Jum'at, 22 Mei 2020 18:15:57
Belakangan ini, diskusi mengenai jenis kepribadian kian sering dibicarakan. Setelah YouTuber Indira Kalistha mengklaim dirinya introvert sambil membela diri, banyak yang menyangsikan pernyataannya. Pembawaannya yang blak-blakan di berbagai content yang ia unggah membuat orang tidak percaya bahwa ia benar-benar introvert.
Namun, seperti apa sebenarnya ciri-ciri dari orang yang memiliki karakter introvert dan bagaimana pula dengan ekstrovert?
Untuk memahami konsep ini secara lebih lanjut, kumparanWOMAN berbincang dengan psikolog klinis dewasa, Tara de Thouars. Psikolog yang bekerja di RSJ Sanatorium Dharmawangsa, Jakarta ini kemudian menjelaskan mengenai konsep introvert, sekaligus memaparkan perbedaannya dengan kepribadian ekstrovert. Menurut Tara, perbedaannya terletak pada cara mereka mendapatkan energi. Karena cara mendapatkan energi inilah, sering muncul stereotip mengenai kedua kepribadian tersebut.
Seperti apakah penjelasannya? Yuk, simak lebih lengkapnya dalam tanya jawab berikut.
Sebenarnya, apa perbedaan antara introvert dan ekstrovert?
Perbedaan utama antara introvert dan ekstrovert terletak pada energinya. Introvert mendapatkan energi dari dalam dirinya sendiri, sedangkan ekstrovert mendapatkan energi dari orang lain. Itu sebabnya, ciri-cirinya adalah sebagai berikut.
*Introvert:
- Butuh waktu sendiri
- Pendiam
- Lebih suka beraktivitas sendiri dan dari belakang layar
- Mudah lelah di keramaian
- Energi terisi saat sendiri
*Ekstrovert:
- Butuh waktu untuk bersama orang lain
- Suka keramaian
- Orangnya ramai
- Mudah berbaur
- Energi terisi saat berada dengan orang lain
Seperti apa pandangan yang salah atau stereotip mengenai dua jenis kepribadian ini?
Bahwa introvert tidak suka bergaul. Padahal introvert tetap butuh bergaul, tapi hanya dengan orang-orang yang dianggap nyaman. Mereka tidak bisa berlama-lama melakukannya, karena energi cepat habis dengan orang lain.
Stereotip lain adalah bahwa introvert pendiam. Padahal dia bisa jadi cerewet di lingkungan yang nyaman. Bukan berarti dia tidak bisa bersuara, tapi bergantung pada lingkungannya.
Sementara, untuk ekstrovert, stereotipnya adalah selalu ramai, berisik. (Ini sebenarnya) tidak juga. Banyak orang ekstrovert yang tidak harus cerewet, yang penting ia selalu berada bersama orang lain.
Seperti apakah cara pikir masing-masing kepribadian ini? Apakah benar introvert akan berpikir dulu baru bertindak, sementara ekstrovert tidak?
Kalau untuk cara berpikir, balik ke sistem energinya lagi. Karena introvert energinya berasal dari dalam diri, maka dia akan berpikir sendiri dan bersikap observant. Insight didapatkan dari diri sendiri dan tidak berhubungan dengan orang lain--proses berpikirnya tidak melibatkan orang lain. Aksi ke lingkungannya dilakukan setelah dia dapat insight atau berpikir dulu.
Sedangkan, ekstrovert dapat energi dan insight dari orang lain, termasuk dari ngobrol-ngobrol dengan orang lain. Pikiran dan aksi dilakukan dari tindakannya, langsung di lingkungannya. Ide-ide didapat bergantung dari lingkungannya.
Bagaimana dengan konsep ambivert? Apakah ada orang-orang ambivert yang berada di tengah-tengah introvert dan ekstrovert?
Ambivert itu ada di tengah-tengahnya. Mereka tidak murni dominan introvert atau ekstrovert. Ada kalanya, mereka butuh sendiri. Tapi, ada kalanya juga mereka butuh dengan lingkungan. Mereka mudah beradaptasi di lingkungan, tapi juga butuh waktu sendiri.
Sebenarnya, introvert-ekstrovert itu seperti range dan (bersifat) kontinum, jadi bukan hitam putih. Maka, ada tokoh-tokoh yang jadinya mengistilahkan ambivert, karena bukan bentuk yang baku. Bisa jadi, ada yang dominan introvert, ada yang mild. Jadi, tidak masalah, sih, dibilang ambivert. Ini tergantung pada teori siapa yang kita lihat.
Seperti apa kelebihan dan kekurangan masing-masing kepribadian?
Setiap personality pasti ada plus-minusnya dan ini tergantung dari situasi, keadaan, serta kondisi dia berada. Introvert bisa jadi akan banyak menghambat diri saat ada di lingkungan ramai, tetapi menjadi fungsional dan merupakan seorang pemikir saat sendiri. Sementara, ekstrovert bisa jadi tertekan dan tidak punya ide saat sendiri. Tapi, mereka akan bersemangat, insightful, dan berenergi saat ada di tengah keramaian.
Tidak ada yang lebih bagus, karena kedua kepribadian ini punya fungsinya masing-masing dan bisa menjadi penyeimbang untuk satu sama lain. Yang penting adalah menyesuaikan personality dengan lingkungan dan kondisinya. Contoh, ketika orang introvert bekerja sebagai sales, pasti akan sangat drained energinya, karena dia perlu usaha dua kali lipat untuk menjalankan pekerjaannya. Sedangkan, ekstrovert kerja dibelakang layar akan mudah drained dan butuh usaha ekstra.
Bagaimana sebaiknya kedua kepribadian ini berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan?
Jika bisa menyesuaikan kepribadian dengan lingkungan kerja, akan sangat baik. Tapi, jika tidak, maka mereka harus cari cara agar tidak merugikan diri sendiri. Contoh, introvert yang kerja di keramaian butuh memaksimalkan waktu weekend untuk dirinya sendiri. Sementara, ekstrovert yang bekerja di kesendirian, carilah waktu untuk tetap bersosialisasi.
*Sumber: kumparan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar