Pages

Kamis, 26 Agustus 2021

4 Pola Asuh Orangtua dan Dampaknya Terhadap Karakter Anak

Kamis, 26 Augustus 2021 18:41:22

4 Pola Asuh Orangtua dan Dampaknya Terhadap Karakter Anak

 

 

 

 

 

 

 

Setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda. Karakter yang terbentuk itu pasti tidak lepas dari pola asuh yang diberikan oleh orangtuanya.

"Perbedaan pola asuh lah yang membuat anak-anak ini jadi berbeda juga karakternya," kata psikolog Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta Meriyati, Sp.Psi., dalam webinar daring, Selasa (29/6/2021).

Ia menyebut bahwa ada empat tipe pola asuh yang berdasarkan penelitian paling banyak dilakukan oleh para orangtua. Keempat pola asuh yang berbeda itu memiliki dampak berbeda pula terhadap karakter anak.

1. Pola asuh otoritatif

Meriyati menjelaskan bahwa pola asuh ini menekankan pada komunikasi dua arah antara orangtua dan anak. Anak dilibatkan dalam berkomunikasi secara aktif dan positof bahkan bebas mengemukakan pendapat dan perasaannya.

"Orangtua juga mengizinkan dirinya untuk mendengar pendapat anak. Apa yang membuat anak tidak nyaman, apa yang membuat anak keberatan terhadap aturan yang diberikan. Jadi orangtua mempunyai kehangatan terhadap anak, tapi orang tua juga punya kendali terhadap anak. Tidak hanya mengatur, menuntut, mengikuti aturan tapi orangtua menjelaskan dampak positif dan negatifnya," jelas Meriyati.

Menurutnya, anak-anak yang tumbuh dari pola asuh otoritatif akan memiliki karakter mudah mengendalikan emosinya, terbiasa melakukan komunikasi dua arah, bertumbuh dengan sifat yang ramah, dapat bekerja sama.

Anak juga akan mampu terlibat dalam aktivitas sosial, tidak mudah jatuh dalam kegiatan menyimpang seperti kekerasan, agresif, hingga penggunaan narkoba karena mereka merasa dirinya berharga.

Perasaan berharga atas dirinya sendiri itu telah dirasakannya sejak dari rumah karena pola asuh orangtuanya yang memperlakukan seperti pribadi yang punya hak untuk bicara, memiliki pemikiran tertentu.

2. Pola asuh otoriter

Ciri pola asuh otoriter merupakan mengekang anak. Orangtua menuntut anak untuk mengikuti aturan yang sudah diberlakukan. Meriyati mengatakan, orangtua memang tetap berikan dukungan dan tanggung jawab kepada anak, tetapi tidak ada kebebasan bagi anak untuk mengemukakan pendapat.

"Jadi overprotektif, anak disuruh nurut aja tapi tidak dijelaskan baik buruknya apa. Orangtua mengekang sehingga anak sulit untuk bisa mengemukakan sudut pandang karena dia selalu dipaksa saja," jelasnya.

Dampak pola asuh otoriter tersebut menyebabkan anak tidak tahu batasan untuk dirinya sendiri. Tidak tahu kapan harus bicara dan kapan tidak. Anak akan tumbuh menjadi orang yang pandai dalam mengikuti aturan tetapi dalam ketakutan.

Meriyati mengungkapkan, anak seperti itu akan sulit menyikai dirinya sendiri. Karena tidak tahu batasan mana yang harus dilakukan pada dirinya sendiri. Juga batasan mana yang orang lain boleh menuntut atau memintabdari dirinya. Sehingga akan cenderung mengirbankan dirinya sendiri.

"Anak kayak gini ya tidak bahagia, penuh rasa takut, khawatir. Kemudian enggak mampu untuk mengeluarkan pendapat, menyampaikan perasaan, aspirasinya, komunikasinya juga buruk, takut disalahkan, takut ngomong, takut dianggap bodoh. Sehingga dia cenderung berperilaku agresif. Sebetulnya perilaku agresif itu dikeluarkan karena bentuk frustasi dia karena nggak punya hak untuk mengungkapkan keinginan," paparnya.

3. Pola asuh permisif

Pola asuh permisif merupakan orang tua yang sangat memanjakan anak. Segala keinginan anak dituruti bahkan tidak ada untuk memberikan kontrol kepada anak.

"Kelihatannya sayang tapi tidak diatur. Semua keinginan anak dikasih biar nggak rewel. Tapi anak ini sebetulnya tidak tahu ke depan, belum tahu manfaat baik-buruk ke depan. Pola asuh yang memanjakan seperti ini akan membuat anak tidak mampu memiliki kemampuan untuk mandiri, enggak ada daya juang, akan bersikap egois dan terbiasa menggantungkan kebutuhan kepada orang lain terutama orang tua," paparnya.

Sifat manja, egosentris, bahkan tidak dapat menghargai orang lain juga akan melekat oada karakter anak. Karena anak merasa sejak kecil sebagai raja yang selalu dipenuhi keinginannya.

4. Pola asuh uninvolved

Pola asuh seperti ini tidak ada kehadiran orangtua baik secara fisik juga psikis bagi anak. Sehingga orangtua tidak memiliki kontrol terhadap anak bahkan jugabtidak mengetahui perkembangam yang terjadi pada anak.

Meriyati menyebut pola asuh uninvolved juga sebagai pola asuh yang menelantarkan anak. Orangtua hanya berpikir untuk membiayai dan memenuhi kebutihan anak tapi tidak hadir untuk anak.

Dampaknya terhadap anak membuat ia jadi rendah diri karena merasa tidak dihargai. Kemampuan sosial anak menjadi buruk karena tidak terbiasa berkomunikasi dengan orangtua, tidak pernah didengar apa yang dirasakannya.

*Sumber: suara.com

Senin, 23 Agustus 2021

Apakah Anda Orangtua Toksik? Ini Dampak yang Bisa Terjadi Pada Anak

Senin, 23 Augustus 2021 17:51:07

Apakah Anda Orangtua Toksik? Ini Dampak yang Bisa Terjadi Pada Anak

 

 

 

 

 

 

 

Setiap orangtua ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Tetapi kadang kala, apa yang orangtua pikir terbaik untuk anaknya, ternyata malah berubah menjadi racun bagi anak. Hal ini pada akhirnya membuat mereka menjadi orangtua toksik.

Menjadi orangtua toksik mungkin tidak direncanakan oleh Anda, misalnya membandingkan anak dengan anak lain, mengendalikan hidupnya, manipulatif, hingga menghalangi keinginan anak.

Melansir dari Healthshots, berikut dampak yang bisa dialami anak yang dibesarkan oleh orangtua toksik.

1. Anak bisa alami gangguan kecemasan

Orangtua toksik kerap mengendalikan hidup anak ataupun membandingkan anak lain. Dampaknya, anak bisa mengalami gangguan kecemasan. Ia bisa saja kerap cemas kalau-kalau apa yang dilakukannya belum cukup memuaskan orangtuanya.

2. Gangguan stres pasca-trauma

Tak hanya menimbulkan kecemasan, anak yang hidup dengan orangtua yang kasar dan emosional juga berisiko mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

3. Anak bisa menyalahkan dirinya sendiri

Orangtua yang selalu mengungkit kesalahan anak, bisa membuat anak kerap mengkritisi dirinya sendiri. Bukannya menjadikan anak lebih baik, orangtua toksik bisa membuat anak kerap menyalahkan diri sendiri dan merasa tidak berdaya.

4. Anak mengalami kelelahan mental

Hidup dengan orangtua yang toksik menjadikan anak sering mendengar kalimat yang negatif. Jika anak diam saja dan tidak melawan, ia bisa tumbuh menjadi anak yang pasif dan agresif. Hal ini bisa menimbulkan kelelahan secara emosional.

5. Berisiko terkena masalah jantung

Anak yang memiliki hubungan tidak baik dengan orangtuanya memiliki risiko yang cukup tinggi mengalami masalah jantung di usia dewasa.

*Sumber: suara.com

Jumat, 20 Agustus 2021

Pernah Alami Masalah Perut saat Merasa Cemas atau Khawatir?

Jum'at, 20 Augustus 2021 17:47:01

Pernah Alami Masalah Perut saat Merasa Cemas atau Khawatir?

 

 

 

 

 

 

 

Pernahkah Anda merasa mulas atau masalah perut lainnya saat merasa cemas atau khawatir? Kondisi ini memang sangat mungkin terjadi di mana rasa cemas atau khawatir bisa berpengaruh pada sistem pencernaan.

Melansir dari Healthshots, stres dan kecemasan dapat membuat Anda memiliki masalah di perut. Kondisi ini juga bisa memicu masalah pencernaan seperti irritable bowel syndrome (IBS) jika terjadi secara terus menerus.

Dalam hal ini, para peneliti sebelumnya memang telah mengidentifikasi hubungan yang kuat antara usus dan otak. Hal ini yang kemudian menghubungkan kecemasan dengan masalah perut begitu juga sebaliknya.

Masalah ini terjadi karena usus Anda penuh dengan saraf seperti otak. Dan otak berbagi banyak koneksi saraf ini dengan usus.

Jadi kapanpun Anda khawatir maupun stres, maka akan berdampak pada sistem pencernaan Anda dengan menurunkan produksi antibodi dan memengaruhi flora usus secara negatif.

Setelah Anda menderita salah satu dari kondisi baik masalah perut maupun kecemasan, maka kondisi itu sendiri dapat menjadi sumber kecemasan atau stres yang dapat memengaruhi kualitas hidup Anda.

Jadi, penting untuk mengambil tindakan untuk mengendalikan diri selama situasi stres dan menemukan cara untuk membuat diri Anda tetap tenang.

Jika Anda mengalami sakit perut yang parah disertai muntah saat Anda cemas, Anda harus berbicara dengan dokter Anda. Sementara jika stres sangat mengganggu, Anda juga perlu untuk segera konsultasi soal masalah kesehatan mental Anda.

*Sumber: suara.com

Selasa, 17 Agustus 2021

Orang Depresi Sering Dikira Malas, Begini 5 Perbedaannya!

Selasa, 17 Augustus 2021 18:47:27

Orang Depresi Sering Dikira Malas, Begini 5 Perbedaannya!

 

 

 

 

 

 

 

Depresi salah satu masalah kesehatan mental yang sering disalahartikan sebagai sifat malas. Sehingga orang sering menganggap remeh tingkah laku yang ditunjukkan penderita, karena perbedaan antara keduanya yang sangat tipis.

Tapi, banyak faktor yang bisa menyebabkan depresi. Sedangkan, depresi sendiri bisa menyebabkan penurunan kemampuan seseorang untuk melanjutkan hidup.

Depresi bisa membuat orang kehilangan gairah, membuat mereka tidak tertarik pada kehidupan, dan bisa memicu sikap malas di dalam diri mereka. Karena itu, Anda perlu memastikan penyebab sifat malas seseorang.

Meskipun sangat mudah melihat seseorang pemalas dan tidak, tapi cukup sulit untuk mendeteksi rasa malas itu disebabkan oleh masalah kesehatan mental seperti depresi atau tidak.

Berikut ini dilansir dari Times of India, hal-hal yang biasanya dilakukan dan tidak dilakukan oleh orang-orang dengan depresi.

1. Seseorang rendah energi dan tidak aktif dalam kehidupan sosial

Orang yang malas memiliki energi yang rendah dan tidak bersosialisasi dengan banyak orang. Mereka menemukan dirinya dalam zona nyaman, mengisolasi diri sendiri, dan lebih suka menyendiri daripada berada di sekitar banyak orang.

Sementara itu, orang lain biasanya memandang orang dengan sikap itu adalah pemalas. Padahal, sikap menarik diri dari kehidupan sosial, nyaman dengan tinggal sendiri, dan rendah diri juga merupakan gejala klasik depresi.

2. Sering istirahat

Orang yang mengalami depresi akan lebih sering istirahat selama berjam-jam atau lebih tepatnya membutuhkan waktu untuk menyegarkan pikiran mereka. Mereka merasa sangat sulit untuk bangun dari tempat tidur dan sering beristirahat di sela-sela pekerjaan.

Karena, orang yang bermasalah akan merasa lebih mudah lelah, mengingat kecemasan dan stres yang mereka alami di setiap detik kehidupan. Jadi, orang yang lebih banyak di kamar untuk istirahat belum tentu malas, tetapi bisa juga depresi.

3. Tidak bisa menyelesaikan pekerjaan

Dalam lingkungan kerja, ketidakmampuan untuk menyelesaikan tugas akan dinilai tidak profesional. Di lingkungan kerabat dan keluarga, sikap ini akan dinilai sebagai pemalas dan lalai.

Padahal, hal ini bisa menjadi tanda-tanda depresi. Karena, depresi berat membuat orang kehilangan semangat dan gairan untuk mengerjakan apapun. Sehingga, cobalah untuk menganalisis pikiran mereka dan mencari tahu penyebab seseorang tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya.

4. Kebiasaan makan tidak sehat

Orang juga belum tentu malas hanya karena memiliki kebiasaan makan tidak sehat, jarang makan atau jarang memasak. Semua itu bisa menjadi tanda depresi yang terabaikan.

Sebab, depresi bisa membuat orang makan terlalu banyak atau terlalu sedikit. Makan berlebihan bisa menjadi cara orang depresi untuk mengatasi situasi mereka. Sedangkan, sikap tidak mau makan disebabkan oleh depresinya yang mengurangi nafsu makan.

5. Tidak peduli penampilan

Banyak orang akan menilai seseorang pemalas jika tidak memperhatikan penampilannya di depan publik, termasuk kebersihan dirinya sendiri. Tapi, orang yang depresi juga bisa menunjukkan sikap tersebut. Mereka lebih fokus pada pikirannya sendiri, sehingga cenderung tidak memperhatikan penampilannya.

*Sumber: suara.com

Senin, 16 Agustus 2021

Cara Mudah Atasi Batuk Berdahak di Musim Pancaroba

Senin, 15 Augustus 2021 18:15:03

Cara Mudah Atasi Batuk Berdahak di Musim Pancaroba

 

 

 

 

 

 

 

 

Musim pancaroba identik dengan munculnya berbagai macam penyakit. Salah satunya adalah batuk berdahak akibat infeksi saluran pernapasan. Namun, Anda tidak perlu khawatir. Sejumlah perawatan alami dan obat-obatan bisa Anda gunakan untuk mengatasinya.

Musim pancaroba adalah masa peralihan antara dua musim, dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya. Perubahan cuaca dan temperatur yang terjadi pada masa peralihan ini dapat berdampak pada daya tahan tubuh, karena tubuh perlu bekerja lebih keras untuk menyesuaikan diri dengan kondisi udara dan cuaca.

Selain itu, bakteri dan virus, termasuk virus penyebab pilek dan batuk berdahak, tumbuh subur serta bisa bertahan hidup lebih lama di musim pancaroba. Itulah alasannya, pada pergantian musim kita lebih mudah terserang batuk. Musim pancaroba menciptakan kondisi yang sesuai untuk tempat berkembangnya kuman dan virus di sekitar manusia.

Perawatan Rumahan untuk Meredakan Batuk Berdahak

Batuk sering kali disebabkan oleh infeksi virus. Jika penyebabnya adalah virus, maka Anda tidak perlu pengobatan khusus karena dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun jika terasa sangat mengganggu, ada beberapa cara alami yang bisa membantu meredakan batuk berdahak, yaitu:

Perbanyak istirahat dan cukupi kebutuhan cairan tubuh dengan banyak minum air putih, minimal 8 gelas per hari. Anda juga dapat mengonsumsi teh hangat atau air lemon hangat yang telah dicampur madu. Minuman herbal yang terbuat dari jahe, cengkeh, atau peppermint juga bisa membantu meredakan batuk berdahak.

Mandi dengan air hangat dapat membantu melembapkan saluran pernapasan dan mengencerkan dahak. Jika memungkinkan, gunakan humidifier dalam ruangan untuk melembapkan udara dan mencegah iritasi pada saluran pernapasan.

Berkumur dengan air garam juga bisa membantu mengencerkan dahak sehingga mudah dikeluarkan.

Hindari polusi udara yang dapat menyebaban iritasi pada saluran pernapasan. Polusi ini bisa berupa asap rokok, debu, parfum, dan asap kendaraan.

Menjaga daya tahan tubuh adalah kunci utama agar tidak mudah terserang penyakit di musim pancaroba. Caranya adalah dengan mengonsumsi berbagai jenis makanan bergizi serta makanan yang kaya akan vitamin C, sering cuci tangan, istirahat yang cukup, kurangi stres, dan rajin berolahraga.

Guna mengurangi risiko tertular batuk berdahak dari orang lain serta menghindari paparan polusi penyebab batuk, gunakan masker ketika bepergian.

Obat-obatan untuk Meredakan Batuk Berdahak

Batuk berdahak bisa disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri, atau muncul akibat alergi dan iritasi di saluran pernapasan. Jika batuk berdahak tidak juga reda dengan perawatan di atas, Anda dapat menggunakan obat-obatan berikut ini:

Obat batuk berdahak. Obat yang digunakan untuk batuk berdahak adalah golongan mukolitik dan ekspektoran, yang bekerja dengan cara mengencerkan dahak agar lebih mudah dikeluarkan saat batuk. Obat batuk jenis ini tersedia dalam bentuk sirop dan tablet.

Obat antihistamin. Obat ini dapat membantu meredakan batuk berdahak yang disebabkan oleh alergi.

Obat antibiotik dengan resep dokter. Obat antibiotik hanya diperlukan jika batuk berdahak disebabkan oleh infeksi bakteri, dan perlu diingat, obat ini tidak dapat menyembuhkan infeksi virus.

Agar efektif, obat harus dikonsumsi secara rutin dan sesuai dosis yang tertera pada kemasan. Segeralah periksakan diri ke dokter jika batuk berdahak tidak kunjung sembuh setelah dua minggu, dan jika batuk berdahak disertai dengan demam, dahak berwarna kuning atau hijau, berkeringat di malam hari, batuk darah, sesak napas, atau nyeri dada. Dokter akan memastikan penyebab batuk berdahak yang Anda alami dan memberikan penanganan yang sesuai. [lis]

Sumber: alodokter.com

Sabtu, 14 Agustus 2021

Cegah Anak Kecanduan Gadget, Ini 3 Tips Mengurangi Screen Time Si Kecil

Sabtu, 14 Augustus 2021 17:36:21

Cegah Anak Kecanduan Gadget, Ini 3 Tips Mengurangi Screen Time Si Kecil

 

 

 

 

 

 

 

Anak kecanduan gadget bisa membuat proses tumbuh kembang tidak maksimal. Namun di masa pandemi, meningkatnya screen time alias waktu penggunaan gadget tidak bisa dihindari.

Sebuah survei mengemukakan penggunaan gadget pada anak naik dua kali lipat sejak pandemi dimulai 18 bulan lalu. Bahkan, rata-rata anak menghabiskan hingga empat jam menggunakan gadget, jauh di atas rekomendasi pakar yang hanya satu jam.

Akan sulit bagi orangtua untuk mengurangi penggunaan gadget pada anak, terutama pada orangtua yang bekerja dari rumah.

Meski begitu, bukan berarti Anda tidak bisa melakukannya. Dilansir Huffpost, ada tiga tips untuk mengurangi screen time anak yang bisa dilakukan orangtua.

1. Konsisten terapkan peraturan

Dalam bukunya yang berjudul The Family Firm: A Data Driven Guide to Better Decision Making in Early School year, pakar parenting Emily Oster mengatakan, orangtua harus konsisten menegakkan peraturan pembatasan screen time.

Jika anak hanya dibolehkan menggunakan screen time selama 2 jam, maka aturan tersebut wajib dijalankan di manapun, baik saat ayah dan ibu tidak ada di rumah, saat berkunjung ke rumah kakek dan nenek, maupun saat bertandang ke rumah sahabat.

Dengan konsisten menegakkan peraturan, anak akan lebih kecil risikonya untuk merengek ketika jatah screen time habis.

"Tentu saja awalnya mereka akan marah. Anda merebut kesenangan mereka menonton video atau bermain game. Tapi ini adalah risiko yang harus ditanggung orangtua," tutur Oster.

2. Beri anak pilihan

Anak tentu akan marah ketika screen time dibatasi. Di sini, orangtua wajib memberikan pilihan agar anak merasa memiliki kuasa terhadap aktivitas yang akan dilakukan selanjutnya.

"Bantu anak beralih dari menatap layar ke aktivitas fisik. Misalnya jika ia sedang menonton kartun, Anda bisa mengajaknya untuk bermain boneka dengan cerita yang dibangun sendiri," tulis pakar dari Center on Media and Child Health, Boston Children’s Hospital.

Memberikan batas waktu sebelum beralih ke kegiatan selanjutnya juga tindakan baik. Dengan begitu, anak memiliki keleluasaan dalam aktivitasnya.

"Jangan langsung matikan TV. Berikan peringatan bahwa 5 menit lagi waktu menonton selesai agar anak tidak tantrum," tambahnya.

3. Ajak main secara aktif

Solusi terakhir ketika perhatian anak sudah teralih dari gadget, adalah mengajaknya bermain secara aktif.

Screen time tinggi bisa jadi buah dari kebosanan anak. Dengan melakukan permainan aktif, maka anak tidak akan bosan dan keinginan bermain gadget menghilang.

"Board games, bermain bola, atau bermain peran merupakan alternatif permainan aktif yang bisa merangsang ketertarikan anak dan menjauhkannya dari gadget," paparnya lagi.

Orangtua mungkin tidak selalu memiliki waktu dan tenaga untuk bermain secara aktif dengan anak, terlebih di masa pandemi.

Jika ini terjadi, Anda bisa mengatur waktu play date atau bermain bersama dengan orangtua lain secara bergantian.

Itulah tiga tips cegah anak kecanduan gadget di masa pandemi Covid-19. Silakan dicoba di rumah ya!

*Sumber: suara.com

Jumat, 13 Agustus 2021

Susah Tidur karena Keseringan Main Game? Ini Cara Mengatasinya

Jum'at, 13 Augustus 2021 17:27:44

Susah Tidur karena Keseringan Main Game? Ini Cara Mengatasinya

 

 

 

 

 

 

 

Main game menjadi aktivitas yang dilakukan banyak orang yang menghabiskan lebih banyak waktu di rumah selama pandemi Covid-19.

Namun hati-hati, keseringan main game bisa mengganggu pola tidur hingga membuat Anda susah tidur loh!

Pakar kesehatan tidur Michael J Breus menulis di laman Psychology Today bahwa sekitar 221 juta orang di Amerika Serikat bermain game. Selama pandemi, jumlah waktu yang dihabiskan untuk bermain game bahkan lebih panjang dari biasanya.

Hal ini membuat keluhan tentang gangguan tidur pun meningkat. Susah tidur, durasi tidur yang terlalu singkat, hingga jam tidur yang semakin larut menjadi keluhan paling umum. Bagaimana mengatasinya?

Menurut Michael, cara terbaik untuk mengatasi susah tidur karena main game adalah dengan mengurangi durasi bermain.

Pada anak-anak misalnya, bermain game sebaiknya dibatasi hanya satu atau dua jam saja sehari.

"Main game di waktu malam hari juga tidak dianjurkan, karena terlalu dekat dengan waktu tidur," paparnya lagi.

Solusi lain yang ditawarkan Michael adalah menerapkan rutinitas tidur yang ketat. Jika perlu, tidak boleh ada gadget yang dipegang, tv yang menyala, atau komputer yang hidup dua jam menjelang tidur.

Meski begitu Michael juga menekankan bahwa bermain game tidak selamanya memiliki dampak buruk.

Game MMORPG misalnya, dilakukan dengan banyak orang lain yang bisa membantu anak mengembangkan kemampuan komunikasi.

Bermain game juga menurut penelitian mampu meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, termasuk melatih fokus, kemampuan mengambil keputusan, hingga ingatan.

*Sumber: suara.com

Kamis, 12 Agustus 2021

Penting! Ibu Hamil Wajib Lakukan Persiapan Ini Agar Menyusui Lancar

Kamis, 12 Augustus 2021 17:22:57

Penting! Ibu Hamil Wajib Lakukan Persiapan Ini Agar Menyusui Lancar

 

 

 

 

 

 

 

Pemberian air susu ibu alias menyusui ASI selama 6 bulan pertama kehidupan disarankan oleh dokter agar bayi mendapatkan potensi tumbuh kembang maksimal.

Nah, dokter mengingatkan persiapan menyusui bahkan sudah bisa dilakukan sejak ibu hamil memiliki usia kandungan 16-22 minggu. Bagaimana caranya?

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr. Nisa Fathoni, SpOG, IBCLC menyarankan para wanita mencari informasi dan membekali diri mengenai menyusui sejak masa kehamilan, salah satunya mengenai kapan ASI keluar.

Proses laktogenesis yakni persiapan pengeluaran ASI dimulai sejak 16 – 22 minggu, tetapi hormon progesteron menahan ASI untuk tidak keluar terlebih dahulu sebelum bayi lahir. Setelah bayi lahir dan hormon progesteron turun barulah ASI dapat keluar.

ASI baru keluar di fase laktogenesis kedua yaitu kurang lebih 20 – 30 jam pasca persalinan. Pada dasarnya ASI baru akan keluar ketika ada rangsangan hisapan bayi. Sehingga ibu jangan panik dan sedih terlebih dahulu jika ASI tidak langsung keluar.

Ketika hamil dan menyusui tubuh ibu pun menyesuaikan tahapan tersebut.

Dari sisi produksi, jumlah ASI yang keluar pada awalnya memang cenderung lebih sedikit, karena menyesuaikan kapasitas lambung bayi yang baru lahir yang dapat menerima cairan sebanyak 5 – 7 ml. Namun seiring dengan bertambahnya usia dan kebutuhan anak, produksi ASI pun terus bertambah.

Begitu pula dengan frekuensi pemberian ASI. Pada bayi usia 0-6 bulan, sebaiknya berikan ASI sesuaikan dengan siklus dan kapanpun bayi membutuhkan, namun biasanya 8-12 kali dalam sehari.

Sementara bayi setelah berusia 6 bulan sudah disarankan untuk mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI). ASI akan diberikan disela-sela pemberian MPASI. Presentase perbandingan pemberian ASI dan MPASI untuk anak usia 6 diatas yakni 70 persen dan 30 persen. Sedangkan untuk anak usia 1 tahun keatas antara ASI dan MPASI sekitar 30 persen dan 70 persen.

Informasi yang perlu juga ibu tahu mengenai menyusui yakni perbedaan foremilk dan hindmilk. Seperti dikutip dari siaran pers Mothercare, foremilk ialah ASI yang keluar di awal sesi menyusui, kaya akan laktosa, rendah lemak dan memiliki konsistensi yang cair.

Sedangkan hindmilk yakni ASI yang keluar di saat sesi menyusui akan berakhir, mengandung lebih banyak kalori dan lebih kental. Meski sedikit berbeda, keduanya memiliki peran yang sama pentingnya dalam memenuhi kebutuhan nutrisi si Kecil.

Namun, ketidakseimbangan foremilk dan hindmilk dapat mengganggu pencernaan dan pertumbuhannya. Ibu bisa berkonsultasi dengan dokter anak dan konselor ASI bila mengalami masalah ketidakseimbangan ini.

Di sisi lain, ada mitos yang masih ada seputar menyusui yakni ibu dengan flat nipple tidak dapat menyusui. Pernyataan ini dapat dipatahkan dengan menggunakan metode AMUBIDA yang merupakan akronim dari Aryola sebagian besar masuk dan bagian atas lebih terlihat dari bagian bawah, Mulut bayi terbuka lebar, Bibir terpuntir keluar dan Dagu bawah menempel ke payudara ibu.

Selama menyusui, ibu perlu tahu pentingnya konsumsi makanan dengan nutrisi seimbang untuk hasil ASI yang maksimal. Ibu harus mencukup gizi dan nutrisi selama kehamilan dan menyusui.

Ibu tetap makan 3 kali sehari yang sesuai dengan panduan piring makan dan ditambah dengan 2 kali makanan selingan yang banyak mengandung protein. Tak lupa minum air sebanyak 2,5-3 liter setiap harinya. Bila kesulitan mendapatkan asupan vitamin dari makanan, ibu dapat mengkonsumsi vitamin tambahan atau suplemen.

Dari sisi alat untuk menunjang menyusui, ibu bisa memanfaatkan alat pumping untuk pemberian ASI yang maksimal. Menyusui secara langsung memiliki banyak manfaat salah satunya membangun bonding antara ibu dan anak. Namun, ada beberapa situasi yang mengharuskan Ibu memompa ASI demi membantu menjaga kelancaran proses menyusui.

Terakhir, gunakan bra menyusui yang nyaman dan berkualitas. Bra khusus menyusui memang terlihat hampir sama dengan bra pada umumnya. Namun, bra menyusui dapat memberikan kenyamanan dan dukungan bagi payudara yang semakin besar dan sensitif selama menyusui.

*Sumber: suara.com

Minggu, 08 Agustus 2021

Tak Perlu Obat, Ini Cara Efektif Hilangkan Batuk Bayi

Minggu, 08 Augustus 2021 18:09:30

Tak Perlu Obat, Ini Cara Efektif Hilangkan Batuk Bayi

 

 

 

 

 

 

 

Cara menghilangkan batuk pada bayi bermacam-macam.Cara menghilangkan batuk pada bayi bisa dengan menghirup uap.

Batuk menjadi reaksi alami tubuh untuk menghilangkan kotoran, virus, atau kuman dari saluran pernapasan. Ketika melihat Si Kecil batuk, orangtua mungkin saja kebingungan apakah harus memberi obat batuk pada bayi atau tidak? 

Tak seperti orang dewasa yang mungkin lebih mudah mengambil keputusan untuk minum obat, nyatanya orangtua tidak dianjurkan memberika obat batuk karena adanya risiko efek samping. Namun, Anda tak perlu khawatir. Selain dengan obat-obatan, terdapat beragam cara menghilangkan batuk pada bayi yang jauh lebih aman. Apa saja?

Cara mengobati batuk pada bayi

Bayi bisa mengalami batuk kering maupun batuk berdahak. Ketika batuk, ia akan menjadi lebih rewel, tidak nafsu makan, dan sulit tidur. Tak hanya itu, batuk pada si Kecil juga bisa disertai gejala lain seperti hidung tersumbat, mata merah, dan demam. Namun, berikut cara mengatasi batuk pada bayi yang bisa Anda coba:

1. Memberi lebih banyak ASI

Salah satu cara sederhana untuk mengatasi batuk pada bayi adalah dengan memberikan ASI lebih banyak. Bayi di bawah usia 6 bulan umumnya masih diberi ASI eksklusif. ASI mengandung zat pembentuk kekebalan tubuh yang bisa memberi perlindungan ekstra terhadap infeksi penyebab batuk. 

Tak hanya itu, ASI juga dapat membantu melegakan tenggorokan dan menenangkan kerewelan Si Kecil. Jadi, ketika ia mengalami batuk, pastikan ibu memberi lebih banyak ASI agar bayi Anda segera pulih. Jika tidak dapat memberikan ASI, Anda dapat memberikan susu formula yang sesuai dengan kebutuhan gizinya.

2. Meneteskan cairan saline

Cairan saline adalah obat tetes hidung yang terbuat dari larutan air garam steril yang bisa didapat di apotek. Cairan ini bisa membantu untuk mengeluarkan lendir di hidung atau tenggorokan bayi. 

Untuk mengatasi batuk pada bayi, Anda hanya perlu meneteskan larutan saline sekitar 2-3 tetes ke rongga hidung si kecil menggunakan pipet. Selanjutnya, bersihkanlah hidung bayi dengan lembut. Namun, sebelum menggunakan cairan saline, pastikan membaca petunjuk penggunaan pada label kemasan agar tidak keliru.

Humidifier dapat membantu menambah kelembapan udara

Melembapkan udara dengan humidifier akan membantu mencegah saluran pernapasan bayi tidak kering

3. Menggunakan humidifier

Menggunakan alat pelembap udara atau humidifier menjadi salah satu cara menghilangkan batuk pada bayi. Menambah kelembapan udara dapat membantu menjaga saluran pernapasan Si Kecil tidak kering dan mengendurkan lendir sehingga mampu meredakan batuk dan hidung tersumbat. 

Di samping itu, Anda juga dapat memandikan bayi dengan air hangat. Hal ini berguna agar uap dari hangat dapat terhirup sehingga membantu mengencerkan dahak dan membuatnya bernapas lega. Akan tetapi, pastikan suhu air tidak terlalu panas.

4. Menggunakan minyak esensial

Minyak esensial, seperti halnya minyak eucalyptus, dipercaya dapat mengatasi batuk dan nyeri otot ketika dioleskan pada kulit atau menyebar ke udara. Anda dapat memijatkannya pada kaki, dada, punggung, atau telapak tangan bayi. Namun, sebelum menggunakan minyak esensial, konsultasikan pada dokter karena tidak semua minyak aman untuk bayi.

5. Memberi madu

Jika bayi telah menginjak usia di atas 1 tahun, Anda bisa memberikannya madu untuk mengatasi batuk yang dialami. Madu merupakan pemanis alami yang dapat membantu meredakan batuk dan sakit tenggorokan. Tak hanya itu, madu juga memiliki sifat antibakteri yang mampu melawan infeksi. 

Anda dapat memberi satu sendok madu untuk bayi atau mencampurnya ke dalam air hangat untuk menenangkan batuknya. Akan tetapi, ingatlah untuk tidak memberi madu apabila bayi berusia di bawah 1 tahun karena berisiko mengalami botulisme. Cukup beri air putih hangat saja.

6. Mengoleskan pasta kunyit

Kunyit telah dipercaya selama berabad-abad untuk mengobati berbagai penyakit, tak terkecuali batuk. Campurkan kunyit dengan air hangat untuk membuat pasta yang halus. Selanjutnya, oleskan campuran tersebut pada dada, dahi, dan telapak kaki bayi. Panas dari kunyit akan membantu melarutkan lendir dan membuatnya lebih mudah untuk keluar. Jika telah selesai, bersihkan kulit Si Kecil menggunakan air hangat.

Penyebab bayi batuk

Penyebab bayi batuk dapat dicermati dari jenis atau gejala batuk yang dialaminya. Pada jenis batuk berdahak, batuk akan terasa di area dada karena merupakan upaya alami untuk mengeluarkan dahak dari paru-paru. Jenis batuk pada bayi ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Batuk berdahak pada bayi yang disertai sesak napas atau mengi dapat menjadi tanda bahwa ia sedang mengalami penyakit saluran pernapasan seperti ISPA, asma hingga pneumonia.

Sementara batuk kering pada bayi merupakan gejala alami untuk menghilangkan rasa gatal atau iritasi tenggorokan. Batuk kering disertai pilek biasanya menjadi gejala flu yang disebabkan oleh infeksi virus atau alergi. Jenis batuk kering tanpa mengeluarkan dahak bisa menjadi tanda bayi menderita flu, ISPA, alergi, batuk rejan hingga croup.

Mencegah batuk pada bayi

Setelah mengetahui penyebab dan cara mengatasinya, akan lebih baik jika Anda menerapkan langkah pencegahan agar bayi tidak mengalami batuk lagi di kemudian hari. Beberapa cara untuk mencegah bayi batuk menurut Organisasi Kesehatan Anak adalah:

- Mengikuti anjuran dokter jika bayi mengalami asma atau alergi

- Menghindari apapun yang bisa menyebabkan bayi batuk seperti asap rokok hingga udara dingin

- Pastikan bayi Anda mendapatkan cukup perlindungan dari virus dan bakteri dengan vaksin 

  • - Jika bayi batuk, tutupi dengan siku bukan dengan tangan dan pastikan Anda mencuci tangan sesering mungkin. [lis]

 

Sehatq.com

Kamis, 05 Agustus 2021

Orangtua Bisa Jadi Sumber Stressor Bagi Anak, Ini yang Bisa Dilakukan!

Kamis, 05 Augustus 2021 17:47:20

Orangtua Bisa Jadi Sumber Stressor Bagi Anak, Ini yang Bisa Dilakukan!

 

 

 

 

 

 

 

Tak hanya orang dewasa, anak juga berpotensi mengalami masalah kesehatan mental di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Dikatakan oleh Dokter Spesialis Anak dr. Marlisye Marpaung, orangtua perlu memerhatikan kesehatan mental anak selama di rumah aja.

“Bukan cuma orangtua ya, anak juga rentan (stres). Seperti takut keluar rumah dan cemas mendengar cerita Covid-19,” ungkapnya dalam acara Zumbathon, beberapa waktu yang lalu.

Orangtua, kata Marpaung, dapat menjadi stressor bagi anak. Diketahui beberapa masalah seperti PHK sampai masalah ekonomi yang dialami orang dewasa, bisa memengaruhi mental anak juga.

Lalu, bagaimana cara mencegah anak agar tidak stres?

Marlisye Marpaung membagikan tipsnya. Pertama, orangtua perlu memberi perhatian kepada anak selama masa pandemi.

"Sebenarnya dengan kondisi ini, ketika orangtua WFH, waktunya jadi lebih banyak. Artinya kita tidak perlu menghabiskan waktu di jalan bahkan di luar rumah,” ungkapnya lebih lanjut.

Kedua, orangtua juga perlu memberikan kesempatan diri untuk berbicara dengan anak. Seperti mendengar keluhannya, pendapatnya, bahkan perasaannya. Jika anak sudah berbicara, lanjut Marpaung, orangtua harus bisa menjadi pendengar yang baik.

“Ya jangan langsung bilang ‘Sok pintar’. Kita terima saja pendapatnya dan kita dengarkan,” katanya.

Ketiga, orangtua juga perlu membagi waktu untuk mendampingi anak. Sebab ini bisa berdampak baik pada perkembangan anak selanjutnya.

Seperti menemani belajar dari rumah. Menurutnya, mendampingi anak di masa pandemi merupakan tantangan yang harus orangtua lakukan.

“Anak yang harus belajar dari rumah menjadi tantangan tersendiri sekaligus orangtua. Karena anak bisa meningkatkan stressor tersendiri, apalagi saat mendengarkan materi. Jadi jangan menambahkan stres pada anak, dampingi mereka,” lanjutnya.

“Anak juga harus berikan kesempatan untuk istirahat dan melakukan apa yang dia senangi,” pungkasnya.

*Sumber: suara.com

Selasa, 03 Agustus 2021

WHO Sebut ASI Jadi Vaksin Pertama Bayi Lawan Segala Infeksi Penyakit

Selasa, 03 Augustus 2021 18:18:39

WHO Sebut ASI Jadi Vaksin Pertama Bayi Lawan Segala Infeksi Penyakit

 

 

 

 

 

 

 

Awal pekan Agustus selalu diperingati sebagai Pekan ASI Sedunia. Perayaan ini menjadi kesempatan bersejarah untuk mengubah cara dunia menghapuskan masalah gizi pada anak.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF menegaskan, menyusui sangat penting untuk mewujudkan komitmen tersebut.

Inisiasi menyusui dalam satu jam pertama kelahiran, diikuti dengan menyusui eksklusif selama enam bulan dan terus  hingga usia anak dua tahun, terbukti secara ilmiah mampu mencegah segala bentuk kekurangan gizi anak, termasuk kurus dan obesitas.

"Menyusui juga bertindak sebagai vaksin pertama bayi, melindungi mereka dari banyak penyakit umum pada masa kanak-kanak," demikian pernyataan tertulis WHO dan UNICEF, dikutip dari situs resmi WHO, Senin (2/7/2021).

WHO mencatat ada kemajuan dalam tingkat menyusui selama empat dekade terakhir. 

Secara global, terjadi peningkatan 50 persen dalam prevalensi pemberian ASI eksklusif. Namun sejak pandemi Covid-19 capaian tersebut kembali turun.

Di banyak negara, pandemi telah menyebabkan banyaknya gangguan dalam layanan dukungan menyusui, sekaligus meningkatkan risiko kerawanan pangan dan malnutrisi.

Beberapa negara juga melaporkan bahwa produsen makanan bayi telah memperparah risiko itu dengan menimbulkan ketakutan yang tidak berdasar bahwa menyusui dapat menularkan Covid-19. Sehingga memasarkan produk mereka sebagai alternatif yang lebih aman untuk menyusui.

"Pada pkan ASI Sedunia tahun ini mengangkat tema 'Lindungi Menyusui: Tanggung Jawab Bersama' menjadi waktu untuk meninjau kembali komitmen yang telah dibuat di awal tahun ini dengan memprioritaskan lingkungan ramah menyusui bagi ibu dan bayi," kata WHO.

UNICEF juga menegaskan agar kondisi pandemi tidak menjadi alasan penurinan prevalensi menyusui ibu pada bayi.

"Kami berkomitmen untuk menyukseskan Tahun Aksi Gizi untuk Pertumbuhan dengan memastikan bahwa hak setiap anak atas makanan bergizi, aman, dan terjangkau, serta gizi yang cukup diwujudkan sejak awal kehidupan, dimulai dengan menyusui," ucapnya.

*Sumber: suara.com

Senin, 02 Agustus 2021

Inilah Manfaat Minum Air Putih setelah Bangun Tidur

Senin, 01 Augustus 2021 18:54:11

Inilah Manfaat Minum Air Putih setelah Bangun Tidur

 

 

 

 

 

 

 

 

Salah satu kebiasaan setelah bangun tidur yang banyak dianjurkan adalah minum air putih. Alasannya adalah karena kebiasaan sederhana ini memiliki segudang manfaat untuk kesehatan. Mau tahu apa saja manfaat minum air putih setelah bangun tidur? Simak penjelasan berikut ini.

Air merupakan zat penting yang menyusun 50% – 60% komposisi tubuh Anda. Di dalam tubuh, air memiliki beragam fungsi, mulai dari melancarkan pencernaan, menjaga keseimbangan suhu tubuh, hingga membantu ginjal untuk membersihkan kotoran dari dalam tubuh.

Inilah Manfaat Minum Air Putih setelah Bangun Tidur. 

Secara umum, seluruh organ tubuh memerlukan air untuk dapat berfungsi dengan baik. Itulah sebabnya, Anda harus mencukupi kebutuhan cairan tubuh dengan banyak minum air putih. Salah satu waktu yang sangat baik untuk minum air putih adalah setelah bangun tidur.

Manfaat Minum Air Putih setelah Bangun Tidur

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kita perlu minum air putih yang cukup agar kebutuhan cairan tubuh terpenuhi dan organ-organ tubuh dapat bekerja dengan baik. Namun sayangnya, banyak orang yang kurang minum air putih.

Penyebab yang paling umum adalah lupa, karena tidak terbiasa, atau terlalu sibuk. Nah, dengan membiasakan minum air putih saat bangun tidur, Anda jadi tidak akan lupa lagi untuk minum di pagi hari.

Selain itu, masih ada banyak manfaat minum air putih setelah bangun tidur bagi kesehatan Anda, di antaranya:

1. Mengeluarkan racun dalam tubuh

Salah satu manfaat minum air putih setelah bangun tidur adalah membantu mengeluarkan racun sisa metabolisme di malam hari dari dalam tubuh. Racun tersebut nantinya akan dikeluarkan melalui urine.

2. Menjaga kesehatan dan kecantikan kulit

Minum air putih setelah bangun tidur dapat membantu menjaga tubuh dan kulit tetap terhidrasi dengan baik. Bahkan, kebiasaan ini diyakini dapat mencegah munculnya jerawat dan menjaga kulit tetap lembap.

3. Mengendalikan keinginan makan

Setelah bangun tidur, Anda mungkin sering merasa lapar. Hal ini wajar, karena lambung Anda berada dalam keadaan kosong sepanjang malam. Meski begitu, rasa lapar ini dapat mendorong Anda untuk makan terlalu banyak saat sarapan.

Nah, konsumsi air putih setelah bangun tidur dapat membantu Anda mengendalikan keinginan untuk makan berlebihan. Ini karena minum air putih bisa mengisi lambung dan meregang dinding lambung, sehingga memberikan efek kenyang.

4. Meningkatkan produktivitas

Minum air putih setelah bangun tidur dapat meningkatkan energi dan membuat tubuh terasa segar. Dengan begitu, Anda bisa lebih produktif. Namun ingat, Anda juga perlu asupan kalori sebagai sumber tenaga, dengan mengonsumsi makanan yang bergizi saat sarapan.

Selain itu, agar tubuh tetap segar sepanjang hari, penuhi kebutuhan cairan tubuh dengan minum air putih minimal 8 gelas sehari. Bila tubuh terhidrasi dengan baik, Anda dapat lebih fokus dan lebih mudah berkonsentrasi, sehingga produktivitas kerja Anda juga akan meningkat.

5. Meningkatkan metabolisme tubuh

Minum air putih setelah bangun tidur juga diklaim mampu meningkatkan metabolisme tubuh dan pembakaran kalori. Beberapa ahli bahkan meyakini bahwa kebiasaan ini dapat membantu menurunkan berat badan.

Jenis-Jenis Air Putih

Agar manfaat minum air putih setelah bangun tidur dapat diperoleh secara maksimal, Anda perlu mengetahui dulu jenis-jenis air minum yang tersedia di pasaran dan perbedaannya:

Air mineral, yaitu air yang didapat dari sumber mata air pegunungan, sehingga kaya akan mineral. Kandungan mineral di dalam air bermanfaat untuk kesehatan, seperti membantu metabolism tubuh, mendukung fungsi ginjal, dan membantu pembentukan sel dan enzim. Air mineral memiliki pH antara 6 – 8,5.

Air demineral, yaitu air yang hampir tidak mengandung mineral karena sudah berkali-kali melewati proses Air putih jenis ini biasanya memiliki pH antara 5 – 7,5.

Air alkali, yaitu jenis air yang telah melalui proses ionisasi atau elektrolisis dan biasanya mengandung pH yang lebih tinggi (8,5 – 9,97).

Minum air mineral secara teratur akan membantu kecukupan mineral dalam tubuh. Untuk itu, pilihlah air mineral yang baik. Salah satunya dengan melihat pemilihan sumber airnya. Air mineral yang berasal dari pegunungan dan terjaga ekosistem alaminya merupakan pilihan yang baik, karena memiliki kandungan mineral alami.

Awali hari Anda dengan minum air putih setelah bangun tidur dengan kandungan mineral sebagai kebiasaan sederhana yang sangat mudah dilakukan, namun memiliki banyak sekali manfaat untuk kesehatan. [lis]

Sumber: alodokter.com