Jum'at, 19 Maret 2021 18:28:44
Masa remaja merupakan masa di mana sebagian besar masalah kesehatan
muncul. Diagnosis pada masa ini meningkat, mulai dari remaja yang
mengalami gangguan mood seperti depresi hingga penyakit kejiwaan yang
luas seperti skizofrenia atau gangguan obsesif-kompulsif (OCD).
Dampak dari penyakit mental sangat besar, salah satunya bunuh diri yang menjadi lima penyebab kematian paling umum pada remaja.
Berdasarkan
studi pencitraan otak yang lebih baru menunjukkan otak terus berkembang
atau berubah hingga usia dua puluhan dan tiga puluhan.
Selama
masa remaja, materi abu-abu otak (tempat sel saraf) perlahan menyusut,
sedangkan materi putih (pengubung antar sel saraf) masih terus
berkembang.
Perubahan di otak ini menunjukkan bahwa jaringan
saraf semakin menyempurnakan fungsi dan koneksinya, menyingkirkan apa
yang tidak relevan dan memperkuat apa yang penting.
Ilmuwan
percaya bahwa faktor pendorong perubahan ini adalah pertumbuhan myelin,
zat lemak yang mengisolasi koneksi antar sel dan mengarah pada transmisi
informasi yang lebih baik, lapor The Conversation.
Jadi, pada
masa remaja fungsi otak sebenarnya masih dalam perkembangan. Ini mungkin
menjelaskan mengapa remaja terkadang kesulitan untuk menggunakan
keterampilan penalaran kompleks atau mengapa mereka bertindak sesuai
dorongan hati dan mengambil risiko yang tidak perlu.
Perkembangan
otak yang bertahan lama di korteks prefrontal mungkin juga menjadi
penyebab lonjakan masalah kesehatan mental di kalangan remaja. Bagian
otak ini berfungsi untuk berpikir, merencanakan, memutuskan sesuatu,
mengontrol emosi dan tubuh, memahami diri sendiri, empati pada orang
lain, dan moral.
Menurut ilmuwan, myelin di korteks prefontal tumbuh lebih lambat pada remaja yang bermasalah dengan kesehatan mentalnya.
Selain itu, penurunan pertumbuhan myelin ini sebenarnya terkait dengan memburuknya kesehatan mental dari waktu ke waktu.
Remaja
yang memiliki pertumbuhan myelin paling sedikit di area prefontal
terkait impuls ini adalah remaja yang memiliki sifat impulsif. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan erat dan dinamis antara perubahan
kesehatan mental dan pematangan otak.
*Sumber: suara.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar