjadi Indikator Penyebab Bruxism Gigi

Selasa, 16 April 2019 17:37:20

Stres dan Cemas Menjadi Indikator Penyebab Bruxism Gigi

Tanpa disadari, ada beberapa orang yang sering menggemeretakkan gigi mereka saat tidur dan menimbulkan suara decitan yang berasal dari gigi saling beradu di dalam mulut. Kebiasaan ini secara medis dikenal dengan istilah bruxism. Pernahkan Anda mengalaminya?

Bruxism sendiri adalah aktivitas yang tidak normal di dalam rongga mulut, misalnya clenching (mengatupkan gigi-gigi pada rahang atas dan bawah dengan tekanan yang berlebihan), grinding (menggesek-gesekan gigi-gigi ke kanan dan ke kiri antara rahang atas dan bawah) atau bracing (menggemeretak gigi) yang dapat terjadi ketika seseorang sedang tidur (sleep bruxism) maupun ketika seseorang dalam keadaan sadar (awake bruxism).

Sebagian orang seringkali menganggap enteng kebiasaan yang satu ini. Namun jika kebiasaan menggemeretakkan gigi dibiarkan secara terus-menerus, bisa mempengaruhi kesehatan gigi secara serius. Bahkan tidak jarang, kebiasaan ini juga dapat menyebabkan sakit kepala.

Lalu, apa saja yang menyebabkan bruxism gigi?

Sampai saat ini, dunia medis belum mengetahui pasti apa penyebab dari bruxism. Tetapi diperkirakan, bruxism dapat disebabkan oleh persoalan fisik dan psikis. Salah satunya, akibat rasa stres dan cemas yang berlebih.

Dilansir Elle, Jennifer P.Bassiur, Asisten Profesor Kedokteran Gigi di Columbia University College of Dental Medicine menyebutkan bahwa bruxism gigi saat tidur erat kaitannya dengan adanya gangguan terhadap kualitas tidur. Hal ini juga sangat umum terjadi pada mereka yang menderita sleep apnea atau masalah tidur lainnya.

Menurutnya gangguan bruxism setidaknya secara konsisten menjangkit delapan persen orang-orang di dunia, baik perempuan maupun laki-laki. Jennifer melihat adanya keterkaitan antara munculnya bruxism dengan tingkat stres seseorang.

"Penyebab timbulnya bruxism bukan karena stres semata, stres hanya menjadi salah satu indikator penyebabnya," jelas Dr Bassiur. Jadi kecemasan dan stres berlebih membuat intensitas gemeretak gigi lebih sering.

Ada beberapa kondisi fisiologis yang akan menyebabkan bruxism, seperti sleep apnea atau pengaruh obat-obatan, tetapi juga stres yang dapat menjadi indikator timbulnya bruxism.  Saran terbaiknya untuk mencegah munculnya bruxism adalah dengan pandai-pandai mengelola stres.

"Mengelola stres dan rasa cemas dalam diri tentu dapat membantu menekan kemungkinan timbulnya bruxism dan memastikan diri bahwa tubuh membutuhkan tidur yang berkualitas adalah hal yang penting," jelas Dr. Bassiur.

Untuk mengatasi bruxism gigi yang menjadi salah satu indikator seks ini, Anda bisa melakukan yang membuat tubuh lebih sehat. Misalnya, meditasi setiap pagi selama lima menit, berolahraga selama 30 menit setiap hari, atau membatasi waktu menonton film hingga larut malam.

*Sumber: kumparan.com

0 komentar:

Posting Komentar