Pages

Selasa, 27 November 2018

Agar Uang Tak Jadi Sumber Pertengkaran dengan Pasangan

Selasa, 27 November 2018 18:43:51

Agar Uang Tak Jadi Sumber Pertengkaran dengan Pasangan


Uang memang masalah yang sensitif, tak heran jika sulit mendiskusikannya tanpa ada pihak yang tersinggung, termasuk dengan pasangan.

Jalan terbaik untuk membahas masalah keuangan sangat tergantung pada tahap hubungan yang kita jalani.

Jika hubungan kita terbilang baru, ada banyak hal yang harus kita sampaikan kepada pasangan. Tapi, jika hubungan beranjak pada tahap yang lebih serius, mengetahui kondisi keuangan masing-masing sangat penting.

Psikolog dan pakar hubungan, Frank Kermit menekankan pentingnya ketegasan dan ketenangan saat membicarakan semua hal dalam hubungan, termasuk masalah uang.

"Bicaralah untuk mendapatkan informasi dan masukan. Tinggalkan segala perasaan diserang atau dihakimi orang lain," katanya.

Walau hubungan asmara baru dimulai, tak perlu takut membahas masalah keuangan. Tetapi tak semua perlu diungkap, misalnya soal gaji.

Nah, agar uang tak menjadi masalah dalam hubungan, ada tiga hal yang harus kita diskusikan dengan pasangan.

1. Siapa yang akan membayar

Ini juga bisa menjadi masalah yang rumit. Di tahap awal kencan, Kremit menyarankan untuk membayar sendiri-sendiri sampai ada komitmen yang didiskusikan secara terbuka lebih dulu.

Ketika hubungan bertransisi dari pendekatan ke tahap awal hubungan, kita dan pasangan dapat memutuskan untuk bergantian membayar.

"Dalam hubungan yang lebih serius, beberapa pasangan membuat kesepakatan sesuai penghasilan individu," ucap Kremit.

Ada juga pasangan yang menggabungkan sebagian pendapatan dalam satu rekening bersama dan menggunakannya untuk pengeluaran bersama.
Dimungkinkan juga salah satu pihak menggunakan sejumlah kecil uang tersebut untuk melakukan pembelian pribadi. Sementara itu, pembelian lebih besar sebaiknya dibicarakan sebelumnya.

2. Pentingnya membicarakan pendapatan

Pada tahap awal suatu hubungan, alih-alih memberi tahu pasangan besaran gaji kita, Kermit menyarankan untuk membicarakan gaya hidup yang kita jalani atau ingin dijalani suatu hari nanti.

Jika kita memiliki gaya hidup yang tinggi, kata Kremit, kita membutuhkan seseorang yang mampu mendukung gaya hidup itu.

"Jika Anda menghasilkan banyak uang tetapi hidup sangat hemat, kita perlu menemukan seseorang yang mencari gaya hidup yang kurang lebih sama," saran Kremit.

3. Jangan sungkan akui kondisi keuangan

Di awal menjalani hubungan, banyak pasangan membuat konsep kencan yang boros dan mahal. Jika kita memang mampu menjalaninya, silakan saja.

Namun, jangan sungkan mengatakan jika kita tak sanggup mengeluarkan biaya lebih untuk kencan.
"Kuncinya adalah berbicara tanpa rasa malu atau rasa bersalah atas situasi yang kita hadapi," ucap Kermit.

Jika kita berbicara dan mengekspresikan penerimaan diri terhadap situasi kita, menurut Kremit, itu memengaruhi bagaimana reaksi pasangan terhadap diri kita.

*Sumber: kompas.com

Selasa, 20 November 2018

8 Keuntungan Berstatus Jomblo

Selasa, 20 November 2018 20:03:22

8 Keuntungan Berstatus Jomblo


Istilah "single tapi happy" seringkali menjadi pegangan orang-orang yang menyandang status single alias jomblo. Meskipun pada kenyataannya, tak jarang dari mereka yang sebetulnya merasa kesepian dan membutuhkan partner romantis.

Namun, sejumlah penelitian justru mengungkapkan keuntungan dan manfaat di balik status jomblo tersebut. Apa saja?

1. Lebih banyak berolahraga

Para jomblo cenderung memiliki lebih banyak waktu untuk pergi ke pusat kebugaran atau melakukan olahraga lainnya karena ingin tetap sehat dan tampil menarik.

Waktu yang didedikasikan untuk berolahraga bisa lebih banyak dibanding mereka yang memiliki pasangan.

Mereka tidak akan terhambat acara berkencan di malam minggu, menemani belanja, menjemput anak, atau alasan lainnya yang berhubungan dengan pasangan dan keluarga.
Sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Marriage and Family pada 2004 mempelajari kebiasaan olahraga orang-orang pada usia 18-64 tahun.

Mereka yang belum pernah menikah ternyata berolahraga lebih sering dalam seminggu ketimbang mereka yang sudah atau pernah menikah, terlepas dari kategori gendernya.

2. Lebih sehat secara keseluruhan

Beberapa studi melihat dampak dari pernikahan dan status single terhadap kesehatan.

Memang tidak ada salah satunya yang lebih sehat, tapi berstatus jomblo memiliki beberapa manfaat kesehatan yang signifikan.

Sebuah studi pada 2006, misalnya, menemukan rasio penyakit jantung yang lebih rendah di antara mereka yang belum pernah menikah.
Beberapa survei lainnya juga menemukan status jomblo cenderung membuat seseorang bisa mempertahankan berat badan ideal, ketimbang mereka yang memiliki pasangan.

3. Lebih sedikit pekerjaan rumah

Poin ini lebih tepat untuk konteks rumah tangga. Sebuah studi pada 2008, menemukan bahwa pernikahan bisa berarti tujuh jam ekstra mengerjakan pekerjaan rumah tangga bagi perempuan dan hanya satu jam lebih sedikit bagi pria.

Mungkin memang terdengar tak terlalu merugikan bagi pria, namun menikah berarti menambah pekerjaan dibanding saat seseorang masih berstatus single.

4. Hubungan sosial yang lebih kuat

Sendirian tidak sama dengan kesepian. Orang-orang jomblo mungkin lebih sadar untuk menghindari perasaan terisolasi dan membina hubungn dengan teman-teman dan keluarga.
Sebuah studi yang dipublikasikan Journal of Marriage and Family pada 2012 melaporkan, mereka yang sudah menikah atau memiliki pasangan cenderung lebih renggang dalam konteks hubungan sosial dengan teman, keluarga maupun tetangga.

5. Lebih sedikit tagihan dan pengeluaran

Uang tidak bisa membeli kebahagiaan, namun kekurangan uang bisa membuat kita stres.
Sebuah survei di Journal of Finance and Accountancy yang dilakukan pada 2001 menemukan perbedaan yang signifikan soal jumlah tagihan teberdasarkan tipe keluarga.
Sebanyak 21 persen mereka yang berstatus single memiliki tagihan kartu kredit, sementara mereka yang menikah tanpa anak punya tagihan lebih besar yakni 27 persen.

Sedangkan pasangan yang memiliki anak punya tagihan kartu kredit paling membengkak, yakni 36 persen karena pengeluaran yang cenderung lebih besar.

6. Minim stres

Lebih banyak tagihan sama dengan tingkat stres berlebih, stres tinggi akan membuat kita rentan mengalami masalah mental dan fisik.

Semakin banyak masalah keuangan membuat kehidupan menjadi penuh rasa stres.

Namun, hal itu tidak banyak terjadi pada para jomblo.

Para peneliti dari University Wisconsin-Madison mempelajari 116 orang dewasa yang telah menikah atau tinggal bersama selama lebih dari 11 tahun. Mereka menemukan bahwa stres pada pernikahan bisa membuat seseorang rentan mengalami depresi.

7. Lebih sedikit konflik

Tidak ada orang yang menyukai pertengkaran. Namun, jika kamu orang yang sangat tidak menyukai konflik, mungkin ada baiknya kamu mempertahankan status jomblo demi kesehatan psikologis.

Menurut sebuah studi di 2015, individu yang tidak menyukai konflik, lebih sedikit mengalami kecemasan ketika mereka berstatus single. Sebab, bagi mereka pertengkaran dan argumen memicu stres.

The Washington Post pernah menuliskan isi sebuah studi doktoral di bidang psikologi. Studi tersebut menyebutkan, kebanyakan orang menjadi lebih bahagia ketika memiliki pasangan.

Namun hal itu hanya dialami oleh mereka yang bisa mengatasi permasalahan dengan baik dan mereka yang mampu memaksimalkan keterikatan satu sama lain dalam berbagai tipe hubungan.

8. Tidur lebih nyenyak

Tidur cukup sangatlah penting. Hal ini kadang sulit tercapai ketika seseorang memiliki pasangan. Apalagi jika pasanganmu memiliki karakter tertentu, misalnya pribadi yang rewel atau memiliki gangguan tidur sehingga kerap mengganggu tidurmu.

Apalagi ketika kamu sudah menikah, maka kamu akan setiap malam bertemu dengan pasanganmu.

Dalam konteks tersebut, sebuah studi yang dilakukan oleh Sleep Council of England menemukan bahwa dari 1.408 pasangan, satu dari empat orang di antaranya harus secara rutin berbagi tempat tidur atau sofa dengan pasangannya, atau baru bisa tidur setelah pasangannya tertidur untuk mendapatkan tidur dengan kualitas baik.

*Sumber: kompas.com

Kamis, 08 November 2018

Mudah, Yuk Coba Masak Cah Daging Lombok Ijo

Kamis, 08 November 2018 17:44:00

Mudah, Yuk Coba Masak Cah Daging Lombok Ijo

Kontributor: Maulina Alfiyana
 
Daging sapi merupakan salah satu bahan olahan makanan yang dapat disulap menjadi berbagai macam masakan yang lezat.

Berikut ini, Chef Sarwan, juru masak jebolan Master Chef Season 1 tersebut ingin mengajak kita memasak dengan mudah dan praktis Cah Daging Lombok Ijo.

Untuk bahan-bahan yang perlu disiapkan:
- 750 grm daging potong tipis agak memanjang.
- 7 buah cabai besar hijau potong serong.
- 15 buah cabai rawit cincang kasar.
- 2 batang bawang prei iris serong.
- 1 buah bawang bombai cincang halus.
- 2 ruas jari jahe memarkan.
- 1 buah kaldu blok rasa sapi.
- 1 sendok teh lada bubuk.
- Gula dan garam secukupnya
- Minyak goreng secukupnya.

Cara memasknya:
Tumis irisan bawang bombai, juga irisan daun prai dan jahe, serta irisan cabe besar hijau, lalu aduk hingga matang.

Masukkan irisan daging, masak hingga warna menjadi kecoklatan, lalu masukkan irisan cabai kecil serta masukkan air secukupnya, masak sampai daging lunak. Lalu bisa ditambahkan air dan masukkan gula, kaldu blok, serta garam, lalu masak sampai benar-benar bumbu meresap sempurna dan agak kering.

Setelah itu Cah Daging Lombok Ijo siap disajikan dengan irisan bawang putih goreng. [lin/mu]

Sabtu, 03 November 2018

7 Aktivitas Malam yang Bikin Bangun Pagi dalam Kondisi Lelah

Sabtu, 03 November 2018 09:35:00

7 Aktivitas Malam yang Bikin Bangun Pagi dalam Kondisi Lelah

Kurang tidur memang jadi penyebab utama kita terbangun dalam perasaan lelah. Namun, itu bukan satu-satunya pemicu kita kurang segar di pagi hari. Berikut beberapa hal di malam hari yang mungkin mengganggu tidurmu dan membuatmu lelah di pagi hari:

1. Salah makan

Ahli diet tersertifikasi Vanessa Risseto menjelaskan, jika kamu mengkonsumsi makanan tinggi lemak, pedas atau asam sebelum tidur, maka akan ada kemungkinan kamu mengalami masalah pencernaan, seperti gastroesophageal reflux disease (GERD).
Perut pun akan terasa kurang nyaman dan tidur terganggu. Hindari makanan tersebut sebelum tidur dan konsumsilah makann yang lebih ringan agar kamu bisa bangun pagi dengan segar.

2. Minum terlalu banyak

Minum yang dimaksud tidak hanya alkohol, melainkan semua asupan minuman termasuk soft drink. Risetto mengatakan, konsumsi minuman berkarbonasi juga bisa merusak kandung kemih dan membuat kita terbangun di malm hari untuk buang air kecil. Sifat diuretik atau menarik cairan ke luar tubuh dalam minuman beralkohol atau kafein juga bisa membuat kita sulit tidur nyenyak sepanjang malam. "Karena efek minuman tersebut masuk ke pola REM (Rapid Eye Movement) kita, yang mengganggu tidur nyenyak kita dan membuat kita terjaga," kata dia.

3. Minum obat tertentu

Beberapa obat yang diminum di malam hari bisa berdampak pada energimu di pagi hari. Dr. Janette Nesheiwat menjelaskan, beberapa obat-obatan termasuk antihistamin dan pereda nyeri bisa membuat kita mengantuk di keesokan harinya.

4. Menggunakan tempat tidur untuk keperluan selain tidur

Tak jarang kita menggunakan tempat tidur sebagai tempat untuk melakukan aktivitas lain selain tidur atau berhubungan seks. Itulah mengapa tidur kita sering terganggu. Aktivitas yang dimaksud bisa seperti menonton televisi atau bekerja menggunakan laptop. "Jika kita menggunakan tempat tidur untuk aktivitas selain tidur, maka kita akan cenderung mengasosiasikan kegiatan tersebut dengan tempat tidur, ketimbang tidur, itu sendiri" kata praktisi kesehatan tidur klinis tersertifikasi sekaligus pendiri Insomnia Coach, Martin Reed.

5. Tidak rilek saat tidur

Jika kita pergi tidur dengan tekanan beban pikiran dari hari sebelumnya, maka tidur kita berpotensi terganggu. Hal itu mungkin saja terjadi, apalagi setelah hari-hari yang melelahkan dan sibuk, namun kita harus terpaksa tidur. Namun, pikiran yang tegang akan membuat kita sulit untuk tertidur. Reed merekomendasikan kita untuk mengalokasikan waktu sebelum tidur untuk merelaksasi diri terlebih dahulu. "Pastikan kamu menuliskan semua hal yang akan dilakukan keesokan harinya sehingga beban pikiranmu berkurang," katanya. Lakukan hal yang sama untuk kekhawatiranmu. Ketika pergi ke tempat tidur, pikiran harus tenang dan siap untuk tidur.

6. Membawa ponsel ke tempat tidur

Sebelum adanya ponsel, tidak ada orang yang membawa telepon ke tempat tidur. Namun sekarang, hampir semua orang tak bisa lepas dari ponsel, baik untuk menjawab email pekerjaan maupun mengakses media sosial. Masalahnya, lampu ponsel cenderung membuat kita sulit tertidur. Dan jika ponsel masih dalam jangkauan kita, kita juga akan cenderung tergoda untuk mengeceknya sebelum tidur. Kebiasaan ini bisa meningkatkan tidur dalam kondisi kecemasan dan kekhawatiran. Pastikan ponsel berada di luar jangkauanmu ketika tidur dan dengan mode tanpa suara.

7. Menjalani aktivitas malam yang tidak menenangkan

Meskipun kamu punya aktivitas yang sibuk dan melelahkan, sisihkanlah waktu untuk dinikmati sebelum tidur. Hal ini bisa membuatmu lebih segar di keesokan harinya. Dr. Jacob Teitelbaum, M.D. menjelaskan, kamu bisa berendam dalam air dengan garam epsom agar rilek. Namun intinya, temukanlah aktivitas sebelum tidur yang bisa membuatmu tidur dalam keadaan rileks.


Sumber: https://lifestyle.kompas.com/read/2018/11/02/130000620/
7-aktivitas-malam-yang-bikin-bangun-pagi-dalam-kondisi-lelah.

Kamis, 01 November 2018

Punya Pacar Bisa Bikin Keuangan Berantakan?

Kamis, 01 November 2018 12:59:33

Punya Pacar Bisa Bikin Keuangan Berantakan?


Pengeluaran saat kencan memang bisa menguras kantong. Apalagi jika kita dan pasangan hobi nongkrong di coffee shop, ke bioskop, atau jalan ke mal. 

Survei dari GiftCards.com, pengecer kartu hadiah online yang berbasis di Amerika Serikat membuktikan, berpacaran sebenarnya tak selalu menghabiskan banyak uang yang seperti kita pikirkan.

Tim peneliti menyurvei lebih dari 1.000 pria dan wanita untuk mendapatkan gambaran biaya yang dikeluarkan selama menjalani hubungan asmara, serta berapa banyak jumlah uang yang mereka habiskan untuk momen-momen romantis khusus.

Juga dibandingkan pengeluaran mereka yang masih lajang, menjalani masa pacaran dan telah terikat dalam pernikahan.

Ternyata, para lajang justru mengeluarkan uang lebih banyak ketika sedang berusaha mendapatkan cinta sejati. Rata-rata lajang di AS menghabiskan 146 dolar atau hampir Rp 2,5 juta untuk melakukan pendekatan.

Sementara itu, mereka yang telah menjalani masa pacaran mengeluarkan uang sedikit lebih rendah, 139 dolar. Setelah menikah, anggaran untuk kencan berkurang lagi.

Hasil survei ini membuktikan orang-orang yang terlibat dalam komitmen justru memiliki pengeluaran lebih sedikit.

Namun, biaya yang dikeluarkan dalam satu kali kencan, justru paling banyak pada orang yang sudah menikah.

Temuan menarik lainnya, semakin banyak uang yang dikeluarkan untuk acara khusus, misalnya ulang tahun, liburan, atau hari jadi, semakin tinggi peluang kita dan sang kekasih untuk menikah.
Bagaimanapun juga, uang bukanlah penentu kebahagiaan dalam sebuah hubungan. Jadi, bukan berarti pasangan yang mengeluarkan sedikit uang untuk berkencan dan berlibur bersama tak akan berakhir bahagia.

Selama kita memiliki kondisi keuangan yang baik, tak ada salahnya memberi sesuatu untuk menunjukan kepada pasangan betapa kita mencintainya.

Jika kondisi keuangan tidak memungkinkan, jangan memaksakan diri mengeluarkan uang saat berkencan.
Banyak juga kegiatan menarik dan berkesan yang bisa kita lakukan bersama pasangan tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya. Misalnya mendatangi acara yang digelar komunitas hobi, nonton di rumah, atau jalan ke taman.

*Sumber: kompas.com