Kamis, 26 September 2019 17:46:20
Rasa takut merupakan perasaan wajar dialami setiap orang, termasuk pada anak-anak. Perasaan tersebut pada dasarnya adalah mekanisme pertahanan diri alamiahnya, Moms. Namun hal itu akan menjadi berbeda ketika ketakutan tersebut, sampai membuat si kecil panik dan mulai menghindari hal-hal yang mereka takuti atau bahkan menghabiskan waktu untuk mengkhawatirkannya.
Maka kemungkinan besar, si kecil mengalami fobia atau ketakutan yang berlebihan. Health US News melansir, 1 dari 11 anak-anak mengalami fobia pada hal-hal tertentu. Dan biasanya fobia ini lebih sering dialami oleh anak perempuan daripada laki-laki.
Ketakutan irasional tersebut bisa berupa takut terhadap suatu objek, hewan, orang, situasi, atau tempat yang dianggapnya mengerikan. Namun fobia yang umumnya dialami anak-anak melibatkan hewan, serangga, darah, jarum, badai petir, ketinggian, ruangan gelap, atau takut orang yang disayanginya menjadi sakit.
Penyebab anak mengalami fobia dapat karena berbagai alasan, Moms. Misalnya, si kecil mungkin pernah mengalami pengalaman traumatis dengan objek ketakutan mereka atau bahkan hanya mendengar cerita tentang kejadian seperti itu, seperti anjing yang menggigit seseorang.
Ketakutan ini juga bisa terjadi karena orang tua yang mengalami gangguan kecemasan. Sehingga ada indikasi secara genetik, anak mereka juga memiliki kecenderungan untuk fobia.
Tidak seperti rasa takut sementara yang akan hilang seiring berjalannya waktu, fobia bisa menyebabkan gejala yang lebih ekstrem pada anak ketika harus dihadapkan terhadap objek yang ditakutinya tersebut.
Coba perhatikan anak Anda, apakah ia pernah mengalami gejala-gejala seperti berikut saat berhadapan dengan objek tertentu?
- Merasa gemetar
- Mual
- Berkeringat berlebihan
- Terengah-engah
- Nyeri dada
- Detak jantung yang cepat
- Merasa seperti akan mati atau menjadi gila
- Merasa mati rasa atau kedinginan
Jika anak Anda mengalami satu atau lebih dari gejala-gejala di atas, kemungkinan ia terindikasi fobia. Anda harus waspada ketika ketakutan yang irasional ini mulai mengambil ruang dipikiran mereka sehingga membuatnya sulit berkonsentrasi.
Lantas apa yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk menangani hal ini?
Hampir dalam semua kasus, fobia harus diobati. Sebab jika tidak, itu akan mengganggu kemampuan anak Anda dalam bersosialisasi di sekolah atau di lingkungannya.
Jangan khawatir fobia bisa diobati dengan terapi perilaku kognitif oleh psikolog dan waktu pengobatannya pun tak lama. Semakin dini ditangani, semakin cepat ia pulih, Moms.
*Sumber: kumparan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar