Jum'at, 20 November 2020 17:15:22
Sarapan adalah kunci agar anak bisa fokus mengikuti proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan baik.
Apabila anak melewatkan sarapan, maka sulit baginya untuk belajar dengan optimal.
Sarapan diketahui membantu menjaga kadar glukosa dalam tubuh yang diperlukan untuk berpikir dan menjadi sumber energi.
Namun tentu saja, tidak semua makanan sarapan cocok untuk dijadikan menu sarapan.
Menurut ahli gizi, dr Rita Ramayulis DCN, MKes, makanan yang diberikan saat sarapan harus memenuhi kebutuhan zat gizi anak.
Menu
sarapan tersebut harus mengandung karbohidrat baik (karbohidrat
kompleks) sehingga kadar glukosa bisa naik secara bertahap.
Selain itu, harus ada kandungan vitamin B kompleks terutama B1, B2, B3, B6, dan asam folat di dalam makanan tersebut.
“Kandungan
vitamin ini diperlukan untuk metabolisme karbohidrat menjadi energi
yang akan digunakan anak,” ujar Rita dalam acara virtual bersama Koko
Krunch, Kamis (19/11/2020).
Rita menambahkan, selain karbohidrat dan vitamin B kompleks, nutrisi lain yang dibutuhkan adalah zat besi.
Bersama
dengan asam folat, zat besi berfungsi mentransfer nutrisi dan oksigen
ke otak. Dengan begitu otak bisa bekerja lebih optimal.
“Zat
gizi ini harus tersedia pada sarapan, tidak boleh tidak. Kalau tidak
tersedia berarti sarapan anak belum lengkap,” kata Rita.
Salah
satu varian makanan yang tepat untuk sarapan adalah gandum utuh. Bahan
makanan ini dikenal mengandung zat gizi yang telah disebutkan
sebelumnya.
“Gandum utuh ini sebenarnya sumber karbohidrat. Tapi
punya keunggulan lain karena juga mengandung vitamin B kompleks dan zat
besi,” ungkap Rita.
Contohnya, hari ini anak makan gandum utuh dengan susu full cream. Lalu esok hari, anak makan gandum utuh dengan susu coklat.
Atau, bisa juga gandum utuh dikombinasikan dengan olahan susu seperti yoghurt dan keju agar anak tidak bosan.
“Tambahkan juga dengan aneka buah seperti alpukat, pisang, dan macam-macam untuk memperkaya vitamin C,” ujar Rita.
*Sumber: kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar