Sabtu, 19 Oktober 2019 17:38:50
Ladies, pernahkan Anda melihat pasangan yang sedang berduaan di sebuah
cafe atau restoran, namun masing-masing dari mereka sibuk melihat ke
layar handphone? Atau bahkan ini sering terjadi dalam kehidupan Anda
sendiri dan pasangan?
Alih-alih menghabiskan waktu berduaan untuk
membicarakan hal-hal berkualitas, Anda dan pasangan malah asik dengan
ponsel masing-masing. Yang satu sibuk scrolling feed Instagram, satu
lagi sibuk dengan game online. Jika sudah begitu, ini pertanda yang
tidak sehat bagi hubungan Anda, Ladies.
Di era digital sekarang,
hal ini memang bukan sesuatu yang mengherankan lagi. Saat ini dunia
digital memainkan peran yang cukup signifikan dalam kehidupan asmara
seseorang. Kehadiran internet dan media sosial bisa mempermudah
seseorang terkoneksi, sebaliknya keduanya juga bisa menimbulkan efek
buruk bagi sebuah hubungan.
Tentu Anda tak ingin hubungan asmara
jadi hambar atau malah berakhir gara-gara kebiasaan Anda main ponsel
kan? Karena itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk mengurangi
risiko buruk yang ditimbulkan dari kebiasaan Anda menghabiskan waktu di
dunia maya. Melansir Time, cara-cara ini dipercaya bisa membuat
kehidupan asmara Anda jauh lebih aman dan juga sehat.
1. Kurangi aktivitas di media sosialBeberapa
ahli percaya, mengurangi aktivitas di internet dan media sosial bisa
membuat hubungan asmara jauh lebih romantis. Bahkan, sebuah penelitian
terbaru yang dipublikasikan dalam Academy of Management Best Paper
Proceedings, menyebut penggunaan teknologi secara konstan bisa
mengganggu kesehatan mental para pasangan.
Penelitian itu
dibuktikan dengan fenomena phubbing (phone snubbing) yang bisa merusak
momen kebersamaan antar pasangan. Bagi kamu yang belum familier,
phubbing adalah sebuah istilah yang mengacu pada tindakan acuh seseorang
dalam sebuah lingkungan karena lebih fokus pada ponselnya, ketimbang
berinteraksi dengan sesamanya.
Istilah ini mulai dikenalkan oleh
agensi periklanan AS, McCann, dan pada 2017 silam sebuah studi menyebut
phubbing menimbulkan depresi pada pasangan yang telah menikah.
2. Bijak saat memamerkan kemesraan di media sosialBelakangan
ini, media sosial jadi ajang pamer kemesraan bagi sebagian pasangan.
Semua dilakukan demi menyabet gelar ‘couple goals’ yang diimpikan semua
orang. Sayangnya, kebiasaan memamerkan hubungan di media sosial bisa
berdampak buruk pada pasangan.
Sebuah studi yang dipublikasikan
dalam Psychology of Popular Media menyebut, memamerkan kemesraan yang
berlebihan di media sosial terkait dengan tingkat kepuasan hubungan yang
lebih rendah.
Sedangkan penelitian lain menemukan fakta yang sebaliknya. Alih-alih
membuat hubungan makin renggang, mengunggah konten hubungan asmara di
media sosial justru bisa meningkatkan perasaan kedekatan dengan
pasangan, menurut hasil studi yang dilakukan pada 2013.
Mungkin
kedua dari teori ini bisa jadi benar, tergantung seberapa porsi kita
dalam 'memamerkan' kemesraan dengan pasangan kepada orang-orang.
Dengan
demikian, kunci dari semua ini adalah bijak dalam mengunggah potret
kemesraan bersama pasangan. “Anda harus cermat memilah konten apa yang
layak untuk diunggah ke media sosial. Jangan membuat pasangan Anda
malu,” kata Robert Weiss, ahli psikoterapis asal California.
3. Buat aturan yang tegas mengenai
Di era digital sekarang ini, mengirim chat dengan pasangan merupakan
elemen penting dalam sebuah hubungan. Kebiasaan mengirim pesan dipercaya
bisa membuat komunikasi tetap berjalan lancar.
Beberapa pasangan
biasanya suka mengirim pesan secara berkala, sedangkan pasangan lain
ada yang mengirim pesan dengan intensitas yang jarang. Menurut Robert
Weiss keduanya tidak masalah selama pasangan menetapkan aturan ini di
awal hubungan.
“Itu tergantung pasangan Anda. Yang paling penting, jangan pernah sampai putus melakukan komunikasi,” lanjut Weiss.
4. Waspada micro-cheating di media sosialMicro-cheating
merupakan fenomena yang paling ditakuti para pasangan di era digital.
Konsultan sekaligus Psikolog asal Australia, Melanie Schilling
mendefinisikan micro-cheating sebagai rangkaian aksi (yang sebetulnya)
kecil, namun sudah cukup mengindikasikan bahwa seseorang sudah terfokus,
baik emosional atau fisik kepada orang lain di luar hubungannya.
Menurut
Dr Martin Graff, psikolog University of South Wales, beberapa tindakan
sepele di media sosial yang sudah dikategorikan sebagai micro-cheating;
seperti mengirim emoji merayu ke orang lain selain pasangan, hingga
memberi like pada unggahan foto atau video.
Untuk meminimalisir
micro-cheating, Robert Weiss menyarankan Anda dan pasangan untuk
melakukan komunikasi terbuka dan pemahaman yang baik soal media sosial.
“Saling
memberi kepercayaan kepada pasangan bisa membantu mengurangi
prasangka-prasangka buruk akan micro-cheating. Pastikan untuk melakukan
komunikasi yang baik jika menemukan gejala-gejala micro-cheating,” tutup
Weiss.
*Sumber: kumparan.com